Terjebak Ulah Ipar

Terjebak Ulah Ipar

01: Hari kita terlahir bersama

...Selamat membaca 🍊...

......................

Perjuangan Marsel dan Wulan akhirnya berbuah manis, setelah menunggu hampir 2 tahun lamanya, mereka dapat dikaruniai anak kembar.

Mendekati hari kelahiran, mengingat peralatan bayi sebelumnya belum ada sama sekali, Marsel dan Wulan berencana untuk membeli peralatan bayi untuk menyambut kelahiran kembar mereka.

"Bang, bagaimana kalau kita berbelanja peralatan bayi di pasar? " tanya Wulan.

"Beli peralatan bayi di pasar? Kok mau banget ke pasar, Wulan? Kan toko peralatan bayi dekat, kita lebih bisa pilih pilih di situ, abang juga males kalau harus belanja ke pasar. " jawab Marsel dengan mendengus keluh.

"Bang, ingat, pengeluaran kita buat lahiran si kembar itu besar loh, bisa aja biaya lahiran yang tak terduga. Kalau Wulan gak bisa lahiran normal dan dipilih untuk cesar, biayanya gimana coba? " tanya Wulan dengan mengelus perutnya.

Marsel berdecak, dirinya akhirnya ingin menuruti keinginan istrinya yang memilih berbelanja peralatan bayi di pasar saja, sebelumnya Marsel memeluk perut Wulan yang membesar dan menciumnya.

"Nak, bunda kalian maunya banyak banget, ayah sampai gak bisa nolak keinginan dia buat beli barang barang kalian nanti pas kalian lahiran. Bisikin sama bunda, kita beli barang barang kalian di babyshop aja. " ucap Marsel dengan gemas memeluk perut Wulan, dan mengajak kembarnya yang masih dalam kandungan untuk membujuk Wulan berbelanja di babyshop.

"Gak bisa, ayah, barang barang disana pada mahal loh, nanti kalau kami lahir harus gimana? " ucap Wulan menirukan suara bayi.

Marsel akhirnya mengalah, dirinya kemudian bangkit dan membantu Wulan untuk berdiri dari kasur, mereka kemudian bersiap untuk bergegas ke pasar.

......................

Sesampainya di pasar, Wulan dan Marsel menatap sepanjang jalan, masing-masing toko dipenuhi oleh pelanggan, sampai-sampai Marsel dan Wulan bingung harus memilih dimana cocoknya mereka memilih toko untuk membeli pakaian kembar mereka.

"Bang, kita pilih disitu aja ya? " saran Wulan.

Marsel menatap ke arah toko yang ditunjuk oleh istrinya, dirinya kemudian terkejut, karena pemilik toko yang dipilih oleh istrinya adalah laki-laki letoy.

Memikirkan hal yang tidak mengenakkan, Marsel berusaha memikirkan cara untuk membujuk Wulan, agar lebih memilih toko dengan penjual yang bisa bersikap wajar saja.

"Sayang, kita kan bi—"

"Pasti mau alasan lagi kan? Gak, pokoknya kita ke sana, titik! " bantah Wulan.

"Yah, kamu ngga lihat apa, sayang? Itu cowo letoy gitu loh, abang gak mau kalau sampai digangguin sama dia. " gidik ngeri Marsel.

"Bang, guna badan gede untuk apa? " tanya Wulan.

"Nah, mulai nih, body shaming ini pasti. Yaudah deh, ayo kita ke sana, kalau ribut terus gak bakalan jadi jadi ini belanja nya. " jawab Marsel dengan kesal.

Wulan dengan bahagia menarik tangan suaminya ke arah toko tersebut, sedangkan Marsel menyiapkan antisipasi untuk mewaspadai dirinya dari laki-laki letoy tersebut.

"Terimakasih sudah mampir, datang lagi ya. Eh, ada bumil cantik nih, dan—"

Laki-laki yang ditakuti oleh Marsel, yaitu penjual baju tersebut, melihatnya dengan tatapan kagum, itulah saatnya Wulan akan tertawa melihat suaminya yang sangat geli dengan laki-laki letoy tersebut.

"Alamak, ada cowok ganteng, aihh jadi gemesh deh~ "

"Ini suami saya, mas, ja—"

"Kenapa panggil panggil mas?! Panggil eike Dina, D-I-N-A! " ucap laki-laki tersebut menegaskan kepada Wulan.

"Aduh maaf kak Dina, salah sebut tadi. "

"Ngga papa kok, yaudah bumilnis alias ibu hamil yang manis, mau beli apa nih? " tanya penjual tersebut dengan ramah.

"Pakaian bayi ada, kak? " tanya Wulan.

"Aduh, itu jangan ditanya lagi, pasti ada dong, oh ya, mau yang mana? Yang ini, ini, ini, ini, atau yang ini? "

Satu persatu penjual tersebut menunjukkan baju baju bayi yang dirinya punyai, Wulan merasa kagum dan melihat satu persatu baju tersebut, dirinya melihat baju bayi tersebut sambil memujinya.

"Bagus bagus semua ini, aduh, jadi bingung mau milih yang mana. " ucap Wulan tersenyum.

"Pilih yang mana aja boleh kok, bumil, apalagi yang motif bunga dan kupu kupu, duh pasti manis buat anak ceweknya. "

"Loh, bisa nebak darimana kak kalau anak saya perempuan? " tanya Wulan penasaran.

"Bisa dong eike tau, eike tuh udah lihat dari bentuk perutnya si bumil kalau bumil lagi hamil anak cewek, pasti anaknya cantik cantik ini. Kembar juga kan jabang bayinya? " tanya penjual sekali lagi.

"Kenapa bisa tau lagi, kak? " tanya Wulan dengan nada terkejut.

"Perutnya kayak kelihatan lebih besar gitu, udah yakin sih isinya ada dua. Eike tahu ya, gini gini eike pernah tes jadi perawat dong, makanya eike tau mbakyu. "

Disaat Wulan dan penjual Dina tersebut asyik mengobrol, Marsel hanya diam, dirinya tidak ingin terlihat merespon obrolan tersebut, bisa saja dirinya menjadi incaran laki-laki letoy tersebut.

"Ambil yang ini ya, berapa harganya. " tanya Wulan.

"Ini kan ada 6 setelan baju bayi couple, jadi harganya 850 ribu ya, bumil. "

Wulan terkejut dengan harga tersebut, dirinya kemudian memikirkan sejenak dan menatap Marsel, dirinya memilih untuk menawarkan terlebih dahulu.

"Ngga bisa 600 ribu, kak? " tanya Wulan.

"Waduh, janganlah ya, 700 ribu aja deh. Ini bahan bajunya bagus loh, mbak, kualitasnya jangan ditanya lagi, pasti cocok untuk twins baby nya nanti. "

"Mahal banget itu, kak Dina, ayolah. Kalau begitu, 620 ribu aja ya? " tawar Wulan.

Dina kemudian memikirkan harga tersebut, dirinya memikirkan sesuatu dengan melihat kode harga bajunya.

"650 ribu aja ya? Cuma nambah 30 ribu lagi aja, ya? "

"Ngga, 620 ribu pokoknya, nambah adain syarat aja, foto romantis sama suami saya ya, kak? "

Marsel terkejut dengan ucapan Wulan, dirinya yang sedaritadi diam akhirnya kena juga, malah istrinya sendiri yang sengaja membuatnya tambah diganggu oleh Dina.

"Astaga bumil, pikiran eike kok bisa tau sih? Ini pasti kembarnya yang bisikin sama mamanya, kalau minta eike buat dekat sama papinya, ihh, kembarnya so sweet banget, lop lop banget deh ini. " ucap Dina dengan tertawa kegirangan.

Wulan merasa senang, dirinya kemudian mendapatkan harga yang murah, walaupun itu harus ditawar oleh kesepakatan dengan memotret suaminya dan penjual itu.

Bukannya malah fokus, Wulan berusaha menahan tawanya, karena dirinya melihat ekspresi suaminya yang merasa geli ketika laki-laki yang ditakuti suami nya berdekatan dengannya.

Satu persatu gaya mulai ditunjukkan, tetapi Dina masih memiliki batas wajar untuk berpose dengan suami orang, apalagi suami dari pelanggan nya sendiri.

"Ini bajunya, terimakasih sudah datang. "

"Iya kak, terimakasih juga untuk bajunya. " balas Wulan.

"Eh bumil, boleh gak sih megang perutnya? Pengen ngelus-ngelus gitu, biar nular sama kakak perempuan eike yang lagi pengen program bayi kembar. " minta Dina.

Awalnya Wulan melihat ekspresi Marsel yang tidak mengizinkan, tetapi kalau Wulan yang menginginkan nya, Marsel tidak akan bisa membantahnya, akhirnya Wulan menganggukkan kepalanya untuk mengizinkan Dina memegang perutnya.

"Aduh aduh, begini ya rasanya megang perut bumil, apalagi bumil nya punya calon bayi kembar. " puji Dina.

Tak lama kemudian suatu tendangan dari perut Wulan terasa di telapak tangan Dina, Dina terkejut dan bersorak bahagia ketika dirinya mendapatkan tendangan dalam perut ibu hamil.

"Baru kali ini dapat tendangan dua! " ucap Wulan dengan senang.

"Aduh aduh, astaga, kejutan banget ya ini karena bayinya langsung nendang bersama, aktif lagi, ini pasti pas lagi bikin, papanya pasti yang super aktif dalam buat twins baby ini. "

Ucapan Dina membuat Marsel dan Wulan terkejut, Marsel dengan wajah nya yang memerah menunjuk jari telunjuknya ke arah Dina.

"Kalau ngomong, mulutnya dikontrol dikit ya. " tegur Marsel.

"Alamak dimarahin sama calon papa muda yang ganteng, yaudah deh, Dina minta maaf ya. Makasih sudah mampir, bumilnis sama papi cogan, ihh, kedatangan kalian berdua bikin mood eike bertambah. Ini bonus dari eike, sepatu bayi buat twins nya ya. " ucap Dina dengan memberikan dua pasang sepatu bayi.

"Makasih kak Dina, nanti aku langganan lagi ya. "

Wulan dan Marsel kemudian berjalan keluar dari toko tersebut, mereka bergandengan tangan sembari berkeliling di sekitaran pasar.

"Bagaimana bang rasanya dideketin sama cowok yang abang takutin? " tanya Wulan dengan iseng.

"Kamu kayaknya senang ya lihat abang kayak gitu? " tanya Marsel dengan kesal.

Wulan hanya tertawa, dirinya merasa lucu saat mengingat suaminya yang bergidik ngeri, sedangkan dirinya hanya bisa tertawa saja.

......................

Mendekati beberapa minggu menjelang kelahiran, ternyata Wulan sudah diprediksi awal akan melahirkan dua hari selanjutnya, tetapi secara tiba-tiba Wulan ingin melahirkan.

Marsel dengan sigap membereskan barang barang ke dalam mobil untuk Wulan serta barang barang untuk bayi mereka nanti saat dirumah sakit, setelah selesai Marsel memasuki mobilnya dan pergi ke rumah sakit.

Memakan waktu 30 menit, akhirnya Wulan dan Marsel telah sampai, para perawat membawa kasur roda untuk membawa Wulan ke ruang persalinan.

Semua keluarga Marsel telah dipanggil, dengan panggilan mendesak pastinya Salma dan Thomas beserta Misella dan anaknya, Rafael, akan datang ke rumah sakit untuk menyambut kelahiran anak dari Marsel dan Wulan nantinya.

Pembukaan Wulan berjalan cukup cepat, karena Marsel mendampingi Wulan untuk berjalan jalan kecil dan bergerak lebih banyak untuk memperlancar proses pembukaan lahiran nantinya.

"Bang, mulai sakit lagi... " keluh Wulan.

Marsel menggiring Wulan kembali ke kasur, dirinya juga memanggil dokter untuk melihat kondisi istrinya lagi.

"Ini sebentar lagi, siapkan alat alatnya. "

Semua dokter telah memasuki ruangan bersalin, sedangkan keluarga Marsel dipersilahkan untuk keluar dan hanya Marsel saja yang boleh menemani Wulan saat proses melahirkan.

"Jangan ngeden dulu ya, bu, atur nafasnya dahulu dengan baik. " arah dokter yang membantu lahiran.

Wulan mengikuti arahan dari dokter, dengan dirinya yang ditenangkan oleh Marsel, membuatnya tenang walaupun rasa sakitnya terasa.

"Aduh, yang satunya susah sekali, terlilit tali pusar. " ucap dokter tersebut.

Keajaiban secara tiba-tiba datang, salah satu bayi Wulan membantu mendorong bayi satunya lagi untuk keluar, suara bayi pertama mulai terdengar di ruangan.

Satunya lagi akhirnya terlilit tali pusar, membuat dokter kembali terkejut, dokter tersebut berusaha untuk mengeluarkan bayi satunya lagi dan melepaskan tali pusar yang melilit agar bisa selamat.

"Yang satunya ngga nangis, dok. " ucap suster.

Dokter tersebut menyuruh suster untuk memberikan bayinya, kemudian menepuk-nepuk sedikit punggung bayi tersebut agar menangis, tak lama kemudian suara tangisnya terdengar.

"Bagaimana dengan bayi bayi saya, dok? " tanya Marsel.

"Selamat ya pak, kembarnya sudah lahir, semuanya selamat walaupun yang kedua tadi ngga sempat nangis. " jawab dokter tersebut.

Marsel mengucap syukur, karena istrinya serta kedua anaknya menjalani proses melahirkan dengan selamat, Marsel kemudian melihat kembarnya yang berada di inkubator disamping kasur istrinya dan tersenyum.

"Karena perjuangan yang kedua telah membantu yang pertama, ayah akan putuskan bahwa yang lahir kedua adalah kakaknya, karena sudah berkorban bantu kembar satunya untuk keluar duluan. Nama kamu Aleena Marsel Putri Wulandari, kamu Aleesya Marsel Putri Wulandari, selamat datang ke dunia ya, anak anak ayah. "

Marsel menunjuk ke arah kembarnya yang kedua Aleena sebagai kakak, sedangkan yang pertama Aleesya sebagai adik.

Hari ini merupakan hari yang penuh akan perjuangan dari mereka semua, hari kita terlahir bersama.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!