DARI SEDAYU ~JOGJAKARTA, YANKTIE MENGUCAPKAN SELAMAT MEMBACA CERITA SEDERHANA INI
\~\~\~\~\~
“Iya Wien. Ibu maklum soal kenangan kotor di rumah ini. Kamu boleh keluar dari sini. Nanti ibu bantu jual rumah ini. Uangnya sepenuhnya milikmu dan Awan,” sahut ibu kandungku dengan lembut pada mantan istriku itu.
“Pak Teguh dan bu Iin, saya mohon maaf atas kejadian ini. Tapi saya bersumpah tak akan pernah memaafkan kelakuan Bayu. Buat saya dan istri, anak kami adalah Wiwien bukan dia,” dengan tegas aku dengar ayah kandungku meminta maaf pada kedua mertuaku. Lebih tepatnya sekarang mantan mertuaku.
BAYU END POV
***
WIWIEN POV
“Saya Bayu Indratama dengan kesadaran penuh menjatuhkan talak satu pada kamu Wienarti Susilo. Sejak saat ini saya kembalikan kamu pada kedua orang tuamu,” aku dengar suara Bayu bergetar dan lirih tapi jelas.
Resmi sudah aku menjadi janda secara agama. Kandas sudah rumah tangga yang aku bangun dengan pria masa kecilku. Dia yang selalu memberi kata-kata lembut. Tak pernah bersuara keras apalagi marah.
Kalau saja aku tak mengikuti saran teman dikantorku, mungkin sampai saat ini aku tak mengetahui perselingkuhan suamiku.
Namaku Wienarti biasa dipanggil Wiwien. Kedua orang tuaku memberi nama ketiga buah hatinya dengan awalan WIEN. Kakak perempuanku bernama Wienarsih biasa kami panggil mbak Asih dan adikku Wienarno biasa kami panggil Arno.
Aku ingat saat teman-teman kantor datang menengok Awan. Aku berkeluh kesah, takut meninggalkan anakku ditangan orang yang salah.
“Pasang CCTV. Diam-diam agar kamu bisa memantau semua orang dirumah ini,” seorang teman memberi saran padaku.
Maka sebelum aku mulai masuk kerja aku memasang CCTV di ruang tamu, di kamarku, di dapur dan pastinya di teras dan pintu masuk. Tak ada yang tahu. Mbok Ranti ada dirumah tapi dia tak mengerti apa yang aku pasang. Aku hanya minta ia menyiapkan minum untuk dua orang teknisi yang aku bilang sedang membenarkan jalur listrik rumahku.
Aku juga tak memberitahu Bayu suamiku.
Satu bulan aku lihat kinerja Ririn, pembantu yang khusus mengasuh Awan sangat baik. Dia tak pernah berperilaku mengecewakan. Sampai siang itu saat aku sedang makan siang dikantor, aku melihat Bayu suamiku sedang berpagutan erat dengan Ririn di sofa kami. Semua aku lihat dari layar ponselku.
Saat itu aku merasakan duniaku hancur. Aku bertahan hanya untuk Awan. Aku pulang dengan sangat lemas. ‘Apa yang harus aku tempuh?’ pikirku.
Aku ingat sesudah itu tak ada lagi rekaman kedekatan mereka. Beberapa hari tak aku lihat sekali pun Bayu dan Ririn berdekatan.
Dan sialnya hari Sabtu akhir bulan aku harus lembur untuk menghitung stock gudang. Saat bersamaan ibu meminjam mbok Ranti karena ibu ketempatan arisan lingkungan. Aku memandikan Awan dan memberinya ASI sebelum aku berangkat.
Aku naik motor matic milikku sendiri, bukan milik berdua dengan suamiku. Kuantar dulu simbok ke rumah ibu baru aku kerja. Siang saat istirahat aku terduduk lemas. Suamiku telah berzina. Mereka zina disebelah anakku yang mereka baringkan di sofa. Kali ini mereka tak hanya kissing. Tapi telah melakukan hubungan terlarang yang seharusnya hanya boleh dilakukan sepasang suami istri.
‘Aku harus ambil langkah. Aku tak mau melanjutkan rumah tanggaku lagi. Tapi bagaimana dengan bapak dan ibu? Apa mereka tak akan terluka bila tahu rumah tanggaku kandas?’ sejuta tanya berseliweran dibenakku.
Satu minggu kemudian aku dan Bayu serta Awan main ke rumah Ayah dan ibu mertuaku. Niatnya aku ingin pamit dan mengatakan bahwa Bayu anak mereka sudah selingkuh. Tapi kala itu aku urungkan niatku. Aku tak mau melakukan sendirian di kandangnya Bayu. Bisa-bisa kedua mertuaku tidak terima pengaduanku dan mereka mengusirku tanpa boleh membawa Awan.
Akhirnya aku diam sambil terus memantau kelakuan busuk Ririn dan Bayu dibelakangku. Sampai suatu hari aku melihat Ririn meneteskan obat ke mulut Awan. Aku zoom obat apa yang dia berikan dan aku search apa kandungannya. Melihat obat apa yang Ririn berikan darahku mendidih. Aku sangat marah.
Kalau dia mau ambil Bayu, aku tak keberatan. Seperti yang aku katakan di depan. Sampah itu cocok dengan lalat. Maka aku tak peduli bila Bayu diambilnya. Tapi bila dia melukai Awan aku tak terima. Sejak mengetahui perselingkuhannya, aku sudah tak punya rasa cinta pada Bayu. Kuhapus rasa cintaku untknya dengan susah payah.
Aku segera konsultasi kedokter saat membawa Awan kontrol rutin. Dokter memberiku obat untuk melemahkan obat tidur yang Ririn berikan tapi dia minta agar aku bisa segera menghentikan pemberian obat tidur yang Ririn berikan agar Awan bisa selamat.
Aku segera melaporkan kelakuan Ririn dan sengaja meminta petugas menjemput Ririn saat kedua orang tuaku dan orang tua suamiku ada di rumah. Laporan ke polisi aku sertakan video pemberian obat oleh Ririn juga surat keterangan dari dokter.
Akhirnya, aku memberanikan diri mengungkap kelakuan busuk suamiku sekalian dengan penangkapan Ririn. Kalau tak kulihat perbuatan Ririn pada Awan mungkin aku belum berani mengambil langkah ini. Langkah yang menurutku sangat spektakuler. Suatu langkah yang sangat berani.
“Kamu cepat berkemas Dek,” mbak Asih membuyarkan lamunanku.
Aku sudah meminta tolong mas Slamet kakak iparku untuk membeli banyak kardus rokok dan lakban untuk aku membawa baju dan beberapa barangku dari rumah ini. Termasuk semua isi kamar Awan dan mbok Ranti.
Aku dibantu bapak, mas Slamet, mbok Ranti dam mbak Asih mengemasi barang-barangku. Tak kutoleh lagi Bayu mantan suamiku.
Mas Slamet saat ini sedang mengantar barangku ke rumah ibu dan Bapak. Dia kembali dengan Arno. Nanti Arno akan membawa motorku. Setelah tiga kali balik baru aku siap meninggalkan rumah ini. Awan dan mbok Ranti sudah lebih dulu ikut mobil bapak bersama dua keponakanku. Aku tak ingin Awan terganggu debu saat kami beres-beres rumah.
Ayah dan ibu mertuaku pulang terlebih dulu sebelum aku, mbak Asih dan mas Slamet pulang pergi tanpa pamit pada Bayu yang masih terdiam. Ayah dan ibu mertuaku pun tak pamit pada Bayu. Mereka hanya berpesan agar Bayu segera keluar dari rumah itu karena dia tak ada hak di rumah itu.
“Saya minta kamu segera meninggalkan rumah ini. Karena saya tak rela rumah anak perempuan saya kamu tempati!” itu kata terakhir pak Joko ayah mertuaku sebelum keluar rumah.
Aku menunggu Bayu keluar rumah, karena akan menguncinya. Tadi mas Slamet sudah memasang selot untuk menggembok pintu rumah dari luar. Karena dia tahu aku dan Bayu punya kunci rumah masing-masing. Dia tak ingin Bayu masuk rumah saat aku tak ada. Aku duduk diteras bersama mbak Asih. Menunggu Bayu keluar dan menunggu mas Slamet kembali dari mengantar barangku.
WIEN END POV
\===============================================
SAMBIL NUNGGU YANKTIE UPDATE CERITA INI, KITA MAMPIR KE CERITA MILIK YANKTIE DENGAN JUDUL NOVEL WANT TO MARRY YOU YOK!
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Santi Rizal
menarik ceritanya
2023-03-27
1