Setelah mendengar bisikan yang menyapa lembut telinganya pandangannya menjadi buram dan gelap, Laura terus mengucek matanya tetapi nihil dia tidak bisa melihat apapun di sekitarnya, Laura meraba raba sesuatu untuk mencari senter padahal jam belum menunjukkan pukul 12 malam tetapi rasanya seperti bukan malam hari, gelap gulita membuatnya tak begitu nyaman
"Apa apaan ini." Laura tersentak saat tangannya di genggam oleh sesuatu meskipun sangat gelap, ia dapat merasakan tangan dingin nan basah itu menyentuh kulit mulusnya
Laura terbangun ketika merasakan cahaya matahari cerah masuk ke retina matanya dan mengganggu pandangannya hingga membuatnya silau sesaat, loh? Sejak kapan jadi cerah bukankah dia sedang mandi dan dimana ini?
Keningnya mengernyit bingung mendapati dia berada di sebuah gua berisi kolam air dan di setiap sudut dinding gua dipenuhi tanaman merambat dengan langit yang menjulang dari atas, Laura melihatnya langitnya tak seperti langit biru
"Ini dimana, apa aku sedang bermimpi atau pingsan." Laura berdiri dan melihat lihat sekelilingnya dengan raut wajah bingung dan terlihat panik
"Tenang saja kamu aman disini istriku." Seru bariton itu memecah keheningan Laura
"Suara siapa itu." Laura mencari arah sumber suara dan betapa kagetnya dia melihat sosok pria tampan bersurai perak tengah tersenyum tepat di sampingnya
"Kyaaa__si_siapa_ka_mu jangan macam macam padaku." Ucap Laura terbata bata, jantungnya berdebar kencang saat dikejutkan dengan sosok itu, ia mundur perlahan menjauhi pria misterius itu
"Aku adalah suamimu dan kamu istriku. Kenapa bertanya lagi." Sahut pria itu dengan santainya
"Istri siapa? Kamu siapa? Jangan mengada-ngada kamu." Protes Laura tak terima
Demi apapun dia sangat benci dengan laki-laki yang suka mengklaim seseorang tanpa persetujuan. Tiba tiba Laura teringat kemudian melirik tubuhnya, ia menghela nafas lega setelah tau dia masih berpakaian lengkap meskipun ini hanyalah mimpinya, tunggu kenapa jadi mimpi? Laura langsung terhenyak
Pria berambut perak itu memberikan senyuman paling manis yang membuat Laura sulit untuk menolak seolah otaknya mati rasa, pesonanya tidak bisa ditolak oleh tubuhnya maupun pikirannya sekalipun ia sudah berulang kali menepisnya
"Astaga! Kenapa dia tampan sekali aku rasanya mau mimisan sekarang." Batin Laura berusaha untuk menahan gejolak dalam dirinya
Laura melirik, ada yang aneh dengan pria itu! Kenapa sedari tadi pria misterius itu terus mencelupkan tubuhnya di dalam air, apa tidak kedinginan mengingat hawa angin di dalam gua ini begitu dingin dan lembab
"Aku sudah mengatakan kamu adalah istriku. Bukankah kamu seharusnya berterima kasih padaku karena aku sudah menolongmu." Sahut pria itu dengan ekornya yang masih berada di dalam air
Laura merasa jengkel rasanya mendapati penuturan pria itu seakan menyindir dirinya, Laura mencoba untuk tenang "Kamu siapa." Jawab Laura kembali bertanya
"Aku__
"Iya kamu! Memangnya siapa lagi yang kutanyakan selain kamu disini."
Bukannya menjawab pertanyaan Laura, pria itu hanya diam sembari menatap Laura
"Hei aku sedang bertanya." Ucap Laura kesal malah dicuekin
"Apa kau yakin ingin melihatku Laura." Jawab pria itu datar
Laura mengernyit "Bagaimana caranya pria asing ini tau namaku bahkan dengan jelas menyebutnya di depanku." Seketika ia mulai merinding ketakutan, ia mulai merasakan ada yang tidak beres dari gerak gerik dan tingkah laku pria di depannya ini
"Asing? Kau baru saja menyebutku pria asing." Ucapnya tak suka
"Apa." Laura mundur selangkah
Pria tampan bersurai perak itu mengangkat tubuhnya dan memperlihatkan ekor birunya yang berkilau indah, seindah malam penuh bintang, manik hazelnya terlihat bercahaya berwarna terang dan cantik
Betapa terkejutnya Laura mendapati pria itu tidak memiliki kaki melainkan ekor panjang yang berkilau dengan indahnya "Gila!!! Siapa kau sebenarnya kenapa kau terlihat seperti monster." Laura perlahan mundur selangkah menjauhi pria ber iris biru itu "Jangan sampai aku terjebak oleh pesona seorang monster di hadapanku ini." Batin Laura menjerit
"Iya aku salah satu dari mereka tapi bukan bagian dari mereka jadi istriku tenang saja aku tidak akan menggigit." Sahut pria itu tanpa ragu sembari memberikan senyuman mematikan untuk Laura
Laura mendadak gemetar mendengarnya, dia tidak akan terbuai oleh ketampanan seseorang hanya agar bisa dimakan oleh monster aneh ini, dia tidak mau mati disini "Maaf tapi aku harus pergi." Lirih Laura dengan suara gemetar takut
"Kau tidak bisa pergi sebelum aku mengizinkanmu untuk pergi Laura." Ucap pria itu tajam mengintimidasi Laura
"Kemarilah Laura." Pria itu mengulurkan tangannya agar bisa disambut oleh Laura. Menyadari jika Laura takut, ia kemudian mendekatinya "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu." Ucapnya meyakinkan
Seakan seperti tersihir Laura berjalan perlahan mendekati pria bersurai perak itu, kakinya terasa seperti tersihir begitu matanya memandang manik hazel berwarna biru itu untuk berjalan mendekat
Laura tersadar "Tidak! Aku tidak mau di mangsa seperti teman temanku." Bantah Laura, ia kembali mundur secara perlahan dan lari menjauhi pria aneh itu
Ia hanya terkekeh mendapati istrinya bisa terlepas dari jerat hipnotisnya, sungguh gadis yang menarik "Mau lari kemanapun aku selalu tau." Ucapnya memandang jauh punggung Laura yang telah menjauh
"Hmm tampaknya aku tidak punya pilihan untuk menarikmu kesini istriku." Ia menyeringai memperlihatkan aura biru berlambang sisik paus di belakangnya
Sementara Laura menelusuri lorong gua yang terlihat begitu panjang di depannya, entah firasatnya atau memang guanya yang menjauhi Laura merasa seperti dijauhkan hingga tidak bisa menemukan ujung gua tersebut walaupun terdapat celah matahari Laura sama sekali tidak menemukan jalan keluar
"Kenapa gua ini panjang sekali." Gerutu Laura kesal, ia sudah mencoba berbagai cara untuk keluar dari mimpi sial ini tetapi hasilnya nihil seakan akan mimpi ini adalah nyata
Laura berhenti sejenak untuk menetralkan nafasnya yang mulai tersengal, terlalu terburu buru membuat dia merasa sangat haus "Hahhh aku haus." Laura memegangi tenggorokannya yang mulai terasa kering
Laura merasakan pusing yang sangat hebat ketika melihat ujung lorong gua yang terlihat sedikit bercahaya, lorong itu terlihat berputar putar di penglihatannya hingga akhirnya Laura pingsan karena tidak kuat lagi berjalan ditambah haus yang melanda tenggorokannya
Tersadar ia sudah kembali bangun di tempat yang sama, secara samar ia mendengar suara nyanyian yang begitu merdu di pendengarannya menariknya untuk mendengar lebih dalam dan nyaman "Hmm suara siapa ini kenapa sangat nyaman." Gumam Laura
Namun itu hanya sesaat setelah ia tersadar dan membuka kedua matanya, Laura terkejut melihat pria asing itu tepat berada di depan wajahnya "Ka_kamu lagi_! Kok bisa sih."
Pria itu mendongak menatap datar Laura "Jika tidak ingin dimakan duduklah, jangan berusaha untuk kabur dariku lagi." Titahnya melayangkan tatapan tajam
"Heh! Kamu hanya ikan yang tidak bisa berdiri, bagaimana mungkin aku akan menurutimu." Kata Laura meremehkan, ia berpikir mana mungkin ikan bisa menangkapnya sementara pria ikan itu tetap berada di dalam air tanpa bergerak sejengkal pun dari air
"Oh begitu ya. Tampaknya aku harus membuktikan diriku." Ia menyeringai menundukkan wajahnya tanpa ekspresi, sepertinya istrinya mulai keras kepala dengan menantangnya seperti ini
Ekornya yang berkilau indah tiba tiba menghempaskan air dangkal di depannya dan seketika angin seribut tornado melanda gua tersebut dan menghancurkan apapun disekitarnya
Laura yang ketakutan segera menutupi wajahnya, tubuhnya gemetar melihat betapa dahsyat pria itu menghempaskan air, ia merasakan kesulitan bernafas akibat tekanan dalam gua berubah
Menyesal!!!
Ya dia sangat menyesalinya telah memprovokasi dan meremehkan seorang mahkluk ikan itu yang dia pikir lemah
"Sekarang kamu tau kan aku tidak selemah itu."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments