eps 4

" bagaimana loe udah kesana ?" tanya naomi ketika desi kembali

desi mengangguk " mereka bilang abu gio memang belum di tabur sepertinya mereka belum siap kehilangan gio "

"belum siap ?" tanya naomi lagi

Desi mengangguk" banyak banget photo gio di dalam apalagi mainan tapi loe tenang aja nanti sore mereka akan naro abu gio di pemakaman umum kok " sahut desi lagi

naomi mengangguk dengan memegang tanggan desi" desi , makasih ya "

" desi ?" panggi jenny membuat keduanya menoleh

" iya nonya kenapa ?" sahut desi dengan berdiri sedangkan naomi masih duduk

" saya mau ke butik tadi sempet beli makanan tolong panasin ya " desi mengangguk lalu pergi ke dapur

" naomi malam ini ikut mama sama papa ya dres nya sudah di kamar " sahut jenny dengan berjalan menuju mobilnya

" By sayang " naomi hanya melambaikan tanggan tampa membalas ucapan mama nya

" kenapa loe begitu dengan ibu loe "

naomi hanya diam

" gue selalu pengen punya ibuk, karna dari kecil gue ngak perna mendapatkan kasih sayang seorang ibu"

naomi menunduk lalu mendongak melihat awan sembari menghembuskan napasnya

" mungkin jika di posisi gue mending ngak punya ibuk " sahut naomi yang masih melihat awan

" dari kecil selalu bik mira yang ada di samping gue, makan, tidur, mandi, bahkan ke sekolah seragam pun bik mira yang pakaikan sampai sekarang gue bahkan lupa bagaimana pelukan seorang ibu dan bapak " sahut naomi lagi

naomi menghembuskan napas lelah " hidup itu punya banyak pilihan susan jika boleh milih gue ngak mau terlahir dari keluarga kaya jika tak mendapati kasih sayang "

Susan terdiam mendengar ucapan naomi

" maaf gue ngak bermaksud " sahut susan

naomi membaringkan badannya di teras meletakan tangganya di perut lalu memejamkan mata perlahan air mata itu turun membasahi pipinya

"apa se sakit itu penderitaan loe sampai loe milih curhat dengan arwah " sahut desi yang bersembunyi di balik pintu

.

.

.

.

" melamun mulu mikirin apaan sih ?" reza tersadar ketika mendapat tepukan di pundaknya

" kenapa lagi masih mikirin andriana?" tanya dava

Reza mengeleng pelan dengan bersandar di kursi

" udah ngaku aja udah, ngak kerasa sebulan berlalu " sahut dava dengan melihat poto andriana di meja kerja reza

Reza juga menoleh ke poto andriana

" ikhlaskan kepergian nya andriana udah tenang disana " sahut dava lagi

Reza mengangguk " tapi kenapa gue rasanya ngak percaya "

" wajarlah dua tahun kalian pacaran seperti yang kita tau jangankan demam plu pilek aja ngak mau dekat sama andriana tapi ya mau gimana jika takdir sudah menentukan " sahut dava lagi

" tenangin diri ambil cuti gih " saran dava

" dari pada badanya di mana pikiran nya di mana mending istirahatin diri loe dulu oke " dava kembali menepuk pundak reza lalu beranjak pergi

.

.

.

.

" ngapain ke sini ?" tanya naomi dengan melihat rumah yang sederhana terletak di belakang kampus trisakti

" lelaki itu " tunjuk susan pada lelaki yang sedang duduk di teras

" itu bokap loe " susan mengangguk

" gue hanya minta loe bilangin kalau gue baik baik aja dan udah bahagia disini dia ngak perlu kawatir lagi sama gue " sahut susan dengan menunduk

"hanya itu ke inginan loe ?" tanya naomi lagi

susan kembali mengangguk " gue ngak bisa tenang liat dia tiap hari dateng ke makam gue "

" loe tunggu disini " naomi berjalan mendekati lelaki itu

" permisi pak " sapa naomi dengan sopan

" maaf pak anda ayahnya susan ?" tanya naomi lagi

lelaki itu mengangguk lalu berdiri " kamu siapa ? ayo duduk dulu "

naomi mengangguk lalu duduk di kursi yang terletak di dekat pintu

" saya naomi pak saya kesini cuma mau bilang " naomi menoleh ke belakang melihat susan yang berdiri di samping pohon mengangguk

" bapak ngak usa kawatir iklankan susan, susan udah tenang disana dia juga udah ikhlas dengan apa yang terjadi dengannya " sahut naomi

lelaki itu melihat naomi" apa dia yang bilang begitu ?"

naomi mengangguk pelan

lelaki itu melihat naomi dari ujung kaki sampai ujung rambut " apa saya bisa percaya dengan kamu ?"

naomi melihat lelaki itu " jika bapak tidak percaya tidak apa apa yang saya sudah menyampaikan apa yang di minta susan " sahut naomi dengan beranjak

" tunggu, apa yang kamu ketahui tentang susan " tanya nya

" susan memiliki tanda merah di belakang telinga " ucapan naomi membuat lelaki itu terteguh

" saya permisi pak " pamit naomi pada lelaki itu

naomi melihat sekitar" susan susan" panggil naomi namun arwah susan hilang

" apa ia sudah tenang ? " sahut naomi dengan melihat sekitar

" gila tu arwah ngak terimakasih dulu apa kek ini langsung pergi aja " keluh naomi lalu pergi

naomi berjalan menuju motornya yang ia letakan di dekat kampus karna akses ke rumah itu hanya satu yaitu melewati samping kampus

begitu banyak arwah yang berseliweran di kampus tak membuat naomi tertarik sedikit pun namun ketika melihat seorang perempuan yang terus mengajak ngobrol seorang lelaki membuat naomi menghentikan langkahnya

ia terus memandangi keduanya hingga tak sadar seorang lelaki berdiri di samping nya

" dia reza atmajaya dosen ekonomi dan bisnis" sahut suara membuat naomi menoleh ke samping

" apa lagi yang ingin kamu tanyakan ?" tanya lelaki itu

naomi kembali melihat ke depan melihat lelaki yang bernama reza itu lekas pergi ke parkiran

" seperti nya kamu masih pelajaran, ada keperluan apa kemari ? " tanya lelaki itu dengan terus mengikuti naomi

" tunggu dulu ada perlu apa kemari " cegatnya ketika naomi akan mengenakan helm

" saya hanya lewat " sahut naomi

lelaki itu mengambil helm naomi " lewat ? kemana ? oh ke rumah belakang ke tempat pak tono "

naomi hanya mengangguk karna sejujurnya ia tak tau siapa nama ayahnya susan

" kamu temannya susan? tapi susan sudah bekerja tidak mungkin memiliki teman kecil seperti mu " telinga naomi rasanya mau pecah terus mendengar ocehan lelaki itu

" apa _"

" ngapain ?" tanya seorang lelaki yang naomi ketahui bersama reza

" oh ngak ini teman kecil " sahutnya dengan memberikan helm pada naomi

lelaki bernama reza itu melihat naomi begitu juga dengan wanita yang bersama reza ia terus mendekati reza

" saya permisi " sahut naomi dengan menaiki motornya lalu pergi dari sana

" kenapa dateng pada saat ngak tepat si " keluhnya pada reza

" dia anak kecil jangan di jahilin begitu " sahut reza lalu kembali ke kampus

" eh za reza tadi pas loe lagi duduk di samping dia tu ngeliatin loe mulu "

Reza menoleh ke dava

" bener za mangkanya gue samperin " reza hanya mengangguk

" iya sekarang masuk ke kelas ya " sahut reza membuat dava kesal

.

.

" dari mana ?" tanya jenny yang melihat naomi pulang

naomi mengangkat plastik putih yang ia bawah

melihat itu jenny mengangguk" mandi cepet siap siap ikut ke pesta temen papa "

naomi hanya mengangguk lalu masuk ke kamarnya

" dari mana ?" tanya dio yang sudah berada di kamar naomi

" belanja" sahut naomi

" tadi ada gio dia mau pamitan tapi loe nya ngak ada dia bilang makasih" naomi mengangguk

" sama sama " sahutnya lalu masuk ke kamar mandi

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Bye

2024-11-27

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

jadi kedepan akan seperti apa 😏😏

2023-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!