Rasa Ingin Tau

Di sebuah bangku salah satu aula yang masih terlihat cukup sepi, terlihat seorang mahasiswa berwajah tampan nan dingin sedang melamun dan memegangi sudut bibir bawahnya yang masih terluka akibat gigitan dari seorang gadis.

Pemuda yang tak lain adalah Ren itu kembali teringat dengan kejadian kemarin saat dia berada di atap gedung bersama dengan gadis pucat bernama Sora itu.

Sora ... gadis aneh yang mesum tapi sangat naif. Hmm ... benar-benar gadis yang sangat aneh.

Batin Ren masih duduk termenung dan mulai memutar-mutar salah satu bukunya dengan jari telunjuknya sebagai porosnya. Namun tiba-tiba saja pandangannya mulai tertuju pada satu titik, yaitu pintu masuk aula ini.

Terlihat seorang gadis yang memiliki warna kulit yang begitu putih dan pucat mulai melenggang memasuki aula ini. Gadis itu mulai duduk di bangku depan seorang diri.

"Sora? Sejak kapan dia juga mengikuti kelas Kimia bersama dengan kita?" gumam Ren dengan kening yang berkerut.

Karena selama ini mereka tak pernah berada di dalam satu kelas bersama disaat mengikuti kelas mata kuliah apapun. Dan itu dikarenakan karena selama ini Sora yang lebih sering untuk mengikuti kelas kuliah sore.

"Akhir-akhir ini dia mengambil kuliah kelas pagi, karena saat sore dia harus bekerja part time untuk memenuhi kebutuhan hidupnya." jawab Yuru, sahabat Ren yang kini duduk tepat di sampingnya.

"Wah ... sejak kapan kamu begitu mengetahui soal gadis aneh itu, Yuru?" selidik Ren curiga.

"Cihh ... semua orang selalu saja menjadikan dia sebagai bahan gunjingan. Karena dia selalu menunggak pembayaran kuliah." jawab Yuru dengan santai dan malah mulai memicingkan sepasang matanya menatap Ren. "Kau sendiri sejak kapan mempedulikan Sora? Selama ini kamu bahkan tidak pernah menanyakan soal gadis manapun."

"Ha? Apa? Aku hanya merasa kesal saja padanya!! Dian itu gadis yang sangat aneh!!" jawab Ren asal dan mulai mengeluarkan buku Kimianya karena merasa kesal.

"Hhm. Kau benar, Ren. Dia memang sangat aneh dan penyendiri. Eh tapi ngomong-ngomong ada apa dengan bibirmu? Mengapa terluka seperti itu?" tanya Yuru mulai meraih dagu tirus Ren dan menghadapkan wajah Ren ke arahnya.

"Siapa yang melakukan semua ini, Ren? Siapa yang berani menghajarmu hingga seperti ini?" tanya Yuru sangat ingin tau.

Karena selama ini tak ada satupun pria yang mau berurusan dengan Ren. Terlebih Ren memiliki cukup panyak penggemar gadis, jika berani melukai dan mengganggu Ren, mungkin saja dia akan segera diserang oleh para pengemar Ren.

"Tidak ada. Aku hanya kejedot tembok!" ucap Ren berkilah dan menepis tangan Ruyu dengan cepat.

"Haa? Memang kejedot tembok bisa seperti itu ya?" celutuk Yuru dengan kening berkerut.

"Temboknya terlalu ekstrim!" jawab Ren asal dan kembali memitar-mutar bukunya dengan jari telunjuknya sebagai poros sambip menahan tawa karena berusaha untuk membodohi Yuru

""Hhm? Tembok yang terlalu ekstrim?" gumam Yuru masih kebingungan. "Oh iya! Ini untukmu!" imbuh Yuru sambil memberikan beberapa surat dengan amplop yang begitu lucu dan memiliki warna yang begitu lembut.

"Huft!! Untukmu saja! Aku sudah bosan dengan surat pernyataan cinta dari para gadis itu." celutuk Ren dengan malas.

"Kau pikir perasaan manusia bisa dialihkan dengan mudah seperti itu?! Cih ..."

Suasana riuh di dalam kelas kini seketika menjadi hening setelah seorang pria paruh baya dengan model kepala pelontos pada bagian depan mulai memasuki aula ini. Kegiatan kelas ini berlangsung seperti hari-hari biasanya, tak ada yang spesial.

Namun entah mengapa fokus Ren hari ini mulai terbagi begitu saja. Karena di sepanjang kelas mata kulian Kimia hari ini, Ren malah selalu memperhatikan gerak-gerik Sora yang terlihat seperti seorang mahasiswi teladan. Begitu tenang dan selalu memperhatikan setiap penjelasan dari sang profesor.

.

.

.

.

.

Satu persatu mahasiswa dan mahasiswi mulai meninggalkan ruangan ini. Namun Ren sengaja untuk tidak segera meninggalkan ruangan ini karena masih melihat Sora yang sedang menyibukkan dirinya membaca sebuah buku.

"Ren, ayo!! Bukankah kita harus segera berlatih basket bersama?" ajak Yuru yang sudah berdiri dan menggendong ranselnya kembali dengan menggantungnya pada bahu kanannya saja.

"Hhm. Hari ini aku ijin tidak ikut berlatih. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan saat ini." jawab Ren dengan santai. "Tolong latihan hari ini kau yang memimpinnya dulu ya, Yuru."

"Oh!! Okay!! Serahkan saja padaku!! Aku pergi dulu!" jawab Yuru mulai meninggalkan kelas ini begitu saja.

"Hai, Ren! Tumben masih di kelas dan tidak latihan basket?" seorang gadis cantik berambut pirang curly tiba-tiba saja menghampiri Ren.

"Aku sedang ada urusan hari ini." jawab Ren cuek dan dingin seperti biasanya.

Bahkan raut wajahnya juga terlihat begitu dingin dan membuat seseorang takut untuk melanjutkan berbincang kembali dengannya. Sehingga gadis cantik berambut pirang curly itu segera berpamitan kembali.

Namun rupanya gadis itu masih saja berbuat usil saat melewati meja Sora. Gadis itu membuka sebuah cemilan dan dengan sengaja membuang bungkus makanannya tepat di meja Sora tanpa ada rasa berdosa sedikitpun.

Ren yang melihat semua itu hanya diam dan memperhatikannya saja dari kejauhan. Karena selama ini mereka semua memang sering sekali melakukan hal seperti itu kepada Sora.

Kini di dalam ruangan ini hanya tinggal Ren dan Sora. Ren mulai bangkit dari duduknya dan menggendong ransel hitam miliknya lalu melenggang mendekati meja Sora dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Sebuah tatapan yang memiliki aura dingin, kesal, namun juga penuh dengan rasa penasaran yang begitu menggunung. Kini Ren segera duduk di atas meja tepat di sebelah Sora. Sedangkan Sora yang mulai menyadari kehadiran seseorang, kini mulai beralih menatapnya.

Dan betapa terkejutnya Sora ketika melihat Ren yang sudah duduk santai di atas meja di sampingnya dengan kedua tangannya yang saling disilangkannya di depan dada bidangnya. Sementara pandangannya terlihat begitu dingin dan sedikit tersenyum misterius.

Namun dengan cepat Sora segera beralih menatap bukunya kembali dan bersikap seolah tak melihat apapun. Bahkan Sora segera mengemasi buku dan barang-barangnya lalu memasukkannya ke dalam ranselnya.

Mengapa dia sering sekali sengaja mendekat padaku? Padahal selama ini aku selalu saja menjaga jarak dan menahan diri. Aroma darah para manusia ini seakan selalu saja melambai-lambai padaku. Dan semua itu sangat menyiksaku. Terlebih darah pemuda ini ... aku bahkan sudah kehilangan kesadaran dan kendaliku saat itu dan berakhir menggigitnya dan sedikit mencicipi darah manisnya. Ughhh ... aku harus segera pergi dan menjauh dari dia!! Jika tidak, ini akan sangat membahayakannya!

Batin Sora segera bergegas untuk menggendong tasnya dan berniat untuk meninggalkan Ren begitu saja.

Ren kembali melongo melihat tingkah Sora yang membuatnya semakin menjadi sangat menyebalkan dan tak menghargajnya sama sekali.

"Hei!! Gadis aneh!! Jangan melarikan diri lagi dariku!!" teriak Ren.

Namun percuma saja Sora sudah semakin berlari dengan cepat meninggalka aula itu.

"Cihhh!! Benar-benar keterlaluan sekali!!!"

...🍁🍁🍁...

Terpopuler

Comments

🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤

🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤

gampang banget di bodohi di yuru

2022-12-07

1

Kagami Jiro ⍣⃝కꫝ 🎸

Kagami Jiro ⍣⃝కꫝ 🎸

ekstrim bgt ya tembokny🤣🤣

2022-12-07

1

Kagami Jiro ⍣⃝కꫝ 🎸

Kagami Jiro ⍣⃝కꫝ 🎸

wkwwk kamu pasti kesel kan ren

2022-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!