Pernikahan paksa

Pernikahan antara Alexa dan Austin pun dilaksanakan meriah di kapal pesiar. Sudah banyak keluarga yang berkumpul, dari masing-masing kedua belah pihak.

Alexa dijodohkan dengan Putra ke-tiga keluarga Purnomo, yang bernama Austin Purnomo. Austin Purnomo mempunyai sikap dingin, terhadap wanita. Dan menganggap semua wanita yang mendekatinya, hanya ingin mendapatkan hartanya saja.

Sebenarnya perjodohan itu hanya akal-akalan Austin saja. Karena dia sudah jatuh hati pada Alexa sejak mereka bertemu saat acara ulang tahun perusahaan milik keluarga Purnomo, maka Austin membuat rencana yang tak masuk akal. Menjebak Alexa agar mau di jodohkan dengannya.

Asti sangat terkejut saat melihat penampilan putra ketiga keluarga Purnomo. Semua diluar dugaan, ternyata calon suami Alexa sangatlah tampan.

Asti pun memanasi Austin, dengan memberikan kabar jika Alexa menikah karena hartanya. Austin pun percaya dengan bukti yang di tunjukkan oleh Asti. Sebab Alexa adalah anak haram sang ayah, dan ingin menguras harta sang ayah dengan mengancamnya ingin menyebarkan ke publik jika Alexa adalah anak hasil perkosaan sang ayah saat masih muda.

Austin menganggap Alexa pun sama dengan gadis lainnya, yang ingin menikahinya hanya karena uangnya. Semua itu dia dengar dari penuturan Asti.

Hal itu ditepis oleh Alexa, dia begitu marah saat Asti menuduhnya wanita materialistis. Alexa sengaja menerima perjodohan, hanya karena ingin diakui sebagai anak oleh sang ayah.

Merasa dihina di depan Austin dan dipermalukan oleh Asti, Alexa pun melarikan diri dari acara pernikahan. Alexa melompat dari kapal pesiar, dengan tubuh yang membentur badan kapal sehingga sekujur tubuhnya terluka dan mengeluarkan banyak darah. Dan pernikahan yang telah berlangsung pun akhirnya berakhir dengan kepergian Alexa.

5 tahun kemudian

Setelah kepergiannya dari acara pernikahan, Alexa kini berada di kampung tempat dia dibesarkan oleh sang kakek.

Alexa mendapatkan informasi, mengenai kompetisi menggambar.

Sejak kecil, Alexa memang hobi menggambar. Hingga dia bercita-cita ingin menjadi pelukis terkenal. Namun cita-cita itu dia urungkan, karena ketidakmampuan sang kakek membiayai Alexa untuk kuliah.

Kemudian Alexa langsung menghubungi Jessy sahabatnya. Jessy adalah sahabat baiknya sejak duduk di bangku SMA.

Kebetulan kompetisi menggambar, di sponsori oleh perusahaan tempat Jessy bekerja. Jessy mengenal Alexa yang hobi menggambar. Semua karya lukis Alexa sangatlah bagus.

Alexa pun meminta bantuan Jessy untuk menghadiri pertemuan makan malam bersama pimpinan perusahaan yang mengadakan kompetisi.

Kebetulan Jessy merupakan pegawai dari perusahaan yang akan mengadakan kompetisi menggambar.

“Jes, apa kau bisa membantuku?” tanya Alexa yang berada di rumah Jessy.

“Apa yang bisa aku bantu?” tanya Jessy yang sedang duduk di depan layar laptopnya.

“Aku ingin mengikuti acara kompetisi menggambar, namun aku takut pada rumor tentang aku adalah anak haram. Aku tidak akan bisa hadir dengan status itu di keluargaku.” Keluh Alexa tentang statusnya.

Karena saat itu Asti benar-benar membuat pengumuman anak haram tentang Alexa. Hingga media massa membuat berita tentang Alexa hanyalah anak haram dan kabur setelah pernikahannya dengan Austin Purnomo.

“Baiklah aku akan mengatur tentang hal itu, kau tenang saja.”Jessy berucap sambil memeluk Alexa.

Alexa pun pamit pada Jessy, untuk pulang ke rumahnya. Namun saat dia akan masuk ke dalam mobilnya, Alexa bertabrakan dengan seorang pria gagah nan kekar.

“Maaf Tuan, aku tidak sengaja!” ucap Alexa sambil menundukkan kepalanya.

Namun sikap laki-laki itu, sungguh terlihat sangat arogan.

"Hey, apa kau tidak punya mata?" bentak laki-laki yang berada di hadapannya.

"Kau?" Alexa sungguh terkejut saat melihat laki-laki yang berada di hadapannya.

"Ternyata kau, sedang apa kau di sini?" tanya Austin yang merupakan suaminya.

Sebelum kabur dari kapal pesiar, Austin sudah sah menikahi Alexa.

Austin Purnomo tadinya seorang single dan putra ketiga dari keluarga Purnomo. Austin merupakan CEO di perusahaan milik keluarganya. Dia pemegang tunggal kekuasaan seluruh aset keluarganya.

Sudah lima tahun sejak Alexa meninggalkannya tanpa kabar. Austin sungguh sangat merindukan Alexa. Dia merasa bersalah karena telah terhasut kata-kata Asti kala itu. Dan membuat hati Alexa menjadi terluka karena ucapannya.

"Aku--" ucapan Alexa terhenti saat tangan kekar menariknya menuju mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan.

"Hey, mau kau bawa kemana aku?" hardik Alexa yang berusaha melepaskan genggaman tangan Austin.

"Cepat pulang bersamaku, tidak seharusnya kau pergi seenaknya dari acara pernikahan dulu!" Geram Austin yang langsung memasukkan tubuh Alexa ke dalam mobilnya.

"Sial, kenapa aku harus bertemu lagi dengannya," gerutu Alexa sembari mengumpat.

Austin menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena dia harus mengantar Alexa ke vila miliknya. Selanjutnya dia akan pergi untuk menghadiri rapat penting di perusahaannya.

"Bugh!" Tubuh Alexa terlempar di atas tempat tidur.

"Hey, kenapa kau kasar sekali!" umpat Alexa yang merasa kesakitan.

"Diam di situ, dan jangan pernah lagi mencoba kabur dariku!" Teriak Austin yang langsung mengunci pintu kamarnya.

Alexa segera berlari menuju pintu, namun sayangnya langkahnya terlambat. Dia pun terkunci di dalam kamar, dan dia sungguh menyesal bertemu dengan Austin.

Kemudian Alexa mencoba menghubungi Jessy, ingin menanyakan tentang kompetisi menggambar.

"Jes, bagaimana? Apa kau sudah mendapat kabar?" tanya Alexa melalui sambungan telepon selulernya.

"Sudah Lex, kau harus menemui bosku di acara perjamuan makan malam besok," balas Jessy.

"Kapan?" tanya Alexa penasaran.

"Tiga hari lagi, akan ada pertemuan di Hotel Grand Hayat," kata Jessy. "Jam delapan malam," ucapnya penuh penekanan.

"Baiklah, aku akan datang ke sana!" kata Alexa. Kemudian dia langsung memutuskan sambungan telepon selulernya.

Alexa berpikir, tentang cara kabur dari vila milik Austin. Karena besok adalah acara penting baginya. Alexa sangat ingin berkenalan dengan direktur pemilik perusahaan galeri. Karena itu jalan satu-satunya untuk Alexa kembali mengembangkan bakatnya yaitu menggambar.

Selang beberapa jam, Austin pun pulang dari kantornya. Dia langsung menuju kamarnya, untuk menemui Alexa. Dirinya sangat senang saat menemukan Alexa. Karena sudah lima tahun lamanya, Austin terus mencari keberadaan Alexa.

"Ish, memang aku tahanan?" Bentak Alexa.

"Makanlah, aku sudah membelikan makanan untukmu," kata Austin dengan wajah datarnya, sambil membawakan bungkusan berisi makanan.

"Hey, aku sedang bicara denganmu," ucap Alexa sambil mengekori Austin yang nampak dingin saat berhadapan dengannya.

"Duduk dan makanlah," kata Austin seraya menyodorkan sebungkus paket ayam Kentucky kepada Alexa.

Karena perut Alexa sudah lapar, maka dia pun memakannya.

"Aku akan menghadiri kompetisi melukis, dan acaranya tiga hari lagi," kata Alexa

"Lalu?" tanya Austin seraya memicingkan kedua matanya.

"Aku mohon izinkan aku untuk menghadirinya," Pinta Alexa memohon sambil berlutut di kaki Austin.

"Apa kau mencoba kabur dariku?" tanya Austin dengan tatapan curiga.

"Tidak, aku hanya ingin menghadiri kompetisi menggambar. Karena aku sangat ingin membuka galeri lukisan," kata Alexa dengan wajah memelas.

"Terserah!" jawab Austin mengacuhkannya, lalu bergegas pergi meninggalkan kamarnya. "Tapi ingat, kau jangan pernah lagi pergi dariku." Austin mengingatkan Alexa.

"Ish... dasar manusia gunung es." Alexa mengumpat kembali menyantap menu makan malamnya.

Jangan lupa like dan komentarnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!