"Kau yang waktu itu."
Laura seakan seperti terhipnotis lagi setelah mendengar pria itu, dari matanya sedikit memancarkan sinar kebiruan yang memunculkan perasaan asing dalam dirinya
Laura terjatuh begitu sakit kepala menderanya, Aland yang tau Laura merasakan sakit ia langsung mendekati Laura. Memeluk gadis itu untuk menyalurkan sebagian energinya pada Laura, bagaimanapun ia telah membagi setengah jantungnya pada Laura agar Laura selalu terikat padanya sepenuhnya
Perasaan nyaman itulah yang sedang dirasakan Laura, seperti ada energi yang tersalur di tubuh Laura. Aland memeluk gadisnya dengan begitu erat untuk menyalurkan energinya ke tubuh Laura, ia tau resiko yang telah diambil karena mengikat gadis itu lebih dalam dan juga resiko dirinya akan kehilangan banyak energi untuk menyalurkannya pada tubuh istrinya
"Apakah kau sudah nyaman." Tanya Aland tanpa melepaskan pelukannya
Laura mengangguk lalu mendongak menatap mata biru Aland "Kenapa kau menolongku."
Aland tersenyum lalu mengusap rambut Laura membuat gadis itu tampak salah tingkah "Karena kau pernah menyelamatkanku." Ujar Aland mencium tangan Laura
Raut wajah Laura nampak kebingungan "Kapan aku menyelamatkanmu, kita saja tidak pernah bertemu."
"Bukan apa apa tidak perlu mengingatnya jika tidak ingin mengingat, yang perlu kau tau bahwa kau adalah istriku selamanya."
Tubuh Laura seakan berdesir begitu Aland mencium punggung tangannya seakan ada sesuatu yang membuatnya terasa nyaman
"Penyelamat? Bukankah waktu itu kau yang menyelamatkanku." Laura bingung
"Apakah kau tidak ingat jika dulu kita pernah bersama sewaktu kau masih kecil, kau menyelamatkan nyawaku dan hari ini aku membalasnya untukmu."
Laura berusaha untuk mengingat kenangan masa kecilnya, setitik ingatan pun tidak ada yang dia kenali saat bertemu dengan Aland "Kapan kita bertemu." Laura nampak berpikir
"Istriku tidak perlu memikirkannya itu sudah lama berlalu tentu saja kau tidak akan bisa mengingatku lagi karena aku pernah menghapus ingatanmu tentangku."
"Kau ingin pulang aku bisa mengantarkanmu asalkan kau mau menemui ku setiap bulan purnama sebagai perjanjian. Bagaimana? Apakah kau menginginkannya." Tawar Aland
Laura menggigit bibirnya ragu, pria di depannya begitu lembut dalam berbicara membuat Laura terbuai setiap mendengar lontaran dari bibir merah pria berambut silver itu. Laura kembali mencerna perkataan dari Aland tentang 'pertemuan setiap bulan purnama' apakah pria bersurai silver itu mempunyai maksud dan tujuan tertentu padanya
"Jangan khawatir aku tidak memiliki niat buruk padamu." Ucapnya setelah tau apa yang sedang dipikirkan istrinya
"Bagaimana mungkin kau bisa membaca pikiranku, bagaimana caramu menembus pikiranku."
Tatapan Aland berubah datar dan dingin "Mau atau tidak aku antar kau pulang, asal kau tau saja ini bukan sekedar mimpi seperti yang kau pikirkan tapi aku memang sengaja menarikmu ke alamku."
"Ap_apa yang kau katakan, bukan mimpi? Apa maksudmu, ini pasti hanya mimpi kan, kau tidak akan meninggalkanku di tempat aneh ini kan." Cecar Laura panik
"Berarti kau setuju dengan perjanjianku."
"Iya."
"Aku senang mendengarnya." Aland mengusap surai Laura yang begitu lembut dan harum baginya, ikatan yang Aland berikan membuatnya dengan mudah menghirup aroma tubuh Laura
Laura mendadak mengutuk mulutnya yang setuju mengatakan 'iya' pada lelaki aneh disampingnya, Laura sangat yakin ada sesuatu yang tidak ia ketahui ketika mahkluk itu terus melekat padanya
"Aku ingin pulang maukah kau mengantarku pulang." Ucap Laura menatap lelaki bermata elang itu
"Baiklah tampaknya istriku mulai gelisah berada di tempat asing. Tapi aku tetap pada perjanjian, maukah kamu menemuiku setiap bulan purnama." Ucap Aland menatap lekat mata indah Laura sambil bergumam dalam hati "Aku tak ingin tanda yang kubuat untuk menandaimu akan diserah olehnya." Batin Aland
"Aku___
"Oke aku setuju denganmu." Laura mengangguk sebagai tanda setuju, sebenarnya ucapannya hanyalah bualan semata agar memancing laki laki itu untuk menyetujuinya jika tidak Laura akan terus terjebak di tempat yang menurutnya aneh ini
"Baguslah jika kamu setuju dengan perjanjianku, ingat baik baik jangan melanggarnya karena itu akan membawa petaka bagi dirimu sendiri Laura."
Tiba tiba tanda di leher Laura bercahaya merah "Bibirku terasa panas." Gumam Laura merasakan panas di bibir mungilnya
"Ingat Laura ucapanmu telah terkunci oleh sihirku, jangan coba-coba untuk melanggarnya."
"Apa."
Belum sempat Laura merespon Aland lebih dulu mendekatkan wajahnya pada Laura, Aland mencium lembut bibir Laura terasa panas. Laura yang merasakan sentuhan Aland hanya bisa terdiam, bibirnya terasa kembali dingin disaat sentuhan itu mengenai bibir kecilnya. Walaupun tidak ada balasan diantara keduanya Laura bisa menghirup lebih dekat wangi tubuh Aland hingga membuatnya terbuai nyaman
Aland melepaskan ciumannya keduanya dan menatap wajah Laura yang menegang kaku "Aku mengenalmu lebih dari siapapun Laura, maka aku memberikan sebagiannya untukmu termasuk ciuman yang belum pernah disentuh siapapun selama ini."
"Kau apa, jangan macam macam." Wajah Laura memerah seketika setelah mendapati ciuman pertamanya, sungguh lancang sekali laki laki itu mengambil ciuman pertamanya
"Kau sangat menggemaskan dengan wajah itu Laura." Puji Aland
"Jangan memujiku dasar aneh."
"Baiklah."
Laura tidak mengerti laki laki ini terus berbicara lembut padanya walaupun sedari tadi dia terus mencaci maki bahkan hampir menipu laki laki itu, mungkinkah dia mempunyai maksud tertentu. Laura bergidik membayangkan sesuatu yang buruk akan terjadi padanya, pokoknya dia tetap harus waspada
Laura menghirup nafas untuk menetralkan rasa takutnya "Kau akan mengantarku pulang kan." Tanya Laura memastikan
Aland menyeringai "Kemarilah Laura pegang tanganku, ikut aku masuk ke dalam air." Aland mengulurkan tangannya di depan Laura
Laura ragu untuk menyambut tangan Aland karena pria itu terlihat cukup polos namun mematikan ketika disentuh, Laura dengan ragu menyambut tangan Aland, saat sentuhan tangan Aland menyentuh tangannya Laura seakan terhipnotis untuk mengikuti Aland masuk ke dalam air
"Bagus masuklah bersamaku ke dalam air." Aland semakin mundur dengan menarik tangan Laura
Aland mencium kening Laura dan memeluknya erat, Aland membisikkan mantra yang akan membuat Laura menurutinya sesaat "Laura jangan lepaskan tanganku ketika berada di dalam air, tetaplah pegang erat tanganku agar kau selalu terlindungi dari ancaman di bawah laut." Aland meniup telinga Laura membuat gadis itu hanya mengangguk
Dengan mantra yang diberikan pada Laura Aland berhasil membawa Laura sepenuhnya masuk ke dalam air tidak lupa memberikan kalung perlindungan Laura bisa bernafas dalam air
Sungguh siulan itu mampu membuat Laura terbuai, nada iramanya terdengar begitu merdu di setiap alunannya membuatnya terdiam mematung
Aland menyeringai, tangannya menggenggam tangan Laura "Gadis yang penurut."
_____
Dengan sangat perlahan tetesan air membasahi wajah cantiknya, Laura tersentak dan matanya mulai menyipit "Aduh kepalaku sakit." Ringis Laura berusaha untuk bangun ia begitu kaget saat mengetahui dirinya tersadar di dalam bathup penuh air
"Kenapa aku tiba tiba ada di bathup." Laura masih berpikir dan mengingat kembali tentang kejadian dimana dia berada di sebuah gua bersama pria misterius berambut silver itu
"Apa itu tadi? Apa aku sedang bermimpi kenapa rasanya sangat nyata."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments