Pertemuan Alexa dan Austin

Hey guys, sebelumnya author harapkan kalian  masukkan ke list favoritmu. Jangan lupa tap like di setiap babnya untuk mendukung karya author.

Happy reading.

Dan kini saatnya, Asep akan memberitahu soal ayah kandung Alexa. Karena selama ini Asep selalu bungkam jika Alexa menanyakan tentang keberadaan sang ayah.

Selang beberapa bulan kemudian, Asep meninggal dunia. Dia menitip pesan pada Alexa, agar menghampiri ayahnya di Jakarta.

Kemudian Alexa mencari alamat Hari Kuncoro melalui media sosial, karena sang ayah sudah sangat terkenal. Akhirnya Alexa menemukan rumah milik keluarga Kuncoro.

Sayangnya kehadiran Alexa tidak di sambut ramah oleh Hari Kuncoro. Dia malu dengan kehadiran Alexa, karena Alexa adalah kesalahan terbesarnya.

Irmayanti murka, dia marah pada Hari yang tidak jujur kepadanya perihal Alexa.

"Jangan salahkan aku, semua salah Jonathan," ucap Hari mencari pembelaan.

"Tapi anakmu sudah terlihat di mata kami. Aku gak mau ada berita tersebar jika kamu mempunyai anak haram." Irma geram dan memandang sinis ke arah Alexa.

"Nyonya, aku juga tidak ingin di lahirkan jika ayahku adalah dia!"  Alexa dengan nada suara meninggi penuh penekanan sambil menunjukkan jari telunjuk ke arah Hari.

"Seandainya kakekku tak meninggal, aku tak sudi menginjakkan kaki di rumah ini. Tetapi ini amanat kakekku, dan aku harus menghampiri ayahku." Alexa menekankan.

"Baiklah, kami akan menerimamu di rumah ini. Tapi jangan harap, kami akan mengakuimu sebagai bagian dari keluarga Kuncoro," kata Hasna, ibu dari Hari Kuncoro.

Alexa tercekat, keluarga Kuncoro tak menginginkannya. Dia berharap akan hidup bahagia bersama ayahnya. Tapi kenyataannya, keluarga sang ayah tak menerima kehadirannya.

"Kau boleh tinggal di rumah ini, dan tidurlah di kamar pembantu," titah Hasna yang langsung meninggalkan Alexa.

Alexa menerima keputusan sang nenek, dia yakin lambat laun pasti keluarga ayahnya akan menerima keberadaannya.

***

Austin ingin mengadakan acara ulang tahun perusahaan nya. Dia langsung menghubungi EO, untuk menyusun acaranya. 

Akhirnya dia memutuskan untuk memakai jasa Kuncoro Group.

Seminggu kemudian, acara berlangsung meriah. Austin pun berdiri di atas podium, untuk memberikan pidatonya. Selain itu, dia mengucapkan terima kasih pada Kuncoro Group yang telah sukses menggelar acara ulang tahun perusahaan miliknya. Austin mengaku di podium hanya sebagai asisten dari pemilik di perusahaannya. Karena Austin tidak ingin jati dirinya di ketahui oleh khalayak umum. Jika dia adalah putra ketiga dari keluarga Purnomo.

Sementara Alexa menghadiri acara ulang tahun itu, bukan sebagai tamu. Melainkan datang sebagai karyawan katring sang ayah, yang bertugas melayani para tamu.

Alexa melihat sang ayah, bersama istri dan anaknya sedang memberi sambutan. Mereka di perkenalkan sebagai keluarga yang harmonis. 

Alexa begitu benci melihat keharmonisan keluarga ayahnya. Dia iri, karena dirinya tidak di akui oleh ayahnya.

Ingin meluapkan kekesalannya, Alexa langsung keluar dari acara pesta. Dia menuju ke arah taman, di luar perusahaan.

Alexa langsung berteriak, di depan taman yang terlihat sepi. Karena semua tamu sudah berkumpul di dalam gedung. Suasana malam, membuat Alexa semakin mengingat sang kakek.

"Kakek, ini gak adil. Kenapa kakek, menyuruhku untuk datang ke tempat ayahku? Mereka jelas-jelas tidak mengakui keberadaan ku!" Alexa berteriak, mengungkap isi hatinya sambil menangis.

"Kau tahu, ayahku sedang asyik memamerkan keharmonisan keluarganya di depan orang-orang. Sedangkan aku, yang kau bilang adalah anaknya tidak di anggap sama sekali. Aku hanya di jadikan pelayan di rumahnya. Kenapa ayah sangat tega padaku? Kenapa harus darahnya yang mengalir di dalam darahku, kenapa bukan orang lain saja. Yang bisa menerima dan menyayangiku. Aku ingin seperti gadis lain, di sayang oleh ayah ..." Alexa terus menangis meraung-raung, dan tak menghiraukan seseorang yang sedari tadi sedang memperhatikannya.

"Kau kenapa, Nona?" Pria di sebelahnya menghampiri Alexa.

"Ka-u, sejak kapan kau disitu?" Alexa malu, melihat seorang laki-laki yang telah mendengar ocehannya. Laki-laki itu sedang bersandar di dinding sambil menghisap sebatang rokok.

"Apa kau sudah mendengar semuanya?" Alexa terlihat gelagapan saat lelaki maskulin itu mendekatinya.

"Iya, dan siapa ayahmu?" Laki-laki itu menatap iba ke arah Alexa.

"Hey, kau jangan mencampuri urusanku. Kembalilah ke pesta, dan habiskan semua makanannya. Agar aku tak perlu repot-repot lagi, untuk membawanya pulang. Karena orang kaya seperti kalian, hanya suka menghamburkan uang," cemooh Alexa lalu dia langsung mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya.

Alexa langsung bergegas pergi meninggalkan Austin.

"Nona..." Austin memanggil dan melihat kepergian Alexa, yang telah memasuki gedung.

Setelah mengungkapkan isi hatinya, Alexa kembali bekerja.

Austin pun masuk mengikuti Alexa, dan dia terus memperhatikan Alexa yang sedang melayani tamu undangan.

Dia begitu terpesona, melihat kemarahan Alexa saat menceritakan tentang keluarganya.

Austin yang tadi menerima telepon, dan berjalan ke arah taman mendapati Alexa yang sedang teriak sambil menangis. 

Austin lalu mencari identitas tentang Alexa, dia pun geram dengan keluarga Alexa yang tidak mengakui keberadaannya.

Itulah yang sekilas Austin dengar, ketika Alexa merutuki keluarganya saat di taman.

Austin mengetahui jika Alexa tinggal di keluarga Kuncoro. Namun, saat dia mengingat jika keluarganya tidak mengakui keberadaan Alexa, Austin semakin penasaran.

Austin terus mencari tahu tentang kegiatan Alexa. Sehari-hari, Alexa hanya bertugas membersihkan rumah keluarga Kuncoro. Dan jika ada acara, maka Alexa di tugaskan untuk membantu melayani tamu saat ada yang menyewa jasa katring Kuncoro Group.

Suatu hari, Austin berencana ingin melamar Alexa. Karena Austin sudah jatuh hati pada Alexa sejak pandangan pertama. Alexa begitu berbeda, dari wanita yang dia kenal selama ini.

Austin meminjamkan uang untuk keluarga Kuncoro, dan membuat perjanjian tentang perjodohan.

Awalnya keluarga Kuncoro menolak, karena putri mereka tidak mau di jodohkan karena telah memiliki kekasih. Dan Asti Kuncoro adalah putri dari Hari dan Irmayanti. Dia tidak mengenal pemilik perusahaan Purnomo.

Hingga membuat Asti sangat menolak keras perjodohan. Asti membayangkan jika CEO yang melamarnya itu memiliki tubuh gemuk dan berusia tua. Dan Asti tidak mau menyia-nyiakan masa mudanya, dengan menikahi seorang yang tidak dia cintai.

"Ayah, aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku cintai." Asti begitu gentar menolak perjodohan yang di lakukan oleh Hari

"Tapi, Asti! Hutang ayah sangat banyak, dan CEO itu menginginkan anak dari ayah untuk di nikahkan padanya." Hari menjelaskan.

"Ayah, bukankah Alexa juga putri ayah?" Asti mempunyai rencana licik.

"Maksudmu?" tanya Irmayanti. "Kau ingin membuka aib ayahmu?" tegas Irmayanti menolak.

"Ma, aku tidak ingin menikah dengan pria yang tidak aku kenal." Asti merengek. "Tak apalah Alexa menikah dengan putra keluarga Purnomo, toh nantinya utang ayah akan lunas juga."

"Baiklah, aku akan menyuruh Alexa untuk menggantikanmu." Hari langsung bergegas menuju kamar Alexa.

Asti menyuruh Alexa, untuk menggantikan perjodohan itu. Dan meminta ayahnya, untuk mengakui Alexa, jika Alexa menerima perjodohan itu.

Hari terpaksa melakukan hal itu, karena sudah terdesak oleh hutangnya pada keluarga Purnomo.

Dan akhirnya Alexa menyetujui permintaan sang ayah. Agar dirinya dapat di akui oleh keluarga Kuncoro.

Silakan like dan komentar jangan lupa berikan gift

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!