Bagian 5 : Janji

Setelah itu, Iris mengajak Thea ke akademi untuk di daftarkan. Di usia Althea yang sudah menginjak 10 tahun, sudah seharusnya dirinya disekolahkan. 

Sedangkan Dias bersama dengan Iaros segera pergi ke guild. Mereka melihat-lihat daftar misi yang dapat mereka ambil dengan hadiah uang paling banyak. Dan sesampainya disana, mereka sudah melihat banyak sekali orang yang berkerumun melihat papan pengumuman.

Ketika semuanya melihat Iaros masuk ke dalam guild, semuanya langsung memberi jalan hingga Iaros dan Dias dengan mudah sampai ke papan pengumuman. Iaros cukup disegani di guildnya karena dialah yang terkuat disana. 

"Hoyyy, Iaros!! Bukk!!" Tiba-tiba saja teman Iaros, bernama Halbert datang menyapa sambil menampar punggungnya. Si botak ini salah seorang master bela diri yang cukup kuat, dan sudah seringkali menemani Iaros untuk berburu monster bersamanya. 

"Aduh.. Kau ini kenapa sih." Ucap Iaros kesal. 

"Hahaha, lama nggak ketemu. Kamu kemana aja sebulan ini nggak keliatan? Loh? anak siapa ini?" Ucap Halbert sambil melihat ke arah Dias. 

"Dia anak pungut, nggak usah dipikirkan." Ucap Iaros cuek.

"Ohh, aku ingat.. Dia yang dulu yang tiba-tiba menangis di alun-alun dan berlarian sambil teriak-teriak nggak jelas di jalan, kan? Hahahaha.." Balas Halbert merendahkan Dias sambil tertawa dengan memegangi perutnya.

Dias merasa tidak suka dengan orang tersebut dengan memasang ekspresi penuh permusuhan. Tidak lama kemudian, tiba-tiba saja seisi ruangan terasa panas. Dias menatap tajam orang tersebut dan mengepalkan tangannya erat-erat.

Semua orang yang berada disana juga merasakan udara yang semakin panas saat mereka hirup. Keringat mereka mulai bercucuran membasahi sekujur tubuh mereka dan secara bersamaan merasakan keanehan yang terjadi.

Halbert yang melihat Dias kesal, membuat dirinya menghentikan tawanya dan terlihat sedikit takut karena salah berucap dan melukai hati si kecil itu. 

Iaros yang menyadari hal itu langsung menyadarkan Dias dengan menepuk pundaknya "Sudah, Sudah, Dias. Dia cuman serangga. eh, maksudku dia cuman bercanda. Jangan di bawa serius."

 

"Heii, kau meremehkanku, Iaros?" Kata Halbert kesal dan menantang Iaros.

"Hooh.." Karena Iaros cukup kesal, Iaros menghempaskan Halbert dengan ledakan yang cukup kuat hingga dia keluar dari jendela guild. 

Meja-meja dan kursi-kursi berserakan, dan Semua orang disana langsung terkejut melihat tingkah Iaros. 

"Bagus, penghalang sudah hilang." Setelah itu, Iaros lanjut membaca papan misi disana. 

Saat membaca papan misi, sama sekali tidak ada misi yang membuat dirinya tertarik, karena terlalu mudah untuknya.

"Mbak, ini misinya gampang semua, nggak ada yang lebih sulit kah?" Ucap Iaros meremehkan.

"Wah, Anda mau yang lebih sulit ya, Tuan Iaros?" Ucap seorang perempuan 24 tahunan yang cantik jelita yang merupakan administrator di tempat itu. Di mejanya, tertuliskan nama "Sisca". 

"Iya, apakah ada?" 

"Yah, semua misi yang tersedia hanya ada di papan pengumuman, sudah tidak ada lagi misi selain yang ada disana. Ambil saja yang tingkat S, itu sudah paling sulit dan tidak ada satu pun petualang yang mengambilnya karena terlalu sulit." Balas wanita itu sambil geleng-geleng kepala. 

"Hmmm.. " Iaros berfikir panjang. Namun, di tengah-tengah dia berfikir, Tiba-tiba terdapat seorang pria tua berbaju compang-camping berlari menuju ke tempat administrasi. Semua orang disana memperhatikan orang tersebut yang tergopoh-gopoh. 

"Tolong kami!!" Ucapnya sambil bersimpuh di lantai membawakan kertas yang disiapkan untuk mendapatkan petualang yang dapat menyelamatkannya. 

Agar tidak terlalu panik, Sisca memberikan segelas air minum untuknya. Pria itu dapat menghabiskannya dalam waktu singkat, dan dapat mengurangi kepanikannya. 

"Jadi bagaimana Pak? ada yang bisa saya bantu?" Balas wanita admin yang bernama Sisca tersebut.

"Jadi begini mbak, Kampung saya sedang terancam bahaya, Karena munculnya sebuah dungeon yang dapat menyebarkan penyakit di lingkungan kami.." Terang dia. 

"Hmm.. oke oke, teruskan." 

"Pada awalnya, desa kami sehat-sehat saja. Namun tiba-tiba muncul dari tanah sebuah menara yang menjulang ke atas dan beberapa monster yang muncul menemaninya. Untuk beberapa monster itu beberapa sudah bisa di tumpas oleh sebagian orang, namun meskipun ditumpas, monster-monster itu muncul lagi dan menyebarkan penyakit yang sangat menular dan mematikan." 

"Hmm.. sudah berapa lama menara dungeon itu muncul?" Lanjut Sisca.

"Sudah hampir 10 tahun, dan tidak ada satu pun petualang dari guild-guild lain yang mampu menaklukkan dungeon tersebut." 

"10 tahun!?" Kata wanita admin itu yang sangat terkejut. 

"Iya, benar. Oleh karena itulah, saya pergi ke guild ini karena menurut rumor yang beredar, katanya guild ini adalah guild terkuat yang selalu dapat menyelesaikan misi-misi dengan sempurna. Guild Valkrie. Aku harap kenyataan itu sesuai dengan rumornya."

"Baiklah, baiklah. Anda tidak salah untuk datang kemari. Kalau begitu, berapa imbalan yang dapat Anda tawarkan?" Balas perempuan itu.

"10 juta gold.” 

“Hahh!?” Ucap gadis administrator itu dengan terkejut untuk yang kedua kalinya. Tidak hanya dirinya, namun semua orang yang mendengarkan itu juga ikut terkejut. Bagaimana tidak terkejut, perihal hanya 1 gold saja sudah bisa digunakan untuk menyewa penginapan yang mahal selama 1 bulan lamanya.

"Iya. Itu semua adalah uang yang sudah dikumpulkan oleh orang-orang di desa kami selama 10 tahun lamanya. Dan aku mohon dengan sangat.. untuk menolong semua orang di desa kami secepatnya. Kumohon," Lanjut pria tua itu sambil memohon-mohon di depan meja administrasi. 

"Hmm.. baiklah, untuk sementara, permintaan Bapak akan saya laporkan kepada ketua guild terlebih dahulu ya, agar bisa di proses. Nanti Bapaknya bisa kesini lagi jam 12 an." Balas wanita admin sambil menerima kertas permohonan yang diberikan oleh pria tersebut. 

"Baik Mbak, saya sungguh berterima kasih banyak. Semoga Tuhan selalu menyertai guild ini selalu." Setelah itu, Pria itu meninggalkan tempat itu dengan lega. 

"Kamu dengar itu? Sepuluh juta loh!! Andai aku yang dapat uang itu, aku nggak akan susah-susah lagi mencari uang dengan membunuh monster-monster di luar sana." Salah seorang anggota terlihat kegirangan setelah mendengar kabar yang menggembirakan di telinganya. 

"Iya lah, dengan uang sebanyak itu, hidup kita akan dijamin hingga seumur hidupku!!" Ucapnya yang lain menanggapi pernyataan temannya. 

"Jangan naif terlebih dahulu. Kalian semua harus tahu, jika mendapatkannya tidak akan semudah yang kalian pikirkan." Ucap salah seorang lelaki yang bersender di tembok dan menyilangkan tangannya. 

"Dia benar. Aku pernah mendengar dari salah satu kenalanku, jika temannya dulu ikut bersama-sama menaklukkan dungeon tersebut sekitar 5 tahun yang lalu bersama dengan rombongan para petualang. Namun entah mengapa sampai sekarang, temannya itu tidak pernah kembali lagi." Ucap seseorang bertubuh kekar yang juga ikut berdiskusi disana. 

"Iya, belum lagi dampak yang ditimbulkan dari munculnya dungeon tersebut bagi para penduduk disekitarnya. Munculnya monster-monster disekitar dungeon dan penyakit-penyakit mematikan, dari sana saja sudah dapat kita nilai seberapa berbahayanya dungeon tersebut." Ucap yang lain. 

Iaros mendengarkan semua cerita-cerita tersebut dengan seksama, agar tidak ketinggalan seluruh informasi dari dungeon yang ingin ditaklukkannya itu. 

Iaros sebenarnya tidak peduli dengan tingkat kesulitan pekerjaan yang ingin diambilnya, dia lebih peduli untuk mengembangkan Dias supaya bisa lebih kuat lagi. Dias sudah mempelajari semua Dasar-dasar  yang sudah diberikan oleh Iaros, sehingga Dias cukup perlu untuk meningkatkannya saja.

Karena misi ini cukup menjanjikan dari segi hadiah atau pun kemampuan, Iaros menjadi semakin yakin untuk mengambil misi tersebut. Namun, sepertinya tidak mungkin apabila menyelesaikan misi itu berdua saja bersama dengan Dias. 

"Cklek.."

Tidak lama kemudian, seorang pria tua berjanggut putih namun memiliki tubuh yang besar muncul dari sebuah ruangan. Dia adalah Pemimpin Guild Valkrie bernama Griamore.

Griamore keluar dari ruangan pribadinya sambil membawa kertas permohonan tersebut. Semua orang yang berada disana langsung memperhatikan Pria tersebut yang sepertinya ingin mengucapkan sesuatu yang penting. 

"Perhatian semuanya!, kali ini kita kedapatan permintaan yang cukup berat. Bahkan sangking beratnya, selama 10 tahun ini, tidak ada satu pun seorang petualang dari guild mana pun yang berhasil menaklukkan dungeon itu."

"Tapi, kita semua tahu bahwa guild-guild yang pernah memasuki dungeon itu sangatlah berbeda dengan guild kita!"

"Huwooo!!"

"Kita tidaklah lemah! Kita tidak secupu mereka-mereka! Kita berbeda dengan yang lain! Baik dari segi kekuatan, kecerdasan, atau pun keahlian. Kita bisa menyelesaikan misi kita dengan sempurna tanpa ada celah! Oleh karena itulah, mari kita semua taklukkan dungeon ini dan mencatat rekor baru hingga dikenal oleh seluruh dunia!"

"Huwooo!!" Semua orang disana bersorak sorai setelah mendengar pidato yang disampaikan oleh Griamore. 

"Baiklah, kalau begitu, untuk menyelesaikan misi ini, hanya yang terkuat lah yang akan ku pilih. Bagi orang-orang yang terpilih, nantinya silahkan bertemu di ruanganku."

Setelah itu, Griamore membacakan siapa-siapa saja yang akan diikutkan dalam misi tersebut. Tentunya Iaros harus diikutkan, karena dia juga salah satu yang terkuat di guild tersebut. Kemampuan sihirnya sudah tidak diragukan lagi oleh siapapun yang pernah melihatnya bertarung. Karena Iaros diikutkan, Iaros meminta untuk Dias diikutkan ke dalam misi ini.

"Kau sudah gila? Iaros?" Ucap Steve yang merupakan healer profesional yang akan diikutkan di misi kali ini. "Iaros, dia itu masihlah bocah. Mana bisa dirinya bertahan hidup di dungeon yang nantinya akan kita taklukkan? Dia hanya akan menjadi beban!"

"Tenang saja, biar aku yang tanggung jawab." Ucap Iaros dengan tenang. 

Mendengar hal itu, Halbert datang ke hadapan Iaros dan mengatakan "Iaros, kau tidak bisa melakukan itu. Orang-orang yang diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan di guild Valkrie ini harus memiliki ijazah terlebih dahulu dari sekolah. Baru setelah itu, dia akan diperbolehkan mengambil pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang tercatat di ijazahnya." Ucap Halbert menjelaskan.

"Iya, aku tahu itu. Itu apabila dirinya mengambil pekerjaan disini, sebagai petualang. Tapi aku tidak menyuruhnya untuk menjadi petualang dan mengambil pekerjaan untuk mendapatkan hadiah atau imbalan dari menyelesaikan dungeon, melainkan aku hanya ingin mengajaknya saja. Tidak ada undang-undang yang mengaturnya." Ucap Iaros dengan percaya diri. 

Halbert yang mendengar bantahan itu hanya menghela nafas pasrah, begitu pula Steve. 

Dias hanya melihat ke arah mereka dengan sedikit benci. Karena mereka seakan-akan merendahkan dirinya yang memiliki tubuh kecil dan umur yang masih anak-anak. 

"Terserah kamu lah. Aku juga nggak peduli lagi dengan anak itu. Bukan siapa-siapaku juga." Ucap Steve. 

Halbert kemudian ikut menimpali menunjuk-nunjuk ke arah Dias dengan nada mengancam. "Heh anak kecil! awas saja ya kalau merepotkan!"

"Awas? apanya yang awas?" Kata Iaros juga berbalik mengancam Halbert.

"Ahh, nggak jadi Bos Iaros.."

Akhirnya, mereka membiarkan Iaros untuk membawa Dias ikut berpetualang bersama menyelesaikan Dungeon itu bersama dengan yang lainnya. Rencananya, besok pada pukul 8 pagi mereka akan langsung berangkat menuju ke tempat dimana munculnya Dungeon tersebut berada.

Ada sekitar 20 orang yang ikut dalam misi ini, dan mereka semua adalah orang-orang yang terpilih. Baik seorang healer, beberapa penyihir, beberapa ahli pedang, dan pemanah profesional pun juga diikutkan. 

Beberapa persenjataan yang digunakan oleh mereka akan dipersiapkan oleh pihak manajer guild, sehingga mereka akan mendapatkan senjata yang sangat berkualitas. Tapi tidak semuanya menerima pemberian tersebut, karena beberapa dari mereka percaya dengan senjata milik mereka sendiri yang telah menemani mereka selama perjalanan hidupnya. 

"Baiklah kalau begitu, Tolong dipersiapkan dengan matang-matang. Kita akan mulai berangkat pada besok pagi jam 8. Mohon hadir tepat waktu." Ucap Griamore. 

Setelah itu, Iaros dan Dias kembali pulang ke rumah. Tapi sebelum sampai ke rumah, Iaros tidak lupa untuk membeli kroket kesukaan Iris sebagai permintaan maafnya karena telah mengusilin istrinya itu. 

Sesampainya di rumah, Iaros melihat Iris yang sedang sibuk melatih Thea mempelajari sihir penyembuh. Iris melatih Thea untuk menghidupkan tanaman yang sudah layu. 

"Yak, teruskan.." Ucap Iris. 

Iaros datang dan memanggil-manggil Iris untuk datang mendekat. Setelah itu, Iaros meminta waktu sebentar untuk mengobrol dengannya sambil membawakan kroket kepada Iris. Mereka makan sambil ngobrol.

"Istriku, besok aku akan menjalankan misi besar bersama dengan para anggota guild terkuat. Karena misi ini sangat sulit, jadi membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa kembali lagi."

"Hmm.. Butuh berapa lama sesuai dengan perkiraan ketua guild?"

"Mungkin, sekitar 5 tahunan, baru bisa menaklukkan dungeon itu."

"Lima tahun!?" Iris membelalak kaget mendengar ungkapan Iaros. Biasanya, Iaros cukup membutuhkan waktu satu bulan untuk menyelesaikan misi dan mendapatkan uang yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama 1 tahun. Tapi entah mengapa kali ini dia mengambil misi yang sangat berisiko seperti itu.

"Lama sekali, memangnya sesulit itu kah?"

"Katanya, tidak ada satu pun petualang yang bisa kembali dari tempat tersebut. Dungeon itu telah muncul selama 10 tahun lamanya dan selalu mengganggu desa-desa sekitar." Lanjut Iaros. 

"Gila, memangnya kamu yakin bisa kembali hidup-hidup?" Lanjut Iris. 

"Sebenarnya aku tidak yakin, karena aku juga harus melindungi Dias dan melatihnya juga disana. Pasti akan sangat sulit dan peluang hidupnya juga cukup rendah."

"Bukankah kamu terlalu memaksakan diri?"

"Tenang saja."

"Memangnya berapa hadiah yang di dapatkan setelah menyelesaikan misi ini?"

"10 juta gold." Lanjut Iaros.

"Hah!? Gila banget. Dengan adanya uang itu, kita bisa membeli satu buah gunung dan membangun rumah mewah di atasnya." 

Iris mempertimbangkan kembali antara untung ruginya dari kepergian Iaros. Berdasarkan perhitungan keuangan yang sekarang ini disimpannya, uangnya memang hanya cukup di pakai selama 5 tahun. Itu sudah termasuk biaya makan, uang sekolah Thea dan biaya sehari-hari lainnya. 5 tahun berikutnya, tidak akan ada uang lagi yang bisa di pakai. Oleh karena itulah, ini juga merupakan pertaruhan yang berat. 

"Okelah, sepakat. Lagi pula aku tidak percaya kalau kamu akan mati begitu saja di tengah-tengah dungeon. Bukankah kamu satu-satunya petualang ranking SS di guild Valkrie?" 

"Hahahaha.. Iya dong." Balas Iaros tersenyum kecil. 

"Okelah, pergilah dan bawa uang sebanyak-banyaknya. Jangan sampai kau buat kami jatuh kelaparan," Ucap Iris yang juga ikut tersenyum kecil sambil memakan kroket nya dengan tenang. Seakan-akan dirinya tidak terlihat khawatir sama sekali, padahal dalam hatinya dirinya sangat gelisah. 

"Kakak, besok kakak akan pergi?" Ucap Thea kepada Dias yang ternyata ikut mendengarkan pembicaraan antara Iaros dan Iris secara tidak sengaja. Thea terlihat sedih dengan memasang wajah yang muram. 

"Thea, jangan risaukan aku. Aku pasti akan kembali kok. Aku akan menjadi lebih kuat lagi hingga mampu untuk melindungimu dan tidak akan terjadi kejadian yang lalu. Akan kuhancurkan orang-orang yang sudah membunuh orang tua kita dengan cara apapun itu. Oleh karena itu lah, kau harus menungguku, Oke?" 

"..." Thea tidak berkomentar apapun dan masih saja memasang muka sedih. Dia takut kehilangan orang-orang yang disayanginya sekali lagi, termasuk kakaknya yang satu-satunya keluarga sedarah terdekat dengannya. Dia masih saja diam membisu seakan-akan tenggorokannya terhalang sesuatu. 

Dalam kondisi seperti itu, Iris kemudian datang mendekati mereka berdua dan menyela percakapan mereka, "Begini saja, coba tunjukkan jari kelingking kalian berdua seperti ini." 

"Begini?" Dias mempraktekkan apa yang diperintahkan oleh Iris, begitu juga dengan Thea. 

"Nah, bagus." Setelah itu, Iris menyatukan jari kelingking mereka berdua untuk mengikat sebuah janji.

"Apa ini?" Ucap Dias yang tidak paham dengan apa yang dilakukan oleh Iris. 

"Ini namanya cara untuk berjanji. Bagi siapa pun yang melanggar janjinya, konon dia akan memuntahkan seribu paku dari mulutnya."

"Anjirr, ngeri banget. Memangnya hal seperti itu mungkin?" Balas Dias. 

"Iya dong. Iaros sudah pernah melanggar janjinya dan memuntahkan banyak paku dari tubuhnya. Hei Iaros, Apa yang aku ucapkan benar kan?" 

"Apanya?" Balas Iaros dengan ketus. Namun, mendengar hal itu malah membuat Iris menatap Iaros dengan tatapan mengancam. Tatapan itu seakan-akan berkata bahwa dirinya akan segera membunuh Iaros setelah ini.

"Ahhh, iya donggg. Bukan hanya paku loh!! Palu, tang, obeng, linggis dan berbagai macam perkakas rumah akan kau muntahkan jika melanggar janji!! Hahahaha!!"

"Hah? Kau nggak bohong kan? Paman?" Dias yang masih polos pun merinding ketakutan mendengarkan ucapan Iaros. Ia tidak bisa membayangkan seberapa mengerikannya apabila dirinya sampai memuntahkan seluruh perkakas rumah dari dalam tubuhnya.

"Ngapain juga membohongi anak kecil." Balas Iaros. 

Mendengar hal itu, Thea menjadi sedikit tenang dan tersenyum kecil karena sedikit terhibur dengan ucapan Iris dan Iaros.

"Kalau begitu, Kakak janji kan?" Ucap Thea yang masih mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking Dias.

"Iya deh." Balas Dias, kemudian mengangkat kedua jari yang saling terikat janji tersebut ke atas. Iris dan Iaros yang melihatnya entah mengapa merasakan kebahagiaan melihat pemandangan kedua anak tersebut. Thea tersenyum cerah, begitu pula dengan Dias. Suasana tersebut terasa lebih hangat lagi ketika ditemani oleh sinar mentari yang hampir tenggelam.

***

Terpopuler

Comments

Rudi R

Rudi R

Lanjut thorr..

Eh authornya Aku sendiri sih.. wkwkwkwk

2022-11-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Dias dan Thea
2 Bagian 2 : Pengkhianatan
3 Bagian 3 : Eksekusi Publik
4 Bagian 4 : Dendam Sampai Mati
5 Bagian 5 : Janji
6 Bagian 6 : Dendam
7 Bagian 7 : Dungeon Pertama Adias
8 Bagian 8 : Memasuki Menara Dungeon
9 Bagian 9 : Membunuh Goblin
10 Bagian 10 : ClairVoyant
11 Bagian 11 : Bos Terakhir
12 Bagian 12 : Bos Terakhir 2
13 Bagian 13 : Kemenangan
14 Bagian 14 : Aku Pulang
15 Bagian 15 : Mencari Pelaku
16 Bagian 16 : Keanehan di Ruang Seni
17 Bagian 17 : Menemukan Pelaku
18 Bagian 18 : Penculikan Thea
19 Bagian 19 : Misi Penyelamatan 1
20 Bagian 20 : Misi Penyelamatan 2
21 Bagian 21 : Misi Penyelamatan 3
22 Bagian 22 : Pemulihan
23 Bagian 23 : Pergi Menjenguk
24 Bagian 24 : Kembali ke Sekolah
25 Bagian 25 : Terror di Sekolah
26 Bagian 26 : Undangan Kerajaan Rifendel
27 Bagian 27 : Kemampuan Baru
28 Bagian 28 : Awal dari Kekacauan
29 Bagian 29: Hancurnya Akademi Raftel
30 Bagian 30 : Hancurnya Akademi Raftel 2
31 Bagian 31 : Hancurnya Akademi Raftel 3
32 Bagian 32 : Hancurnya Akademi Raftel 4
33 Bagian 33 : Tetangga, Blaire dan Azka
34 Bagian 34 : Masa Lalu Blaire dan Azka
35 Bagian 35 : Kerusuhan di Kerajaan Rifendel
36 Bagian 36 : Memasuki Dungeon bersama dengan Blaire
37 Bagian 37 : Bos Monster Lantai 1
38 Bagian 38 : Bos Monster Lantai 1 bag. 2
39 Bagian 39 : Bos Monster Semua Lantai
40 Bagian 40 : Pengusiran Iblis
41 Bagian 41 : Pengusiran Iblis 2
42 Bagian 42 : Mengapa Kau Tidak Mau Mengerti?
43 Bagian 43 : Kekacauan di Kerajaan Rifendell
44 Bagian 44 : Lily di tawan
45 Bagian 45 : Penyelamatan Lily
46 Bagian 46 : Penyelamatan Lily 2
47 Bagian 47 : Agresi Kerajaan Farnesse
48 Bagian 48 : Papa Mama Belum Mati
49 Bagian 49 : Serangan Balik
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bagian 1 : Dias dan Thea
2
Bagian 2 : Pengkhianatan
3
Bagian 3 : Eksekusi Publik
4
Bagian 4 : Dendam Sampai Mati
5
Bagian 5 : Janji
6
Bagian 6 : Dendam
7
Bagian 7 : Dungeon Pertama Adias
8
Bagian 8 : Memasuki Menara Dungeon
9
Bagian 9 : Membunuh Goblin
10
Bagian 10 : ClairVoyant
11
Bagian 11 : Bos Terakhir
12
Bagian 12 : Bos Terakhir 2
13
Bagian 13 : Kemenangan
14
Bagian 14 : Aku Pulang
15
Bagian 15 : Mencari Pelaku
16
Bagian 16 : Keanehan di Ruang Seni
17
Bagian 17 : Menemukan Pelaku
18
Bagian 18 : Penculikan Thea
19
Bagian 19 : Misi Penyelamatan 1
20
Bagian 20 : Misi Penyelamatan 2
21
Bagian 21 : Misi Penyelamatan 3
22
Bagian 22 : Pemulihan
23
Bagian 23 : Pergi Menjenguk
24
Bagian 24 : Kembali ke Sekolah
25
Bagian 25 : Terror di Sekolah
26
Bagian 26 : Undangan Kerajaan Rifendel
27
Bagian 27 : Kemampuan Baru
28
Bagian 28 : Awal dari Kekacauan
29
Bagian 29: Hancurnya Akademi Raftel
30
Bagian 30 : Hancurnya Akademi Raftel 2
31
Bagian 31 : Hancurnya Akademi Raftel 3
32
Bagian 32 : Hancurnya Akademi Raftel 4
33
Bagian 33 : Tetangga, Blaire dan Azka
34
Bagian 34 : Masa Lalu Blaire dan Azka
35
Bagian 35 : Kerusuhan di Kerajaan Rifendel
36
Bagian 36 : Memasuki Dungeon bersama dengan Blaire
37
Bagian 37 : Bos Monster Lantai 1
38
Bagian 38 : Bos Monster Lantai 1 bag. 2
39
Bagian 39 : Bos Monster Semua Lantai
40
Bagian 40 : Pengusiran Iblis
41
Bagian 41 : Pengusiran Iblis 2
42
Bagian 42 : Mengapa Kau Tidak Mau Mengerti?
43
Bagian 43 : Kekacauan di Kerajaan Rifendell
44
Bagian 44 : Lily di tawan
45
Bagian 45 : Penyelamatan Lily
46
Bagian 46 : Penyelamatan Lily 2
47
Bagian 47 : Agresi Kerajaan Farnesse
48
Bagian 48 : Papa Mama Belum Mati
49
Bagian 49 : Serangan Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!