Bab 3

Kepulanganya dari kantor Edgar,Nara memilih tak langsung pulang kerumah Ia mampir di sebuah Cafe untuk menenangkan hatinya.

Nara lebih banyak melamun dengan wajahnya yang terlihat pucat.Tanpa ia menyadari sejak tadi belum memesan apapun.Entah berapa kali pelayan cafe mendatanginya namun Nara hanya membalas pelayan itu agar bisa menunggu sebentar.

Nara melamun ia masih mengingat kata-kata Edgar.Bagaimana itu bisa menjadi alasan?dan mengapa ia tadi hanya diam saja?.begitu banyak pikiran yang berkecamuk di dalam kepala Nara.

Hingga lamunan Nara buyar saat mendengar sebuah ketukan kaca.Nara pun menoleh dan melihat kekasihnya Davin yang sudah datang.Nara melambaikan tangan pada Davin dan memberi kode pada kekasihnya itu untuk masuk kedalam.

Tak lama Davin sudah berada di hadapan Nara,tangan Davin meraih kepala Nara dan mengelusnya lembut.Sangat nyaman,, Nara memang membutuhkan sentuhan ini sekarang.

"Sayang kamu belum memesan apapun?".Tanya Davin saat melihat di meja masih kosong.

Nara menggelengkan kepalanya sambil tersenyum,Nara menggeser badannya dan meminta Davin untuk duduk di sampingnya.Davin pun mulai duduk dan langsung memanggil pelayan untuk memesan menu.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya semua pesanan sudah berada di atas meja mereka berdua.Nara sebenarnya tak merasa lapar sama sekali ia hanya melihat makanan dan minuman dengan pandangan matanya yang nanar.

"Nara ada apa?Apa kamu sakit?".Tanya Davin karena melihat Nara tak seperti biasanya.

Nara menggelengkan kepalanya dan tersenyum paksa kepada Davin.

"Davin,,aku minta maaf".Lirih Nara

Nara bisa melihat reaksi kebingungan Davin karena Nara tiba-tiba minta maaf.

"Maaf kalau aku selalu menyakitimu,aku harap kamu selalu bahagia".Sambung Nara

"Hey,,Nara ada apa denganmu?kamu tidak pernah menyakitiku,tentu aku bahagia karena kamu ada di sini".Ucap Davin.

Tanpa basa basi Nara mendekap tubuh Davin dan air matanya langsung tumpah.Dada Nara terasa sesak bahkan ia kesulitan untuk bernafas.

Davin tentu khawatir dengan keadaan Nara yang menangis di pelukkanya.

"Nara?ada apa?Kamu sedang ada masalah?ceritakan padaku jangan menangis hmm".

Nara hanya menggelengkan kepalanya.

'Tuhan aku harus jawab apa?bagaimana bisa aku menyakiti pria sebaik ini?Davin maafkan aku,,, sungguh aku tak mau seperti ini.Tapi sepertinya aku harus.Berjanjilah kamu akan baik-baik saja untuk saat ini biarkan aku seperti ini.Tunggu sampai waktunya tiba dan aku akan kembali padamu,aku sangat menyayangimu Davin'.Ucap Nara di dalam hatinya.

Karena Nara terus menolak untuk bercerita.Davin pun membiarkan Nara tenang lebih dulu yang,ia akan menunggu sampai kekasihnya itu siap bercerita padanya.

Setelah cukup malam Davin pun mengantar Nara untuk pulang,sepanjang perjalanan hanya kesunyian yang tercipta.Bahkan Nara sudah tiba di depan rumahnya masih diam saja.

"Nara kamu yakin baik-baik saja?".Tanya Davin khawatir

Nara tersenyum kecil"Aku sudah tidak apa-apa,Aku sangat lega bisa bertemu denganmu malam ini".Ucap Nara

Tak ingin Davin curiga dan banyak bertanya lagi Nara segera turun dari motor Davin dan berpamitan untuk masuk kedalam rumahnya.

Davin hanya memandangi Nara sampai menghilang di balik pintu. dengan tanda tanya besar di kepalanya kenapa sikap Nara berbeda hari ini.

******

Pagi ini Nara memilih libur bekerja,walaupun libur bekerja Nara selalu bangun pagi tapi hari ini ia agak kesiangan bangun karena ucapan Edgar semalam sungguh menggangu tidurnya.Semua itu kembali terngiang di telinga Nara.

Ada rasa penasaran dan rasa tak percaya juga.

'Apa yang semua Edgar katakan itu benar?aku harus mencari tau kebenarannya tanpa bertanya pada Ayah.Aku yakin Ayah tak akan mau jujur.Tapi bagaimana cara aku mencari tau dan apa yang harus aku lakukan?'.Bathin Nara

Nara terus berpikir mengingat ia hanya memiliki waktu 3 hari.

Hari susu beranjak siang,seperti biasa Nara selalu sendirian di rumah, Ibunya pasti sudah berangkat pagi-pagi untuk membuka kiosnya.Nara pun bergegas untuk mandi karena hari ini Davin mengajak Nara untuk bertemu lagi.dan Davin sudah menelpon Nara dan akan segera menjemputnya.

Davin dan Nara berencana pergi ke sebuah taman yang memang sering mereka berdua kunjungi saat libur kerja.Setelah menunggu hampir setengah jam Nara mendengar suara motor dan Davin sudah tiba di rumahnya.Nara pun segera menghampiri kekasihnya itu dan tanpa menunggu lama mereka pun segera pergi.

Malam pun tiba setelah hampir setengah harian Nara dan Davin berjalan-jalan menghabiskan waktu berdua.Udara malam ini cukup dingin karena sore tadi sempat turun hujan.

Sambil menikmati udara dan langit yang gelap,mereka berdua meminum kopi instan.Cukup sunyi keadaan taman saat ini karena tak terlalu banyak pengunjung yang datang.

"Davin,,,".Ucap Nara memecah keheningan.

"hmmmm"Jawab Davin tersenyum

"Berjanjilah sesuatu padaku".Lirih Nara

Davin menatap ke arah Nara sambil meneguk kopinya.

"Kamu akan menungguku dan kembali padaku apapun yang terjadi".Lanjut Nara lagi

Mendengar ucapan Nara,Davin mengangkat kedua alisnya .Nara hanya membalas dengan senyum indahnya.dan kemudian Nara menghela nafasnya.

"Aku tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya,namun satu hal yang perlu kamu tahu.Aku tidak ingin kehilanganmu,ada banyak rencana Tuhan yang tidak kita ketahui mungkin hal yang tak pernah kita pikirkan sekali akan terjadi".Nara berucap sambil matanya memandang lurus kedepan.

"Aku tau saat-saat sulit itu pasti datang,maka itu tolong bertahan lah dan janji akan menungguku".Sambung Nara lagi.

Nara tau Davin pasti bingung dengan ucapannya,tapi Nara tak bisa memberitahu semuanya.Nara tak ingin membuat kekasihnya itu sakit hati.Karena menyembunyikan masalah ini dari Davin adalah rencana pertama Nara.

Davin memegang kedua tangan Nara,dan mengarahkan wajah Nara tepat menatapnya.

"Aku tak tau apa yang sedang kamu pikirkan?dan apa masalah yang sedang kamu hadapi,tapi aku tau kamu sedang tidak baik-baik saja".Ucap Davin dengan tatapan mata sendunya.

"Nara mungkin saat ini kamu tidak mau menceritakannya padaku,tapi aku mohon jangan biarkan dirimu kesulitan sendiri,aku tak mau kamu menderita jadi ceritakan semua padaku kapanpun kamu siap,karena aku akan membantumu".Ucap Davin tersenyum hangat.

Nara sedikit terkejut dengan ucapan Davin.

'Bagaimana Davin bisa tau perasaanku saat ini?bagaimana ia tau aku sedang dalam masalah?apa ini yang di namakan firasat seseorang  yang saling menyayangi'.Bathin Nara

"Dan aku akan berjanji seperti yang kamu minta,apapun yang terjadi aku akan selalu ada disampingmu ,aku akan selalu menunggumu meskipun kenyataan pahit sekalipun aku janji".ucap Davin

Jantung Nara berdetak kencang,namun ada rasa sesak di dalamnya.Ucapan Davin barusan membuatnya sakit bahkan Nara tak sanggup menatap mata kekasihnya itu.Nara ingin sekali menangis namun ia tahan karena tak ingin membuat Davin khawatir.

'Davin maafkan aku,terima kasih sudah mau berjanji padaku'.Suara hati Nara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!