Rasti menarik koper nya menuju bandara, teringat seseorang yang semalam tiba tiba datang menemui nya.
"jangan pergi ke luar negeri, menikah lah dengan ku...?"
ujar Arya mantan kekasih Rasti, sejak lama Arya menanti keadaan ini karena sampai saat ini Arya masih mencintai Rasti, meskipun ia sudah menikah namun beberapa kali Arya selalu berusaha menemui Rasti.
"semudah itu kamu berbicara...!"
Rasti terkekeh kecil teringat percakapan kedua nya sebelum berpisah dulu.
"kalau kita enggak jodoh sekarang, aku berharap kelak kita bisa berjodoh!"
"kamu mendoakan Ku menjadi janda?"
tanya Rasti, keduanya berpisah karena Arya di jodohkan oleh orang tua nya dengan seseorang.hingga hubungan keduanya harus berakhir, namun sampai saat ini Arya masih mencintai Rasti, ia menyesal karena dulu pernah mengkhianati Rasti hingga Rasti menolak untuk mempertahankan hubungan mereka.
"rumah tangga ku berakhir karena pelakor, lalu sekarang kamu menawarkan ku untuk menjadi pelakor?"
hati nya kembali teriris mengingat Irwan, pria yang begitu ia sayangi.
"aku tidak mau lagi ada perempuan yang mengalami hal seperti aku? kau tahu hati ku hancur dan yang tersisa hanya kepingan yang berserakan...aku tidak mau istri kamu juga mengalami hal yang sama, paling tidak lihat anak anak....bukan hanya aku yang terluka karena hal ini, tapi kedua anak ku juga menanggung trauma, aku bahkan khawatir dengan keadaan mereka nanti Saat dewasa, aku khawatir kalau pernikahan menjadi sesuatu yang menakutkan untuk mereka!"
ujar Rasti memejamkan matanya menetes kan air mata.
"aku sudah bilang, lupakan aku! sayangi Nabila dengan sepenuh hati, jangan sakiti hatinya... lupakan omong kosong itu karena aku sendiri tidak pernah berpikir untuk kembali pada mu!"
sambung Rasti masuk ke dalam rumah meninggalkan Arya yang mematung sendiri.
bagaimana mungkin menerima tawaran Arya sementara ia sendiri tahu bagaimana rasanya hancur.
Rasti masuk ke dalam lalu memeluk kaila yang sudah terlelap, mengapa cinta begitu menyakitkan?
beberapa Jam lagi ia akan sampai di Malaysia, beberapa kali menyeka air matanya tak menyangka ia akan menjalani keadaan ini.
dulu ia selalu menakuti Wildan akan pergi ke luar negeri jika dia tidak mau menuruti, ucapan itu seakan menjadi doa dan Allah menunjukkan jalan yang selalu menjadi ancaman nya untuk Wildan.
"maafkan mama ya Wildan... Kenyataan kamu lah yang paling menyayangi mama!"
Rasti kembali menangis rasa sakit itu semakin menyayat nyayat hati hingga perih.
"Ras...kamu kenapa?"
tanya Wiwin teman seteam nya, berbeda dengan Rasti, Wiwin pergi bekerja keluar negeri karena terlilit hutang, suami nya pemalas hingga menyebabkan hutang nya menumpuk dimana mana.
"aku rindu sama anak anak ku...!"
jawab Rasti padahal bukan hanya itu tapi tentang bagaimana Irwan mencampakkan nya.
*
*
"kamu itu uang uang Terus, kamu kan pegang sendiri kenapa sih harus minta sama aku..!"
itu awal awal Irwan dekat dengan regina, Rasti tidak tahu kemana uang gajihan yang biasa nya diberikan oleh Irwan pada nya, saat itu justru habis entah kemana.
"ya tapi Kemana uang gajian kamu? kamu cuma kasih separo dan kamu bilang habis!!?"
Rasti mulai curiga dengan Irwan, pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya itu.
"ya aku juga banyak kebutuhan, aku kan udah kasih sebagian....! kamu juga kan punya uang dari hasil menulis kamu!"
Rasti terdiam dengan nafas tersengal, kenapa Irwan bersikap seperti itu.
"aku memang punya uang tapi kebutuhan kita itu kewajiban kamu....! kamu habiskan untuk apa? perempuan lain? hm...?"
Irwan tidak menjawab, ia balas menatap tajam Rasti.
"kenapa kamu diam? selama ini aku sabar menghadapi sikap kamu tapi kamu enggak pernah menghargai aku!"
bukan melunak Irwan malah menatap Rasti dengan geram.
"apa kamu bilang?"
tanya Irwan menaikkan dagunya.
"kamu ingin dihargai, jadi selama ini kamu merasa tidak dihargai?"
sambung Irwan mendorong Rasti ke sofa.
"aku memang punya yang lain, itu karena aku jenuh dengan kita....!"
Rasti langsung terdiam, serasa sembilu menikam dada, Irwan bisa bisanya mengatakan hal itu.
"aku rasa aku salah menilai kamu, padahal kamu tahu apa yang dirasakan perempuan saat suaminya selingkuh, ibu kamu juga berada di posisi aku!"
Irwan dulu pernah bercerita ibunya sampai meninggal karena sang ayah menikah lagi, dengan keadaan itu Irwan tahu persis seperti apa penderitaan yang dialami oleh ibu nya karena sebuah pengkhianatan.
"aku beda dengan ayah ku, aku bisa berlaku adil aku juga punya banyak uang, istri ku tak akan kekurangan"
itulah jawaban Irwan, ia tidak pernah mau mendengarkan pendapat dari Rasti, ia selalu merasa paling benar.
"aku tidak mau, aku lebih memilih berpisah!"
balas Rasti, hati nya Sudah sakit karena sikap Irwan dan seakan Irwan menabur garam pada luka nya dengan berkhianat.
"terserah kamu....!"
sahut Irwan meninggalkan Rasti yang menangis sendiri, tak pernah sekalipun Irwan memeluk nya saat menangis,bukan sekali dua kali Rasti menangis memeluk dirinya sendiri, tapi saat itu lebih pedih mendapati suaminya memiliki perempuan lain.
**
"kamu sabar ya ras...aku juga berat meninggalkan anak anak tapi tidak ada pilihan lain....! semoga Allah menguat kan pundak kita!"
Rasti mengangguk lalu kedua nya saling memeluk, cobaan tak henti menerpa kaum lemah seperti mereka namun mereka sama sama berpikir untuk tetap bertahan dan berjuang keras dalam kemelut jiwa yang meronta meminta ingin berakhir, namun pikiran itu hilang seketika melihat senyum di wajah buah hati, mereka yang berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dan sebagai orang tua kita harus berjuang untuk kebahagiaan mereka, seperti yang dirasakan oleh Rasti, berusaha untuk tetap waras meski ia hampir gila, kalau bukan iman yang membentengi diri nya, berserah dan tersungkur di hadapan sang pemilik kehidupan.
***
Irwan pulang ke rumah seorang diri karena regina masih ada pekerjaan hingga ia memutuskan untuk lembur, rumah masih berantakan, cucian piring, cucian baju. tak ada makanan yang berada di balik tudung saji seperti hal dulu saat bersama Rasti.
*
*
"yah sudah pulang, gimana capek?"
ujar Rasti senyum sambil menyodorkan segelas air putih untuk nya melepaskan dahaga karena perjalanan dari kantor ke rumah yang cukup melelahkan.
"mau makan atau mandi dulu, Rasti masak Sambel goreng kesukaan kamu!"
Rasti berucap sembari membuka tudung saji yang berisi beberapa makanan yang menggugah selera, seketika itu hilang rasa lelahnya melihat makanan yang di suguhkan untuk nya, selain itu tawa celotehan anak anak mewarnai meja makan yang selalu terdengar gaduh Karena Wildan terus menggoda kaila yang langsung merengek, Wildan,kaila dan Rasti....
Irwan duduk termenung sendiri, perutnya lapar kerongkongan nya kering karena dahaga.
bersambung....
terimakasih untuk para reader yang sudah mampir 😍😍
dukungan reader begitu berarti, jangan lupa like and komentar ya😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Al Fatih
rasakan awal mulai pembalasan utk sikapmu itu...,,
2023-06-30
1
neng ade
Baru sadar ya kalau Rasty itu lebih baik .. udh terlambat kesadaran nya saat telah kehilangan Rasty dan anak2.. nikmatilah karma mu
2022-12-02
2