Setelah lamaran selesai, Inayah masuk ke dalam kamarnya. Kini di jari manisnya tersemat sebuah cincin, di mana sebagai tanda bahwa dirinya sudah dikhitbah laki-laki yang akan menjadi suaminya.
Inayah menatap cincinnya, dia memainkan cincin itu sambil tersenyum merekah. Baru kali ini dia merasakan adanya getaran di dada saat menatap seorang laki-laki.
"Tampan." Ucapnya, sambil menenggelamkan wajahnya di bantal kesayangan.
Tok tok tok
suara pintu diketuk.
"Mba Inayah, aku boleh masuk?" ucap Delisha di balik pintu.
"Iya De, masuk aja. Mba gak kunci pintunya," teriak Inayah dalam kamar.
Delisha membawa guling ke kamar Inayah.
"Mba, aku tidur sama Mba yah malam ini. Sebentar lagi kita menikah, jadi mumpung waktu kita masih ada seperti ini. Aku ingin tidur bersama Mba," ucap Dalisha.
"Sini De, tidur di sebelah Mba," ucap Inayah.
Delisha masuk dan langsung merebahkan tubuhnya di samping Inayah.
"Aku gak menyangka, kita sudah dikhitbah dan akan segera menikah. Nanti aku minta sama Umma agar pernikahan Mba dulu baru aku," ucap Delisha.
"Eh, kok gitu 'kan kamu duluan yang dikhitbah. Gak apa-apa kamu duluan aja yang ijab qobul," ucap Inayah.
"Aku gak mau langkahin Mba, oh yah Mba. Gus Ramzi tampan yah, cocok buat Mba," ucap Delisha.
Inayah hanya tersenyum mendengarkan adiknya memuji Gus Ramzi. Malam itu mereka saling bertukar cerita dan membicarakan perasaan mereka masing-masing. Dalisha yang memang sudah menyukai ustadz Adam sejak lama, akhirnya dia dikhitbah dengan ustadz Adam laki-laki pujaannya. Lain halnya dengan Inayah yang baru ada rasa getaran di dadanya ketika hari ini bertemu dengan Ramzi, Inayah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sedangkan dikediaman Kiai Afnan, terlihat raut Ramzi yang tidak bersemangat. Ummi Laila melihat wajah anaknya penuh dengan tekanan, lalu dia menghampiri putranya tersebut.
"Kamu ada apa? abis khitbah bidadari kok kamu jadi lemas, Ning Inayah cantik banget. Kamu pintar pilihnya, profesinya juga seorang dokter,"
"Ummi suka Ning Inayah jadi mantu Ummi?" tanya Ramzi.
"Pertanyaan apa itu Ramzi, yah sudah jelas Ummi suka lah dia akan menjadi istri kamu, mantu perempuan Ummi. Kurang apalagi Ning Inayah, cantik, anggun, cerdas, sholehah, mantu impian Ummi banget itu," ucap Ummi Laila.
"Kok dia mau terima langsung lamaran aku yah Ummi," ucap Ramzi.
"Mungkin dia ada rasa cocok, kamu tahu? kalian itu sama, sering menolak perjodohan. Ning Inayah selalu menolak laki-laki yang ingin dijodohkan olehnya, kemarin Ummi deg degan kalau dia menolak kamu," ucap Ummi Laila.
"Aku berharap dia menolak, kenapa dia menerima lamaranku," gumam hati Ramzi.
"Kalau kamu ditolak pastinya kamu
akan sedih, iya 'kan," ucap ummi Laila.
Nasi sudah menjadi bubur, yang tidak bisa lagi diulang kejadian yang lalu. Menyesalpun tidak ada gunanya. Walaupun hati berat, tidak ada cinta, Ramzi tidak akan bisa membatalkan rencana hari pernikahan.
Kiai Afnan selalu berkomunikasi oleh kiai Amar mengenai kapan akan dilaksanakannya akad nikah. Mereka akan memutuskan akad nikah 1 minggu lagi. Dan Dalisha akan menikah setelah Ning Inayah menikah terlebih dahulu setelah itu 1 bulan yang akan datang barulah Ning Dalisha akan dinikahkan dengan Ustadz Adam.
Persiapan demi persiapan yang dilakukan keluarga Ramzi, setelah ijab qobul. Ning Inayah akan langsung diboyong ke dalam lingkungan pesantren milik Kiai Afnan.
Waktu cepat berlalu, 1 minggu kini sudah dilewati, hari ijab qobul akan segera dilaksanakan. Ramzi sudah memakai pakaian pengantin. Ning Inayah sudah dirias, parasnya bertambah cantik ketika dirias menjadi seorang pengantin.
Kini Ramzi sudah berada di depan penghulu, Kiai Amar yang langsung akan menikahkan putri keduanya.
"Saya terima nikahnya Inayah Syifa Tsaniah binti Amar khotob dengan seperangkat alat salat dan emas 34,5 gram dibayar tunai," ucap Ramzi, dengan ijab qobulnya.
"Bagaimana para saksi? Sah?
"Sah!"
"Alhamdulilah."
Kalimat tahmid mengudara di aula pesantren milik kiai Amar. Di pesantren itu mengukir sejarah kedua insan yang sudah berikrar dan status mereka sudah berubah. Inayah Syifa Tsaniah sebagai seorang istri dan Ramzi Sahban Elfathan sebagai seorang suami.
Setelah akad, Ramzi membacakan Al-quran dengan tartil, terdengar begitu indah di telinga para undangan, terutama Inayah yang sejak tadi ada di dalam untuk menunggu akad selesai, begitu indah suara sang suami.
"Mba Inayah, Barokallah...Mba sudah menikah dan jadi seorang istri," ucap Dalisha, memeluk Inayah.
"Mba deg-degan De," ucap Inayah, sambil memegang dadanya.
"Jangan deg-degan Mbak, 'kan aku temani. Ayo Mbak, kita keluar. Suami Mba sudah menunggu pastinya," ucap Dalisha.
Inayah ditemani Delisha keluar untuk menemui Ramzi, banyak para undangan tamu yang takjub ketika Inayah keluar dan memasuki aula resepsi, Inayah sangat cantik berbalut baju kebaya pengantin berwarna putih bernuansa adat Jawa. Ummi Laila yang melihat Inayah tersenyum bahagia, begitu cantik menantunya itu.
"Ramzi istrimu sangat cantik, seperti bidadari yang turun dari langit," ucap ummi Laila.
Ramzi bukan melihat kecantikan Inayah yang sekarang sudah sah menjadi istrinya, dia tersenyum melihat Dalisha yang sekarang menjadi adik iparnya. Ia menarik nafas lalu mengeluarkannya. Ada rasa menyesal telah melamar Inayah, rasa cinta bukan untuk istri sahnya itu. Seharusnya lamarannya untuk Delisha.
Bahu Ramzi di tepuk oleh Ummi Laila.
"Ramzi, segitu terpesonanya kah kamu melihat istrimu? sambut istrimu, jemput dia," ucap Ummi Laila.
Ramzi sempat terkejut ketika Ummi menyentuh pundaknya. Dengan jalan yang sangat pelan, Inayah menghampiri Ramzi ditemani oleh Delisha kemudian Inayah mengambil tangan Ramzi, sebenarnya ia ragu untuk melakukan itu, karena ini pertama kali Inayah memegang tangan seorang lelaki. Ia mencium punggu tangan suaminya dengan khitmat. Ramzi menyentuh kepala istrinya lalu dia berdoa.
Begitu banyak para undangan yang datang, semuanya memberikan selamat kepada kedua mempelai.
Resepsi telah usai, Inayah langsung dibawa pulang ke pesantren Kiai Afnan.
"Ning Inayah, kamu sekarang sudah jadi putri Ummi. Jangan segan-segan jika kamu membutuhkan sesuatu," ucap ummi Laila.
"Terima kasih Ummi," ucap Inayah.
"Ramzi, ajak istrimu ke kamar, agar ia bisa beristirahat," titah ummi Laila.
"Iya Ummi," jawab Ramzi, "ayo, ikut aku," sambungnya.
Inayah mengikuti Ramzi dari belakang, dia pikir setelah jauh dari ummi, Ramzi akan menggandeng tangannya layaknya pengantin baru tapi Ramzi tidak melakukan hal itu. Dia hanya berjalan kedepan pandangan lurus tanpa menoleh kebelakang melihat istrinya.
"Kamar ini, ada kamar mandinya. Kamu bisa membersihkan dirimu terlebih dahulu. Aku akan ke bawah sebentar mengambil kopermu," ucap Ramzi.
Inayah hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada Ramzi tapi Ramzi tak membalas senyumannya.
"Kok dia dingin banget sih sikapnya sama aku? atau memang orangnya seperti itu?" gumam hati Inayah.
Inayah membersihkan make up dan tubuhnya, seharian berdiri di acara pernikahan, tubuhnya sudah terasa lengket.
"Aku lupa bawa handuk dan baju, aduh masa malam pertama seperti ini memalukan sekali. Aku pun belum salat isya," ucap Inayah dengan suara berbisik.
Inayah membuka pintu kamar mandi sedikit, dia mencari suaminya. Apakah dia ada di dalam kamar.
"Mas Ramzi mana yah, tapi koper aku sudah di dalam kamar, aku coba tunggu di sini aja. Siapa tahu Mas Ramzi masuk kamar," ucap Inayah.
Inayah menunggu sudah 15 menit di dalam kamar mandi, tubuhnya sudah terasa dingin. Dengan terpaksa dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi menuju kopernya.
Inayah mencari handuk kimononya, akhirnya dia menemukan handuk kimono tersebut. Ketika Inayah ingin memakai tiba-tiba Ramzi masuk ke dalam kamar, Inayah terkejut dan langsung berteriak.
"Ahhh...Mas Ramzi kenapa masuk tiba-tiba? balik badan Mas," ucap Inayah.
Wajah Inayah memerah menahan rasa malu, sedangkan Ramzi yang baru pertama kali melihat seorang perempuan tanpa menggunakan busana, dia pun juga malu.
Bersambung
***
Berkunjung di Novel yang lain aku yuk, berjudul 5 tahun menikah tanpa Cinta.
Jangan lupa like, comment,vote, follow aku juga yah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Leng Loy
Semoga Ramzi ikhlas menerima Inayah sebagai istrinya ☺️
2023-09-21
0
sherly
kok Ramzi kayak gt.. bknnya liat istri malah liat adek iparnya .. padahal anak kyai hrsnya tau adab Dan hrsnya Sdh mengikhlaskan KL dia salah lamar
2023-07-25
0
Ummi Alfa
Ramzi kamu harus ikhlas sudah takdirnya kamu harus berjodoh dengan Inayah, lagian Delisa juga sudah di khitbah orang lain.
2023-01-26
0