kepingan hati bab 3

"Apa salahnya menjadi seperti aku yang mengedepankan kepentingan keluarga, aku yang merawat mu saat kamu sakit,aku yang menyediakan mu makan saat kamu lapar, aku menjadi tempat mu bersandar saat gundah melanda mu, aku yang selalu menyebut nama mu pada cinta ku di sepertiga malam karena tulus nya kasih ini, namun seketika kau meluluhlantakkan hatiku,aku merasa dunia ku runtuh saat engkau mengatakan bahwa dia jauh lebih baik dari ku.... kau buat remuk redam hatiku....!"

pagi ini Irwan dan regina berencana akan menikah di KUA, sementara Rasti pergi ke pondok untuk berpamitan pada sulung nya.

Lisna terus menemani dan memberikan kekuatan untuk adiknya itu."yakinlah bahwa kamu kuat melewati semua ini... Allah akan ganti semua kesakitan mu Ras!"

Rasti mengangguk memeluk Lisna, ia harus tegar demi anak anak nya, terbesit kekhawatiran pada si bungsu.

"ya Allah jagalah kaila untuk ku dimana pun ia berada"

gumam Rasti dalam benak nya.

dua jam berlalu Rasti sampai di pondok pesantren, si sulung juga sudah menunggu karena tahu kalau Rasti akan datang.

"assalamualaikum... anak Mama yang ganteng"

ucap Rasti memeluk Wildan yang langsung terisak dalam dekapan Rasti.

"walaikumsalam......"

jawab ustadzah Yuyun mengelus punggung Rasti.

"mana kaila....?"

tanya Wildan menangis menatap sang ibu.

"kaila dengan ayah!"

jawab Rasti lalu berjalan masuk ke dalam pondok.

mental nya di hajar habis habisan oleh keadaan, namun ia harus tetap waras karena ada kedua anak yang masih membutuhkan nya.

"kenapa mama membiarkan kaila dengan ayah?"

tanya Wildan, ia merasa khawatir pada adiknya itu, cemas kalau sang ayah tak memperlakukan kaila dengan baik karena kini ada perempuan itu.

"nanti Tante akan jemput adik mu... Mama datang kemari untuk pamit Wil, karena lusa Mama akan berangkat, kamu belajar yang rajin ya!"

ujar Rasti menangis pilu memeluk Wildan, satu satunya pundak yang menjadi sandaran.

"Wildan akan belajar dengan rajin, Wildan akan menjadi kebanggaan mama, dan kelak Wildan Yang akan menjaga Mama, Wildan enggak akan membiarkan siapapun menyakiti Mama termasuk ayah!"

Wildan menangis menambah perih, Rasti tergugu memeluk putra sulung nya itu.

"kamu anak mama yang Soleh, sabar ya nak!"

Rasti mengusap kepala lalu menciumi wajah Wildan." jaga adik nya ya!"

Wildan mengangguk lalu memeluk tubuh Mama nya.

Rasti menitip kan Wildan pada ustadzah Yuyun, jika kaila mau mungkin lebih baik ikut mondok dengan Abang nya.

"sabar ya Bu Rasti, tetap semangat menjalani hidup apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, yakinlah bahwa semua sudah Allah tentukan, mana yang terbaik untuk kita!"

ustadzah Yuyun mengetahui permasalahan yang tengah di hadapi oleh orang tua Wildan, ia juga Prihatin dengan keadaan itu.

"ya terimakasih ustadzah saya titip Wildan!"

lagi lagi aku menangis, sabarlah hati menahan perih.

**

berbeda dengan Irwan, saat ini ia tengah bahagia karena sudah resmi menjadi suami regina, namun berbeda dengan kaila.

wajah nya tampak sendu, di usia nya masih kecil ia harus menerima kenyataan tentang perpisahan kedua orang tua nya.

bahkan di depan mata, ia menyaksikan sendiri ayah nya bersanding dengan perempuan lain.

kaila memundurkan langkahnya menjauh dari keramaian, sebenarnya banyak keluarga yang menyayangkan hal itu karena mereka lebih memilih Rasti ketimbang regina, keluarga tidak tahu kenapa Irwan bisa sampai di fase ini padahal Rasti istri yang baik.

apa kurang nya Rasti?

lebih dari itu kerabat juga tidak bisa mencampuri urusan rumah tangga mereka terkecuali Irwan meminta pendapat.

kaila melangkah kaki nya menuju rumah tantenya yang tak jauh dari rumah, ia tidak ingin berada di keramaian itu sementara kaila tahu kalau sang ibu justru tengah sakit.

"kaila....!"

ujar Hani, ia adalah kakak ipar Rasti dari kakak laki-laki nya yang sudah meninggal.

"Tante, kaila mau ketemu Mama!"

Hani tertegun, hati nya ikut teriris menyaksikan derai air mata dari anak sekecil itu.

"ayo masuk ke dalam, nanti Tante telpon Mama mu ya!"

kaila mengangguk lalu duduk di bawah memeluk lutut nya sendiri, karena mengantuk dan lelah kaila meringkuk di bawah dengan air mata yang membasahi pipinya.

Hani terpaku menatap gadis kecil meringkuk sendiri di bawah, iba ia pun menangis lalu mengangkat tubuh kaila dan membawanya masuk ke dalam kamar.

"Halo ras kamu sudah berangkat?"

tanya Hani langsung menelpon Rasti.

"belum Mba, Rasti baru pulang dari pondok"

Hani menghela nafas panjang.

"kaila ada sama mba, kasihan dia nangis nanyain kamu! temui ras sebelum kamu berangkat!"

"ya Mba Rasti akan jemput sekarang juga!"

Rasti tahu Irwan pasti mengabaikan kaila, apa lagi ini hari pernikahan nya dengan Regina.

gegas Rasti mencari tukang ojek untuk menjemput kaila.

Rasti tertegun melihat kaila meringkuk di ranjang masih menggunakan gaun kesayangan nya, Rasti melangkah dengan cepat lalu memeluk putrinya itu.

"maafkan mama ya sayang!"

ujar Rasti mendekap erat tubuh kaila.

"Mama... jangan tinggalkan key...!"

kaila menangis, tangisan yang sama seperti yang di rasakan oleh Wildan.

"ya Allah kuatkan aku....!"

"ayo ikut mama ke rumah Tante Lisna"

ajak Rasti menggendong kaila.

"kamu boleh tinggal sama Tante kalau kamu mau!"

Ujar Hani mengusap rambut kaila sayang.

"kamu pilih mau tinggal sama siapa?"

tanya Rasti membuat kaila terpaku.

"sama Mama!"

jawaban itu sungguh menohok karena itu tidak lah menjadi pilihan.

"maafkan Mama nak, Mama janji akan pulang!

tapi untuk saat ini Mama enggak bisa menemani kamu!"

"ya udah key mau tinggal sama Abang aja'!"

kaila tahu hanya Wildan tempat nya bersandar setelah kedua orang tua nya berpisah,, sesungguhnya kejadian itu bukan hanya menyisakan luka untuk anak anak tapi juga rasa trauma yang dalam.

namun Rasti tidak memiliki pilihan, karena ia juga tidak sanggup untuk di madu.

"ya sudah, nanti mama anterin kamu ke pondok ya!"

mungkin itu jauh lebih baik ketimbang kaila tinggal bersama ibu tiri.

ia bisa menyisihkan uang nya untuk biaya sekolah anak anak di pesantren.

**

Irwan termenung menatap regina yang terlelap di samping nya, regina seorang gadis namun ternyata ia sudah tidak perawan.

entah dengan siapa regina pertama kali melakukan hal itu, berbeda dengan Rasti yang terkenal memiliki banyak pacar namun tetap menjaga mahkota berharga nya, Rasti persembahkan untuk pria yang menjadi suami nya.

tadi sore Hani mengirim pesan pada nya, bahwa kaila pergi bersama Rasti dan akan tinggal di pondok bersama Wildan.

"anak kamu tuh bikin repot, kenapa sih enggak minta Rasti untuk bawa kaila juga"

belum apa apa regina sudah mengeluhkan tentang anak anak nya.

bersambung......

terima kasih sudah mampir 😍😍😍

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

ini baru permulaan .. jngn bilang kamu menyesal .. nikmatilah hidupmu yg sekarang karma mu akan datang cepat atau pun lambat .. rasakan itu Irwan ..

2022-12-02

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!