"Riyan?! Apa? Bagaimana?" Guru tersebut kehabisan kata-kata setelah melihat kehadiran Riyan, yang merupakan murid favoritnya sampai ia dinyatakan tewas.
"Aku akan menjelaskan sedikit. Ayo, Riyan," ucap Kamila saat ia memasuki kelas dengan Riyan yang mengekor di belakangnya.
Ketika para siswa di kelas melihat Riyan, mata dan mulut mereka menganga lebar.
Kamila berhenti tepat di pusat kelas dan menghadap pada siswa-siswi yang kini sangat bingung.
"Aku yakin kalian sudah mengenalnya, tapi dia adalah Riyan. Dia dianggap meninggal selama tiga bulan terakhir, tapi dengan keajaiban. Ia berhasil selamat. Masalahnya, Riyan kini menderita Amnesia, jadi dia tidak ingat banyak hal," beritahu Kamila pada seluruh penghuni kelas.
Kelas tenggelam dalam keheningan.
'Wow ... seperti yang diharapkan dari dunia paralel,' batin Riyan.
'Semua orang dari duniaku juga berada di kelas yang sama dengan di sini,' Riyan bergumam pada dirinya sendiri saat ia melirik wajah-wajah yang menurutnya familiar.
Namun, meski Riyan mengenali semua siswa di kelas tersebut. Tak seperti Kamila yang terlihat dan terasa sama persis dari dunianya. Para siswa ini terasa berbeda menurut Riyan, hampir seperti ini adalah pertemuan pertama.
"Serius ...? Riyan masih hidup?" Para siswa akhirnya kembali ke kenyataan dan mulai bergumam satu sama lain. Banyak dari mereka mengungkapkan kegembiraannya setelah melihat wajah Riyan, tapi beberapa nampak cemas karena berbagai alasan.
"Kamu tahu ke mana harus pergi setelah selesai dengan semua kelasmu, bukan?" Kamila bertanya pada Riyan, ia dengan cepat menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, aku akan melihatmu lagi saat itu, pulang dari akademi."
Dan tanpa mengatakan apapun lagi, Kamila berjalan keluar dari kelas.
"..."
Kelas tetap diam bahkan beberapa saat setelah Kamila meninggalkan kelas.
"Maaf, tapi di mana tempat dudukku?" Riyan beralih untuk bertanya kepada guru yang sedang mengajar di kelas itu.
Ia dengan badan yang gemetar menunjuk bangku.
"Terima kasih," ucap Riyan sebelum berjalan ke tempat duduk yang dimaksud.
'Ini juga persis di mana aku duduk di duniaku ... '
"Mari kita lihat ... huh, jadwal pelajaran kali ini jadi berantakan. Aku kehilangan semangat mengajar karenamu. Ya Tuhan, kamu benar-benar dapat kembali, Riyan!?" Guru itu tampak sangat terharu. Bagaimana tidak, murid favoritnya kini berhasil melewati maut.
"Aku mungkin akan menyelesaikan kelas ini lebih cepat ... Riyan ... Apa saja yang kamu ingat?"
Riyan nampak berpikir sejenak sebelum berbicara dengan tenang, "Aku ingat namaku. Aku adalah seorang siswa di akademi ini. Sayangnya hanya sebatas itu, hal yang mampu aku ingat," ucap Riyan.
Guru tersebut lantas memijat keningnya dan geleng-geleng pasrah.
"Aku mengerti ... Baiklah, aku adalah wali kelasmu, Profesor Mina. Aku juga mengajar matematika dan bahasa Inggris. Kamu bisa menghubungiku jika ingin bertanya sesuatu, pelayanan ini berlaku sepanjang waktu. Jadi, tak perlu sungkan."
"Aku mengerti, Senang bertemu denganmu, Bu Mina." Riyan tersenyum.
"..."
Kelas tersebut hening kembali.
"Yah ... adapun, jika kamu memiliki masalah atau pertanyaan, kamu selalu bisa datang kepadaku. Juga, aku tak mengharapkanmu untuk memahami dan mengenal kelas ini karena amnesia. Intinya tak perlu buru-buru.
Jadi kamu tak perlu cemas bila tak bisa mengikuti. Dengarkan dan lakukan saja sebisamu." Mina berbicara kepada Riyan seolah-olah ia adalah siswa baru, yah ... masuk akal, mengingat situasinya.
Mina memulai kelas pertama mereka untuk hari ini sesaat setelah itu, dan itu adalah pelajaran matematika. Ia batal memulangkan siswa di kelasnya.
Namun, tidak ada satupun siswa yang benar-benar memperhatikan, karena mereka terlalu fokus pada Riyan, yang seharusnya sudah meninggal 3 bulan yang lalu. Rasanya mereka berbagi kelas dengan seorang zombie.
Sebenarnya ada satu orang di kelas yang memperhatikan materi yang diberikan Mina.
'Hmm ... aku tidak tahu apa yang kuharapkan, tapi aku sudah tahu materi ini. Ini benar-benar apa yang aku pelajari di dunia lama sebelum dilemparkan ke sini secara paksa,' batin Riyan.
Riyan merasa lega bahwa ia bisa mengikuti kelas. Bahkan jika ia bukan orang asli dunia tersebut. Ia masih akan mengerahkan semua usahanya untuk belajar karena itu satu-satunya hal yang disukainya.
Mina tiba-tiba bertanya, "Riyan, apakah kamu bisa menyelesaikan pertanyaan ini?"
Semua orang di kelas segera menoleh ke arah Riyan secara serempak.
"Ya, aku bisa." Riyan dengan tenang menanggapi.
"Eh? Sungguh?" Mina dan seluruh penghuni kelas tampak sangat terkejut dengan respon dari Riyan untuk beberapa alasan.
"Kalau begitu, apakah kamu bisa maju ke sini dan menyelesaikan soalnya?"
Riyan mengangguk.
Ia berdiri lalu dengan tenang berjalan ke papan tulis, dan segera menjawab pertanyaanya. Riyan menjawabnya dengan mudah, hampir seolah-olah ia sudah menjawab pertanyaan itu untuk sejuta kali.
Riyan meletakkan kembali spidol itu ke tempatnya dan dengan santai berjalan kembali ke tempat duduknya, bahkan tanpa bertanya apakah jawabannya itu benar.
"I-itu benar .... " Mina sedikit tertegun.
Ia beralih untuk melihat Riyan dengan ketidakpercayaan pada tatapannya. Pemuda itu sudah kembali di tempat duduknya.
'Aku hanya menggodanya sedikit, tapi dia benar-benar melakukannya ... apakah dia tiba-tiba menjadi pintar setelah kehilangan ingatannya?' Mina bertanya pada dirinya sendiri.
Meskipun menjadi seorang petarung yang sangat baik dan dihormati oleh banyak orang karena kekuatannya, ada satu fakta dari Riyan asli ... ia tidak memiliki keterampilan akademik yang bagus.
Ini adalah sesuatu yang setiap orang di Akademi tahu. Itulah mengapa Mina dan kelas terkejut bahwa Riyan, yang diduga kehilangan ingatannya bisa menjawab pertanyaan yang sulit.
"Itu benar," ucap Mina setelah bungkam untuk beberapa saat.
Ia selanjutnya mengajar kelas secara normal, merasa sedikit lebih termotivasi dari biasanya untuk beberapa alasan. Yah, pastinya karena Riyan.
Kelas tersebut berakhir setelah 45 menit. Dan Istirahat selama 15 menit untuk mata pelajaran selanjutnya.
Mina meninggalkan kelas dan berjalan lurus ke ruang guru. Ia seketika berseru saat memasuki ruangan, "Semuanya, ada berita penting! Aku punya kabar besar! Riyan masih hidup!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments