Hari ini adalah hari terakhir Edgar memberi Nara kesempatan,setelah merenungi diri beberapa hari belakangan ini Nara akhirnya mantap dengan keputusan terakhirnya.
Nara dan Edgar pun membuat janji,setelah pulang bekerja Nara akan datang ke kantor Edgar.
Edgar sudah menunggu Nara di sofa Lobby.ia sibuk dengan ponsel di tangannya karena mengerjakan beberapa project,Namun sepupu Edgar sekaligus manager datang menghampiri Edgar.
"Ed,,,"Sapa Erick
Edgar hanya melirik sekilas setelah tau siapa yang menegurnya Edgar kembali fokus pada ponselnya.
"Ed,,sedang apa kamu di sini?Tanya Erick sambil duduk di depan Edgar.
"Aku sedang menunggu seseorang".Jawab Edgar
"Siapa?klienmu?"Tanya Erick lagi
Edgar menggeleng,dan ia meletakkan ponselnya di atas meja.
"Oh itu dia orang yang aku tunggu".Tunjuk Edgar
Nara datang diwaktu yang tepat saat Erick bertanya siapa yang sedang Edgar tunggu.Erick melihat seorang wanita muda dan cantik yang datang mendekat ke arah mereka berdua.
"Erick tolong tinggalkan kami sebentar,ada urusan penting yang harus kami bicarakan".Ucap Edgar berbisik.
Dengan wajah bingung dan penasaran Erick pun pergi.Nara sudah berada di depan Edgar dan ia pun segera duduk setelah sebelumnya sudah di persilahkan oleh Edgar.
"Kamu mau minum apa?".Tanya Edgar
"Tidak usah,kita langsung ke intinya aja!!".Ketus Nara
Edgar menghela nafas kasar,kemudian ia menyadarkan dirinya pada sofa dan mengatur posisi duduknya senyaman mungkin.
"Jadi bagaimana?apa keputusanmu?".
Nara sempat terdiam beberapa menit,
Matanya fokus pada pemandangan di luar gedung nafasnya juga terdengar sedikit tak teratur sepertinya Nara sedang memantapkan hatinya untuk menjawab.
Setelah mengumpulkan keberanian Nara menatap wajah Edgar tanpa ragu.
"Aku terima tawaranmu,tapi dengan satu syarat".ucap Nara
Satu alis Edgar naik dan ekspresi wajahnya seperti menebak-nebak apa syarat yang akan Nara berikan padanya.
"Apa syaratnya?".
"Pada resepsi nanti jangan undang kerabat atau temanku,kecuali orang tuaku karena mereka sudah mengetahui kawin kontrak ini.Dan tolong rahasiakan jika ada orang yang mengenalku dan menanyakan status kita apa kamu mengerti?".Ucap Nara panjang lebar.
"Jadi maksudmu aku harus berpura-pura tidak mengenalmu,dan kamu mau aku mengatakan pada mereka kalau aku bukan suamimu jika kita ketahuan bersama".Edgar memastikan lagi maksud ucapan Nara
"Kenapa?kamu keberatan?".
"Tidak sama sekali".Ucap Edgar
"Ya sudah,jadi kapan kamu akan membuat kontrak resminya?".Tanya Nara
"Secepatnya".Jawab Edgar singkat
Setelah Nara mendapatkan persetujuan dari Edgar tentang syaratnya,Suasana menjadi sedikit canggung mereka berdua hanyut dalam pikiran masing-masing.
Rencana pernikahan ini bukan perkara mudah,apalagi mereka berdua terpaksa melakukannya karena ingin mengabdi pada kedua orang tua mereka masing-masing.
Alasan Nara menerima tawaran ini karena ingin membebaskan hutang Ayahnya,sedangkan Edgar untuk memenuhi permintaan Ayahnya Yang saat ini sedang sakit parah.
"Bagaimana keadaan Ayahmu?".Tanya Nara tiba-tiba
"Tidak terlalu baik,,".
Ada rasa penasaran tersendiri di hati Nara,sebab ia belum pernah bertemu dengan sosok Ayah Edgar.Ditambah Nara juga penasaran kenapa dari sekian banyak wanita harus dirinya yang di pilih sebagai istri Edgar?.Jika dipikirkan kembali,benar yang Edgar ucapkan.Ini sangat konyol.
"Hmm,,haruskah aku menemui Ayahmu?".
Edgar sedikit terkejut dengan pertanyaan Nara.
"Kamu ingin menemui Ayahku?".Tanya Edgar sambil menunjuk dirinya sendiri.
Nara mengangguk mantap
"Kamu yakin?".Edgar memastikan lagi
"Memangnya ada yang salah jika aku mau menemui Ayahmu?".Nara sedikit kesal dengan sikap Edgar.
"Bukan begitu maksudku,apa ini tidak terlalu mendadak?".
"Kalau kamu tidak mau mengantarku,aku minta alamat rumah sakitnya nanti aku kesana sendiri aja!".Ucap Nara
"Ya!!Kenapa kamu memaksa sekali ingin bertemu Ayahku!?".Kesal Edgar
"Siapa yang memaksa?aku hanya penasaran saja dengan Ayahmu.Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya".Ucap Nara santai
"Hal apa?".suara Edgar mulai melemah tak seperti tadi.
"Rahasia donk".Ucap Nara meledek
Mendengar jawaban Nara membuat wajah dan telinga Edgar memerah.Walau usianya sudah dewasa namun Edgar kadang merajuk seperti anak kecil.
"Tunggu disini!aku akan mengambil kunci mobil".Ucap Edgar kesal
Edgar pun mengambil kunci mobilnya,sepertinya ia akan mengabulkan permintaan Nara untuk menemui Ayahnya.Nara terkekeh melihat sikap Edgar,sangat mudah untuk membuatnya kesal.
Tidak lama kemudian Edgar pun kembali setelah menenteng kunci mobilnya,Edgar dan Nara pun segera pergi kerumah sakit tempat Ayah Edgar di rawat.
Setelah hampir satu jam akhirnya Edgar dan Nara sampai dirumah sakit .Tanpa basa basi Edgar membawa Nara menyusuri koridor rumah sakit menuju ruangan tempat Ayahnya di rawat.
Sesekali Edgar melirik kebelakang melihat Nara yang berjalan di belakangnya.Jujur Edgar sangat gugup,Edgar memikirkan bagaimana nanti reaksi Ayahnya.Meskipun Ayahnya belum pernah melihat wajah Nara nanti pasti ia akan terkejut saat Edgar memberitahu semuanya.Edgar khawatir dengan kondisi Ayahnya yang akhir-akhir ini kurang baik.
Perasaan Edgar campur aduk saat ini.Edgar datang membawa kabar baik kepada Ayahnya,akhirnya ia akan menikahi wanita pilihan Ayahnya sendiri.Namum di balik itu semua Edgar merasa sangat bersalah karena ini hanya sebuah pernikahan kontrak.Kalau Ayahnya tau pasti Ayahnya akan kecewa dan membenci Edgar seumur hidupnya.Dan satu lagi masalah bagi Edgar yaitu Ibunya yang dari awal menentang keputusan Ayahnya yang ingin Edgar menikah dengan Nara.Apalagi Ayah Nara masih memiliki hutang pada keluarga Edgar.
Benar saja,belum sempat Edgar masuk keruangan Ayahnya,Edgar melihat sang ibu keluar dari pintu.Edgar menghentikan langkahnya dan berbalik badan kearah Nara.Edgar membawa Nara mundur sedikit.
"Ada apa?".Tanya Nara bingung
"Kamu tunggu sebentar disini,aku harus menemui i,,".Edgar tak melanjutkan ucapnya.
"Edgar?".Panggil seseorang
Terlambat sang Ibu sudah mengenali dan melihat Edgar.
Dengan sedikit takut Edgar terpaksa membalikan tubuhnya.
Ibu Edgar memperhatikan Nara.
"Siapa gadis ini?".
"Kita bicara di lain tempat saja Bu,aku akan memberitahu ibu siapa gadis ini".Ucap Edgar
"Oke,kita kekantin rumah sakit saja".Ucap Ibu Edgar datar.
Nara yang masih terlihat kebingungan mengikuti langkah Edgar dan seorang wanita paruh baya menuju kantin.
Sampai di kantin Edgar memesan kopi dan beberapa cemilan,dan tak perlu waktu lama semua pesanan sudah berada di atas meja mereka.
"Jadi kamu adalah Nara?".Tanya Ibu Edgar sambil menyesap kopinya.
"Be,,nar".Ucap Nara gugup
sebelumnya mereka sudah saling mengenalkan diri dan Nara jadi tau jika wanita di hadapannya kini adalah Ibunya Edgar.
Edgar tau jika Nara kini sedang grogi.Edgar melihat kedua tangan Nara sibuk meremas ujung pakaiannya.bahkan Nara tak berani menatap wajah Ibunya karena Ibu Edgar memang menatap Nara sinis.
Edgar sudah paham betul sifat ibunya.Semua orang yang mengenal ibunya akan tau karakter ibunya itu seperti apa,Ibu Edgar sangat tidak suka hal bertele-tele dan juga selalu menilai orang dari kastanya.
"Ibu apa keadaan Ayah sudah membaik?".Edgar mencoba mengalihkan perhatian ibunya yang fokus pada Nara.
Ibu Edgar tak menanggapi pertanyaan anaknya,ia masih menatap Nara tajam.
"Nara bagaimana kabar Ayahmu?".Tanya ibu Edgar Suaranya terdengar semakin sinis.
"Kabar Ayahku baik Nyonya".Jawab Nara masih dengan wajah menunduk.
"Aku sedang berbicara padamu,apa seperti ini caramu menghormati orang tua hmm".Singgung Ibu Edgar karena melihat Nara tertunduk sejak tadi.
Nara langsung mengangkat kepalanya setelah mendengar ucapan calon ibu mertuanya itu.Edgar merasa bersalah karena membawa Nara dalam
Situasi buruk seperti ini.meskipun ini bukan kesalahan Edgar sepenuhnya karena Nara lah yang kekeh ingin menemui Ayahnya di waktu yang tidak tepat.
Ini jugalah salah satu alasan Edgar kenapa tak ingin dekat dengan wanita manapun,Edgar tidak mau wanita yang bersamanya mengalami kesulitan dan sakit hati saat berhadapan dengan Ibunya.
"Maaf kan sa,,ya Nyonya"Ucap Nara tertatih.
Karena sifat angkuhnya Ibu Edgar yang sudah melekat,Ia tak merespon permintaan maaf Nara ia malah memalingkan wajahnya dan melihat kearah putranya.
"Apa yang ingin kamu lakukan di sini Edgar?".Tanya Ibu Edgar pada putranya.
"Aku dan Nara ingin bertemu dengan Ayah Bu".Jawab Edgar
"Sebaiknya kamu kembali kekantor dan selesaikan pekerjaanmu".
"Tapi Bu,,".belum selesai Edgar berbicara ibunya berdiri dan berlalu pergi begitu saja tanpa pamit.
Edgar menghembuskan nafas kasar,Ia tak habis pikir kenapa ibunya tak pernah berubah sama sekali sangat angkuh dan egois.Tapi Edgar juga tak bisa membantah karena semua yang ia punya saat ini masih di kuasai ibunya.dan bagaimanapun wanita itu tetap ibu kandungnya.
Edgar pun langsung melihat Nara.
Edgar berpikir Nara sangat ketakutan karena sejak tadi Ibunya menatap Nara dengan penuh intimidasi.
"Kamu baik-baik saja?".Tanya Edgar khawatir
"Hmm,,".Nara hanya berdehem dan tersenyum tipis walau wajahnya penuh kekhawatiran.
"Apa ibumu tau soal pernikahan kontrak kita?".
"Tidak".
Nara menatap Edgar dengan mata membulat sempurna.Edgar memang tak memberitahu Ibunya soal nikah kontrak dan tidak akan pernah dan Edgar berharap ibunya juga tak pernah tau soal ini.
"Lalu apa yang harus kita katakan nanti tentang rencana pernikahan ini?".Tanya Nara lagi
'Nara benar apa yang harus aku katakan pada ibu ku nanti?aku tau ibuku bukan wanita yang mudah di bohongi.suatu saat ia akan mencari tau semuanya'.Bathin Edgar
Akhirnya Edgar mengurungkan niatnya membawa Nara menemui Ayahnya,Dan untungnya Nara mengerti.
"Aku akan kembali kekantor,kamu mau aku antar kemana?".Tanya Edgar setelah mereka di dalam mobil menuju jalan kembali pulang.
"Aku ingin pergi ke kios ibuku,kamu antar saja aku sampai halte nanti aku naik bis untuk ketempat Ibuku".
"Hmm baiklah"Ucap Edgar
Sesampainya di halte bis Nara sudah siap turun dari mobil Edgar.Namun Edgar menahan Nara sebentar.
"Aku minta maaf atas sikap ibuku tadi".Ucap Edgar dengan rasa bersalah.
"Itu bukan salahmu,untuk apa minta maaf mungkin Ibu mu hanya lelah karena terus merawat dan menjaga Ayahmu sepanjang hari.Aku baik-baik saja jangan khawatir.Ya sudah aku turun dulu dan terima kasih atas tumpangannya".Ucap Nara sambil tersenyum.
"Hati-hati,aku akan mengabarimu lagi saat kontrak pernikahan kita sudah siap".Ucap Edgar
Nara mengangguk sebagai tanda ia mengerti,kemudian Nara segera turun
dan melambaikan tangannya pada Edgar.
Edgar pun segera pergi untuk kembali ke kantornya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments