Pria itu segera tau mana wanita yang dia ingin temui. Dia sempat sedikit ragu, karena mereka duduk berdua, tapi setelah menarik nafas panjang, akhirnya dia mendekati meja di pojok cafe.
“Maaf sudah lama menunggu.” ucapnya sambil tersenyum ramah.
Wanita cantik yang dia maksud membalas tipis senyumnya, lalu mempersilahkan duduk.
“Sebelum ke pokok pembahasan, aku mau kenalin dulu, teman aku, namanya Rea Renata.”
Pria itu menengok ke arah wanita yang sedang menatapnya. Wajahnya tidak terlalu cantik, tapi dia memiliki senyum yang manis.
Setelah menganggukkan kepala dengan canggung, pandangannya kini kembali kepada wanita putih berhidung mancung yang sangat cantik di depannya. Tujuan dia kemari jelas karena wanita ini, bukan temannya.
“Valen,, Pak Bram sudah kasih tau kan kalau aku ingin me....”
Tiba-tiba ponsel Valen berdering dan terpaksa menghentikan perkataan pria itu.
Valen tampak buru-buru menerima teleponnya dengan wajah yang serius.
“Sorry, ini urgen,, gue tinggal dulu ya..nanti kita omongin lagi.” Katanya sambil menenteng tas, lalu beranjak pergi dari kursinya.
‘Sorry Rea,, tapi semua ini demi kebaikan bersama.’ Ucap Valen sambil tersenyum senang.
Dia masuk ke mobil, dan segera menjalankan mobilnya dengan cepat menuju ke tempat sohibnya yang tadi baru saja menelepon. Tidak lupa dia menyalakan musik untuk menemani perjalanannya.
*
*
*
“Thank you Zoe...” Valen segera memeluk sohibnya yang sedang minum. Tindakan Valen yang tiba-tiba membuat Zoe hampir saja menyemburkan airnya ke orang yang ada di depannya.
“Gila lo ya...” omel Zoe.
“Siapa honey?” Tanya pria blesteran yang ada di depan Zoe. Pria itu merangkul pinggang kekasih nya dengan mesra sehingga tidak ada jarak lagi di antara mereka.
“My bestie.. Namanya Valen..” jelas Zoe.
Valen hanya tersenyum kecil. Orang di depannya memang tampan, tapi dia melihat Valen dengan pandangan yang tidak biasa.
“Lo ga bilang mau ajak pacar lo. Gue kira lo sendiri.” Bisik Valen. Dia yakin pria itu pun mendengar pembicaraan mereka.
“Gue udah lama ga ketemu Mark.. Lo juga cepetan cari jodoh deh..kenapa sih tadi lo wa gue minta di telepon?”
“Di tempat kayak gini?” Valen melihat ke sekelilingnya. Dia berada di club no 1 di kota ini.
Dia tau ini bukan tempat yang cocok untuk mencari pendamping hidup. Pak Bram bisa mati berdiri, jika Valen mencari pria di sini. Sejak kecil Valen di didik dengan sangat baik oleh orang tuanya. Dia sudah menanamkan prinsip tidak boleh melakukan **** sebelum menikah. Valen pun bisa mengendalikan dirinya meskipun dia dihadapkan dengan banyak orang yang berkelakuan bejat seperti salah satu contohnya, Zoe. Sohibnya itu adalah host yang terkenal. Semua orang memujanya. Tapi di balik layar, moral nya sudah hancur berantakan.
“Udah ah, gue mau ke toilet dulu..” Valen secepat kilat melarikan diri dari Zoe karena dia risih melihat pacar Zoe yang sedang bermesraan dengan kekasihnya itu.
Di toilet, Valen mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Ester. Dia ingin segera memberitahukan jika langkah awalnya lepas dari perjodohan ini telah berhasil.
"Ma, aku sudah tinggalin dia sama Sam." lapor Valen begitu telepon diangkat.
"Bagus, kamu memang pintar." puji Ester. "Sekarang kamu di mana?" tanya Ester curiga. Dia mendengar suara musik begitu keras di ujung telepon sana.
"Lagi ke club, ma.. tenang saja, aku ga sendiri.. ada Zoe."
"Valen, sudah berapa kali kami bilang, jangan pergi ke tempat itu."
"Sebentar saja ma.."
"Cepat pulang atau mama akan bilang ke papa untuk segera cepat menikahkan kamu dengan Sam."
Valen mendengus kesal. Dia hampir saja memiliki segalanya, kecuali kebebasan. Dan sekarang orang tuanya menggunakan alasan 'Samuel' untuk mengancamnya. Tapi, jika mengingat bagaimana penampilan buruk Samuel, Valen memilih untuk menuruti Ester.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments