"Semoga perjalanan kalian menyenangkan. Sembilan bulan, bukan waktu yang sebentar." Ucap dou, Lantas seolah teringat sesuatu ia menoleh ke kanan kapal ke para awak-awak kapal yang sedang berkumpul. "Mari, saya kenalkan pada kapten yang akan membawa kapal ini ke Korsel."
"Kapten Diego." Sapa doi pada seorang pria berbadan tinggi, berwajah tegas penuh wibawa dengan mengenakan pakaian layaknya nahkoda kapal.
"Ini Lady Mei De Hauten.."
"Seorang belanda." Sela Kapten Diego cepat. Nampak terkejut.
"Yah dia putri dari Gubernur Jenderal Felipe De Hauten dari batavia sedangkan ibunya sendiri sudah pasti anda mengenalnya. Owada Misaka, pemimpin jepang di batavia saat ini. Mereka segerombolan beranggotakan 5 orang, akan ikut dengan kapalmu. Doi Tudo berkata riang.
Kapten Diego iego semakin terkejut mendengar ucapan doi. siapa yang tidak mengenal ke dua orang penting itu. Walaupun belanda sudah di singkirkan jepang 2 tahun yang lalu namun Jendral Felipe adalah satu-satunya Jendral belanda yang masih memegang kekuasaan.
Selain seorang jendral, Felipe juga merupakan adik dari Raja Willem di Amsterdam. Sedangkan Misaka sendiri adalah pemimpin batavia yang di bawah perintahnya berhasil mengeksekusi 2000 tentara hindia belanda.
Walaupun konflik antar dua negara sedang berlangsung. Akan tetapi pernikahan antar Felipe dan Misaka selama hampir 30 tahun itu membuat mereka berdua masih tetap bersama hingga sekarang. Bukan hanya itu saja, sekitar 20 tahun yang lalu, misaka memutuskan masuk islam. Namun tak ada yang tau apa agamanya dari ke tiga anak-anaknya itu.
"Dan ini Kapten Diego. Salah satu Kapten hebat yang di miliki oleh Inggris. Kapten adalah seorang pelaut asal wales, meski sejak kecil ia telah tinggal di Amsterdam." Ucap Doi memperkenalkan ke duanya.
Dua orang itu saling bersalaman, berbicara dalam bahasa belanda yang tentunya tak di mengerti oleh Doi karena ia merupakan orang Jepang. Terlihat sekali ke dua orang berbeda usia itu cepat akrab.
"Semua sudah siap Kapten, penumpang bisa segera naik." Ucap awak senior berkata mantap sambil melihat-lihat daftar penumpang yang ada di tangannya.
"Kalau begitu saya pamit dulu, Urusanku sudah selesai dan tak ada masalah dengan inspeksi bea cukai, selamat jalan Lady. Aku harus bergegas menemui ayahmu, melaporkan segala hal." Doi sekali lagi membungkukkan badan hormat ada Lady mei lalu bergegas pergi.
Para awak kapal mulai membuka daftar nama-nama penumpang. Sepuluh menit berlalu, dengan koneksi dari Kapten Diego, rombongan Lady Mei telah berada dalam kapal mendahului penumpang lainnya yang mungkin sudah menunggu naik kapal sejak beberapa di pelabuhan Batavia.
.
.
.
Tak jauh dari keramaian kapal, di salah satu kedai makanan, seorang pria sedang konstruksi penuh dengan kartu di tangannya. Pria itu sedang bertaruh sebuah tiket masuk kapal dengan tiga orang pemuda kaya raya yang ada di depannya.
Peluh membasahi wajah pria itu, tinggal satu kartu lagi yang perlu ia buka menentukan siapa pemenangnya. Seorang pria lain yang sepertinya adalah temannya berjalan mondar-mandir di belakangnya nampak tidak tenang.
Pria itu menatap di atas meja, kartu ke tiga pemuda kaya itu, satu kartu As dan satunya King. Sementara kartunya yang sudah terbuka adalah kartu as. Ia membuka satu kartunya lagi dengan pelan sambil harap-harap cemas.
"Yes." Seru pemuda itu senang. Ia mendapat kartu joker. Tak ingin membuat ke tiga pemuda kaya di depannya itu marah dan mencari keributan, dengan cepat pria itu menyambar tiket yang memang dari tadi sudah ada di atas meja. Ia lalu berlari cepat memasuki kerumunan orang-orang yang akan naik kapal.
"Apa kamu berniat membunuhku seorang diri Saleh." Tepukan pada lengan si pria yang ternyata adalah temannya. Ia berlari sangat cepat sampai lupa akan temannya yang satu ini.
"Hehe, maaf. Lihatlah apa yang aku dapat Yusuf." Pria yang di panggil Saleh itu menunjukkan tiket yang tadi ia bawa kabur, "Dan sudah aku ingatkan ulang-ulang, panggil aku Jack. Dengus saleh.
"Yah, yah, baiklah Jack. Tapi apakah tidak masalah jika aku menggunakan tiket pria itu." Tanya Yusuf ragu.
"Siapa bilang kalau kamu yang akan memakai tiket ini?"
"Lalu siapa?"
" Tentu saja aku. Wajahmu nampak sekali kelihatan orang pribumi, jadi kamu akan memakai tiket milikku. Sedangkan aku akan memakai tiket yang sudah susah payah aku dapatkan ini. Dan sepertinya tuhan sedang menolongku karena nama pria itu juga Jack, hahaha." Jawab saleh enteng.
"Syukurlah kalau begitu, aku tak ingin ada masalah nantinya." Yusuf menyapu dadanya. "Tapi syukurlah kamu bisa mendapatkan tiket ini sehingga aku bisa ikut bersamamu. Jika tidak, aku tidak tau kapan bisa naik kapal besar itu." Ucap Yusuf.
Saleh tersenyum, "Lain kali kita ajak ayah dan ibumu juga. Nanti kita tipu lagi orang-orang bodoh seperti tiga idiot tadi."
"Yah benar juga, kamu memang pintar."
"Aku memang pintar, Jadi kamu harusnya bersyukur mempunyai teman sepertiku. Ucap Saleh sombong.
Yusuf mendengus, namun ia membenarkan ucapan saleh. "Iya, Terima kasih Tuan Jack." Ejek Yusuf. Ia memang sangat berterima kasih kepada saleh, temannya itu sudah banyak berjasa kepadanya. Namun Yusuf enggan mengucapkan dengan serius, Saleh bisa semakin menjadi nanti.
"Sama-sama." Kekeh saleh.
"Huh," Dengus Yusuf kesal. "Kenapa juga harus nama Jack? Saleh sudah cukup bagus. Apa kamu lupa? nama Saleh itulah yang membuat gadis-gadis di gang sebelah semuanya begitu mengagumimu. Karena selain nama yang mirip, wajahmu katanya juga mirip dengan panglima Salehuddin di yaman. Entah mirip dari mananya?"
"Haha, tenanglah sobat." Saleh merangkul bahu Yusuf.
Tapi Yusuf mana mau tenang, ia sibuk berceloteh tentang bagaimana para gadis-gadis itu memuja Saleh hingga tak ada satu gadis yang menghiraukannya.
"Kamu boleh naik duluan, nanti aku menyusul dari belakang." Sela Saleh menghentikan ucapan temannya yusuf.
Yusuf berhenti sejenak menatap sekeliling, ia baru sadar jika sudah sampai di depan tangga kapal. Lantas bergegas menaiki kapal meninggalkan saleh seorang diri.
Mereka berdua tentu tidak bisa naik sama-sama. Jack Karaeng, adalah nama saleh yang sesungguhnya. Namun semua orang batavia memanggilnya saleh. Ayahnya merupakan salah satu tentara belanda yang tak ingin ia ingat namanya, sedangkan ibunya sendiri adalah anak dari sultan Alauddin, Raja gowa pertama yang masuk islam.
Saleh tak menyukai penjajah sejak dulu sehingga memakai nama belakang ibunya agar terlepas dari bayang-bayang sang ayah. Dan karena Ia merupakan salah satu pemuda indonesia yang secara terang-terangan mengatakan ketidaksukaannya pada belanda sehingga ia tak ingin Yusuf ikut terlihat dengannya.
1.Jack Karaeng (Saleh
Yusuf
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments