DARI SEDAYU ~JOGJAKARTA, YANKTIE MENGUCAPKAN SELAMAT MEMBACA CERITA SEDERHANA INI
\~\~\~\~\~
Dan Ririn sering marah bila aku tak memenuhi keinginannya bercumbu di siang hari. Maka hampir setiap jam makan siang aku gunakan waktu untuk segera tiba di rumah. Agar cepat sampai rumah aku sengaja menggunakan ojek online.
“Astagfirullaaaaaaaaaaaaaah … Bayu!” pekik ayahku. Aku angkat wajahku melihat ayah. Dan aku lihat dilayar laptop Wiwien, aku sedang menghisap puncak gudang ASI milik Ririn dengan lahap persis seperti Awan menghisap botol ASI milik Wiwien.
Aku tak bisa berkata apa pun. Kulihat Ririn tertunduk dan wajah kedua mertuaku pias tak percaya melihat video itu. Di sana ada saat aku dan Ririn bergulat di sofa, di karpet bahkan di meja makan. Memang aku menghujamnya di mana pun aku mau, kecuali di dalam kamar tidurku. Aku tak ingin menggunakan kamar tidurku karena itu adalah wilayah teritori Wiwien permaisuri hatiku. Aku juga tak pernah melakukannya di kamar Ririn.
Aku ingin merasakan sensasi liar yang tak pernah aku reguk dengan Wiwien. Aku ingin puas bermain di mana pun selain dalam kamar. Yang belum aku lakukan dengan Ririn adalah di kamar mandi. Aku sedang menyusun rencana untuk melakukan di sana tapi belum sempat terlaksana, sekarang sudah terbongkar oleh istriku.
“Biadaaab kamu Le,” Iswarni, ibuku geram. Perempuan yang sangat lembut dan aku hormati memakiku karena melihat kelakuan be-jadku di rumah ini. Sudah tak ada muka lagi aku di depan kedua orang tuaku, di depan kedua mertuaku dan di depan kedua kakak iparku.
‘Kapan dia pasang CCTV? Mengapa aku tak pernah tahu?’ batinku dengan kacau. Tak aku sangka Wiwien memendam marah sejak awal. Sejak dua bulan lalu. Aku ingat Ririn bekerja saat usia Awan tiga bulan. Dan aku mulai berhubungan dengan Ririn satu bulan sejak dia bekerja.
“Saya tak ingin ada penjelasan. Saya minta talak saat ini juga dan sampah seperti kamu Rin, silakan kamu ikut dengan lalat seperti Bayu. Karena sampah itu cocok dengan lalat. Kalau kamu perempuan baik, biar dirayu seperti apa pun kamu tak akan mau jadi selingkuhan,” tanpa tangis aku dengar Wiwien memintaku menjatuhkan talak saat ini juga didepan kedua orang tua kami.
Wiwien menggunakan kata ganti saya, bukan aku atau bunda seperti biasa.
Aku tak menyangka kisah cintaku dengan gadis yang teramat sangat aku sayang harus kandas seperti ini. Wiwien adalah cinta pertamaku. Aku sangat bangga bisa mendapatkannya. Mengalahkan para pesaing yang melebihiku baik dari segi wajah mau pun kekayaan.
Dan aku tak percaya, Ririn yang aku kira polos ternyata sangat licik. Dia memberi anakku obat tidur agar dia santai tak repot dengan tingkah lincah Awan. Aku tahu bila terus berlanjut, Awan akan rusak otaknya.
JAHAT dan LICIK! Dan bodohnya aku terjebak olehnya. Perempuan ‘polos’ itu menghancurkan rumah tanggaku.
Aku melihat di video bagaimana dengan santainya Ririn meneteskan obat ke mulut Awan setiap hari. Aku cukup tenang saat tahu Wiwien sudah melakukan tindakan nyata melaporkan Ririn ke polisi dengan surat rekomendasi dari dokter anak yang Wiwien datangi untuk konsultasi.
Aku sangat menyesal karena baru tahu kalau anakku diberi obat seperti itu.
Walau tak romantis, tapi beberapa kali aku menanggapi chat yang dikirim oleh Ririn. Sekarang chat itu di buat screen shoot oleh Wiwien dan aku yakin akan menjadi barang bukti di pengadilan nanti. Sebenarnya tanpa perlu capture chat itu, video dari CCTV saja sudah sangat berat untuk bukti perselingkuhanku.
“Edaaaaaaaaaan kowe Yu. Mulai sekarang kamu bukan anakku. Aku tak mau punya anak sebejad kowe,” teriak ibuku saat melihat pil KB yang selalu aku belikan untuk Ririn.
Dengan adanya pil KB itu sudah jelas aku rutin melakukan zina. Aku tenang saja karena yakin Ririn tak akan menuntut karena dia hamil. Itu perkiran semua yang ada di ruangan itu. Dan memang itu tak salah. Aku tak takut dituntut Ririn dengan pengakuan dia hamil anakku.
“Bayu, saya minta sekarang juga jatuhkan talakmu. Dan besok akan saya urus proses cerai secara resmi,” tanpa menyebut diriku Mas, atau Ayah seperti biasa, aku dengar Wiwien istriku berkata minta segera dijatuhkan talak.
Aku yakin kalau aku menangis darah dan menciumi kakinya tetap tak akan pernah ada iba darinya. Pintu hatinya pasti sudah dia gembok rapat untukku. Tak ada lagi celah untuk aku bisa masuk kesana.
“Seperti tadi istri saya katakan, dia bukan anak kami lagi. Kami menyesal mempunyai anak lelaki yang tak punya moral seperti dirinya. Dan seharusnya kalau dia bukan banci, dia segera menjatuhkan talak yang kamu minta Wien,” ayahku semakin membuat aku terpuruk. Kata-katanya setajam silet. Aku tak bisa lagi menghindar.
“Dan kamu Wien. Kamu anak Ibu, walau bedebah itu sudah menceraikanmu. Rumah ini milikmu. Karena Ibu dan Ayah membelikan untukmu sebagai hadiah ketika kamu hamil. Ini bukan harta gono gini. Yang harta gono gini adalah mobil yang digunakan lelaki itu. Kamu harus minta itu dibagi dua,” seru ibuku lagi.
Habis sudah. Setelah mereka tak mengakuiku sebagai anak, mereka meminta aku menjual mobil dan membagi dua dengan Wiwien dan rumah yang sekarang aku tinggali juga bukan milikku. Lalu habis ini aku tinggal dimana? Sedang semua gaji selama ini aku setor ke rekening Wiwien. Aku hanya memegang secukupnya untuk uang bensin. Karena makan siang aku mendapat jatah free di kantor. Semua itu memang kesepakatan kami sebelum menikah. Bukan kemauan Wiwien.
Sampai saat ini kedua mertuaku masih tak berkata satu kalimat pun. Ini ibarat menunggu gunung meletus sudah siaga satu.
“Cepat!” kata-kata ayah menyadarkanku dari lamunan masa lalu.
Aku tak bisa lagi menghindar lagi. Dengan berat hati aku ucapkan talak bagi Wiwien istri tercintaku.
“Saya Bayu Indratama dengan kesadaran penuh menjatuhkan talak satu pada kamu Wienarti Susilo. Sejak saat ini saya kembalikan kamu pada kedua orang tuamu.”
“Alhamdulillah,” aku dengar kedua orang tua Wienarti dan mbak Asih kakak iparku mengucap syukur. Itu kata-kata pertama mereka setelah mereka melihat kelakuan be-jadku di video CCTV. Mereka bersyukur atas musibah yang aku alami.
Musibah?
Sepertinya kata itu tak tepat untukku. Itu adalah reward yang aku dapatkan dari tindakan spontanku yang tak menggunakan otak. Hanya nafsu binatang yang membuatku melakukan hal itu. Menoreh luka teramat dalam pada hati kekasih hatiku.
“Ayah, Ibu, Wien minta maaf kalau selama menjadi menantu Wien berlaku tidak baik. Mulai hari ini Wien ingin ikut Ibu dan Bapak. Karena rumah ini sudah tak layak untuk Wien tinggali. Rumah yang digunakan zina,” kulihat Wiwien mantan istriku memeluk ibuku. Mereka bertangisan erat. Aku tahu buat ibuku Wiwien adalah putrinya, bukan menantunya.
\==============================================================
SAMBIL NUNGGU YANKTIE UPDATE CERITA INI, KITA MAMPIR KE CERITA YANKTIE YANG LAING DENGAN JUDUL NOVEL BETWEEN QATAR AND JOGJA YOK!
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Rumini Parto Sentono
aku suka karya mu kak author, tokoh nya: tegas ,gak cengeng ,gak tergantung pada suami. Cepat ambil tindakan sat set das des ndang cepet rampung. 😘😘👍👍
2023-03-16
1