Dria membereskan mejanya, saatnya istirahat. Setelah dua bulan berlalu, Dria mulai bisa bekerja tanpa terpengaruh dengan perilaku Tuan Muda, dia telah menyimpan rapih di sudut hatinya harapan diperlakukan sebagai adik. Sejujurnya dia sedih dan kecewa, tapi apa haknya meminta Sandro untuk berubah?
Dria hanya berusaha berlapang dada, dia hanya akan melewati fase ini beberapa waktu, setelahnya dia akan pamit pada Tuan Besar Harlandy untuk pulang ke kota S. Amanah sudah dia jalankan dan hidupnya akan kembali menjadi miliknya.
Hanya ada satu pertanyaan yang masih mengulik dalam hati, mengapa kak Sandro menolak kehadirannya dan memusuhi dirinya? Walau sekarang tidak tampak lagi ekspresi yang menakutkan di wajah tampan itu, tapi kak Sandronya begitu beku terhadapnya.
Tapi ada sesuatu yang menghibur di sini, hubungan Dria dengan teman kerjanya menjadi semakin baik dan akrab, walau semuanya laki-laki, dan walapun mereka tetap memposisikan dirinya sebagai Nona Muda, dengan menyematkan kata Non di depan namanya.
Biarlah Tuan Muda Sandro Kristoffer Darwis tetap menjadi bayangan tapi tidak dapat menghantui dirinya sekarang, dan para lelaki yang dijuluki Elite Man Squad di kantor ini adalah wujud nyata bahwa sosialisasi yang menyenangkan dimungkinkan di lantai termulia gedung yang menjadi jantung kerajaan bisnis keluarga Darwis.
Barry mendekati Sandriana. Sejak Dria datang, pembawaan riangnya memberi pengaruh signifikan terhadap atmosfir di sini.
“Dria… Katanya ingin makan siang bersama kita... Sekarang saja?”
“Boleh… di kantin karyawan kan? Aku penasaran seperti apa tempat makan kalian… Aku juga bosan makan sendirian.”
“Pak Timo pasti sudah menyiapkan makan siang untuk Non Dria…”
Delfris staff yang lain menimpali dari mejanya.
“Sebentar… aku beritahu pak Timo…”
Dria mengetik niatannya di aplikasi hijau gawainya. Dua bulan sudah dia bersikap patuh dia dilayani sebagai putri, makan siang istimewa di ruangan istirahat mereka masih di lantai ini, dia tahu itu perintah Tuan Besar Harlandy. Tapi Dria butuh berasimilasi di kantor ini, Dria merasa perlu berbaur juga dengan karyawan yang lain, bukan hanya dengan empat pria teman di ruangan ini ditambah pak Timothy sang kepala squad sekretaris dan si Tuan Muda yang tidak tergapai.
“Sudah… ayo kak Barry…”
Dria memasukkan gawainya ke kantong celana hitamnya.
“Kalian… tidak mengajakku?”
Delfris meraih gawai di meja dan mengejar Barry dan Dria.
“Gio dan Hope bagaimana?”
Delfris melirik ke dalam ruang kaca, dua teman mereka masih terlihat sibuk di ruangan Tuan Muda.
“Tunggu saja… jika mereka tidak bisa keluar dari aquarium, pasti minta dibelikan makanan…”
Barry menjawab santai. Dalam pekerjaan tertentu, Gio dan Hope akan terkurung bersama Tuan Muda dan pak Timo di ruangan Tuan Muda itu.
“Lucu ya… ruangan Tuan Muda dari kaca semua… dinding, lemari, meja…”
Dria berkata sambil menoleh ke arah ruangan yang disebut aquarium itu sebelum mereka berbelok ke arah lorong menuju lift untuk mereka. Tuan Muda punya lift sendiri, Dria dan staff sekretaris lain tidak pernah menggunakan itu.
Saat sedang memandang ke arah ruangan itu Dria mendapati tatapan si Tuan Muda padanya, tapi Delfris merangsek masuk memisahkan Barry dan Dria yang berjalan berdampingan menuju lift, memutuskan pandangan antara Dria dan si Tuan Muda.
“Del… di sini space untuk dirimu berjalan sangat lebar?”
“Ah… iya… tapi kamu tidak boleh terlalu dekat dengan Non Dria…”
Delfris mendorong Barry menjauh dengan pundaknya.
“Hei… jangan aneh, kamu boleh… kenapa aku tidak boleh?”
“Karena aku tidak mengijinkannya, dan pak Timo memberi ultimatum kita harus menjaga Non Dria di sini, itu perintah langsung Tuan Besar… jadi aku harus menjauhkan Non Dria dari racun pesona yang mulai kamu tebarkan…”
“Ish…”
Barry memukul lengan sahabatnya dengan jengkel.
“Hei…”
Delfris tidak sempat menghindar lalu mulai menggosok-gosok lengannya.
“Ingat… aku tidak akan mengijinkanmu menggoda Non Dria…”
Delfris kemudian mengarahkan dua jarinya di matanya lalu memutar arah ke wajah Barry, Dria tertawa kecil melihat itu, jalinan komunikasi sudah semakin lepas di antara mereka.
“Aku bukan pria penggoda…”
“Itu julukan yang tepat untukmu…”
“Astaga… kamu sedang menjatuhkan citraku di hadapan Non Dria…”
“Terserah, ingat ada pak Timo dan aku yang mengawasimu… jangan macam-macam dengan Non Dria… aku tidak mengijinkannya…”
“Kamu siapa bagi Non Dria? Tuan Muda saja tidak mengatakan apapun…”
Dria senyum sedih di sini, lebih baik jangan pernah berharap si Tuan Muda akan peduli padanya.
“Ah… itu… Tuan Muda memang seperti itu dengan perempuan kan… tapi kamu harus dijauhkan dari Non Dria karena kamu pria dengan angka PHP tertinggi di kantor ini, jadi aku tidak ingin Non Dria jadi salah satu korbanmu…”
Delfris kembali mendorong bahu Barry, maka adegan saling dorong di dalam kotak naik-turun gedung itu terjadi. Dria menanggapi dengan tawa…
“Hahaha… Memang sudah berapa banyak gadis yang jadi korban PHP kak Barry?”
“Wah… tidak terhitung Non Dria… berapa banyak? Ratusan…”
“Kapan kamu menghitungnya? Jangan dengarkan dia Non Dria… sangat hiperbola… aku tidak pernah melakukan seperti tunduhan itu…”
“Ah… mau berlagak pria suci di hadapan Non Dria ya? Banyak gadis yang sudah kamu buat menangis sia-sia Bar, bertebaran hampir di tiap lantai gedung ini… mau aku bawa ke hadapanmu untuk menvalidisasi kebenaran tentang dirimu? Selly, Rina, Raina, Bia, Lorie… Ah iya, apa aku mulai menghitung dari front office?”
“Itu hanya rumor…”
“Aku punya data akurat…”
“Ish… data pun bisa dimanipulasi…”
Dria masih tertawa. Bersama Barry dan Delfris dia bisa lebih leluasa saling bercanda. Gio sifatnya pendiam dan Hope mirip pak Timo yang serius… tetapi sejauh ini interaksi selalu lancar saja di antara Dria dan para lelaki ini.
Di kantin yang begitu luas sangat bersih dan modern, interior minimalis membuat kantin ini lebih mirip kafe-kafe di luar sana. Kedatangan mereka bertiga langsung menarik perhatian karyawan yang sudah ada di sana.
“Non Dria mau makan apa?”
“Di sini… menu apa saja yang tersedia?”
Dria balik bertanya, masih bingung karena baru pertama kali Dria datang ke kantin ini.
“Itu ada gerai makanan khas daerah asal Non Dria di sebelah sana… kalau Non mau…”
Delfris menunjuk sebuah tempat.
“Oh… kebetulan aku rindu makan soto… aku ke sana ya…”
“Aku akan menemani Non Dria, aku akan makan soto juga…”
Sementara Barry telah menuju bagian lain, Dria dan Delfris menuju tempat yang dinginkan untuk menikmati makan siang.
Di sebuah sisi kantin sambil menikmati makan siang yang disukai…
“Kak Barry mana?”
“Tidak usah mencari dia, Non… dia selalu tidak bisa menahan diri jika sudah ada di antara para pengagumnya…”
“Hahaha… kak Delfris juga punya banyak pengagum… sejak tadi aku ditatap dengan emosi oleh banyak perempuan, mungkin tidak menyukai kalau aku dekat dengan pujaan mereka…”
“Ah… aku minta ijin memanfaatkan Non Dria untuk hal ini… bosan menjadi objek obsesi seperti itu… terlalu mengganggu…”
“Kalian memang pantas untuk dikagumi banyak gadis-gadis… posisi kalian, penampilan kalian… sangat qualified… mungkin lima sampai tujuh kriteria suami idaman sudah kalian punya… wajar jika ada perempuan yang begitu menginginkan kalian...”
“Ah?? Apa ada daftar kriteria seperti itu?”
“Haha… ada kak Del… para gadis suka membuat itu… bahkan ada yang bisa begitu agresif jika menemukan lelaki yang sesuai kriterianya…”
“Agresif? Misalnya?”
“Macam-macam kak… memberi perhatian seperti mengirim makanan, mencari tahu yang disukai atau tidak disukai lelaki idamannya…”
“Ah… pantas saja… kita sering mendapatkan kiriman makanan, barang…”
“Iya… aku melihat itu dua bulan ini…”
“Tapi… itu mengerikan Non… aku merasa jadi semacam target untuk ditahlukkan oleh seseorang dengan cara murahan…”
“Hahaha… tapi mereka sedang berusaha kak… kak Del nikmati saja, siapa tahu hati kak Del tertambat pada salah seorang dari mereka… ibaratnya ini masa kejayaan… masa paling bersinar… masa di mana masih bisa memilih di antara begitu banyak gadis yang datang mendekat…”
“Aku tidak bisa menikmatinya Non… bagaimana bisa menikmati itu, pekerjaan prioritasku, itu saja sangat berat… para gadis itu cuma jadi gangguan buatku…”
“Jangan terlalu serius kak… ada sisi lain kehidupan yang harus dinikmati… tapi jujur aku menikmati berada di antara lelaki most wanted di kantor ini… mmh julukan kalian memang begitu menggoda, Elite Man Squad…”
“Ah… julukan itu sangat aneh Non…”
“Itu sangat sesuai kak Del… belum pernah aku bertemu dengan orang-orang seperti kalian, sangat pintar dan multi talent, sangat handal dalam pekerjaan dan yang paling membuat kalian bersinar kalian semua good looking…”
“Ah… Non Dria terlalu berlebihan…”
“Itu benar… aku berada di antara sekretaris pria yang luar biasa dan sangat tampan… mmh kak Del… sudah berapa lama jadi sekretaris Tuan Muda?”
“Tiga tahun…”
“Aku sebenarnya penasaran, umumnya sekretaris di perusahaan itu perempuan…”
“Ah… itu, Tuan Muda rumorsnya dilarang punya sekretaris wanita oleh kekasihnya…”
“Oh ya? Kekasih posesif?”
Delfris mengangkat bahu, dan Dria tiba-tiba merasa penasaran tentang kehidupan si Tuan Muda.
“Tidak tahu… jika seperti itu kekasih Tuan Muda pasti akan sering datang ke kantor, selama ini aku tidak pernah melihat kekasih Tuan Muda datang menemui Tuan Muda di sini…”
“Tapi Kak Delfris tahu siapa kekasih Tuan Muda?”
“Hanya tahu namanya saja karena mendengar Tuan berbicara di telpon… namanya Emma… tapi bertemu secara langsung belum pernah… dengar-dengar seorang wanita cantik dan pemilik perusahaan besar juga…”
“Oh…”
Dria meneruskan makannya. Dalam hati mulai menarik kesimpulan, mungkin ini salah satu alasan kak Sandro memberi batas yang sangat jelas sehingga dia tidak boleh mendekat, tidak ingin kekasihnya cemburu.
“Apa mereka berpikiran sempit?”
“Siapa Non Dria?”
“Hahh? Ah… tidak… maksudku… “
Dria gelagapan.
“Tidak ada apa-apa… teruskan makannya kak Del, aku hanya sedang memikirkan seorang temanku…”
“Ah… iya…”
Dria tidak mungkin menyatakan penilaiannya tentang si Tuan Muda dan kekasihnya dengan terbuka. Tapi menurutnya seharusnya di tempat mereka sekarang dengan status, posisi dan pencapaian, penguasaan dan kepemilikan yang tak terhitung, serta semua hal yang menyertai seluruh keberadaan mereka… tidakkah mereka memiliki kepercayaan diri terhadap cinta satu sama lain?
.
.
Hai... Hai... Kita baru mulai ya guys, ikut alurnya aja yaaaa, semoga tidak membosankan...
.
🌼🌼🌼
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Salsa Sal
aku suka By dan menikmati....
2024-07-09
0
Sri Astuti
kasihan Dria... dia mendpt tuduhan tanpa tahu masalah
2023-07-19
0
ein
elite man squad...😍😍😍
2023-03-30
0