...Selamat membaca 🍊...
......................
'Lena, Aleena Marsel Putri Wulandari, ayo bangun! '
Suara sang bunda, yaitu Wulan, terdengar dari luar kamar, Aleena terbangun dari tidurnya dan bangkit dari kasurnya.
Sudah pagi hari dan dirinya tidak melihat kembarnya, hanya tertinggal kasur yang berantakan belum disusun.
Sudah lima tahun berlalu, kali ini Aleena dan Aleesya sudah hampir menempuh kuliah 12 semester, lebih tepatnya menuju enam tahun untuk menuju S2.
Pagi hari ini dirinya tidak melihat kembarnya yang pastinya tertidur lebih lama daripada dirinya, tetapi pagi ini dirinya tidak melihat keberadaan kembarnya.
Aleena keluar dari kamarnya, dirinya kemudian melihat Wulan yang sedang membereskan rumah, dan keluar dari kamarnya untuk menegur Wulan yang sedang mengepel.
"Bunda, bunda lagi beres beres? " tanya Aleena.
"Aleena nya bunda sudah bangun, kamu kenapa nak? " tanya Wulan.
"Aleesya kemana, bunda? " tanya Aleena.
"Dia kuliah, sejam yang lalu dia dijemput sama Ardian. " jawab Wulan.
Aleena menatap ke arah jam, dirinya kemudian terkejut karena melihat jarum jam sudah melewati jam masuk kuliahnya, bahkan ingin masuk saja mungkin pelajaran pertama sudah dimulai.
"Haduh, ini jamnya rusak, Lena, masih sempat kok kamu pergi kuliah. Sekarang bersiaplah, masih ada waktu sejam lebih untuk bersiap siap dan berangkat. " ucap Wulan.
Aleena bersiap siap untuk pergi ke kampus, dirinya dengan barang barang yang telah di siapkan segera menghidupkan motornya, satu persatu suapan makanan dari Wulan masuk ke mulutnya, membuatnya mengulang masa lalu lagi ketika dirinya terlambat untuk pergi ke sekolah.
"Bunda, Lena pergi dulu ya, assalamu'alaikum. "
"Waalaikumsalam, hati hati dijalan ya nak, jangan ngebut ngebut bawa motornya. " ucap Wulan.
......................
Memakan waktu sejam untuk pergi ke kampus, akhirnya Aleena sampai dengan selamat, dengan barang barang yang dirinya rangkul dan segera lari ke dalam.
Aleena bersyukur, bahwa dirinya tidak terlambat untuk pergi kuliah dan memutuskan untuk langsung masuk ke kelasnya.
Sudah seharian ini Aleena belum menjumpai kembarnya, memang, Aleena dan Aleesya sudah lain jurusan mata kuliah, itupun Aleesya sendiri yang memutuskan untuk berpisah jurusan dengan kembarnya karena ingin belajar mandiri dengan jurusan yang sudah ditentukan sendiri.
Aleena merasa kesepian, dirinya merasa kesepian ketika tidak terlalu sering bersama dengan kembarnya karena Aleesya pastinya akan sibuk berpacaran dengan Ardiansyah, membuat waktunya bersama dengan Aleesya sangat singkat.
"Lena, kamu mau langsung pulang? "
"Begitulah, bosan rasanya selalu sendirian kayak gini, biasanya aku selalu sama kembarku kemana aja, tapi sekarang waktu udah berubah, dia sering habisin waktunya ke pacarnya aja ketimbang keluarga. " ucap Aleena.
"Begitu ya? Yang sabar ya, semoga feeling kamu terasa sampai ke kembaran kamu, biasanya kalau kembar satu lagi merindukan yang tertuju, kembar satunya juga sama rindu, kan kalian tuh satu perut, satu jalur, satu tujuan untuk lahirnya sama sama. Pasti feeling sepasang anak kembar tuh kuat, percaya aja deh. "
"Hmm, makasih ya hiburannya, cukup membantu. Kalau begitu, aku duluan ya. " ucap Aleena.
"Ya, sama sama, hati hati di jalan. "
Aleena berjalan ke parkiran, dari jauh dirinya melihat seseorang yang dirinya kenal, tak lain dari kembarnya yang sedang mengobrol dengan Ardiansyah.
"Aleesya! " panggil Aleena.
Aleesya yang berada di depan sebuah mobil mewah bersama Ardiansyah menatap Aleena dari kejauhan, dirinya berdecak dan kemudian menyambut kembarnya itu.
"Ada apa, Lena? " tanya Aleesya.
"Kamu tadi pagi kok ngga bangunin aku? Kan aku juga kuliah, tadi hampir aja terlambat. " jawab Aleena dengan kesal.
"Maaf ya, kembarku tersayang, aku baru ingat saat udah pergi ngampus tadi pagi, makanya aku lupa bangunin kamu, Lena. " ucap Aleesya.
"Oh iya, Lena, kali ini kamu pulangnya sendirian aja ya pake motor, aku mau pergi sama Ardian." ucap Aleesya.
"Sudah izin sama bunda? " tanya Aleena.
"Kamu aja yang wakilkan, Lena. Plis, tolong ya, kembarku. " mohon Aleesya.
Aleena menganggukkan kepalanya, dirinya paling tidak tahan dengan permohonan dari kembarnya untuk bersama dengan pacar kembarnya sendiri, paling juga bundanya Wulan akan menyetujuinya karena sudah jelas Aleesya dibawa oleh Ardiansyah.
"Iya deh, kalau begitu aku pulang dulu ya. Ardian, jaga kembarku ya. "
"Baik, Aleena. " ucap Ardiansyah.
Aleena berjalan kembali ke parkiran, dirinya menaiki motornya dan bergegas untuk segera pulang, karena dirinya masih merasa lelah bahkan mengantuk sebab malam tadi kurang tidur.
"Kamarnya anak anak selalu aja berantakan, haduh. " keluh Wulan.
'Assalamu'alaikum, bunda, bunda dimana? ' panggil Aleena dari luar rumah.
"Waalaikumsalam, sebentar nak. "
Wulan bergegas ke arah pintu utama, ia membuka kunci pintu rumahnya dan menyambut anaknya yang baru pulang kuliah.
"Loh, Aleesya kemana? " tanya Wulan.
"Katanya dia mau pergi jalan jalan sama Ardian, jadi dia titip izin sama Lena untuk bunda, kalau dia minta izin untuk pergi sama Ardian. " jawab Aleena.
"Jelas mau pergi kemana dia? " tanya Wulan sekali lagi.
Aleena menggelengkan kepalanya, ia tidak tahu kembarnya akan pergi kemana dengan pacar kembarnya sendiri, dan juga Aleesya menyuruhnya untuk langsung pulang saja tanpa menjelaskan ingin pergi kemana dengan pacar nya.
"Begitu ya. Ya sudah, kamu makan dulu sana, bunda udah masakin makanan buat kamu, nanti jangan lupa hubungi Aleesya, bunda ngga mau dia pulangnya sampai malam sama Ardian. " ucap Wulan.
"Baik bunda. "
......................
Waktu berjalan begitu cepat, sudah menunjukkan pukul 8 malam, Aleesya akhirnya mereka pulang, Aleena membukakan pintu rumahnya dan menyambut Aleesya yang baru saja pulang.
"Makasih ya, Ardian. "
Ardiansyah kemudian menekan klaksonnya sebagai tanda pamit, Aleena kemudian membantu Aleesya mengangkat barang barang ke dalam rumah.
Saat berjalan, Aleena melihat gaya jalan Aleesya yang tidak biasa, membuatnya penasaran dengan gaya jalan kembarnya tersebut.
"Lesya, kenapa gaya jalan kamu kayak gitu? " tanya Aleena.
"Ngga penting nanya begituan sekarang. Sekarang itu aku mau nanya, apa bunda udah tidur? " tanya Aleesya.
"Sudah, bunda udah tidur dari sesudah sholat isya tadi, sekarang ayah belum pulang kerja, paling sebentar lagi ayah baru pulang. " jawab Aleena.
Aleesya menganggukan kepalanya, dalam hatinya dirinya merasa aman ketika Wulan dan Marsel tidak melihatnya dalam kondisi yang aneh seperti sekarang, apalagi sekarang malah dirinya yang ketahuan oleh kembarnya sendiri dengan gaya jalannya yang aneh.
Tetapi Aleesya yakin, kembarnya yaitu Aleena, tidak akan membocorkan hal tersebut kepada Wulan dan Marsel, kalau saja membocorkan mungkin saja dirinya tidak ingin mengobrol dengan Aleena.
Bagi Aleena, menjaga perasaan Aleesya itu sangatlah penting, karena Aleena tidak ingin melukai perasaan kembarnya sendiri dengan ucapannya dan dirinya memilih lebih baik diam.
Sesampainya di kamar, Aleesya menaruh barang barangnya di atas kasur, dirinya mengeluarkan satu persatu barang barang yang dirinya dan Ardiansyah beli tadi, dengan berupa persyaratan yang membuat otaknya kacau dan rasa yang belum pernah dirinya rasakan.
"Wah, barang barangnya bagus banget, Lesya. "
Tatapan Aleesya kali ini mulai berubah, dirinya merasa risih oleh kembarnya yang terlalu kepo bahkan mengatur dirinya, saat dirinya memiliki barang pastinya kembarnya akan bertanya, bahkan dirinya sudah berpikir duluan akan dimintai oleh kembarnya sendiri.
"Ihh, kamu yang ini aja lah ya, ini tadi kami pilih khusus buat kamu, Lena. " ucap Aleesya menyodorkan sebuah gantungan kunci dan sepatu.
Melihat dirinya diberikan barang oleh kembarnya, Aleena tersenyum melihat barang pemberian dari kembarnya, dirinya menganggap bahwa kembarnya sangat menyayangi nya hingga masih ingat untuk membelikan oleh oleh untuk nya berupa gantungan kunci dan sepasang sepatu.
"Anak anak, tampaknya kalian sedang mengobrol ya? "
Aleena dan Aleesya menatap ke arah pintu kamar mereka, Aleena menyambut pertanyaan ayahnya yang bertanya tentang dirinya dan Aleesya.
"Iya ayah, ini juga si Lesya kasih oleh oleh buat Lena, ganci sama sepatu. " ucap Aleena.
Aleena dengan bahagia menunjukkan pemberian dari Aleesya ke arah Marsel, sedangkan Marsel menatap ke arah kasur, masih banyak barang barang bagus yang dimiliki oleh Aleesya.
"Lesya, itu barang barangnya bagus semua, banyak lagi, kok cuma ngasih Lena ganci sama sepatu doang? " tanya Marsel.
Aleesya hanya diam, dalam hatinya memendam perasaan kesal, dirinya kemudian berdiri dan menghadap ke arah Marsel dan Aleena.
"Ayah, Lesya ingin pisah kamar sama Lena. "
Satu ucapan yang dikatakan oleh Aleesya membuat Aleena terkejut, begitupun dengan Marsel yang tepat berdiri di hadapannya.
"Tapi, kenapa nak? Ada apa, sayang? " tanya Marsel.
"Iya Lesya, ada apa kamu ingin pisah kamar sama aku, bukannya kita—"
"Terpisah sekali ini saja, boleh? " tanya Aleesya.
"Tapi alasannya—"
"Lesya dan Lena sudah sama sama dewasa, yah, jadi kami juga butuh privasi kami masing-masing. Apakah ayah tidak sadar, bahwa kami sudah sama sama dewasa? Dan juga, bagaimana nanti kalau salah satu dari kami akan menikah? Haruskah kami tetap satu kamar? " tanya Aleesya membantah.
Marsel hanya diam, dirinya kemudian menatap kembar sulungnya yang diam menatap kembar bungsunya, baru kali ini Aleesya mengungkapkan ucapan yang sebenarnya dengannya, bahwa kembar bungsunya ingin berpisah kamar dengan kembar sulungnya.
"Baiklah, kalau begitu, malam ini saja ya mulai beres beresnya? " tanya Marsel.
"Serius?! Wah, asyik! " ucap Aleesya dengan gembira.
Marsel kemudian berpikir, ia menatap ke arah Aleena, memikirkan bagaimana kamar anak kembar satunya lagi, semua ruangan sudah penuh dan ruang kamar tidak ada lagi, hanya satu pilihan, yaitu gudang.
"Lena, kalau nanti kamar kamu pindah di gudang, tapi gudangnya kita bersihkan dulu, kamu mau ngga? " tanya Marsel.
"Ya, ngga papa, ayah, lagipula gudang tempat simpan barang barang kita luas ruangannya sesuai dengan keinginan Lena, nanti kalau dibersihkan bakalan balik lagi kok jadi kamar biasa. " jawab Aleena dengan tersenyum.
Marsel mengelus rambut anak kembarnya, dirinya memikirkan sesuatu lagi, bahwa hari ini kembar bungsunya ingin memiliki kamar sendiri dan sudah dewasa, dirinya baru menyadari bahwa cepat sekali waktu berlalu, sehingga tidak menyangka bahwa umur anak kembarnya sudah menuju ke 23 tahun.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments