"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Dr. Dani pada Nevan yang kini duduk menyesap rokoknya di meja kerjanya
Dr. Dani adalah dokter pribadi keluarga Caleis dan juga sahabat dari Nevan. Keduanya kenal dari sejak kecil karena hubungan kerja sama keluarganya.
"Luka seperti ini tidak akan membunuhku" Jawab Nevan santai seolah luka ini sama sekali bukan masalah besar untuknya
Tok.. Tok.. Tok..
Dari arah pintu kamar, seorang bawahan yang yang merupakan asisten pribadi dari Nevan yakni Rangga, masuk dengan sebuah berkas dokumen berisi informasi seseorang ditangannya.
"Hanya ini?" Tanya Nevan setelah membaca informasi tersebut
"Maaf tuan. Hanya ini informasi yang bisa kami temukan" Jawab Rangga sedikit ragu karena informasi yang dibawahnya begitu sedikit
"Kamu mencari tahu tentang siapa?" Tanya Dr.Dani merebut berkas itu dan membacanya "Revalina Ainsley. Seorang gadis?"
"Iya. Memang seorang gadis"
"Siapkan mobil untukku" Pinta Nevan yang kemudian segera diangguki oleh Rangga
"Kamu mau kemana? Lukamu belum sepenuhnya sembuh"
"Universitas Hopkins" Jawab Nevan lalu bangkit pergi meninggalkan Dr. Dani yang hanya menatapnya bingung
...***...
Universitas Hopkins..
Reva yang baru saja menyelesaikan kelasnya, kini bersiap untuk pulang. Malam ini ia masih harus bekerja paruh waktu di sebuah warnet yang tak jauh dari rumahnya.
"Apa kamu sibuk malam ini? Bagaimana dengan kencan yang kukatakan sebelumnya?"
"Aku kerja. Aku tidak ada waktu untuk berkencan" Tolak Reva dengan tegas
"Tapi dia benar-benar tertarik denganmu" Rengek Feli memohon
"Baiklah. Tapi ini terakhir kalinya" Balas Reva menyetujuinya dengan terpaksa, karena jika tidak Feli tidak akan berhenti memaksanya
"Nanti aku kirim alamatnya. Ingat untuk berdandan, jangan berpenampilan seperti ini" Ucap Feli memperingati sebelum pergi ke arah parkiran meninggalkan Reva yang hanya bisa menggeleng kepala pasrah
"Bukankah hanya makan malam, apa yang perlu diperhatikan" Ucap Reva santai tidak perduli
Ia lalu mengeluarkan earphonnya, berjalan keluar dari kampus menuju ke halte bus.
Hingga tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam, tiba-tiba saja berhenti di hadapannya.
"Dd..dia..? Pria semalam? Bagaimana bisa dia ada disini" Batin Reva kaget saat pintu mobil terbuka memperlihatkan pria yang baru saja ditolongnya semalam
"Apa yang kamu lakukan disini? Bagaimana dengan lukamu?" Tanya Reva menatap ke arah lukanya yang tertutupi baju
"Bantu aku melihatnya.. " Jawab Nevan menarik lengan Reva masuk ke dalam mobil dengan paksa
"Hah? Apa yang kamu lakukan? Biarkan aku pergi" Ujar Reva mencoba berontak karena saat ini ia duduk di pangkuan Nevan
"Diamlah. Bukankah kamu ingin memeriksa lukaku"
"Aku hanya menanyakan keadaanmu"
"Bukankah itu sama saja. Jadi mengapa tidak melihatnya secara langsung" Goda Nevan dengan seringai nya
"Dasar mesum.. " Umpat Reva lagi-lagi mencoba berontak melepaskan diri
"Sstttthhh.. " Ringis Nevan tiba-tiba
"Oh.. Maaf-maaf.. Apa aku memukulmu terlalu keras
Nevan tersenyum simpul melihat gadis dihadapannya ini khawatir "Dia benar-benar lucu" Batin Nevan
"Kamu mempermainkanku?" Tanya Reva menyadari ulah Nevan
"Ini memang sakit" Ujar Nevan menarik kemejanya keatas memperlihatkan lukanya "Jadi menurut lah, aku hanya ingin membawamu ke sebuah restoran untuk makan siang"
"Baiklah. Tapi lepaskan aku terlebih dahulu" Balas Reva lirih
Melihat wajahnya yang kini memerah karena malu, Nevan pada akhirnya menuruti permintaan Reva dan menurunkannya dari pangkuannya.
"Kamu mencari tahu tentangku?" Tanya Reva tanpa menoleh dan memilih menatap ke arah luar jendela mobil
"Hmm.. Tapi aku tidak menemukan apapun selain informasi kampus dan rumahmu yang kemarin"
"Tidak perlu mencarinya lagi. Aku hanya seorang mahasiswa biasa yang hidup sendiri"
"Bagaimana dengan orang tuamu?"
"Aku tidak memilikinya" Jawab Reva datar "Berhenti membahas ku. Bagaimana denganmu? Kamu seharusnya bukan dari kalangan orang biasa"
"Aku akan memberitahumu nanti. Ayo turun, kita sudah tiba"
Keduanya turun dari mobil. Beberapa pelayanan dengan cepat menghampiri keduanya, membungkuk memberi hormat.
"Silahkan masuk Tuan, Nona" Ucap salah seorang pelayan mempersilahkan keduanya masuk ke salah satu ruangan VVIP di restoran itu
"Mau minum wine?" Tanya Nevan mengangkat gelasnya menawarkan
"Tidak. Aku masih harus bekerja nanti malam"
"Aku sudah meminta cuti untukmu malam ini"
"Hah? "
"Bukankah kamu ingin mengetahui tentangku. Aku akan memberitahumu malam ini" Ujar Nevan
"Sebenarnya apa yang kamu inginkan dariku?"
"Bagaimana dengan menjadi wanitaku" Ujar Nevan mengedipkan matanya
"Maaf.. Tapi aku sama sekali tidak tertarik denganmu" Tolak Reva cepat tak ingin terlibat dengan pria seperti Nevan
"Aku tidak perduli. Karena aku menginginkanmu" Balas Nevan tak terima penolakan
Reva menghela nafas panjang, memijat pelipisnya yang terasa pusing "Seharusnya aku tidak membantunya semalam.. " Batin Reva menyesali perbuatannya
"Sudah terlambat untuk menyesal" Ucap Nevan menghampiri Reva dan menariknya duduk di pangkuannya
"Apa yang kamu lakukan? Mengapa begitu suka memelukku, aku bukan seorang p*lac*r"
Tidak perduli dengan kata-kata Reva, Nevan menarik dagunya, lalu mencium bibirnya.
"Nghh.. Ciuman pertamaku" Batin Reva mencoba melepaskan diri, namun percuma saja ia sama sekali bukan tandingan Nevan
Reva yang berhenti memberontak, membuat Nevan dengan cepat mengambil kesempatan itu, mel*mat bibir Reva, layaknya binatang buas yang tengah memakan mangsanya.
"Hmmphhh... Kamu ingin membunuhku" Ucap Reva ngos-ngosan setelah Nevan melepas ciumannya karena gigitannya barusan
Sementara Nevan hanya menyeringai mengusap bibirnya, merasakan darah dari sudut bibirnya.
"Dasar mes*m" Umpat Reva memalingkan wajahnya kesal
.....
Tok.. Tok.. Tok..
"Semuanya sudah disiapkan tuan" Ucap Rangga sedikit menunduk tak berani menatap tuannya terutama karena ia yang sekarang tengah merangkul seorang gadis di pangkuannya
"Baiklah"
"Apa lagi yang ingin kamu lakukan?" Tanya Reva was-was setelah semua perbuatan mesum Nevan
"Bukankah kamu ingin mengetahui tentangku. Sekarang adalah waktu yang tepat menunjukkannya padamu" Ujar Nevan mengusap rambut Reva seolah merencakan sesuatu
"Perasaanku tidak enak.. " Batin Reva menduga
.......
Setelah meninggalkan restoran, keduanya kini tiba di sebuah bangunan tua yang tampak sepi.
"Ini dimana?" Tanya Reva takut
"Kamu akan tahu sebentar lagi" Jawab Nevan memegang tangan Reva masuk ke salah satu ruangan
"Bukannya mereka.." Reva tersentak kaget menatap 5 pria dihadapanya yang merupakan pria yang mengejar Nevan semalam
"Mereka belum bicara?" Tanya Nevan duduk di kursi begitupun dengan Reva yang hanya bisa pasrah duduk di pangkuan Nevan
"Belum tuan"
"Kalau begitu bawa besi panas" Ujar Nevan tajam
Reva yang mendengar perintah Nevan, dengan cepat sadar akan apa yang akan dilakukan pria mesum itu. Ia menyandarkan kepalanya di dada Nevan, tak ingin menyaksikan kejadian itu.
"Kamu takut? Bukankah semalam kamu sama sekali tidak takut"
"Biarkan aku pulang" Pinta Reva masih bersandar di dada Nevan
"Tidak perlu buru-buru. Mereka bahkan belum mengungkap pelakunya"
Selama hampir satu jam Reva terdiam. Tubuhnya yang bergetar menahan takut kini mulai reda, dengan tangan masih melingkar memeluk tubuh Nevan.
"Dia tertidur?" Gumam Nevan menatap Reva yang ternyata tengah tertidur pulas "Benar-benar gadis yang menarik" Batinnya merasa kagum
Untuk pertama kalinya ia bertemu dengan gadis menarik seperti ini. Dengan situasi barusan, gadis manapun sudah pasti akan menangis menyaksikan penyiksaan seperti tadi. Bukannya tertidur pulas seperti yang dilakukan Reva saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
KaylaKesya
terbaek Thor👍 cerita semakin seru
2023-11-03
0
Leniferiza Septiana
lanjut thorr semangat💪💪💪
2023-05-04
0
Toko john 125
Bagus ceritanya kak, seru 😊👍
2023-02-03
0