Arc 1 Menyelamatkan Riel

Burung-burung bertengger di atas pohon. Kucing mengejar tikus berhenti sejenak. Seluruh budak terdiam mematung. Lord ditemani dua pengawal setianya memandang seksama. Semua perhatian terfokus kepada seorang budak yang menantang Prajurit terlatih kerajaan Hervarar.

“Prajurit Gallam aku mohon dengan penuh hormat,” ucap Daedalus. “adikku baru saja beranjak remaja, baru memulai masa keremajaannya. Kumohon, jangan dia.”

Prajurit Gallam meregangkan tubuh, mata sipitnya semakin sipit menandakan dia tak peduli. “Semua itu keputusan Lord. Aku adalah pion yang menjalankan perintah beliau.”

Daedalus memindahkan perhatiannya kepada Lord Puqress. “Kumohon, Lord.” Dia memelas. “Riel, adikku, masih terlalu muda, masih terlalu belia untuk melakukan hubungan ‘itu’. Aku rela melakukan apa saja jika Anda mengubah keputusan Anda, Lord.”

Lord Puqress terkekeh dan menepuk-nepuk tangannya. “Hehe, hehe, Lord kalian suka ini.” Dia menunjuk Gallam dan Daedalus. “Keputusan ada ditangan kalian, siapa yang memenangkan pertarungan tangan kosong satu lawan satu. Pria dengan pria, akan mendapatkan apa yang dia inginkan!”

“Baik, Lord.” Gallam memberikan pedangnya ke prajurit lain. Dia menyiapkan kuda-kuda. “Ayo, budak, akan kuperlihatkan alasan kau layak dipanggil budak.”

Daedalus mempersiapkan diri. Apabila dia memenangkan duel ini, maka dia akan meminta Riel untuk tak dijadikan hadiah bagi Lord. Dia akan memenangkan duel ini. Dia harus.

Daedalus menyerang duluan, pukulannya lebar namun terasa kuat. Gallam tahu jika pukulan itu mengenainya, maka dia mungkin saja akan tumbang. Tapi pukulan tak berpengalaman Daedalus yang lebar dihindari Gallam dengan mudah. Gallam menunduk, lalu segera melayangkan tinjuan ke perut. Daedalus berlutut kesakitan.

“Ayo, budak! Memohonlah dan katakanlah bahwa adikmu terlalu muda, terlalu belia, terlalu dini atau apalah itu!” ejek Gallam. “Lihatlah budak tak tahu malu sepertimu yang hanya bisa memohon dan memohon. Itulah kenapa kau pantas disebut budak.”

Daedalus merasakan perutnya menahan napas tak dapat keluar, tapi dia terus bangkit dan dia akan memenangkan duel ini. Gallam mencengkram kepala botak Daedalus dan menghempaskannya ke tanah, turut menghempaskan harapan Daedalus untuk memenangkan duel.

“Kau punya adik?” erang Daedalus mencoba berbicara di posisi seperti itu.

“Punya, adikku cantik bak seorang putri bangsawan dan bersikap selayaknya bagaimana putri bangsawan bersikap.”

“Kalau begitu kau tahu perasaan menjadi abang, perasaan melindungi adikmu dari kehilangan harga dirinya.” Daedalus merasakan kepalanya semakin ditekan ke lantai jalan, dia mulai merasakan nyeri.

“Lancang sekali mulutmu menyamakan adikku yang seorang manusia dengan adikmu yang seorang budak!” Gallam berbisik di telinga Daedalus. “Kau bahkan tak ada bedanya dengan binatang.”

“Aku manusia sama sepertimu!” Emosi Daedalus bergejolak. Dia memberontak bangkit dan berhasil mendorong Gallam menjauh. Dia kembali berdiri. “Aku juga punya hak seperti kalian!”

Gallam tertawa. “Kau tuli atau bodoh? Kau itu budak. B-u-d-a-k. Kau tidak mempunyai keistimewaan hak itu, ah dasar. Kau harusnya merasa bersyukur Prajurit sepertiku mau berbicara pada budak sepertimu.”

Kali ini Gallam yang maju duluan. Dia melempar pukulan kecil, Daedalus bergerak lebar menghindarinya. Pukulan kecil itu adalah pukulan tipuan, yang kemudian dilanjutkan dengan pukulan sebenarnya dan mendarat tepat di dagu Daedalus. Menampakkan sebuah perbedaan pengalaman. Daedalus terhempas ke tanah.

“Kau akan mati! Mati!” Gallam menginjak-injak Daedalus tanpa henti.

Seorang anak kecil berteriak kencang. “Hentikan!” Yang berteriak adalah Riel, dia kini telah berada di sisi Lord Puqress. Ayah, Ibu dan abangnya Tael tersedu melihatnya. “Lordku, kumohon ampuni abangku, kasihani dia. Aku bersedia menjadi ‘hadiahmu’ wahai Lordku.”

Lord Puqress mendekatkan wajahnya pelan-pelan. “Buktikan, beri aku ciuman.”

“J-jangan ...,” ringis Daedalus dalam keadaan wajahnya berlumur darah.

Riel awalnya ragu tapi dia menengok keadaan Daedalus dan dia memutuskan untuk mencium Lord Puqress. Lord Puqress terperanjat girang dan menggendong Riel tinggi-tinggi.

“Prajurit! Biarkan budak itu hidup!” titah Lord Puqress. Dia melempar-lempar Riel ke udara. Riel menutup mata, menahan rasa takut dan malu. “Haha, ini mungkin hadiah ulang tahun terbaikku!”

Lord Puqress dan dua pengawal setianya; Rouf dan Touf, pergi meninggalkan area membawa Riel. Sementara itu Gallam membereskan dirinya dan juga meninggalkan tempat tersebut bersama prajurit lain dan membawa sisa hadiah , meninggalkan Daedalus yang terluka di lantai jalan.

“Dasar sampah!” maki Gallam sebelum pergi.

Tael datang membantu Daedalus berdiri. Daedalus memperhatikan seluruh budak yang menatapnya kasihan. Dia memperhatikan ayahnya dan ibunya berpelukan menahan sedih. Dia juga memperhatikan Lupan dan Yvonne yang bertakdir sama seperti dirinya. Dia melihat mereka semua menangis.

“Sampai kapan kita akan diperlakukan seperti ini!” seru Daedalus. Dia muak, dia ingin perubahan. “Kalian bersedih, kalian mengeluarkan air mata, kalian memaki mereka dalam hati, diri kalian begitu ingin perubahan. Tapi kalian bahkan tidak mencoba melawan!”

“Kau melawan dan lihat dirimu, Daedalus!” Lupan membalas. Anaknya juga menjadi hadiah bagi Lord Puqress. “Jangan kau pikir hanya kau saja yang merasa kehilangan dan menderita.”

“Makanya melawan!” balas Daedalus lagi.

Tapi kali ini Lupan tidak membalas, dia memilih untuk tidak membuang waktunya. Lupan membalikkan badan dan membawa sisa anggota keluarganya yang masih tersisa untuk melanjutkan pekerjaan mereka sebagai budak. Yvonne juga berangsut-angsut pergi dengan lemah diikuti oleh seluruh budak yang lain termasuk ayah dan ibunya. Terakhir Tael menepuk-nepuk pundaknya sebelum kembali masuk ke Istal mengikuti ayah dan ibunya.

Sekarang tersisa Daedalus seorang diri termenung. Dulu semasa kecil, semasa dia masih bisa berlari kesana-kemari memutari Kota Libbam. Dia sering singgah ke Kedai Minum dan mendengar kisah-kisah pahlawan dari pemabuk disana.

Dikisahkan pahlawan tersebut adalah sosok gagah yang perkasa yang melindungi adiknya, ibunya, bahkan istrinya dari kekuatan iblis yang mengintai di balik gelap malam. Tapi itu adalah kisah pahlawan yang dia dengar. Itu bukan kisah seorang budak seperti dirinya. Mengingat kata budak, Daedalus menggumam. Apakah dia akan tetap menjadi seorang budak sampai dia mati?

“Bangkitlah, nak.” Sebuah suara mengambil perhatiannya. Lapangan telah kosong dan tersisa Daedalus dan seorang pria paruh baya, sebaya ayahnya namun tampak lesu dan pucat. “Aku bisa menolongmu.”

“Kau siapa?” tanya Daedalus bingung.

Pria itu walau sebaya ayah Daedalus, namun rambut dan janggutnya yang lebat telah memutih. Daedalus yakin pria itu melemparkan senyuman dari balik janggutnya. “Aku teman, rekan, dan penyelamat yang akan menolongmu menyelamatkan adikmu dari tangan tirani.”

Daedalus ragu melihat penampilan pria tersebut. Tapi keraguan Daedalus segera terbayarkan saat pria itu mengeluarkan sebuah permata merah cantik dan berbuat sesuatu yang menakjubkan.

“Ini adalah Permata Delima yang menyimpan iblis di dalamnya,” kata pria tua itu. Dia menggenggam Permata tersebut dan memejamkan mata sekejap. Sedetik kemudian, api merah membara menyelimuti dirinya dari ujung kaki hingga ujung rambut. “dan aku akan membantumu mengalahkan tirani dengan kekuatan ini, Daedalus.”

Itu menakjubkan bagi Daedalus, sosok di depannya memiliki kekuatan yang sama dengan Rouf dan Touf. “Apa aku benar-benar bisa?”

Pria itu diam sekejap sebelum berbicara. “Tirani akan hancur di tangan kita berdua, Daedalus. Kau dan aku, bersama, kita akan menjadi pahlawan yang akan dinyanyikan kisahnya hingga seribu tahun ke depan.”

Pertemuan itu adalah pertemuan penuh takdir yang mengubah kehidupan Daedalus ke depannya. Pertemuan yang memulai kisah tragis dipenuhi kematian dan pengorbanan serta awal dimulainya Perang Pengendali Iblis yang akan menceritakan Legenda dari seorang Pengendali Iblis terkuat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!