Pernahkan kalian bertemu dengan laki-laki yang tanpa sengaja selalu ada menolongmu?
Aku pernah, dan laki-laki itu dia.
Dia laki-laki yang selalu ada untukku.
...•••...
Setelah semalaman menghabiskan dua kopi kalengan dan juga satu cup mie instan Mayla tertidur cukup pulas di depan laptop. Kepalanya dia telungkupkan kedepan menindih keyboard, Satu tangannya menggantung ke bawah dan satunya lagi masih setia menggenggam mouse yang masih menyala, sedang ntah dimana alarm ponselnya berbunyi terus menerus.
Selang beberapa jam terdengar bunyi notifikasi masuk ke ponselnya.
Sekitar tiga jam sudah terlewat, sedangkan mayla masih belum bangun bahkan alarm ponselnya sudah berbunyi untuk kesekian kalinya.
"mampus jam berapa ini" ujarnya seketika dia tiba-tiba terbangun, dengan cepat dia mencari ponsel padahal diatas meja belajarnya ada jam dinding yang dia lupakan fungsinya. Karena saking seringnya menggunakan ponsel.
"ASTAGA AKU TERLAMBAT" teriaknya seraya mengambil baju asal dan berlari ke kamar mandi dengan rusuhnya.
DUK!
“aduh”
keluar kamar mandi dia malah tersandung karena lantai yang tak sama kedudukannya. Memilih abai dengan rasa nyeri di kakinya, Mayla fokus menatap jadwal kuliah. sedang tangannya bergantian memasukkan buku-buku sesuai jadwal yang tertera disana.
Sekitar sepuluh menit dia membereskan semua bukunya.
Dia keluar dari kosan mengunci pintu kemudian keluar, dia mulai memesan ojek online. sudah cukup lama dia menunggu tapi ojek online yang dia tunggu belum juga datang, dia sudah gelisah.
"tolong lah, waktu berhenti sejenak atau dosennya ada halangan tiba-tiba juga ngga papa"ujarnya dengan nada penuh frustasi , padanganya tak lepas dari arah gerbang kosan berharap ojek onlinenya cepat tiba.
Karena tak kunjung datang ojek olinenya dia kensel sambil merapalkan kata “maaf ya maaf” terus menerus. dia memutuskan untuk menggunakan angkutan umum walau harus berlari cukup jauh, bahkan dia mengabaikan rasa sakit di kakinya yang mulai begitu terasa.
sepanjang jalan dia terus mengumpat menyalahkan dirinya yang telat bangun padahal alarm di ponselnya sudah berbunyi beberapa kali. hingga dari kejauhan terlihat angkutan umum yang berjalan cukup lamban.
Nampaknya kesialan sedang menghampirinya, angkutan umum yang dia masuki malah diam menunggu penuh banyak penumpang. Sedang di dalamnya hanya ada mayla dan juga seorang ibu-ibu ntah mau kemana.
"semoga aja dosennya bener-bener ada halangan" gumamnya, karena takut dia sampai tak berani melihat grup kelas.
Hingga selang beberapa menit terdengar suara panggilan dari ponselnya.
[calling]
Raksa
"Iya sa, dosennya udah dateng?" jawabnya mencoba mengeluarkan suara yang biasa saja. Padahal kini dia sangat panik, jam masuk kuliah sudah lewat beberapa menit sedangkan dirinya masih cukup jauh.
"dimana?" ujar Raksa.
"di angkot, ojol ngga nyangkut-nyangkut kesel, jadinya naik angkot aja" kata mayla sedikit gelisah.
"posisi kamu dimana?" Tanya Raksa lagi sambil menekankan kata 'dimana'.
“ngga tau tapi aku diangkot udah jalan aga jauh dari kosan" jawab mayla yang merasakan pergerakkan dari angkot itu, ibaratnya kura-kura selamban itu angkotnya berjalan. Namun setelah beberapa detik tak ada jawaban dari Raksa hingga beberapa menit setelah itu terdengar gerasak gerusuk disebrang panggilannya.
"halo, Sa. Raksa. RAKSA MAULANA kamu masih denger aku kan?" teriak Mayla dia merasa khawatir karena dengan tiba-tiba Raksa menghilang tidak jelas tanpa menutup panggilan bahkan dia melupakan fakta bahwa dirinya kini di dalam angkot.
Mencoba abai antensinya dia alihkan pada bapak-bapak yang baru saja masuk sambil membawa ayam jago di gendongannya.
'mau kemana bawa ayam' —batinnya.
Hingga selang beberapa menit angkot berjalan lagi masuklah ibu-ibu sambil membawa barang dagangan. Percakapanpun terjadi dimana tidak sengaja ayam yang dibawa si bapak mematuk barang dagangan si ibu-ibu yang baru saja masuk. Bukannya marah ibu-ibu itu malah tertawa melihat ayam jago yang di gendong si bapak. Kalau Mayla perhatikan rupanya logat dari keduanya pun berbeda Mayla seakan diperkenalkan arti kehidupan ketika dia mulai memberanikan ngekos jauh dari orang tuanya.
Mungkin inilah maksud dari kata berbeda-beda tetatapi tetap satu tujuan. percakapan keduanya melupakan Mayla pada fakta telat hingga angkot berhenti tepat di lampu merah, seorang pengendara motor Aerox menepi dengan tiba-tiba, menghalangi angkot yang Mayla tumpangi berjalan kembali.layangan protes dari sebagian pengendara lain terlihat diabaikan oleh si pengendara motor ,tanpa melepas helm pengendara tadi langsung memasuki angkot.
"ayo" satu kata yang membuat Mayla sadar siapa itu—Raksa. Seakan terhipnotis dengan kata ayo dan sorot tajam laki-laki itu Mayla ikut turun. Tak ada percakapan setelahnya hingga motor Raksa sampe di parkiran kampus.
"udah makan belum" tanya Raksa seraya membuka helmnya. Mayla menggeleng boro-boro makan bahkan hanya untuk meneguk segelas air putih saja dia lupa. ditambah pikirannya masih blank dengan datangnya Raksa yang tiba-tiba tadi.
"yaudah ke kantin ayo, aku juga lapar" ujarnya santai. Mayla masih mematung seakan nyawanya masih tertinggal di angkot.
"MAY UNSENO NGGA BUTUH TUKANG PARKIR" teriak Raksa, teriakan itu seakan menarik kesadaran Mayla yang tertinggal. Seakan Log out dari angkot tiba-tiba.
"SA KITA TELAT MASUK KELASNYA MISS JENIFER" teriak Mayla. Sedang Raksa abai laki-laki Arganta itu masih berdiri tanpa merespon apapun.
"baru sadar rupanya" ujar Raksa setelahnya.
"gimana dong sa, berarti kamu juga dong?" ujar Mayla gelisah, sambil berjalan menghampiri Raksa yang sudah keluar dari kawasan parkir. pandangannya tak sengaja jatuh pada laki-laki yang berjalan terlihat menghampiri keduanya.
"ka Rega" ujar Mayla.
"kalian baru datang?", spontan Raksa menoleh mendapati Rega tengah berdiri tak jauh darinya.
"iya ka kesiangan, ini salah ku" ujar Mayla penuh sesal.
"kemarinkan aku bilang, biar aku yang selesaikan sisanya may" ujar Rega. Sedang Raksa laki-laki itu sudah pergi meninggalkan keduanya.
"aku hanya tidak enak ka" jawabnya.
"kamu udah makan?", Mayla seakan teringat dengan pertanyaan Raksa tadi,
"Raksa dimana?" gumamnya.
"may" ulang Rega.
"iya ka" jawabnya. Belum sempat Rega berujar kembali, seseorang datang menarik atensi keduanya.
"Rega nunggu lama ya tadi", keduanya—Mayla dan Rega— menoleh bersamaan. Disana berdiri Aruna kekasih Rega. Tepat ketika Rega menjawab Mayla langsung pamit meninggalkan keduanya.
Hingga di pertengahan koridor Mayla bertemu dengan Raksa yang tengah berbicara dengan seseorang, terlihat tak asing namun Mayla tak mengetahui laki-laki itu siapa. Memilih abai Mayla memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, karena kelas sudah selesai.
Sesampainya di perpustakaan Mayla berjalan menyusuri setiap Rak disana, hingga pandangannya jatuh pada sebuah buku Novel yang terselip diantara buku study dengan judul —Candala. Dari sinopsis yang dia baca di belakang bukunya, novel itu menceritakan bagaimana si tokoh tetap bertahan hidup meskipun sering di bully dan dikucilkan lingkungan.
Sambil bersender di rak, mayla mulai membuka lembar demi lembar novel itu. sekitar dua jam Mayla habiskan untuk membaca , dia pun memutuskan kembali ke kelas. mengingat sebentar lagi masuk jam kedua.
"may ko kamu ngga masuk tadi?" tanya Arin seraya merajut langkah kearahnya,
"kesiangan kemarin pulang malam, nanti jadi mau kerja kelompok?" tanya Mayla sedikit lesu.
"jadi May, di lobby aja kita, kasihan sama kamu" jawab Resha seraya mengambil duduk di samping Mayla.
"oh iya may, kamu belum cerita sama kita. kenapa kamu bisa kenal sama ka rega?" tanya Arin yang berdiri di sampingnya,
"ayo cerita! kamu belum cerita sama sekali tau kenapa kalian saling kenal" ujar resha penuh antusias.
"Dari mana ya aku mulainya" ujar Mayla, untuk beberapa alasan dia terdiam. mencoba memikirkan jawaban atau alibi yang tepat agar tidak ada lagi pertanyaan yang keluar dari kedua temannya itu,
"Aku dan Ka Rega berteman sejak kecil, kami sudah seperti adik ka—
Namun belum sempat mayla menyelesaikann perkataanya Raksa masuk bersama mahasiswa yang lain.
"tadi kemana?" tanya Raksa sambil menyimpan kresek putih disana. Mayla menoleh sebentar sebelum atensinya teralihkan pada kresek putih yang Raksa simpan didepanya.
"dimakan" ujar Raksa kemudian,
"ini buat ku? Tadi di perpus sa aku" ujar Mayla seraya berbalik, kearah Raksa yang duduk di belakangnya.
Raksa mendengung sebagai respon.
Tak begitu lama dosen pengisi mata kuliah pun masuk semua Mahasiswa disana mulai memperhatikan pemaparan si dosen.
...•••...
Malam menjadi sebagian aktivitas yang di gunakan untuk istirahat, ntah itu menonton atau sekedar berkumpul dengan keluarga, tapi mungkin ada sebagian orang yang masih bekerja malam hari seperti pegawai minimarket misalnya.
Mayla duduk sendirian di depan minimarket arah kosannya sambil memperhatikan semua orang yang berlalu lalang di depan mini market itu, setelah selesai kerja kelompok bersama teman-temannya Mayla memutuskan untuk mampir dulu ke minimarket bermaksud membeli kopi kalengan dengan sisa uangnya.
"cape" ujarnya. Pandangan perempuan itu tak sengaja jatuh pada dua orang yang nampaknya ayah dan anak yang akan memasuki minimarket, keduanya terlihat sangat bahagia.
Mayla terdiam sejenak memperhatikan, sebelum atensinya dia alihkan bersamaan dengan tanganya menarik segel kopi kalengan yang ada di mejanya.
Bekerja sambil kuliah jujur bukan pilihannya kalau Mayla boleh memilih dia lebih baik jadi anak rumahan dibanding anak kos. Iya, Mayla akui dia anak yang manja, sebelum kejadian pahit itu memaksanya untuk berubah. Kebersamaannya bersama ibu dan ayahnya semua tinggal ilusi optik semata yang dia ciptakan sendirian.
Selama hidupnya sebut saja dia tidak pernah mendapatkan masalah, selain ban motor kempes, di keluarkan dari kelas, mendapatkan nilai jelek atau menangis karena diusili. Hingga tepat kelas dua SMA semua itu terjadi. Dalam sekejap semua kebahagiaannya berganti dengan tangis dan kehampaan. masalah mulai menyapa hidupnya, mimpi buruk datang setiap malamnya, ketakutan menjadi udara baginya. Begitulah yang dia rasakan.
"mau kemana takdir membawaku" gumamnya beranjak sambil menggenggam kopi kalengan yang baru saja dia buka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Reniaputri
Cenayang Raksa thor? Atau jodoh?
2025-03-21
0
Mukmini Salasiyanti
aqu suka
aqu suka....
2023-12-15
0
NotH
ternyata gaya bahasa setiap author berbeda beda ya....meskipun begitu tapi tetap, saya masih merasa minder oleh karya saya.
2023-03-21
1