Gengsi

Malam yang akan panjang untuk Austin, dia mulai menikmati kebersamaan dengan Alexa. Alexa yang masih terpengaruh oleh alkohol, akhirnya mengikuti permainan Austin.

Keduanya saling memadu kasih, dan Alexa sangat menikmati setiap sentuhan yang Austin berikan.

“Ah, Austin kau jangan terlalu cepat. Perutku sakit," keluh Alexa saat tubuhnya tertindih oleh Austin.

“Oh, maafkan aku!"  ucap Austin seraya menghentikan ayunan panggulnya.

Selang dua jam, permainan panas mereka pun berakhir. Terlihat Alexa sangat kepayahan, dengan ke agresifan Austin.

“Kau, sangat menggoda.” Austin memuji permainan Alexa.  Namun Alexa tidak menanggapi, karena tubuhnya sudah terlalu lemas tak berdaya.

Lalu terdengar bunyi ketukan pintu. “Tok, tok, tok ...”

“Tuan...,"  panggil Wati yang berada di depan pintu kamar.

“Iya, Bi!" 

“ Sop sama buburnya, mau di taruh dimana?” tanya Wati dengan membawa nampan berisi sop dan bubur.

“Tunggu sebentar," sahut Austin  langsung bangun dari tempat tidur. Dia langsung memakai celana boxer, dan menutupi tubuh Alexa dengan selimut tebal.

Austin langsung membuka pintu kamarnya. “Masuk, Bi. Buburnya taruh saja di meja," perintah Austin yang sudah membukakan pintu. Dia  menyuruh Wati masuk ke dalam kamar.

Wati pun masuk kedalam kamar dan berjalan ke arah meja untuk menaruh sop dan bubur. Sesekali dia melirik ke arah Alexa. Bi Wati begitu bahagia melihat Alexa, sudah tidur dengan Austin.

Wati pun bergegas keluar dari kamar, dan Austin langsung menutup pintunya setelah asisten rumah tangganya sudah keluar. Austin langsung berjalan menuju kamar mandi. Dia akan membersihkan diri, kemudian akan menyuapi bubur untuk Alexa.

Selesai mandi Austin langsung membangunkan Alexa untuk makan.

“Bangunlah, aku suapi sop dan bubur ini,” kata Austin.

Alexa pun terbangun dari tidurnya, dia setengah sadar saat Austin membangunkan boleh ngangkat berat kita lagi ngangkat motor standar motor dicopotnya.

“Aku, mau mandi dulu,” kata Alexa yang  langsung bangun menuju kamar mandi, dengan langkah yang masih sempoyongan.

Selang beberapa menit, Alexa keluar dari kamar mandi lalu mendengar ada bunyi telpon milik Austin. Namun Austin tak nampak di dalam kamarnya.

Alexa menghampiri ponsel yang berada di atas meja. Kemudian dia mencoba menjawab, dan mengusap layar ponselnya. 

Alexa ingin menjawab, namun langsung terdengar suara wanita. ”Halo Kak, aku sedang di rumah sakit harapan.”

Alexa sangat terkejut, saat ponselnya langsung di sambar oleh Austin.

“Halo, tunggu sebentar.” Austin langsung menjawab panggilan telepon, dan berbicara menjauh dari Alexa.

Alexa hanya diam mematung, tanpa berbicara sepatah katapun. Austin datang melempar handuk kecil untuk rambut Alexa yang terlihat masih menetes. “Pakailah handuk itu, rambutmu masih basah. Nanti kau akan terpeleset," perintah Austin.

Alexa pun menurut, dia mengambil handuk dan memakaikan di kepalanya.

“Aku, akan keluar sebentar," ucap Austin dengan wajah dingin, setelah menerima telpon dari seorang wanita.

Alexa langsung membuka handuknya, lalu mencari baju tidur. Austin begitu terpana dengan kemolekan tubuh Alexa. Austin terus memandangi tubuh Alexa, saat sang istri sedang memakai baju di hadapan Austin.

Kemudian Austin pun langsung mencari bajunya, Alexa langsung turun ke lantai satu untuk menyiapkan sepatu Austin.

Sebenarnya yang Austin inginkan adalah, agar Alexa mencegahnya pergi. Karena malam ini, dia ingin berdua dengan sang istri yang selama ini pergi meninggalkannya.

Namun karena ke sombongan Austin, dia tidak ingin menunjukkannya dihadapan Alexa.

Tetapi Austin melihat Alexa tidak cemburu sama sekali, saat yang menghubungi dirinya adalah seorang wanita.

Austin begitu sebal dengan sikap Alexa, yang begitu acuh padanya dan tidak ada perasaan cemburu sama sekali.

Austin sangat berharap, Alexa mencegahnya saat akan pergi. Namun lagi-lagi Alexa tidak mengatakan sepatah katapun, untuk mencegah kepergian Austin.

Dan keinginan Austin untuk bermalam bersama Alexa pun hilang, dia menjadi marah dengan sikap acuhnya sang istri.

“Aku tidak pulang malam ini, kau tidur saja. Dan tak usah menungguku.” Raut wajah Austin terlihat kesal,  saat Alexa tidak melarangnya untuk pergi.

Dan hal itu di iyakan oleh Alexa. "Ya sudah, kau pergi saja,” jawabnya dengan santai.

"Alexa, kenapa kau tidak melarang aku pergi? Dan tetap membiarkan aku tetap di sampingmu." Austin berharap dalam hatinya jika Alexa melarangnya pergi.

Lalu Austin pergi dengan wajah yang kesal sambil membanting pintu.

“Nona, ini sop dan buburnya, kata tuan saya disuruh menyuapi non,” kata Wati yang sudah mengambil bubur di atas meja. Karena tadi Austin berpesan kepada bi Wati, agar Alexa menghabiskan buburnya supaya perutnya tidak sakit.

“Taruh saja di situ, Bi!” jawab Alexa dengan raut wajah kekesalan.

“Tapi Non, tadi tuan berpesan--“ ucapan Wati terhenti saat Alexa membentaknya.

“Tuan sudah pergi, dan tidak akan pulang. Sebaiknya bawa sana buburnya, kalau perlu buang saja. Aku tidak selera makan.” Alexa berucap dengan kasar, dan  langsung berjalan menuju tempat tidur.

Wati bingung dengan sikap Alexa yang langsung berubah, biasanya dia selalu bersikap manis dan tersenyum. Hal itu yang di rasakan oleh Wati , perubahan pada sikap Alexa saat ini yang terlihat begitu pemarah.

Alexa yang berwajah cantik dan mempunyai sikap  yang lembut dan  baik, kini berubah menjadi arogan pemarah.

Alexa menuju tempat tidurnya, di sana masih ada aroma badan Austin yang tercium di bantal, yang tadi di tiduri oleh sang suami yang arogan.

Dan dengan cepat Austin pergi meninggalkan Alexa, saat menerima telepon dari seorang wanita.

Alexa sungguh sangat tidak senang, dengan kepergian Austin. Namun dirinya sangat malu untuk mengungkapkan perasaannya dan melarang Austin pergi.

Dia benci Austin pergi meninggalkannya, tapi hatinya tak mampu mencegah Austin untuk tetap tinggal.

Akhirnya dia mencari alkohol terbaik milik Austin, dan mendapatkan dua botol di dalam lemari tempat koleksi minuman beralkohol.

Alexa menuju ke arah balkon rumah, lalu meminum dua botol alkohol sampai habis. Wajahnya menghadap langit, dan memarahi Austin dengan sebutan pria brengsek.

“Pria gak tahu diri, sesudah kau meniduriku kini kau pergi dengan wanita lain. Dasar brengsek!" umpat Alexa sembari melempar botol ke lantai bawah, hingga membuatnya hancur berkeping-keping.

Angin malam membuat kedua mata Alexa mengantuk, kemudian dia tidur di depan balkon dengan berbalut baju tidur.

Pagi pun tiba, Alexa tersadar dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Dia segera memanggil Wati, namun suaranya tak terdengar karena tenggorokannya sakit akibat kebanyakan minum alkohol.

Alexa bangkit dari tempat dia tertidur dan berjalan perlahan keluar dari kamarnya.

Dia mencoba memanggil Wati. "Bi ...." Alexa sudah bersandar di depan pintu. 

Dengan langkah cepat, Wati segera menghampiri Alexa.

 "Bi, bisakah aku meminta tolong padamu,  untuk mengantarkan ke dokter?" pinta Alexa pada Wati yang sudah berdiri di hadapannya. Tangan Alexa terlihat sedang memegang perutnya.

Silakan berikan komentar dan like serta gift jika kamu suka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!