Bab 2

Hari ini langkah pertama Nara untuk memulai segalanya.dengan memberanikan diri bertemu dengan sosok pria bernama Edgar Jonathan.Jujur Nara sangat khawatir mengingat dirinya tak mengenal siapa Edgar.Namun ibunya meyakinkan Nara sehingga ia bisa sedikit lebih tenang.

Saat ini banyak hal yang ingin Nara tanyakan dan sampaikan pada pria itu.kenapa ia melakukan ini?lalu apa tujuan dan alasannya?Nara di buat bingung sampai ibunya sendiri juga tak mengetahuinya.

Pukul setengah delapan malam,Sudah lebih dari dua puluh menit Nara memandangi wajahnya di depan cermin.mencoba menguatkan dirinya sendiri merenungi segala sesuatu yang akan terjadi padanya.

'Tuhan apa kah ini harus?bagaimana jika aku mengecewakan orang tuaku,terutama ibu.Aku tak bisa,,namun mereka berharap lebih padaku.Aku harus bagaimana'.Ucap Bathin Nara.

Tanpa sadar air mata Nara mulai keluar,namun Nara segera menepisnya.Dengan nafas panjang serta senyuman Nara mencoba memberi semangat lagi pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian Nara mendengar suara ibunya memanggilnya.Nara pun segera keluar menghampiri ibunya.

"Sayang cepatlah seseorang sudah menunggumu".Ibu Nara tersenyum pada Nara.

Nara hanya tersenyum kecil,kemudian Nara memeluk ibunya tanda bahwa ia sudah siap berangkat.Ibunya membalas dengan sedikit tepukan hangat di punggung Nara.Setelah melepas pelukannya Nara pun menghampiri pria yang menyebut dirinya adalah supir pribadi Edgar.

Setelah setengah jam perjalanan Nara pun tiba di tempat,Supir tadi pun meminta Nara untuk duduk dan menunggu sebentar.Jujur hati Nara sangat gugup membuat tangan dan tubuhnya keringat dingin.

Sambil menunggu Nara memainkan ponselnya,namun hatinya terasa sakit saat membuka galery fotonya.Terlihat sosok pria yang saat ini ada dipikiran Nara,ya dia adalah Davin kekasih Nara.Hati Nara lirih melihat pria yang ia cintai dan seketika Nara merindukan Davin.Nara pun segera mengirim pesan untuk Davin.

[Davin kau dimana?apa kita bisa bertemu?aku sedang berada di luar sekarang,,]

Pesan Nara terkirim,Nara berharap Davin segera membalasnya namun saat Nara menunggu seseorang satang dan meminta Nara mengikutinya.Dengan langkah ragu Nara pun mengikutinya.

Nara sampai di sebuah ruangan kemudian ia pun duduk di sebuah sofa dalam ruangan itu.saat Nara masuk ia sudah tau jika ruang ini adalah ruang kerja Edgar Karena namanya sudah terpampang jelas di depan pintu.

Pria yang menyuruh Nara masuk tadi menawarkan minum,namun Nara menolaknya kemudian pria itu pun beranjak pergi keluar.

"Kenapa aku gugup sekali?Ayolah Nara tenangkan dirimu pertemuan ini tak akan lama".Ucap Nara menyemangati dirinya sendiri.

Bola mata Nara menyapu setiap ruangan Edgar mencoba beradaptasi dengan suasana saat ini.Namun pandangan Nara buyar saat pintu terbuka.

Terlihat jelas seorang pria berjalan kearah Nara,Pria dengan pakaian formal.Jujur Nara sempat terpesona dengan kharisma Pria itu.Namun Nara tidak tau siapakah Pria yang sudah mendekat ke arahnya.

Dengan santainya pria itu bejalan kearah meja dan memposisikan dirinya dengan rileks dikursi.Tanpa sadar mata Nara mengikuti setiap pergerakan pria itu.

"Siapa namamu?".Tanya pria itu pada Nara

Dengan cepat Nara menyebutkan namanya,Pria itu hanya membalas Nara dengan anggukan saja.Nara penasaran apa pria ini adalah Edgar?atau bukan?.

"Aku Edgar Jonathan".

Tanpa Nara bertanya Edgar menyebutkan namanya.Spontan mata Nara terbelalak.Namun sedetik kemudian ekspresi wajah Nara juga berubah.Tatapan Nara menjadi tajam,Lalu Nara menyipitkan matanya dengan garang.

"Jadi kau Tuan Edgar,astaga kau pria yang tidak tau malu!".Nara Menunjuk kearah Edgar.

Dilihat dari wajah Edgar,ia sangat kaget dengan sikap Nara yang tiba-tiba berubah.Tapi Nara tak peduli.Nara ingin Edgar juga merasakan kekagetan nya saat Zian dan Revan datang dan memintanya untuk kawin kontrak.

"Oke aku tidak akan membuang waktuku lagi,Aku datang bukan untuk bernegosiasi denganmu.Aku kesini ingin mengatakan bahwa Aku tidak mau menikah denganmu!!!".Nara sedikit berteriak.

"Katakan saja berapa banyak uang yang Ayahku pinjam padamu?Aku akan membayarnya,,,,aku tidak peduli berapa banyak jumlahnya.Aku akan terus bekerja mencari uang untuk melunasinya agar hutang itu segera lunas dan aku tidak perlu menikah denganmu Tuan Edgar!".Nara ngos-ngosan mengatur nafasnya karena emosi sudah menyelimuti hatinya.

Nara merasa puas sudah mengeluarkan unek-unek yang ada di kepalanya.Nara ingin beranjak pergi tanpa ragu.Hati Nara puas tapi ia merasa bersalah juga karena sudah membentak Edgar.

"Pergilah,dan bisa ku pastikan Ayahmu akan mendekam di penjara".Ucap Edgar menghentikan langkah Nara yang sudah ingin keluar ruangannya.

Spontan Nara berbalik dan menatap Edgar yang sudah berdiri sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya.Nara tak mengerti apa maksud Edgar berbicara seperti itu.Tubuh Nara bergetar dan tanpa Nara sadari matanya memerah.

"Pergilah apalagi yang kau tunggu?aku tak butuh dirimu".Ucap Edgar bersmirik.

Mendengar ucapan Edgar Nara kembali menyipitkan kedua matanya membuat dahinya mengerut."Apa maksud ucapan Edgar?".Bathin Nara.

"Oia,,,apa orang tua mu tak memberitahu soal ini".Ucap Edgar lagi sambil melambaikan secarik kertas di tangannya.

Edgar pun melempar kertas itu dan jatuh tepat di atas kaki Nara.

Nara segera meraih kertas itu karena penasaran Nara pun langsung saja membacanya.

Raut wajah Nara yang semula kesal berubah seketika.Ia menggelengkan kepalanya dengan kuat matanya terbuka dan terbelalak.

"Tidak mungkin??!!!".Nara melempar kertas itu kelantai.

Edgar hanya menyeringai dia tidak peduli dengan perasan Nara.

Edgar membuang muka ke arah lain sambil menyilangkan tangan di dada.terlihat sangat angkuh.

Sementara Nara nalarnya masih berpikir keras mencoba mencerna semua isi surat itu.Bagaimana tidak surat itu berisi sebuah perjanjian yang menyatakan bahwa Ayahnya menjadikan dirinya sebagai jaminan hutang.Nara juga tak menyangka Ayahnya meminjam uang dalam jumlah yang sangat banyak.Bahkan di sana tertulis Ayahnya rela jika Nara menjadi milik Edgar seutuhnya apabila Ayahnya tak mampu melunasi hutangnya dalam jangka 5 tahun dan Ayahnya juga Rela di penjara jika Nara menolak pernikahannya.

Nara menganggap Edgar sebagai penipu,Nara percaya Ayahnya pasti di paksa untuk menandatangani surat perjanjian itu.

"Kau pembohong,Ayahku bukan orang seperti itu!Aku sangat tau Ayahku sangat menyayangiku!".Teriak Nara

Edgar yang sejak tadi membuang muka kini menatap Nara dengan tatapan meremehkan.

"Kau tau?Ayahmu lah yang seorang pembohong ini semua karena ulahnya!Ia bukan hanya meminjam uangku tapi juga mencuci otak Ayahku!".Ucap Edgar dengan tatapan sinis ke arah Nara.

"Tutup mulutmu si*lan!!!".Nara kembali berteriak.

karena sifat dewasanya,Edgar tak terpancing amarah.Ia bejalan ke arah jendela dan menatap ke arah luar.Nara bisa mendengar suara hembusan nafas Edgar yang kasar.

"Ayahku sakit parah,saat ini ia sedang mengalami leukimia dan penyakit komplikasi juga.Ayahku sangat menyukai Ayahmu karena Ayahmu adalah salah satu orang kepercayaannya".Edgar memulai ceritanya.

Nara memilih untuk mendengarkan saja.

"Ayahku selalu bercerita tentang semua masalahnya terutama soal diriku,Umurku saat itu 25 tahun.Ia sangat mengkhawatirkanku.Kenapa?karena aku tak tertarik dengan wanita".

Nara sudah berpikir negatif apakah Edgar belok?Itulah yang ada dalam otak Nara.

"Bukan karena aku tidak normal".Sanggah Edgar melihat ekspresi Nara ia sudah bisa menebak pikiran gadis itu.

"Hanya saja aku lebih tertarik dengan karir dan kesuksesan.hingga suatu hari Ayahmu memberikan solusi untuk memperkenalkan mu padaku.Ayahmu menceritakan tentang dirimu dan berhasil membuat Ayahku kagum dan mulai saat itulah Ayahku memberi perlakuan lebih pada Ayahmu".Sambung Edgar

Nara terus saja diam ia harus mendengarkan semua yang Edgar ucapkan.

"Ibuku yang mengetahui itu tidak suka,Ia sangat menentang itu semua jadi perusahaan di ambil alih oleh ibuku karena Ayahku yang mulai sakit-sakitan.Ibuku mendapat laporan jika Ayahmu sering meminjam uang perusahaan dan tak pernah mengembalikannya. Kau bisa lihat jumlah uang di surat itu,Itu sangat lah banyak bukan?".

"Tanpa berpikir panjang ibuku memecat Ayahmu,Dan soal pesangon Ayahmu tetap mendapatkannya tapi Ibuku tidak membebaskan Ayahmu dengan hutangnya.Ibuku meminta Ayahmu mencicilnya tapi kenyataannya ayahmu melarikan diri,,,hingga sampai saat ini Ayahmu belum membayar hutang-hutangnya!!".Tegas Edgar

Edgar menjelaskan segalanya membuat Nara semakin terdiam.Ada rasa bersalah dan malu atas segala perbuatan Ayahnya.Namum Nara tetap tak percaya begitu saja ia masih menganggap Edgar mengarang cerita agar ia bersedia.untuk menikah dengan Edgar.

"Sebenarnya aku ingin melupakan hutang Ayahmu,Namun Ayahku terus saja mendesak ku untuk menikahimu.Bahkan Ayahku tak pernah melihatmu sekalipun konyol bukan?".Ucap Edgar sambil tersenyum tapi terlihat menyebalkan bagi Nara.

"Kau memanfaatkan hutang Ayahku untuk mengikatku!!".Geram Nara

"Ya aku memanfaatkan hutangnya dan akhirnya ia terperangkap.Namun satu hal yang perlu kau tau aku tak pernah membuat surat perjanjian itu Ayahmu lah yang membuatnya sendiri".Ucap Edgar

Nara kembali diam mencerna semua penjelasan yang Edgar ucapkan kemudian Edgar pun kembali menuju bangkunya setelah lama berdiri.

"Pergilah aku lagi berbaik hati,aku akan memberimu waktu 3 hari namun perjanjian itu masih berlaku.Aku tidak peduli jika kau menolak sekalipun tapi Ayahmu harus menepati janjinya".Tekan Edgar

Nara pun keluar dari ruangan Edgar dengan perasaan campur aduk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!