Ke esok kan hari nya, Rasti mendatangi kediaman rumah Irwan untuk mengambil pakaian kaila yang berada di rumah itu, Rasti tidak sendiri ia mengajak paman Irwan yang menjadi orang tua pengganti setelah orang tua Irwan meninggal.
"Rasti datang untuk mengambil pakaian kaila karena kaila ingin mondok bersama Wildan.."
ujar Nur menjelaskan Kedatangan mereka.
"masuk.....!"
Irwan membuka pintu selebar-lebarnya untuk mereka agar masuk ke dalam.
memperhatikan Rasti yang sedikit berbeda, baru beberapa hari berpisah perempuan itu sudah berbeda dari biasanya, Lebih rapi dan wangi.
tentu saja Saat ini tak ada yang Rasti pikirkan selain dirinya dan anak anak, kalau dulu pikiran nya habis memikirkan kebutuhan suaminya, namun kini hidup nya bebas tanpa embel-embel dan tuntunan yang lain nya.
regina keluar dari kamar mereka berdua menggunakan lingerie seksi berwarna putih, tanpa Malu menampakkan diri nya di hadapan orang tua, lagi lagi hati Rasti teriris karena kini orang lain lah yang menghuni kamar itu.
"ada apa ya kamu kesini?"
kaila sudah di dalam membereskan barang-barang nya bersama Irwan.
"tentu bukan untuk meminta kembali ke rumah ini...!"
jawab Rasti enteng tersenyum simpul menatap wajah Regina tak suka melihat keberadaan nya.
"Bagus lah kalau kamu membawa kaila, dia itu suka rusuh!"
balas Regina senyum mengejek.
tak lama kaila keluar bersama Irwan membawa dua tas besar.
"nanti ayah jenguk kamu sama Abang Wildan ya!"
ujar Irwan menyamai tinggi kaila.
"enggak jenguk juga enggak apa-apa!"
itulah jawaban kaila melampiaskan kekecewaan nya terhadap sang ayah.
Irwan membeku mendengar jawaban kaila, seakan akan kaila tak membutuhkan nya lagi.
"key enggak boleh ngomong seperti itu sama ayah!
ayo minta maaf!"
titah Rasti pada kaila yang menatap wajah Irwan dengan sayu dan pilu.
"bukankah anak kecil akan meniru orang dewasa, seperti hal nya ayah yang enggak membutuhkan keberadaan mama lagi, kaila juga enggak butuh ayah!"
tutur kaila membuat semua membeku mendengar kaila menangis memeluk Rasti.
*
Rasti menatap jalanan, lagi lagi kepingan hati nya berserakan melihat mereka berdua mungkin memang lebih baik menjauh, untuk kedepannya ia tidak akan melihat lagi hal itu.
kaila menyeka air mata yang menetes di pipi Rasti tentu hal itu membuat Rasti membeku seketika.
"jangan sedih ya ma...ada key sama Abang Wildan Yang sayang sama mama"
Rasti mengangguk lalu memeluk kaila erat, itu lah yang menjadi sumber kekuatan nya.
besok ia akan terbang dan nanti Lisna yang akan mengantar kaila ke pondok pesantren.
"kamu yakin mau bawa kaila ke pondok?"
tanya Irwan sebelum Rasti meninggalkan rumah itu.
"ya memang kenapa, aku akan lebih tenang kalau kaila di pondok, kamu tidak perlu memikirkan biaya karena aku yang akan menanggung semua itu!"
Rasti pergi meninggalkan Irwan yang mematung sendiri menatap punggung Rasti yang pergi membawa kaila.
"maafkan ayah ya key?"
"ayah tidak termaafkan key kecewa memiliki ayah...!"
Irwan tertegun mengingat percakapan mereka Saat di kamar, Irwan Begitu menyayangi kaila namun tanpa sadar ia juga menggoreskan luka di hati Putri kecilnya.anak sekecil itu saja paham bahwa ia tersakiti hingga keluar lah kata kata kecewa yang merajam dada.
Irwan menghela nafas panjang saat regina mengajak nya untuk kembali bermain di ranjang, padahal Irwan sudah lelah tapi regina tak mau tahu.
keadaan nya tak sama seperti saat pertama kali menikah dengan Rasti, tubuh nya masih fit tak seperti sekarang untuk bermain satu kali saja ia tak kuat berlama lama, regina memang cantik, kulit nya juga putih mulus.berbeda dengan Rasti yang biasa biasa saja.
bukan hanya ia yang tertarik pada regina tapi teman teman di kantor nya juga banyak yang mengincar regina.
namun setelah menikah supervisor bagian tempat nya bekerja kini menempatkan regina di cabang perusahaan yang lain karena satu kantor tidak memperbolehkan suami istri bersama.
pagi...
Rasti sudah bersiap untuk pergi ke bandara, akan ada mobil yang menjemput nya nanti.
kaila terus memeluk Rasti seakan tak ingin ibu nya itu pergi.
"key, mama harus pergi.
kamu sama Tante ya nanti ke pondok!"
kaila tertegun mendengar penuturan Rasti, sungguh ia tak ingin ibunya pergi.
"berapa lama Mama pergi?"
tanya kaila berlinang air mata masih memeluk Rasti.
"dua sampai tiga tahun... kamu harus sabar, mungkin orang lain lebih beruntung dari kita tapi kamu harus tahu bahwa pundak kita Allah ciptakan lebih kuat dari mereka!"
kaila mengangguk lalu mencium Rasti berulang kali, tak ingin berpisah tapi inilah jalan hidup yang harus di tempuh.ia tak memiliki lagi keluarga yang utuh.
"kamu sabar ya, Mama pergi untuk kalian juga!"
Rasti tak ingin mengandalkan Irwan, apa lagi kini ia sudah memiliki istri Baru, sebelumnya saja Irwan selalu mengandalkan nya.
setiap kali meminta uang untuk biaya sekolah, Irwan selalu mengatakan untuk memakai uang nya terlebih dahulu.
seakan tak ingin terbebani oleh hal itu, Irwan selalu saja mencari alasan.
banyak yang bertanya kenapa menyerah begitu saja, padahal masih bisa ikhtiar untuk mempertahankan rumah tangga nya.
namun sejak lama Rasti bertahan, lelah dengan sikap Irwan yang semaunya, selama ini Rasti juga banyak mengalah dan semua itu demi anak anak, mungkin semua itu masih bisa Rasti toleransi namun tidak dengan pengkhianat, karena bagi Rasti hal itu kesalahan fatal yang tidak bisa di tolerir lagi.
Rasti memilih jalan berpisah membawa kepingan hati nya yang berserakan karena kesakitan yang Irwan torehkan.
tak ingin lama lama berpikir karena semakin lama luka itu semakin menganga, percuma bertahan kalau hanya ia yang berjuang sendiri sedangkan Irwan dengan sadar menyakiti nya, tak sedikit pun Irwan berpikir bagaimana perjuangan mereka untuk berada di titik ini namun semua impian musnah seketika setelah kehadiran regina.
seperti pribahasa nila setitik rusak susu Sebelanga, karena satu kesalahan kecil lantas menghapus semua kebaikan yang sudah Rasti berikan untuk nya.
tak terlintas di benak Irwan bagaimana ia melalui masa masa sulit nya bersama Rasti, seorang istri yang tak pernah lelah memberikan support dan dukungan. jiwa nya malah tergila gila oleh sosok regina yang belum lama di kenal nya, hanya karena regina lebih cantik dan memiliki penghasilan lebih besar dari Rasti yang hanya seorang penulis yang amatir.
namun tak akan sama seperti cinta Rasti yang tulus tak akan terganti, Beberapa orang teman bahkan menyayangkan sikap Irwan, yang mengenal Rasti pasti tahu kalau Irwan tengah keliru melepaskan berlian yang selama ini menemaninya dari nol, regina memang seperti mutiara namun cahaya nya tak akan seindah berlian, karena Rasti merupakan istri yang Solehah.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Al Fatih
lanjut bacanya walaupun sedih😢
2023-06-30
1
neng ade
yg sabar ya Restu.. yakinlah Allah akan memberi ganti yg lebih baik lagi .. teruslah berjuang demi anak2.. wanita memang di uji dngn ekonomi to itu tak bisa menggoyahkan cinta lain hal nya jika sdh berkhianat tak bisa lagi di toleransi .. terluka lahir dan batin .
2022-12-02
1