Part 3. Sesuatu yang Mengganggu Tuan Muda

Tuan Muda Sandro Kristoffer Darwis tidak bisa memprotes keputusan sang papi tanpa argumen yang logis. Dria berangkat dan pulang kantor bersama dirinya setiap hari, ini sengaja diatur seperti itu. Sandro belum sempat membicarakan lebih banyak mengenai Dria dengan sang papi, bertemu sang papi hanya di meja makan saat sarapan, dan sekarang selalu ada Dria di sana, tidak mungkin membahas itu di depan orangnya.

Sejak awal tak menerima kehadiran Dria, kini Sandro merasa terganggu Dria selalu menumpang di mobilnya, ini tidak nyaman. Sebenarnya karena Sandro tidak ingin beramah-ramah dengan Dria, itu sama saja memberi gadis itu harapan soal merealisasikan keinginan mendiang maminya, tidak ada secuil pun niat itu dalam hati.

Sandro konsisten dengan wajah super dinginnya tak pernah menjawab sapaan Dria, membangun tembok tebal, bukit gunung jurang virtual di antara mereka sehingga hubungan dua manusia ini di dunia nyata tampaknya mustahil, benar-benar tak ingin ada interaksi apapun.

Saatnya berangkat ke kantor, ini hari ke sepuluh mereka berangkat bersama. Pintu mobil dibukakan Timothy, Sandro menempati tempat duduk di sisi kiri mobilnya tanpa suara dan tanpa memandang Dria yang sudah duduk tenang di sisi kanan. Ekspresi tidak suka dengan kehadiran Dria sangat jelas di wajah Sandro.

Setelah hampir satu jam perjalanan mobil super mewah milik Sandro berhenti di bagian entrance gedung berlantai tiga puluh dua itu.

“Terima kasih, kak…”

Dria masih saja mengucapkan terima kasih setiap kali turun dari mobil. Sandro tak menggubris, hatinya kesal sekarang.

Berbeda dengan saat bertemu pertama kali, di mana sangat terlihat Dria ingin sekali berinteraksi dengannya, sekarang Dria tidak lagi berusaha untuk berkomunikasi melebihi ucapan terima kasih seperti tadi. Sialnya meskipun Sandro tak mengacuhkan, Dria terlihat nyaman, tenang, dan sesekali tersenyum pada Tuan Muda itu, seperti tidak bisa menafsirkan semua sikap ketus dan tak bersahabat dari Sandro.

“Mengapa dia begitu percaya diri naik dan turun dari mobilku? Mau memamerkan pada karyawan sekantor kedekatan dengan diriku?”

Lelaki bertubuh tinggi dengan wajah blasteran warisan gen dari oma pihak sang mami memandang gusar gerakan Dria dari balik jendela mobil sedan hitamnya. Gadis itu telah memasuki lobby dengan langkah cepatnya, berhenti sejenak menyapa security lalu melanjutkan langkahnya dengan wajah riang.

Dia masih mengingat kekesalannya ketika di hari pertama dia melalui sopirnya meminta Dria turun di tempat lain sebelum memasuki area gedung perkantoran miliknya, gadis itu menjawab lugas…

¤¤¤

“Tanggung pak Mulyo, tujuan kita jelas sama-sama ke kantor di gedung yang sama, mengapa saya harus jalan kaki dari sini…”

¤¤¤

Masih menatap sampai Dria menyatu bersama kumpulan karyawan yang sedang masuk ke dalam gedung.

“Dia tumbuh menjadi gadis yang menyebalkan seperti itu…”

Timothy sang asisten telah turun dari mobil bersamaan dengan Dria tadi, menunggu Sandro untuk turun. Sejak Dria ikut mereka, Sandro memilih turun setelah Dria telah masuk ke dalam kantor.

Setelah bayangan Dria sepenuhnya menghilang, pintu di sisi mama dia duduk dibuka pak Mulyo.

“Mulai besok, kamu atur dia naik mobil terpisah…”

Sandro hanya melirik Timo sejenak lalu mulai melangkah sambil mengancingkan jas navy yang dia kenakan. Timo tahu siapa yang dimaksudkan Tuan Muda, majikannya sudah menahan hal ini sejak hari pertama dan ternyata hanya bertahan sampai hari ke sepuluh saja. Timo berjalan mengikuti irama langkah majikannya.

“Tapi… ini pengaturan Tuan Besar…”

“Itu mobil saya dan saya terganggu… saya tidak suka…”

Sandro mengulurkan tangan meminta gawainya, Timo memberikan yang diminta Tuannya itu. Emosi kekesalan tergambar nyata di wajah tampannya. Timo melihat pancaran emosi ini sejak hari Dria ikut mereka.

“Sebentar pulang kantor saya tidak ingin dia pulang bersama lagi…”

“Katanya mulai besok Tuan…”

“Timotius!”

Bila majikannya memanggil namanya dengan cara seperti itu, alamat dia sudah marah dan tak ingin mendengarkan sanggahan. Timothy bukan seperti asisten lain yang juga adalah sahabat sang Tuan Muda mereka. Dia hanya asisten dan untuk mencapai posisi dan gaji ini tidak mudah, karena itu selain tetap bekerja dengan giat, dia hanya bisa melakukan perintah dan pandai-pandai menyenangkan hati majikan supaya tidak dipecat.

“Baik Tuan…”

Timo menjawab lalu menekan tombol lift khusus buat sang Tuan Muda, menunggu pintu lift terbuka selangkah di belakang tuannya. Dalam otaknya mulai tersusun skala prioritas pekerjaan yang harus dia kerjakan, dan nomor satu adalah menghubungi pak Lucas, asisten Tuan Besar. Tuan Besar berkantor di tempat lain, jadi tidak mungkin bertemu langsung pak Lucas di sini.

Sandro masuk lift, sedang mengobrol di telpon dengan sang kekasih hati, Emma Lynne. Dia butuh pengalihan dari kegusaran hatinya, konsentrasinya beberapa waktu terakhir sempat terpecah dengan kehadiran Dria.

.

“Em… kita makan siang sama-sama ya…”

“Hari ini?”

“Tentu saja…”

“Tapi aku punya makan siang bisnis hari ini…”

“Kita belum bertemu minggu ini…”

“Aku akan sisihkan waktu akhir pekan ini… aku tutup ya…”

.

Sepagi ini Emma sudah tak memiliki waktu panjang untuk berbincang, dan Sandro paham kesibukan kekasih hati, mereka berdua ada di posisi yang sama di perusahaan masing-masing, setumpuk agenda kesibukan setiap harinya membuat mereka jarang sekali bertemu.

Kondisi hubungan yang jauh dari normal selayaknya pasangan kekasih sebenarnya, tapi mereka nyaman dengan hal itu, telah berada di fase tidak saling menuntut kehadiran masing-masing dan punya pengertian yang besar terhadap posisi, kesibukan dan status masing-masing. Mungkin hal ini yang menyebabkan hubungan mereka bertahan selama tiga tahun terakhir.

Memasuki ruangannya, Sandro masih belum sepenuhnya dapat mengusir rasa gusar yang merajai hatinya. Sambil duduk dia mendial nomor sahabatnya.

.

“Ro… sebentar siang di Rit*z Carlto*n, kita makan siang…”

“Maaf Tuan Muda yang terhormat… sekalipun aku tidak sesibuk anda, aku tidak terima pertemuan tanpa ada janji sebelumnya…”

“Argemiro… aku ada di sana jam dua belas siang… kamu harus datang!”

Sandro mengeraskan suaranya di bagian akhir kalimat menegaskan kemauannya yang tidak ingin ditolak, membuat Miro di seberang menjauhkan gawainya.

“Wow Tuan Muda… telinga ini semakin berkurang sensitifitasnya karena anda selalu teriak padaku…”

“Kamu boleh ke dokter THT dan kirim tagihannya padaku…”

“Hahaha… baiklah kita bertemu di sana, San…”

.

Sandro meletakkan ponsel hitam itu di meja kerja besar miliknya, masih duduk di kursi kemuliaan kantor ini matanya memandang lekat Timothy, menanti rincian pekerjaan pagi ini.

“Meeting sudah siap Tuan…”

“Sekarang?”

Timothy tidak mungkin menjawab sembarangan.

“Iya Tuan…”

Sandro kembali meraih gawainya lalu segera melangkah keluar diikuti Timo.

Sandriana adalah salah satu staf sekretaris Sandro Kristoffer Darwis. Dria hanya melirik sebentar saat Sandro dan Timo keluar dari ruangan maha mulia di kantor ini. Ada meeting pagi ini dan Dria tidak pernah terlibat dengan hal-hal bernama meeting karena tugasnya hanya di belakang meja ini dengan tumpukan file berkaitan dengan pekerjaan Tuan Muda.

Sandro menangkap bayangan Dria dengan matanya, satu-satunya dari lima staff yang ada di ruangan itu yang tidak berdiri saat dia lewat baik saat dia tiba tadi maupun sekarang. Sandro mengatupkan bibirnya.

“Anak itu harus diajarkan sopan-santun…”

Timo yang mengamati gerak-gerik tuannya menyimpan senyum di belakang tuannya.

"Aneh, katanya tidak ingin melihat Non Dria... Justru Non Dria yang tidak memadangmu Tuan..."

.

🐢

.

Siang hari dengan cuaca cerah berawan, tetap saja bumi di bagian kota ini terasa panas, karenanya orang-orang dalam strata hidup yang baik mencari tempat yang nyaman untuk melewatkan makan siang di tengah padatnya kesibukan.

Di bagian restoran sebuah hotel bintang lima di kota ini, dua sahabat sejak jaman SMA duduk menghadapi makan siang. Membaca gurat ekspresi sahabatnya, Miro tahu Sandro sedang dalam suasana hati yang tidak baik.

“Sesuatu menganggumu?”

“Ah…iya, sedikit mengganggu…”

“Sedikit tapi dampaknya buruk… begitu kan?”

“Mmmh…”

“Pasti sesuatu yang luar biasa untuk seorang Tuan Muda, sampai bisa sedemikian mengoncangkan hati…”

“Biasa saja, hanya memang begitu menganggu…”

Miro menyimpan senyum mendengar kalimat ambigu dari bibir seseorang yang punya karakter seperti sahabatnya. Biasanya dia tenang, teguh, cenderung dingin dan tak akan terkalahkan oleh persoalan apapun… dan ini tidak mungkin mengenai perusahaan. Mega Buana masuk dalam daftar sepuluh perusahaan terkuat di Asia dengan nilai penjualan, profit, aset, dan nilai pasar yang sangat stabil dan dalam posisi paling menguntungkan dengan profit ratusan miliar dolar.

Apa yang menganggu salah satu pewaris kerajaan bisnis di negara ini?

“Emma selingkuh?"

"Tidak mungkin, mana berani?"

"Atau... Emma tidak ingin menikah? Kamu menyebut pernikahan waktu itu...”

“Siapa bilang… rencana itu sudah pasti, setahun atau dua tahun mendatang kami akan menikah…”

“San… itu masih jauh, belum pasti… astaga aku bingung dengan kalian, umurmu sudah 33 tahun, Emma 30 tahun… apa yang kalian tunggu?”

“Kami menunggu waktu yang terbaik…”

“Kapan? Sepertinya banyak waktu yang baik yang sudah kalian lewatkan…”

“Emma masih membutuhkan waktu untuk memperkuat bisnisnya dan memperluas ekspansi bisnisnya… lagi pula, menikah sekarang atau nanti tidak ada bedanya, wanita yang akan aku nikahi hanya satu, Emma saja…”

“Tuan Muda… sekarang aku malah menyimpulkan kalian tidak benar-benar menginginkan pernikahan…”

Sandro berhenti menyuap makanannya lalu menatap Miro dengan mimik bertanya.

“Umumnya tujuan akhir seorang human being itu adalah pernikahan… kalian berdua tidak punya tujuan itu…”

“Kami punya rencana itu…”

“Itu hanya sekedar wacana, Tuan Muda… aku mengenalmu, sedikitnya aku tahu Emma juga… bisnis adalah segalanya buat Emma sekarang… menurutku hubungan kalian hanya sekedar tuntutan tentang pelengkap kesempurnaan status semata… bahkan aku sangsi kalau ikatan kalian berdasarkan cinta…”

“Jangan mengada-ada… Kami telah tiga tahun bersama, tidak mungkin tidak ada cinta…”

“Itu bisa saja terjadi San… orang bertahan dalam satu hubungan tanpa adanya cinta…”

“Mengapa menyimpulkan seperti itu?”

“Mmmh… bagaimana menjelaskan ini… hubunganmu dengan Emma tidak seperti hubunganku dengan Audreey…”

“Ya… kamu menjadi irasional sejak bertemu Aubrey…”

“Audreey, Tuan Muda… Audreey! Berapa banyak kali aku harus mengoreksi nama istriku? Tetap saja anda salah menyebutkan namanya…”

“Di telingaku nama itu terdengar sama…”

“Mmmh, aku jadi penasaran… apa cinta pertamamu bernama Aubrey, Tuan Muda?”

Sandro tersenyum kecil, nama ini spontan selalu muncul di ingatannya.

“Itu nama tengah adikku…”

Tiba-tiba Sandro mengingat kegusaran hatinya, ya gadis itu sumbernya, dan dia sedikit meringis mengingat baru saja mengakui Sandriana sebagai adiknya.

“Dria? Oh oh… pantas saja… aku ingat kamu begitu sayang padanya.

Pikiran Sandro segera menjelajah melewati ruang dan waktu... Dia tidak dapat menyangkali dulu dia sangat menyayangi Sandriana. Dia hanya anak tunggal, bayi mungil perempuan yang lebih banyak diurusi sang mami mendapat tempat berharga di hatinya.

"San… di mana Dria sekarang? Aku penasaran seperti apa dia sekarang, pasti dia cantik… aku tidak bisa melupakan sorot matanya seperti meminta kita menunjukkan rasa sayang, hahaha dia menggemaskan di masa itu…”

Sandro tak memungkiri hal itu, di masa itu dia tahu perasaannya untuk gadis kecil yang dikatakan mami sebagai adiknya, dia juga masih mengingat selalu luluh dengan sorot mata bulat almond milik Sandriana. Di masa sekarang, kenapa hatinya begitu resah dan marah?

“San?”

Miro mengeraskan suaranya mendapati mata Sandro seperti melamun.

“Eh?? Kita sedang bahas soal aku dan Aubrey…”

“Iya Tuan Muda yang terhormat… tadi aku menanyakan tentang Sandriana Aubreymu…”

“Bukan itu, maksudku soal persepsimu sebelum ini tentang aku dan Emma…”

Sandro meringis mendapati kesalahan ucapannya. Ah… Sandriana Aubrey adalah nama yang dia berikan untuk bayi kecil mungil yang lahir di rumahnya dua puluh tiga tahun yang lalu.

“Kamu tahu San... bahkan setiap membicarakan tentang Emma, ekspresi dan nada suaramu terlalu miskin emosi…”

“Ro… kamu sedang menggiring aku dengan persepsimu sendiri tentang hubungan kami…”

“Aku yang mengamati kalian Tuan Muda… aku tahu apa yang aku lihat…”

“Dan aku yang merasakannya, jangan menafsirkan menurut logikamu…”

“Dengarkan aku Sandro… kamu sering bilang sejak aku bertemu Audreey aku menjadi irasional dan naif… menurutku sebenarnya seperti itulah cinta… bisa menghadirkan dan mengeluarkan begitu banyak emosi dari dalam diriku. Saat aku melihat Audreey, hatiku berkata ini dia wanitaku, dan kamu tahu… aku rela melakukan apapun demi Audreey, rela menggantikan semua yang aku punya dengan dirinya…”

“Kamu tidak mengorbankan apapun, kamu mendapatkan dia dengan mudah…”

“Itu hanya bagaimana menyatakan perasaanku tentang memiliki Audreey, yang lain seolah-olah tidak berarti… karena dia begitu penting dan berharga untukku maka aku segera menikahinya… aku tidak ingin kehilangan dirinya…”

“Itu terdengar aneh Miro…”

“Itulah yang aku maksud mengapa aku memastikan di antara kalian tidak ada cinta, terutama anda Tuan Muda… di hatimu tidak tidak ada perasaan yang special tentang Emma… tidak ada gairah atau letupan-letupan perasaan yang mendorongmu untuk segera memilikinya…”

Sandro diam tidak menyanggah, mulai merenung tentang Emma…

“Memiliki Emma, apakah penting buatku? Apakah Emma tujuan akhirku?”

“Jika suatu saat ada seorang wanita yang mengoncangkan duniamu, menjungkirbalikkan hatimu, membongkar seluruh emosimu, mungkin dia seseorang yang kau cinta, Tuan Muda Sandro Kristoffer Darwis… aku bisa membuktikan argumenku benar bahwa itu bukan Emma...”

Sandro segera tertawa sinis meremehkan pernyataan Argemiro.

“Tidak akan ada yang seperti Miro, nonsense… itu definisi aneh tentang cinta… wanita yang aku cinta sudah ada, tidak perlu pembuktian darimu... itu Emma…”

“Aku menantikan saat itu Tuan Muda, saat kamu jatuh cinta yang sebenarnya… kamu pasti akan melewatinya jika kamu lelaki normal… yang pasti wanita itu bukan Emma… seharusnya kamu yang lebih tahu tentang ini…”

Sandro menatap langit-langit restoran dengan sebuah pemikiran yang baru memasuki otaknya, mempertanyakan tentang cintanya sendiri.

Bagaimana mencinta seseorang dengan sebenarnya? Apa memang dia bodoh tentang hal ini, tidak mungkin, nilai iqnya di atas rata-rata.

Sandro mendengus tak kentara, maksud makan siang bersama sahabatnya karena ingin mengurai tentang sebuah resah karena Sandriana justru malah menambah kusut isi pemikirannya dengan persepsi yang baru saja dibicarakan sahabatnya tentang dirinya yang tidak sungguh-sungguh mencintai kekasihnya.

.

.

Apapun definisi cinta... Bagi author pernyataan cinta terbaik adalah ketika readers memberi apresiasi terbaik untuk cerita aku.... 😘😘😘🤭🤭🤭

Mencoba menulis ttg Tuan Muda, mencoba sisi yg baru dlm proses menghalu... berharap readers semua menyukai.... Tapi mohon jangan dibandingkan dengan Tuan Muda di sebelah ya, terutama si Tuan Muda yang paling top sejagat raya... 😘🥰

.

🌼🌼🌼

.

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

hehe.. Sandro blm kepentok cinta.. nti klo Dria ga bareng lagi, dia br rasa sepi

2023-07-19

0

Sri Astuti

Sri Astuti

love u Aby.. Gbu

2023-07-19

0

ein

ein

sandro awas yaa nnt jatuh cinta

2023-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Setelah Sepuluh Tahun
2 Part 2. Permintaan Mendiang Mami
3 Part 3. Sesuatu yang Mengganggu Tuan Muda
4 Part 4. Memilih Kuda Saja
5 Part 5. The Elite Man
6 Part 6. Mengukur Hati Tuan Muda
7 Part 7. Adik Kesayangan
8 Part 8. Janji Seorang Kakak
9 Part 9. Melewati Batasan Sendiri, Itu Tidak Sulit Ternyata
10 Part 10. Istri Ideal
11 Part 11. Lebih Dekat dengan Sang Kakak
12 Part 12. Tidak Berkurang atau Berubah
13 Part 13. Sebuah Nama di Hati
14 Part 14. Menjadi Tanggung Jawab
15 Part 15. Serumit Ini
16 Part 16. Menghilang
17 Part 17. Feeling
18 Part 18. Membahagiakan tapi Meresahkan
19 Part 19. Rahasia di Balik Rahasia
20 Part 20. Antara Kekasih dan Adik yang Dicintai
21 Part 21. Yang Terlihat Indah tak Selalu Indah
22 Part 22. Aku Memilih Adikku
23 Part. 23. Emma Mencari Cara
24 Part 24. Mengubah Perasaan Seorang Adik
25 Part 25. Sesuatu Karena Dria
26 Part 26. Hidup Tidak Bisa Ditukar
27 Part 27. Terlalu Lambat
28 Part 28. Sekarang, Masih Sangat Sakit...
29 Part 29. Tuan Besar Datang Mencari
30 Part 30. Tetaplah Jadi Putriku
31 Part 31. Jetlag?
32 Part 32. Pria Paling Dekat
33 Part 33. Mami Memikirkan Jauh Ke Depan
34 Part 34. Bersabar Untuk Cinta
35 Part 35. Hanya Sebuah Penundaan
36 Part 36. Apapun Statusnya, yang Penting Bahagianya
37 Part 37. Dia Cinta Itu?
38 Part 38. Apa yang Salah?
39 Part 39. Menjauh?
40 Part 40. Ultimatum
41 Part 41. Yang Menyebabkan Luka
42 Part 42. Papi dan Ayah
43 Part 43. Menolak Realitas
44 Part 44. Penghalang
45 Part 45. Kakakku Selalu Tampan
46 Part 46. Ambiguitas
47 Part 47. Mereka yang dari Masa Lalu
48 Part. 48. Mengambil Semua Rasa Cinta
49 Part 49. Hanya Diakui sebagai Adik?
50 Part 50. Kura-kura dalam Perahu
51 Part 51. Masa Lalu adalah bagian dari Kehidupan
52 Part 52. Tidak Mengenali?
53 Part 53. Siapa Dia?
54 Part 54. Sepenggal Kisah
55 Part 55. Kamu Harus Percaya
56 Part 56. Timo Pensiun
57 Part 57. My Sunshine, My Universe
58 Part 58. Anak Ibu
59 Part 59. Dua atau Tiga Tahun Lagi
60 Part 60. Kerikil
61 Part 61. Pasrah
62 Part 62.Lebih dari Indah
63 Part 63. Tinggal Lagi di Sini
64 Part 64. Kantor
65 Part 65. Memilih
66 Part 66. Tuan Muda Jadi Miskin
67 Part 67. Telah Menjadi Debu
68 Part 68. Berbeda Untuk Saling Melengkapi
69 Part 69. Hidup Timo!!
70 Part 70. Puisi
71 Part 71. Memasrahkan Kebahagiaan Anakku.
72 Part 72. Terbaik dan Terindah dalam Hidup
73 Terima Kasih
74 Judul Baru
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Part 1. Setelah Sepuluh Tahun
2
Part 2. Permintaan Mendiang Mami
3
Part 3. Sesuatu yang Mengganggu Tuan Muda
4
Part 4. Memilih Kuda Saja
5
Part 5. The Elite Man
6
Part 6. Mengukur Hati Tuan Muda
7
Part 7. Adik Kesayangan
8
Part 8. Janji Seorang Kakak
9
Part 9. Melewati Batasan Sendiri, Itu Tidak Sulit Ternyata
10
Part 10. Istri Ideal
11
Part 11. Lebih Dekat dengan Sang Kakak
12
Part 12. Tidak Berkurang atau Berubah
13
Part 13. Sebuah Nama di Hati
14
Part 14. Menjadi Tanggung Jawab
15
Part 15. Serumit Ini
16
Part 16. Menghilang
17
Part 17. Feeling
18
Part 18. Membahagiakan tapi Meresahkan
19
Part 19. Rahasia di Balik Rahasia
20
Part 20. Antara Kekasih dan Adik yang Dicintai
21
Part 21. Yang Terlihat Indah tak Selalu Indah
22
Part 22. Aku Memilih Adikku
23
Part. 23. Emma Mencari Cara
24
Part 24. Mengubah Perasaan Seorang Adik
25
Part 25. Sesuatu Karena Dria
26
Part 26. Hidup Tidak Bisa Ditukar
27
Part 27. Terlalu Lambat
28
Part 28. Sekarang, Masih Sangat Sakit...
29
Part 29. Tuan Besar Datang Mencari
30
Part 30. Tetaplah Jadi Putriku
31
Part 31. Jetlag?
32
Part 32. Pria Paling Dekat
33
Part 33. Mami Memikirkan Jauh Ke Depan
34
Part 34. Bersabar Untuk Cinta
35
Part 35. Hanya Sebuah Penundaan
36
Part 36. Apapun Statusnya, yang Penting Bahagianya
37
Part 37. Dia Cinta Itu?
38
Part 38. Apa yang Salah?
39
Part 39. Menjauh?
40
Part 40. Ultimatum
41
Part 41. Yang Menyebabkan Luka
42
Part 42. Papi dan Ayah
43
Part 43. Menolak Realitas
44
Part 44. Penghalang
45
Part 45. Kakakku Selalu Tampan
46
Part 46. Ambiguitas
47
Part 47. Mereka yang dari Masa Lalu
48
Part. 48. Mengambil Semua Rasa Cinta
49
Part 49. Hanya Diakui sebagai Adik?
50
Part 50. Kura-kura dalam Perahu
51
Part 51. Masa Lalu adalah bagian dari Kehidupan
52
Part 52. Tidak Mengenali?
53
Part 53. Siapa Dia?
54
Part 54. Sepenggal Kisah
55
Part 55. Kamu Harus Percaya
56
Part 56. Timo Pensiun
57
Part 57. My Sunshine, My Universe
58
Part 58. Anak Ibu
59
Part 59. Dua atau Tiga Tahun Lagi
60
Part 60. Kerikil
61
Part 61. Pasrah
62
Part 62.Lebih dari Indah
63
Part 63. Tinggal Lagi di Sini
64
Part 64. Kantor
65
Part 65. Memilih
66
Part 66. Tuan Muda Jadi Miskin
67
Part 67. Telah Menjadi Debu
68
Part 68. Berbeda Untuk Saling Melengkapi
69
Part 69. Hidup Timo!!
70
Part 70. Puisi
71
Part 71. Memasrahkan Kebahagiaan Anakku.
72
Part 72. Terbaik dan Terindah dalam Hidup
73
Terima Kasih
74
Judul Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!