Masakan restoran bintang 5

Inayah menyiapkan baju untuk Ramzi, walaupun dia kesal kepada suaminya tapi kewajiban seorang istri untuk melayaninya tidak mau dia tinggal. Setelah meletakkan baju untuk suaminya, ia bergegas untuk membantu kembali mertuanya.

"Ummi, biarlah aku yang masak. Ummi tunggu aja," ucap Inayah.

"Kamu istirahat saja sayang," ucap Ummi Laila.

"Ummi gak percaya Ina? gini- gini masakanku tak kalah seperti masakan restauran bintang 5 loh Ummi, hehe kata Abiku," ucap Inayah, terhadap Ummi Laila.

"Oke deh, buktikan kepada Ummi," Ummi tersenyum dan mengelus kepala Inayah yang tertutup hijab instan.

Inayah mulai memasak, tangannya terlihat sangat cekatan. Ummi Laila memperhatikan Inayah yang sedang memasak, ia tersenyum melihat mantu kesayangannya itu. 1 jam 30 menit Inayah berkutit di dapur dan selesailah beberapa menu lauk. Selesai masak, ia langsung menatanya di meja makan.

"Masya Allah, harum banget masakan kamu Ina," ucap Ummi Laila.

"Tuh 'kan, belum Ummi coba udah memuji duluan hehe bercanda Ummi," ucap Inayah dengan senyuman hasnya.

"Hehe tapi memang harum banget. Sarapan kali ini spesial, karena yang masak orang spesial," ucap Ummi Laila.

Tak lama datanglah Kiai Afnan dan Ramzi. Mereka duduk di kursi, Ramzi duduk tepat di sebelah Inayah.

"Wah, harum banget Ummi baunya," ucap Kiai Afnan.

"Cobain deh Abi, kali ini semuanya menu spesial." Ummi menyendokkan nasi dan mengambilkan lauk yang diletakkan di piring Kiai Afnan.

Inayah melakukan hal yang sama apa yang dilakukan Ummi Laila terhadap Kiai Afnan. Ramzi tidak bisa protes karena di depan orang tuanya. Inayah melirik Ramzi, ia tersenyum karena pakaian yang dia siapkan kini sudah melekat di tubuh suaminya.

Tidak ada percakapan ketika sedang makan, hanya dendingan sendok yang beradu dengan piring. Setelah selesai Inayah memberikan segelas air mineral untuk Ramzi.

"Ummi, masakannya enak banget. Serasa makan di restoran bintang 5. Terima kasih yah Ummi untuk masakannya," ucap Ramzi penuh rasa puas karena perutnya sudah terisi penuh.

"Terima kasihnya jangan sama Ummi, orang bukan Ummi yang masak. Hari ini Ina yang masak semua menu, Ummi hanya jadi penonton aja pas dia masak, enak yah? tenang kamu akan merasakan masakan Ina setiap hari," ucap Ummi Laila.

Ramzi batuk ketika minum, matanya membulat terasa malu telah memuji masakan Inayah, ia melirik Inayah, yang terlihat sangat bangga kepada dirinya karena sudah memasak apa yang Ramzi makan untuk sarapannya.

"Duh Mas, minum jangan buru-buru. Jadi tersedak gitu, nanti malam Mas Ramzi mau dimasakin apa?" Inayah sambil menepuk-nepuk leher Ramzi dengan lembut.

Ramzi berpikir Inayah meledeknya karena tanpa sadar ia telah memuji masakan Inayah. Ramzi tidak menjawab pertanyaan Inayah.

Karena baru menikah, Ramzi dan Inayah masih memiliki hari cuti dalam pekerjaan mereka. Inayah mengambil cuti 3 hari, itu artinya dia mempunyai 2 hari lagi untuk cuti.

Setelah sarapan selesai, Inayah meminta izin untuk pergi ke kamar karena sehabis masak badan terasa panas. Ketika memasuki kamar ternyata Ramzi ada di dalam kamar pula.

Inayah melirik ke arah Ramzi.

"Kenapa liat-liat? terpesona dengan ketampanan ku, yah 'kan," ucap Ramzi.

"Dih tampan dilihat dari mana? sedotan? dasar Gus ngelindur. Sukanya ngelindur terus, bangun Gus," ejek Inayah.

"Eh dokter sableng, aku ini memang ganteng. Pakai malu lagi mengakui aku ganteng," ucap Ramzi.

"Ih, pede banget kalau ngomong. Susah ngomong sama Gus ngelindur." Inayah melangkahkan kakinya untuk masuk ke kamar mandi.

Setelah 15 menit Inayah selesai membersihkan tubuhnya, terasa sangat fresh.

"Aduh aku lupa bawa handuk, Gus masih ada di dalam kamar gak yah?" tanya Inayah.

Inayah membuka pintu perlahan, dia melihat sekeliling dengan mengintip di sedikit celah pintu yang dibukanya. Ternyata Ramzi sedang duduk di tepi ranjang sambil memegang handphonenya. Inayah mencoba untuk meminta bantuan kepada suaminya.

"Gus...tolong ambilkan aku handuk, aku lupa bawa handuk," pinta Inayah, terhadap Ramzi.

"Ambil aja sendiri, ogah aku ngambilin handuk untukmu," ucap Ramzi.

"Ah, Gus tolong lah...masa aku keluar tanpa menggunakan baju, enak di kamu gak enak di aku," ucap Inayah.

"Idih...memangnya aku mau melihat tubuh kamu, sakit mata aku nanti gara-gara melihat tubuhmu," ucap Ramzi.

"Gus, jangan kebangetan dong. Tolong lah ambilkan handuk aku," ucap Inayah memelas.

"Oooooogaaahhhh," ucap Ramzi dengan pengucapan yang panjang, mulut terbuka lebar membentuk huruf o yang besar.

Akhirnya Inayah memakai pakaian yang sebelumnya dia kenakan, walaupun pakaiannya itu sudah basah karena tersiram air ketika dia mandi.

"Suami macam apa kamu itu, minta tolong sedikit aja gak mau. Dasar suami gendeng," ucap Inayah yang mengambil handuk dan baju ganti.

Ramzi tak terima dipanggil gendeng. Dia berdiri dan menghampiri Inayah.

"Apa kamu bilang, kamu sebuat aku gendeng? aku ini suamimu loh Ning, kalau ngomong tuh di jaga." Ramzi meraup bibir Inayah yang tipis.

"Gus apa-apain sih, bau tahu tangan kamu itu," protes Inayah.

"Seneng 'kan aku sentuh, sama Gus paling guanteng sejagat raya," ucap Ramzi.

"Dih pede banget ngomong seperti itu, Gus guanteng tapi gak mencintai istrinya," ucap Inayah, menyindir Ramzi.

Inayah tidak perduli, dia mau bergegas masuk ke kamar mandi lagi. Tubuhnya sudah dingin karena memakai pakaian yang basah. Ketika Inayah melangkahkan kakinya, dia terpeleset karena ada tetesan air di lantai akibat dari baju yang ia kenakan.

"Ahh..." Inayah terpeleset, ketika hendak jatuh Ramzi menangkap tubuh Inayah, seketika pandangan mereka bertemu dan saling menatap lebih dalam. Pipi Inayah memerah ketika wajahnya ditatap oleh Ramzi. Posisi saat ini mereka saling mematung beberapa saat.

"Gus Ramzi," ucap Inayah, menyadarkan kesadaran Ramzi kembali.

Inayah berdiri kembali dengan posisi tegap.

"Terima kasih," ucap Inayah.

"Aku tadi gak bermaksud tolongin kamu dokter sableng, kepikiran aja jika kamu terjatuh dan keseleo Ummi akan marahin aku," ucap Ramzi.

"Apa? dasar gak punya perasaan kamu Gus gendeng. Bilang aja kamu tensin, terpesona 'kan dengan kecantikan istrimu yang dokter ini," ucap Inayah, yang tidak mau kalah dengan Ramzi.

"Kalau aku jadi pasien kamu, bukannya sembuh tapi aku akan tambah sakit," ucap Ramzi.

"Apa kamu bilang?" Inayah mendekati Ramzi dengan tatapan mata elangnya, Ramzi menelan salivanya dengan kasar. Inayah langsung menginjak kaki Ramzi dengan kakinya cukup keras.

Ramzi kesakitan, dia berjinjit dengan kaki satu. Kakinya terasa nyut-nyutan. Inayah langsung menuju kamar mandi, lalu menutup pintu dengan kasar membuat Ramzi kaget.

"Astagfirullah." Ramzi mengusap-usap dadanya karena terkejut dengan suara pintu kamar mandi yang di tutup kasar oleh Inayah.

Inayah terus menggerutu di dalam kamar mandi.

"Berani-beraninya dia menghina profesi aku sebagai dokter. Bahkan waktu diangkat menjadi dokter, aku bersumpah untuk menyelamatkan orang. Dia malah menghina profesi kebanggaanku. Suami macam apa dia? mimpi apa aku, dapat Suami seperti dia," gumam Inayah di dalam kamar mandi.

Apa rasa cinta akan tumbuh diantara mereka?

Bersambung

***

Hai teman-teman kunjungi novel saya yang lainnya, suruh juga loh ceritanya.

Yuk mampir ke novel saya berjudul 5 Tahun Menikah Tanpa Cinta.

Mohon bantuan jempolnya, love, komen dan follow aku juga yah.

Love you semua

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

dokter lho Ramzi, gak kaleng2 istrimu itu

2023-09-21

0

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Hadeuh.....liat Ramzi sama Inayah udah kaya Tom and Jerry aja.
Lagian Inayah bisa2 tiap mau mandi lupa.mulu.bawa handuk

2023-01-26

1

Umi Hanik

Umi Hanik

biasanya tuh kaum cowok yg sering lupa bawa handuk kekamar mandi, tapi itu tak berlaku untuk Inayah 🤣🤣🤣

2022-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 Salah Lamar
2 Ijab qobul
3 Sindiran
4 Masakan restoran bintang 5
5 Terpojok
6 Terlalu Syok
7 Kembali Praktik
8 CPR Jantung
9 Mantu Rasa Anak Kandung
10 Lipstik
11 Epilepsi
12 Boleh Aku Menciummu?
13 Ciuman Hangat
14 Lebih Suka di Panggil Mas
15 Nyeri Denyut Jantungku
16 Aku Minta Cerai
17 Hatiku Rapuh
18 Penolakkan
19 Manis di bibir lain di hati
20 Pernyataan Cinta
21 Aku Ingin Kamu
22 Hari Akad menjadi hari Pemakaman
23 Puncak Di atas Awan
24 Masih Perih Mas
25 Bucin
26 Saya akan Merebut Dokter Inayah
27 hatiku sudah terpatri namamu
28 Ada namamu di setiap Dzikirku
29 Pelembab Bibir
30 Sebuah Impian
31 Ku kubur Impianku
32 Kamu Masih Mencintai Delisha Mas...
33 Rencana Inayah
34 Surat Perpisahan
35 Akibat Cemburu Menghapus Logika
36 Keluarga Syok
37 Kamu di mana?
38 Ini anakku bukan anaknya!
39 Tokyo
40 Cousade Sindrome
41 Masih Cinta Kok Gengsi!
42 Perjodohan Delisha
43 Baby Girl
44 Saling kabar
45 Bencana Alam
46 Perjuangan Inayah Untuk Hidup
47 Suaramu Obatku
48 Hatiku untukmu dan Hatimu untukku
49 Hanya kamu Wanita yang kucinta
50 Sebuah Kerinduan
51 Melepas kerinduan di Awan
52 Gombal
53 Distrik Higashiyama
54 Cemburu
55 Keluarga vs Karir
56 Saingan jadi teman
57 Aku tolak
58 Kamu begitu Sempurna
59 Rencana
60 Tanah Air tercinta
61 Pulang dari Jepang kok Aneh
62 Jangan pernah tinggalkan aku lagi
63 Lupakanlah
64 Brosur Bulan Madu
65 Rindu Masakan Menantu
66 Bulan Madu Kedua
67 Kecelakaan Kecil
68 Ramzi memukul Azril
69 Sikap Tegas Inayah kepada Azril
70 Membeli Testpek
71 Hasil Testpeck
72 Persalinan
73 Hasil USG
74 Cinta segitiga antar dokter
75 Separuh Jiwaku Sakit
76 Twins Boys
77 Aku Menunggumu Bangun
78 Inalilahi waina ilaihi rojiun
79 Ini Mimpi 'kan?
80 Pecah Ketuban
81 Twins Boys
82 Aishiteru
83 Cinta yang Tak Diterima
84 Penyesalan
85 Di Matamu Ada Cinta Untukku
86 Cemburunya Ramzi
87 Kerepotan Ramzi Mengurus 3 anak
88 Semua kehilangan dokter Lita
89 Keromantisan Ramzi
90 Mantan Pacar?
91 Tes DNA
92 Cekcok
93 Hasil Tes DNA
94 Jakarta
95 Rengekan Emi
96 Stroke
97 Hanya Pijat
98 Season 2 (Emi)
99 Season 2 (Kecelakaan di tengah Jalan)
100 Season 2 (Kenyamanan)
101 Menolak lamaran Gus
102 Bertemu Kenzo
103 Merasakan sakit Hati
104 Ada senyuman
105 DPR (Di bawah Pohon Rindang)
106 Pengungkapan Cinta
107 Kamu dimataku
108 Dunia seperti selebar daun kelor
109 Hasan Mengungkapkan Cinta
110 Jantung Berdebar
111 Bisikan Ancaman Bilah
112 Kenzo tak terima
113 Emi
114 Akad dalam keadaan koma
115 Emi Tersadar
116 Gagal
117 Baru merasakan kiss
118 Kemarahan Kenzo kepada Hasan
119 Masih banyak yang menyukai Emi
120 Ceraikan Emi
121 Emi pulang dari rumah sakit
122 Hijrah
123 Ritual MP yang tertunda
124 Rasa cemburu
125 Emi hamil (Tamat)
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Salah Lamar
2
Ijab qobul
3
Sindiran
4
Masakan restoran bintang 5
5
Terpojok
6
Terlalu Syok
7
Kembali Praktik
8
CPR Jantung
9
Mantu Rasa Anak Kandung
10
Lipstik
11
Epilepsi
12
Boleh Aku Menciummu?
13
Ciuman Hangat
14
Lebih Suka di Panggil Mas
15
Nyeri Denyut Jantungku
16
Aku Minta Cerai
17
Hatiku Rapuh
18
Penolakkan
19
Manis di bibir lain di hati
20
Pernyataan Cinta
21
Aku Ingin Kamu
22
Hari Akad menjadi hari Pemakaman
23
Puncak Di atas Awan
24
Masih Perih Mas
25
Bucin
26
Saya akan Merebut Dokter Inayah
27
hatiku sudah terpatri namamu
28
Ada namamu di setiap Dzikirku
29
Pelembab Bibir
30
Sebuah Impian
31
Ku kubur Impianku
32
Kamu Masih Mencintai Delisha Mas...
33
Rencana Inayah
34
Surat Perpisahan
35
Akibat Cemburu Menghapus Logika
36
Keluarga Syok
37
Kamu di mana?
38
Ini anakku bukan anaknya!
39
Tokyo
40
Cousade Sindrome
41
Masih Cinta Kok Gengsi!
42
Perjodohan Delisha
43
Baby Girl
44
Saling kabar
45
Bencana Alam
46
Perjuangan Inayah Untuk Hidup
47
Suaramu Obatku
48
Hatiku untukmu dan Hatimu untukku
49
Hanya kamu Wanita yang kucinta
50
Sebuah Kerinduan
51
Melepas kerinduan di Awan
52
Gombal
53
Distrik Higashiyama
54
Cemburu
55
Keluarga vs Karir
56
Saingan jadi teman
57
Aku tolak
58
Kamu begitu Sempurna
59
Rencana
60
Tanah Air tercinta
61
Pulang dari Jepang kok Aneh
62
Jangan pernah tinggalkan aku lagi
63
Lupakanlah
64
Brosur Bulan Madu
65
Rindu Masakan Menantu
66
Bulan Madu Kedua
67
Kecelakaan Kecil
68
Ramzi memukul Azril
69
Sikap Tegas Inayah kepada Azril
70
Membeli Testpek
71
Hasil Testpeck
72
Persalinan
73
Hasil USG
74
Cinta segitiga antar dokter
75
Separuh Jiwaku Sakit
76
Twins Boys
77
Aku Menunggumu Bangun
78
Inalilahi waina ilaihi rojiun
79
Ini Mimpi 'kan?
80
Pecah Ketuban
81
Twins Boys
82
Aishiteru
83
Cinta yang Tak Diterima
84
Penyesalan
85
Di Matamu Ada Cinta Untukku
86
Cemburunya Ramzi
87
Kerepotan Ramzi Mengurus 3 anak
88
Semua kehilangan dokter Lita
89
Keromantisan Ramzi
90
Mantan Pacar?
91
Tes DNA
92
Cekcok
93
Hasil Tes DNA
94
Jakarta
95
Rengekan Emi
96
Stroke
97
Hanya Pijat
98
Season 2 (Emi)
99
Season 2 (Kecelakaan di tengah Jalan)
100
Season 2 (Kenyamanan)
101
Menolak lamaran Gus
102
Bertemu Kenzo
103
Merasakan sakit Hati
104
Ada senyuman
105
DPR (Di bawah Pohon Rindang)
106
Pengungkapan Cinta
107
Kamu dimataku
108
Dunia seperti selebar daun kelor
109
Hasan Mengungkapkan Cinta
110
Jantung Berdebar
111
Bisikan Ancaman Bilah
112
Kenzo tak terima
113
Emi
114
Akad dalam keadaan koma
115
Emi Tersadar
116
Gagal
117
Baru merasakan kiss
118
Kemarahan Kenzo kepada Hasan
119
Masih banyak yang menyukai Emi
120
Ceraikan Emi
121
Emi pulang dari rumah sakit
122
Hijrah
123
Ritual MP yang tertunda
124
Rasa cemburu
125
Emi hamil (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!