...Selamat membaca 🍊...
......................
Sudah memasuki semester genap tepat nya sudah 6 bulan berlalu, dan menuju hari ujian nasional, kali ini Aleena mempunyai akses bisa menguasai dan mengatur kembarnya dari belajar maupun beraktivitas.
Sengaja si Aleena bersifat pengatur karena itu keinginan Aleesya sendiri, yang meminta kepada kembarnya itu untuk membantunya belajar dengan baik, karena dirinya mempunyai persyaratan dengan Ardian dan mami nya jika berhasil untuk melewati ujian nasional dengan baik, suatu persyaratan akan dipenuhi oleh mami Arinska kepadanya.
"Kok sulit banget belajar beginian, Lena? " keluh Aleesya.
"Namanya belajar, Lesya. Belajar tuh ngga ada yang instan, sama kayak cari duit. " jawab Aleena.
Aleesya berguling di kasurnya, ia masih mengeluh kembali dengan pelajaran yang diajarkan oleh kembarnya sendiri.
"Tapi si Ardian ngga juga tuh, dari orok aja dia sudah tajir begitu, instan bukan? " tanya Aleesya enteng.
Aleena menggelengkan kepalanya, dirinya lanjut mengajari kembarnya itu agar bisa belajar lebih cepat dan tidak lagi mendengar ocehan kembarnya itu lagi.
Malam hari telah tiba, Aleena masih berkutat di depan bukunya, berbeda dengan Aleesya yang sistem belajar 5 menit dan istirahat 30 menit.
"Lesya, ngga lanjut belajar? " tanya Aleena tanpa melihat kembarnya itu.
Aleesya berdecak, dirinya kemudian bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke meja belajar tepat di sebelah Aleena, Aleesya membuka bukunya lagi dengan tidak semangat.
"Anak anak, kalian sedang belajar ya? "
Tiba-tiba ayah mereka, Marsel, membuka pintu dan bertanya kepada kembarnya itu, Aleena dan Aleesya menatap ayah mereka yang berdiri di depan pintu.
"Iya ayah, omong omong, tumben ayah nyamperin kami berdua? Ada apa, ayah? " tanya Aleesya.
"Ayah baru saja pulang kerja, sekalian beliin kalian sama bunda bakso, tapi tampaknya kalian sedang belajar begini, nanti ayah suruh bunda anter ke dalam kamar kalian aja ya. " jawab Marsel.
"Ngga usah, yah, kami ke sana aja kalau gitu, bosan juga rasanya lihatin buku terus. "
"Nah, itu sadar kamu Lena, kalau lihat buku tuh memang membosankan dan bikin mata kita kering. " ucap Aleesya.
"Jangan dijadikan alasan buat kamu malas belajar, Aleesya, ayah ngga mau kalau kamu sampai gagal ujian nasional nanti karena kamu malas belajar. " ucap Marsel.
"Iya ayah. " ucap Aleesya.
Marsel meninggalkan kamar anak kembarnya, sedangkan Aleena dan Aleesya berjalan ke luar kamar mereka untuk datang ke dapur mengambil makanan yang telah dibelikan oleh Marsel tadi.
Waktu ujian nasional akhirnya telah tiba, dengan fokus dan pastinya tidak boleh bermain main, para murid dengan baik memperhatikan pertanyaan serta jawaban yang ada di layar komputer yang sedang mereka hadapi.
......................
Memakan waktu beberapa hari hingga hampir 2 minggu, akhirnya pengumuman kelulusan di pampang jelas di mading sekolah, kerumunan murid-murid mulai melihat nilai mereka yang telah mereka usahakan kemarin.
"Lena, kita... "
Belum melanjutkan ucapannya, Aleena dan Aleesya berteriak senang dan saling berpelukan, dengan Ardian dan Rafael yang juga merasa senang bahwa mereka semua telah berhasil lulus dari sekolah menengah atas.
"Alhamdulillah, kita semua lulus! " ucap Aleesya dengan rasa syukurnya.
"Tumben, si Lesya ngucapin puji syukur, pasti seneng nih bisa lulus tanpa persyaratan. " tebak Rafael.
"Jelaslah, Rafa, walaupun aku peringkat 16 dan Aleena peringkat 2, yang penting lulus! " ucap Aleesya dengan ruangnya.
"Kalau udah diumumkan hasil kelulusan kita seperti ini, kita kumpul kumpul bareng yuk, makan kecil kecilan gitu buat ngerayain keberhasilan kita. " saran Rafael.
"Ide bagus, Rafa. Tapi ingat, yang uangnya lebih, bolehlah traktir lah ya, ngerasa ngga sih tuh? " tanya Aleesya.
Tatapan Aleesya berfokus ke arah Ardiansyah, dirinya menatap dengan manis, sehingga membuat Ardiansyah salah tingkah dengan tatapan manis dari Aleesya.
Rafael menggelengkan kepalanya, Ardian yang berada di sebelahnya malah melamun dan tidak menjawab pertanyaan Aleesya, dengan menyenggol kan bahu Ardian.
"Hei, malah melamun, tuh si Lesya nanya sama kamu, kamu kok malah bengong? " tanya Rafael dengan menyenggol bahu Ardiansyah.
"Iya, boleh kok, demi Aleesya itu apa sih yang ngga buat aku. " goda Ardiansyah.
Rafael melihat hal tersebut merasa geli, dirinya kemudian mendorong Ardian hingga hampir terjatuh, membuat Aleesya memarahinya karena ingin mencelakai Ardiansyah.
"Ayo, kalau begitu, kita makan makan! "
"Siap, ikut bos! " ucap kembar dan Rafael bersamaan.
Perayaan makan makan mereka hanya di cafe, dengan memesan berbagai makanan mahal, membuat keempat remaja tersebut menatap lapar ke arah makanannya dan sesekali memotret nya.
Dengan perasaan yang puas, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, Ardian menurunkan Aleena dan Rafael di rumah Rafael, sedangkan dirinya dan Aleesya berencana untuk ke kediaman keluarga Ardiansyah.
"Kalau begitu, nanti pulangnya duluan aja ya naik motor sama Rafa, Lena, aku nanti pulangnya bisa sama Ardian. " ucap Aleesya.
"Iya dek, sudah, kalau begitu hati hati di jalan. " ucap Aleena.
Mobil mulai menjauh, Rafael mengajak Aleena untuk masuk rumah, mereka disambut oleh Raka dan Misella yang sedang duduk di teras.
"Ada Aleena ternyata, kemana si Aleesya? " tanya Raka.
"Pergi sama si Ardian, pah, makanya Lena diturunin disini sama mereka. Kebetulan juga Lena mau main ke sini, ngga papa kan? " tanya Rafael.
"Pertanyaanmu aneh aneh aja, Rafa. Ya ngga papa lah kalau Lena mau main ke sini, mau dia nginap pun papa sama ibumu ngga bakal ngelarang, Lena itu keluarga kita sendiri, Rafa. " jawab Raka dengan dramatis.
"Yaudah, kalau begitu, Rafa sama Lena masuk dulu ke dalam. "
Rafael dan Aleena masuk ke dalam rumah, Aleena seperti biasa akan menguasai tempat tidur milik Rafael, sedangkan Rafael akan duduk di kursi gaming nya sambil bermain game.
"Kayak biasanya kamu Lena, pastinya akan menguasai tempat tidurku. " ucap Rafael.
"Nyaman aja sih kalau udah rebahan, jadinya ngga bakal ada yang boleh ikut nguasain kasurnya. " ucap Aleena dengan santai.
Rafael menggelengkan kepalanya, dirinya kemudian mengeluarkan snack yang dirinya punya dari dalam lemari, sengaja dirinya simpan agar ibunya tidak mengganggu cemilan nya.
"Seperti biasa, kamu sering sekali ngumpetin makanan, Rafa. Kelihatan banget kayak orang pelit. " ucap Aleena dengan membuka makanannya.
"Ini agar ibuku ngga ganggu makananku. Kadang setiap malam kerasa lapar, pas lihat lemari makanan malah cuma tersisa satu lauk aja, itupun rasanya kurang. Mana juga cemilan yang sering kubeli, tiba-tiba malah hilang dan cuma sisa bungkus nya aja di keranjang sampah, gimana jadinya aku ngga pelit. " jelas Rafael dengan memakan makanannya.
"Begitu ternyata. " ucap Aleena.
Suasana di dalam kamar menjadi sunyi, kedua remaja tersebut asyik dengan dirinya masing-masing, dengan gawai yang menampilkan konten beserta game yang menghibur diri sendiri.
"Bosen banget, ngga ada obrolan apa? " tanya Aleena dengan menghempas gawainya ke arah kasur.
"Yah kalah, hah, timnya si*lan banget! "
Rafael mengomel sendiri, sedangkan Aleena melihat sepupunya yang mengomel sendiri itu merasa heran, satu bantal ia hempaskan ke arah Rafael.
"Eh, kenapa Lena? " tanya Rafael.
"Kamu, orang nanyain mau ngobrol apaan, malah ngomel-ngomel gak jelas sendiri, bukannya nyaut atau apa kek, ngga inisiatif banget. " ucap Aleena dengan kesal.
Rafael memikirkan sesuatu, dirinya kemudian teringat oleh salah satu orang, dan masih penasaran dengan orang yang dirinya maksudkan tadi untuk bertanya kepada Aleena.
"Lena, kamu ngerasa ngga sih, kalau si Ardian tuh suka sama Lesya? " tanya Rafael dengan mengunyah makanannya.
"Lah, kamu baru tahu sekarang, Rafa? "
"Ya, bagaimana baru tahu, kamu kan tahu sendiri, Lena, kalau papa ku itu ngga suka aku yang terlalu sibuk mau tahu urusan orang. Tapi apalah daya, gen ibu ku malah lebih kuat, ibu ku itu kan orangnya kepoan gitu, makanya aku sifatnya kepo dan kebetulan aku kepo dengan Ardian dan Aleesya. " jelas Rafael.
"Memang begitu, sejak dari SD aja udah kelihatan kalau Ardian tuh suka sama Lesya, jadi jangan heran penyebab Ardian mau masuk SMA barengan sama kita, dan di satu sekolah yang sama, karena dia mau tetap kawal Aleesya, dasar dia aja yang malu malu kucing mau ngungkapin perasaannya sama Aleesya. " ucap Aleena.
"Ah, iya apa? " tanya Rafael tak percaya.
"Lah, coba aja dipikirin dulu, mustahil sebagian anak orang kaya seperti Ardian mau sekolah di SMA yang biasa biasa aja dan bukan sekolah di sekolah internasional gitu? Orang yang seperti itu biasanya ada tujuan, Rafa. " jawab Aleena.
"Eh, iya juga ya, gak salah lagi itu kayaknya. " ucap Rafael.
Mereka diam sejenak, kemudian Aleena berpikiran hal lain mengenai kembarnya, dan dirinya akan meminta pendapat dari sepupunya itu.
"Rafa, aku mau bagi pendapat sama kamu, boleh ngga? "
"Hah, pendapat apaan, Lena? " tanya balik Rafael.
Aleena tersenyum, dirinya kemudian berbisik ke arah sepupunya.
......................
"Mami sangat bersyukur kalian lulus dengan nilai terbaik, mungkin saatnya mami akan penuhi persyaratan mami kemarin. "
Dering gawai Aleena berbunyi, Aleena mengambil gawainya yang berada di dalam tas dan mengangkat teleponnya kemudian berjalan ke arah luar.
"Halo, ada apa, Lena? "
Rafael dan Aleena bertatapan, mereka merencanakan rencana yang sudah direncanakan tadi.
"Lesya, kamu kapan pulang? " tanya Aleena.
"Loh, bukannya tadi aku sudah bilang, kalau aku minta tolong Rafa buat anter kamu ke rumah, Lena? " tanya Aleesya.
"Aduh, kakiku, eh kepalaku, aduh lagi sakit, Lesya, ngga bisa antar kembarmu ke rumah, aduh sakitnya. " keluh Rafael.
Dari seberang, tepatnya Aleesya, dirinya sudah mengetahui trik sepupunya itu untuk melakukan sesuatu, bahkan dirinya tidak percaya dan yakin kalau Rafael merencanakan sesuatu.
"Sudahlah, Rafa, aku sudah tau kalau kamu pura-pura. Pasti kamu punya tujuan, iyakan? "
"Eh, itu—"
"Sudahlah, aku mau kasih tau berita baik buat kalian berdua, pasang telinga baik baik. "
Aleena dan Rafael merasa penasaran, mereka kemudian mendengarkan ucapan Aleesya dari telepon dengan baik.
"Aku dan Ardian resmi pacaran! Hubungan kami udah diresmikan sama mami Arinska! " ucap Aleesya dengan girang.
"Hah, seriusan?! " ucap Aleena dan Rafael bersamaan.
"Iya, kamu masih ingat kan ucapanku kemarin, kalau aku punya persyaratan sama maminya Ardian, berhasil lulus dengan ranking yang sudah naik, kami berdua diresmikan hubungannya. Aihh, makasih banget buat kamu, kembarku tersayang, Aleena. " ucap Aleesya dengan gembira.
"Congrats Lesya, semangat lagi ya kalau belajar sama aku, semoga langgeng sampai pelaminan. " puji Aleena.
"Makasih. "
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments