Inayah sangat malu, belum apa-apa Ramzi sudah melihat tubuh Inayah tanpa sehelai benangpun.
"Ya Allah kenapa tiba-tiba Mas Ramzi masuk sih," ucap Inayah berbisik.
Inayah langsung masuk ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya dan dia melaksanakan salat isya.
Ramzi sangat syok melihat Inayah tanpa menggunakan pakaian sehelaipun. Dia duduk di sofa seorang diri.
"Ramzi, Inayah mana? panggil istrimu. Kita makan malam bersama," ucap Ummi Laila.
"Hah, panggil Inayah?" tanya Ramzi.
"Kamu kenapa pucat gitu muka kamu, seperti melihat hantu, cepat panggil Inayah. Kita makan malam bersama," titah Ummi Laila.
Ramzi berjalan menuju kamarnya, ia ragu untuk mengetuk pintu takut Inayah marah kepadanya karena kejadian sebelumnya.
Tok tok tok
suara pintu di ketuk
"Siapa?" tanya Inayah.
"Ini aku," ucap Ramzi.
"Ya Rabb, suamiku kemari. Apa yang harus aku lakukan? aku malu atas kejadian tadi. Dia pikir aku sengaja menggodanya," ucap Inayah dalam hati.
"I...iya Mas, masuk," ucap Inayah dari dalam kamar.
Ramzi masuk dengan keraguannya, dia menghampiri Inayah.
"Maaf, Untuk yang tadi aku tidak sengaja. Tadi aku habis salat isya di masjid, aku lupa di dalam ada kamu, karena kemarin aku masih single. Jadi aku tidak mengetuk pintu terlebih dahulu," ucap Ramzi.
"Maafkan aku juga Mas, bukan aku sengaja berbuat seperti itu. Tadi pas mandi aku lupa mengambil handuk dan pakaian penganti karena 'kan pakaian aku masih di koper yang Mas bawakan. Aku memanggil Mas untuk meminta bantuan mengambilkan handuk, ternyata Mas lagi di Masjid. Aku menunggu sampai 15 menit di dalam kamar mandi. Tapi Mas belum pulang, tubuhku kedinginan Mas. Jadi aku terpaksa keluar kamar mandi tanpa..." ucapan Inayah terpotong.
"Yah sudah, aku paham. Kamu di tunggu Ummi dan Abi untuk makan malam," ucap Ramzi.
"Iya Mas," ucap Inayah.
Inayah mengikuti Ramzi dari belakang, ia melihat punggung Ramzi. Tanpa dia sadari bibirnya mengukir senyuman ketika melihat punggung suaminya.
"Inayah, ayo Nak, kita makan," ucap Ummi Laila.
"Duh Ummi, aku gak bantu Ummi masak. Maafkan aku Ummi," ucap Inayah.
"Kok kamu minta maaf, hari ini kamu 'kan lelah. Ummi paham itu, ayo silahkan dimakan," ajak Ummi Laila.
Suasana makan malam keluarga Kiai Afnan pun sangat hangat, sikap Ummi Laila yang sangat terlihat menyayangi Inayah membuat Inayah mengucap rasa syukur di hatinya.
Selesai makan malam, Inayah dan Ramzi masuk ke kamar mereka. Canggung, takut, rasa jantung berdetak kencang, itu yang Inayah rasakan. Hari ini dia tidur 1 kamar dengan laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya. Dia agak takut dengan malam pertamanya.
"Kamu lelah? jika kamu lelah istirahatlah," ucap Ramzi.
"Gak terlalu Mas," jawab Inayah.
"Jika kamu lelah, tidurlah. Aku keluar kamar dulu," Ucap Ramzi.
"Mau kemana Mas?" tanya Inayah.
"Mau ke dapur, buat susu coklat," jawab Ramzi.
"Mas minum susu coklat setiap mau tidur?" tanya Inayah kembali.
Ramzi menganggukan kepalanya. Lalu Inayah berdiri dan berkata, "Biar aku saja Mas yang buatkan untukmu."
Inayah pun keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur. Ummi Laila melihat Inayah yang pergi ke dapur.
"Kamu cari apa Inayah?" tanya Ummi Laila.
"Aku mau buat susu coklat Ummi, untuk Mas Ramzi," ucap Inayah.
"Oh susunya di atas, pas di kepala kamu itu," ucap Ummi Laila, sambil menunjukkan letak susu coklat.
"Terima kasih Ummi," ucap Inayah.
Inayah membuat susu coklat pertama kali untuk suaminya. Setelah selesai, ia segera membawa susu coklat itu ke dalam kamar dan memberikan kepada Ramzi.
"Mas, ini susu coklatnya," ucap Inayah sambil meletakkan gelas yang berisi susu coklat.
"Terima kasih yah," ucap Ramzi.
Inayah hanya membalas senyuman kepada Ramzi. Setelah Ramzi minum segelas susu, dia mengambil selimut dan kasur lipat. Ia gelar kasur itu dia atas lantai.
"Loh kok Mas Ramzi, tidur di kasur lipat. 'Kan ada ranjang Mas," ucap Inayah.
"Kamu tidurlah di ranjang itu, aku di bawah," ucap Ramzi.
"Kamu tidak suka tidur satu ranjang di aku, aku 'kan istrimu Mas sekarang,"ucap Inayah.
"Maaf, aku belum mencintaimu," ucap jujur Ramzi.
Deg
Perasaan Inayah tiba-tiba menjadi berubah, sebelumnya dia mencemaskan akan malam pertamanya tapi kenyataan yang ia terima sangat mencengangkan. Kata-kata yang terlontar dari bibir suaminya seakan menghancurkan agan-agan ia selama ini.
Inayah telah jatuh cinta untuk pertama kali ketika melihat Ramzi, dia pikir ketika Ramzi melamar dia, perasaan Ramzi sama dengannya. Tapi ternyata Inayah mendapatkan cinta bertepuk sebelah tangan.
"Lalu jika kamu tidak suka aku Mas, kenapa kamu melamar aku?" tanya Inayah.
"Sudahlah, aku tidak mau membahas itu. Kamu tidurlah," ucap Ramzi dingin.
Inayah menangis di dalam selimut, dia merasa terpukul atas apa yang Ramzi ucapkan.
"Ya Allah, bagaimana jalan pernikahan ini, jika suami hamba saja tidak mencintai hamba sejak dia mengkhitbah hamba?" ucap Inayah lirih.
Inayah berusaha untuk memejamkan matanya, akhirnya dia terlelap sehabis menangis.
Sang Fajar menyongsong, ketika Inayah terbangun, Ramzi sudah tidak ada dalam kamarnya. Kemungkinan dia sedang ke Masjid untuk salat subuh.
Inayah bergegas untuk bangun, dia membersihkan dirinya, salat subuh lalu keluar kamar. Ia melihat Ummi Laila sedang memasak.
"Ummi, aku bantu yah," ucap Inayah.
"Eh, anak perempuan Ummi sudah bangun. Bagaimana tidur semalam, nyenyak?" tanya Ummi.
Inayah menghampiri Ummi, lalu dia tersenyum.
"Kurang nyenyak aku semalam Ummi, maaf jadi telat aku bangunnya," ucap Inayah, sambil mengambil lalu mengiris wortel.
"Gak apa-apa, Ummi paham. Namanya juga pengantin baru, pasti sering begadang. Ummi waktu pengantin baru malah bangun saat waktu dzuhur, habis salat subuh tidur lagi, eh kebablasan sampai dzuhur. hehehe malah cerita deh Ummi waktu dulu," ucap Ummi Laila, menceritakannya.
Inayah hanya tersenyum, dia tidak mungkin menceritakan tentang apa yang Ramzi katakan. Bahkan Ramzi tidur di bawah dengan kasur lipat. Ia bangun kesiangan karena memikirkan pernikahannya kedepan. Mau di bawa kemana pernikahan ini, jika awalnya saya berjalan dengan rasa sakit hati yang dirasakan Inayah.
"Assalamu'alaikum," Ramzi memberi salam.
"Wa'alaikumsalam," Inayah dan Ummi Laila membalas salam Ramzi.
Ramzi langsung masuk ke kamar
"Biar Ummi saja yang masak, kamu susul suamimu. Sekalian bawa teh hangat ini untuk suamimu," ucap Ummi Laila.
Inayah melangkah menuju kamar dengan membawa segelas teh hangat. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Mas ini teh hangat buat kamu," ucap Inayah.
"Iya, terima kasih," ucap Ramzi.
"Mas, aku mau tanya. Kenapa kamu khitbah aku jika kamu tidak menyukaiku?" tanya Inayah.
"Ning, yang penting 'kan kita sudah menikah. Sudah gak usah di bahas," ucap Ramzi.
"Gus, gak bisa begitu dong, pasti kamu ada alasannya. Setahu aku, kamu selalu menolak perjodohan, lalu tiba-tiba kamu mau melamar aku, memang kamu ngelamar anak orang ngelindur Gus?" tanya Inayah.
"Ngelindur apa maksud kamu Ning?" tanya balik Ramzi.
"Masa Gus gak tahu artinya ngelindur, mengingau artinya," ucap Inayah ketus.
"Kamu katain suamimu sendiri? istri sableng," ucap Ramzi, menimpali Inayah yang ketus.
"Apa Gus? kamu bilang aku sableng, Gini-gini aku seorang dokter loh. Biarlah kamu katain aku sableng, Wiro sableng aja terkenal," ucap Inayah, berwajah kesal.
"Ih aku pikir kamu polos Ning," ucap Ramzi menyindir.
"Aku pikir kamu juga alim Gus, tapi ngatain istrinya sableng," ucap Inayah menimpali sindiran Ramzi.
"Au ah gelap, aku mau mandi," ucap Ramzi, sambil meninggalkan Inayah dengan wajah kesal.
Bersambung.
***
Berkunjung di Novel yang lain aku yuk, berjudul 5 tahun menikah tanpa Cinta.
Jangan lupa like, comment,vote, follow aku juga yah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Becky D'lafonte
🤣🤣🤣
2023-09-21
0
Leng Loy
Dasar si Ramzi gak jelas,udah nikahin tp kok mulutnya ky gitu,anak pesantren kok mulutnya jelek,sabar ya Inayah ☺️
2023-09-21
0
sherly
ngak respek banget Ama sikap ramzi
2023-07-26
0