Aland

Pria itu sungguh tampan dan mempesona, rambutnya tergerai indah berwarna silver perak, bibirnya merah muda dan yang paling penting nyanyiannya sangat merdu dan nyaman. Warna matanya sungguh indah sekali jika di pandang terlalu lama, ekor birunya terlihat seperti berlian pasir yang memanjakan mata, wangi tubuhnya sungguh harum khas lautan

Semua keindahan itu hanya ilusi semata untuk menjeratnya agar terbuai oleh ketampanan dan kecantikan seekor Siren. Laura yang semula meremehkan mahkluk di depannya menjadi gemetar ketakutan setelah menampakkan kekuatannya yang seperti badai besar

"Sekarang kamu tau kan aku tidak selemah itu." Balasnya tersenyum lembut pada Laura yang masih gemetar ketakutan setelah melihat kekuatannya

"I_iya ampun tuan ikan jangan makan aku yang hanya manusia lemah ini." Ucap Laura terduduk memohon ampun sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya

Sungguh sial nasib Laura harus terjebak disini bersama pria ikan yang terus mengikutinya kemanapun dia pergi "Kenapa sedari tadi aku belum bangun dari tidur? Seharusnya aku sudah bangun sekarang, mana tahan aku harus berhadapan dengan laki laki asing ini." Batinnya menjerit

"Jangan menyebutku asing Laura." Ia menatap tajam meraih tangan mungil itu "Aku tidak suka kau menyebutku orang asing."

"Lalu aku harus menyebutmu apa." Tanya Laura polos

"Mendekatlah kemari Laura." Ia mengulurkan tangannya sembari memberikan aura yang mampu memikat siapapun lewat mata birunya yang indah, sinar indah berwarna biru dari matanya tak dapat ditolak oleh Laura yang masih terdiam

Mata Siren adalah kemampuan yang sangat alami untuk memberikan racun memikat lawan jenis agar terperangkap oleh ilusi keindahan dan pesona Siren

Laura seakan tidak bisa berkata kata lagi mendengarkan pria itu, setiap kali pria itu membuka mulut tubuhnya hanya bisa diam dan mengikuti

"Apa yang dia lakukan padaku sampai aku tidak bisa bergerak." Laura merasakan tubuhnya terasa kaku untuk bergerak bahkan sejengkal pun dari pria itu, posisi mereka bahkan sangat dekat hingga ke posisi intim

Laura menyadari jika dirinya telah berada di dekat pria itu entah sejak kapan, dia hanya ingat ucapan pria itu lalu setelahnya tatapannya kosong begitu tersadar dia telah duduk di samping pria misterius itu

"Matamu memakai sihir apa sampai aku tidak bisa menolakmu."

Pria itu hanya tersenyum menanggapi Laura yang kini telah duduk di sampingnya sedangkan dia duduk di pinggiran kolam dengan ekornya yang tercelup di dalam air

"Aku tidak memakai sihir istriku saja yang mudah terlena karena ketampananku ini." Ujarnya

"Apaan sih." Gerutu Laura sebal, ia hanya bisa menghela nafas bersabar menghadapi orang aneh di sampingnya ini, jangan sampai pria ini marah dan akhirnya membunuhnya secara sadis

"Ehm namamu siapa." Tanya Laura

Ia mengambil tangan Laura, menggenggamnya erat dan mencium punggung tangan Laura dengan lembut dan membawa telapak tangan Laura menyentuh pipinya

"Aland." Ucap Aland memperkenalkan diri

Laura seperti tersengat listrik begitu ia berkontak fisik dengan pria itu seolah ingin lebih dekat berambut silver perak itu, tubuhnya menjadi sangat panas dan gelisah bagai magnet, Laura menarik kembali tangannya yang telah di genggam oleh Aland

"Apa istriku kepanasan, mau memelukku? Aku akan membuatmu nyaman dengan pelukanku." Tawar Aland tersenyum lembut

Laura mengerut kening saat pria aneh itu tau kalau tubuhnya sedang kepanasan dan tubuh butuh sesuatu yang dingin dan nyaman "Bagaimana kau tau." Lebih baik dia menarik diri dari pria aneh itu

"Keluarkan aku dari mimpi aneh ini sekarang juga."

"Tidak."

"Kenapa."

"Aku masih tidak mengizinkannya sebelum kau mengakui keberadaanku." Ucap Aland penuh penekanan

"Tidak akan!!! Kau penipu, meskipun aku harus mati disini aku tidak akan membiarkan kau menipuku monster." Laura mundur menjauhi Aland, sorot matanya menampakkan kewaspadaan, lebih baik ia kabur saja daripada bersama pria aneh itu

"Kau merasa sangat gelisah kan, kemarilah dan peluklah aku. Aku akan membuatmu merasakan kenyamanan."

Laura menggeleng perlahan mundur selangkah demi selangkah menjauhi Aland

"Keras kepala, aku mau tau berapa lama kau akan merasakan panas setelah aku menandaimu waktu itu." Aland melihat tangannya baru saja menyentuh tangan mungil istrinya

____

Laura berlari menjauhi pria aneh itu dan entah mengapa badannya terasa panas, ia segera mendekati kolam yang berisi air lalu meneguknya perlahan, namun berulang kali Laura meminum air di kolam itu hawa panas di tubuhnya tak kunjung menghilang

"Rasanya panas dan gerah sekali, apa yang dia lakukan sampai aku kepanasan begini." Laura berusaha mengipasi dirinya sendiri menggunakan tangannya namun lama kelamaan hawa panas itu menjalar hingga ke seluruh tubuhnya yang membuatnya gelisah tak karuan

"Sudah kubilang kan, kau akan kepanasan jika tidak memelukku." Goda Aland melihat sorot terkejut dari wajah istrinya

Laura mundur begitu melihat pria itu muncul lagi dan duduk manis di pinggiran kolam tersebut "Bagaimana kau bisa mengikutiku hingga kesini." Tanya Laura terkejut sekaligus kesal terus diikuti

"Hmm aku hanya mengikuti air yang terhubung dalam gua ini, aku sudah bilang kau adalah istriku dan pastinya aku selalu tau dimana keberadaanmu."

"Istri lagi, apa spesialnya sih nama 'istri' itu sampai menyebutku istrinya." Gerutu Laura kesal

"Memang kenyataannya kau itu istriku." Ucap Aland terkekeh geli melihat raut wajah Laura terlihat imut dimatanya

Laura tersentak "Bagaimana kau bisa tau apa yang kupikirkan."

"Kau pasti gelisah setelah aku menyentuhmu itu dikarenakan sumpah yang kau ucapkan untuk mengikat hubungan kita makanya kau merasakan perasaan yang tak nyaman saat pertama kali kita bersentuhan, satu satunya cara agar hawa panas di tubuhmu hilang adalah dengan memelukku, aku akan menghilangkan rasa panas ditubuhmu itu."

"Sumpah apa? Hubungan apa? Kau percaya diri sekali, aku tidak akan tertipu." Semakin lama rasa panas itu berubah menjadi api yang terus berkobar dalam tubuhnya membuatnya seperti mati rasa

"Awh_hikss rasanya panas sekali." Rintih Laura menyeka air matanya yang mulai menetes

Karena penasaran dengan rasa panas yang menurutnya aneh Laura mencoba menyeka rambut panjangnya, dimana sumber panas itu terjadi dan mulai menjalari tubuhnya. Laura sangat terkejut ketika melihat di pantulan air ada sebuah tanda aneh menyala di lehernya, hal yang sama ketika dia pertama kali melihatnya di kamar mandi namun bedanya tanda aneh itu bersinar terang sedangkan yang ia lihat dikamar mandi tanda aneh itu seperti tato pada umumnya

"Apa ini."

Laura terkejut melihat ada tato bersisik di lehernya, ada sedikit ngeri ketika dia akan menyentuh tanda aneh itu, ia merasakan bahwa lehernya sedang ditumbuhi sisik

"Bukankah tanda aneh ini yang kulihat di cermin, apa yang kau lakukan padaku." Cecar Laura

"Jika kau tidak mau melakukan kontak fisik denganku maka aku tidak bisa menjamin keselamatanmu Laura." Ujar Aland dingin

"Kenapa aku harus melakukan itu."

Samar samar Laura kembali mengingat momen dimana dia tenggelam dalam laut, mata biru itu Laura mengingatnya dengan jelas sosok pria yang menolongnya waktu itu

"Kau yang waktu itu."

Deg!

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!