Kemesraan

Tiga hari kemudian, Alexa meminta izin kepada Austin untuk pergi ke rumah Jessy.

"Aku mohon, izinkan aku untuk menghadiri acara menggambar di perusahaan temanku!" pinta Alexa sambil memohon di sambungan telepon selulernya.

"Baiklah, kau bisa pergi. Tapi ingat, kau harus kembali ke vilaku. Jangan pernah coba kabur lagi," ucap Austin merasa tak tega dengan sang istri yang terus memohon kepadanya.

"Iya," jawab Alexa dengan wajah berbinar bahagia.

Alexa begitu senang karena Austin mengizinkannya pergi.

“Bi, aku pergi dulu ya!” pamit Alexa pada Wati seseorang asisten pribadi Austin.

“Loh Non, tar Bibi di omelin sama tuan,” teriak Wati yang melarang kepergian Alexa.

Sesampainya di rumah Jessy, Alexa kemudian di make over dengan tatanan rias yang begitu glamour. Tidak terlihat seperti Alexa yang biasanya.

"Beres, kau terlihat sangat cantik," puji Jessy seraya mengedipkan satu matanya.

"Oh, iya. Apakah wajahku tidak seperti Alexa yang pernah kabur saat pernikahan kala itu?"  Alexa memastikan wajahnya di depan cermin.

"Tidak, kau sangat cantik. Pasti wartawan juga tidak akan ada yang mengenali, karena dulu Austin menyebar fotomu yang jadul itu," kata Jessy sambil tertawa saat mengingat wajah Alexa lima tahun lalu.

"Ish, kau mengejekku?" Wajah Alexa kesal sambil mencubit perut Jessy.

"Uda, yuk. Kita jalan!" ajak Jessy.

Mereka telah sampai di acara pertemuan, yang di adakan di Hotel Grand Hayat.

Semua tamu undangan begitu terpukau, dengan penampilan Alexa yang sangat cantik. Kemudian Alexa di tuntun oleh Jessy, menuju meja VIP. Di sana ada pimpinan perusahaan, yang akan di perkenalkan oleh Jessy pada Alexa.

"Selamat malam Tuan Rian, perkenalkan Alexa temanku," sapa Jessy yang memperkenalkan Alexa pada Rian.

"Selamat malam, Alexa." Rian membalas menjabat tangan Alexa. Dia begitu terpesona pada kecantikan Alexa, hingga ada rencana jahat yang kini ada dipikirannya.

Rian tak henti memandang kecantikan wajah Alexa, tanpa dia sadari ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan gerak geriknya.

Acara pun di mulai, dan semua tamu menikmati makan malam. Usai makan malam, para tamu undangan di suguhkan dengan minuman beralkohol.

"Alexa, apa kau biasa meminum ini?" tanya Rian dengan seringai liciknya sambil menggoyangkan gelas berisikan wine di tangannya.

Alexa hanya terdiam, dia berpikir jika selama ini tak pernah minum alkohol. Namun sesaat Alexa meyakinkan Rian, bahwa dirinya sudah terbiasa dengan minuman beralkohol. Karena Alexa tak ingin diremehkan oleh orang-orang yang ada disekitarnya.

Alexa meminum segelas wine yang di tuangkan oleh Rian.

"Apa kau, hanya mampu minum segelas?" Rian dengan wajah mengejek kembali menyodorkan segelas wine kepada Alexa.

"Baiklah, aku akan meminumnya lagi," kata Alexa yang kembali meminum gelas berisi wine pemberian Rian.

Karena perutnya terasa mual, akhirnya Alexa meminta izin pergi ke toilet. Dengan jalan tertatih dan kepala yang terasa berat, Alexa terlihat sempoyongan berjalan menuju toilet. Akhirnya Alexa sampai juga di toilet setelah bersusah-payah berjalan sambil meraba dinding.

"Ish menyebalkan, aku benci datang ke acara ini, membuatku ingin muntah saja." Alexa mengumpat di depan cermin, terlihat wajahnya yang sudah pucat.

"Lex, kamu gak apa-apa?" tanya Jessy panik menghampiri Alexa di toilet.

"Aku, tidak apa-apa," jawab Alexa sambil menahan sakit di perutnya. "Sebaiknya kau kembali ke sana, pasti bosmu akan marah nanti." Tangan Alexa mendorong tubuh Jessy.

Jessy pun keluar dan pergi meninggalkan Alexa yang masih berada di toilet.

Setelah perutnya tidak mual lagi, Alexa langsung keluar dari toilet.

Alangkah terkejutnya Alexa, saat melihat keberadaan Austin di hadapannya.

Penampilannya begitu maskulin, dengan tubuh tinggi besar. Namun wajahnya menunjukkan ekspresi aura mencekam, juga ada gurat kemarahan dari tatapannya.

"Kok, kamu bisa ada di sini?" Alexa terkejut melihat sosok Austin yang begitu dingin, memakai kemeja berbalut jas dengan lengan jas yang di gulung hingga siku.

Austin menjentikkan puntung rokok dengan santai.

"Apa lagi yang akan kau lakukan, kalau aku tak datang? Sesudah menemani orang itu minum, apa kau akan menemaninya tidur?" Austin geram melihat Alexa yang sudah hampir mabuk.

"Mana berani, aku melakukan hal itu!" ucap Alexa dengan raut wajah yang ketakutan.

Kemudian Austin menggendongnya ke kamar mandi, dan mendudukkannya di atas wastafel. Di lihatnya penampilan Alexa yang begitu cantik, dengan kaki jenjang yang putih mulus.

"Menjauhlah, aku gak kuat bau rokok."  Alexa protes sambil mendorong dada Austin.

"Jangan munafik, kenapa kau tidak menolak saat di ajak minum-minuman beralkohol?" Suara Austin meninggi, dan terdengar sangat menakutkan.

Wajah Alexa terlihat berantakan, dengan mata yang sembab karena habis minum alkohol.

Pandangan matanya memelas, memohon pada Austin agar tidak memarahinya. Dan amarah Austin pun telah mereda.

Kemudian Alexa mengambil kesempatan pada Austin untuk bermanja-manja. Dia mengatakan kalau perutnya sakit.

"Sepertinya, maagku kambuh," ujar Alexa sambil memegang perutnya, sembari membaringkan kepalanya di pelukan Austin.

Austin pun menggendong Alexa menuju pintu keluar.

"Kita pulang, kalau lain kali kau minum alkohol akan ku patahkan kakimu." Wajah Austin terlihat emosi sambil menggendong Alexa.

Kali ini Alexa pun menuruti perkataan Austin, kepalanya bersandar di dada Austin dengan rambut panjang tergerai mengenai siku Austin. Lalu Austin menghampiri Jessy yang sedang berdiri di depan pintu resepsionis.

"Alexa tidak biasa minum alkohol, sebaiknya jangan pernah kau ajak dia ke tempat seperti ini," tegur Austin dengan wajah yang datar.

Kemudian Jessy begitu ketakutan, dia tidak sanggup menjawab perkataan Austin hingga dia hanya menganggukkan kepalanya.

Austin membawa Alexa menuju mobilnya, yang sudah terparkir di depan halaman lobby hotel.

"Aduh, perutku sakit." Alexa mengeluhkan sakit pada bagian perutnya. Dia semakin memeluk erat tubuh Austin.

Austin hanya terdiam, dia lekas memasukkan Alexa masuk ke dalam mobil.

"Cepat, Pak! Langsung ke vila Rainbow Garden," titah Austin kepada supirnya.

"Jangan pernah, kau lakukan hal konyol seperti ini!" kata Austin dengan raut wajah yang dingin menatap Alexa.

"Iya.” Alexa menurut dengan yang dikatakan oleh Austin.

Mereka pun sampai di villa milik Austin, dan dia menggendong tubuh Alexa masuk ke dalam vila.

“Tu-tuan...,” sapa Wati yang melihat kedatangan tuannya bersama Alexa.

Austin menggendong Alexa, yang sedang mabuk dan masuk ke dalam vila. Austin menunjukkan wajahnya yang masam pada Wati. Dan Wati yang sedang memasak, terlihat sangat ketakutan. Terakhir Austin pergi dari vila, sempat berpesan agar Wati menjaga Alexa, dan jangan membiarkannya keluyuran keluar rumah. 

Saat melihat kondisi Alexa yang mabuk, Wati sangat takut jika Austin akan menyalahkannya.

“Tu-tuan, maafkan saya. Tadi saya sudah melarang Non Alexa untuk tidak keluar, tapi dia tidak mendengarkan,” lapor Wati pada Austin.

“Tin, wajahmu terlihat seperti menakuti Bi Wati," ujar Alexa yang berada di pelukan Austin.

“Bi, buatkan sup penghilang mabuk dan juga bubur."  Austin memerintahkan pada Wati.

Dan Wati langsung mengerjakan perintah Austin, dia mencari bumbu untuk membuat sup dan juga bubur.

Alexa berbaring di sofa, lalu Austin duduk di sebelah Alexa untuk memijat kepalanya. Biasanya Alexa suka menolak, jika Austin menyentuhnya. Tapi kali ini dia menurut dan diam saja saat Austin menyentuhnya.

Terlihat Alexa mulai memejamkan kedua matanya. Austin mulai mengagumi kecantikan Alexa. Di usap pipi yang putih dan mulus, lalu merapikan anak rambut yang menghalangi keningnya.

“Kau sebenarnya cantik, hanya saja keras kepala dan sombong,“ tutur Austin yang tanpa sadar telah menciumi kening Alexa.

Kemudian Austin menggendong Alexa, menuju tempat tidur. Seketika hasrat kelelakiannya pun tergoda, saat melihat wajah cantik Alexa. Emosinya seketika menggebu, dan ingin memiliki Alexa seutuhnya.

silakan like dan komentar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!