Adias Floryn : Get Back The Kingdom

Adias Floryn : Get Back The Kingdom

Bagian 1 : Dias dan Thea

"Kakak? Kamu dimana? jangan tinggalkan aku sendirian.." Ucap perempuan kecil di tengah-tengah taman istana sambil membawa pisau dapur. Dia berjalan perlahan-lahan sambil melihat ke sekitar di malam yang gelap.

"Krek--" Seorang pemuda berumur 10 tahun secara tidak sengaja menginjak akar pohon yang menimbulkan suara, sehingga menarik perhatian si gadis tersebut. "Ah.. sial.." ucapnya sambil mengucurkan keringat dingin.

"Kamu disana ya?" Gadis itu memperhatikan ke arah pohon yang tidak jauh dari pandangannya. Tiba-tiba dia langsung berlari sambil menodongkan pisaunya. Dia tersenyum lebar ketika mengetahui kakaknya yang berada disana. 

"Kakaaaakkk!!"

Lelaki itu berlari menjauh dari balik pohon secepat mungkin untuk menghindari gadis gila itu. Namun tidak disangka-sangka jika gadis itu juga mampu berlari dengan sangat cepat. 

Pemuda itu langsung berbelok menuju ke dalam istana kerajaan. Dia meloncati jendela dan bergelinding terus berlari ke depan. 

Pemuda itu cukup lincah, berbeda dengan gadis kecil yang harus memanjat lewat jendela tersebut. Hal ini memberikan waktu kepada pemuda itu untuk bersembunyi lagi.  "Kakak.. jangan kabur.. temani aku bermain.."

Pemuda itu bersembunyi di dalam kamar dan menutup pintunya. Sayangnya pintunya tidak bisa dikunci karena pemuda itu tidak memiliki kunci ruangan tersebut. 

"Brak!!" Satu persatu pintu di dalam istana dibuka oleh si gadis kecil itu. Dia dengan teliti menyilidiki di tiap-tiap sudut ruangan dengan sambil tersenyum kecil.

"Kakak.. Kamu dimana? mau sampai kapan kabur terus? Kamu nggak mau main sama aku?" Ucap gadis kecil itu di lorong kerajaan yang sunyi.

Pemuda yang mendengar itu merasa ketakutan. Dia merasakan di seluruh sekujur bulu kuduknya berdiri dan bergetar. 

"Tak.. tak.. tak.." suara langkah kaki mulai terdengar mendekat ke arah kamar yang dimasuki oleh pemuda itu. 

"Kakak.. kamu dimana?" Gadis itu terus-terusan memanggil kakaknya dengan senyumnya yang menyeramkan. 

Pemuda itu berusaha menghirup nafas dalam-dalam untuk menenangkan pikirannya supaya tidak menimbulkan suara yang dapat didengar olehnya. 

"Hmm? apa ini?" Gadis kecil itu melihat ke arah lantai tepat di depan pintu jika ada sebuah benik kecil berwarna biru. Dia sadar jika ini milik kakaknya dan kakaknya pasti sekarang berada di dalam kamar tersebut. 

Namun, alih-alih membuka dan memeriksa kamar tersebut, dia mengambil sebuah tongkat di pinggir dan mengganjal pintu tersebut, sehingga pintu itu seolah-olah terkunci dari luar. Dia melakukannya secara perlahan, sehingga aksinya tidak dapat didengarkan oleh seseorang yang berada di balik pintu tersebut. 

"Tak.. tak.. tak.." Suara langkah kaki telah menjauh, ini artinya dia sudah pergi dari tempat ini. Lelaki itu pun menghela nafas lega, dan mencoba membuka pintu tersebut. 

"Cklek-- Cklek.."

"Kenapa ini?"

"Cklek-- cklek.."

"Kenapa tidak bisa dibuka?" 

Dia baru sadar jika dia terjebak di dalam kamar tersebut sendirian. Dia kembali menjadi khawatir dan melihat ke sekitar. Dia sadar jika ada jendela yang masih terbuka dari luar. 

Dia segera mencoba kabur melewati jendela tersebut. Tapi tidak disangka-sangka, sebelum dia ingin meloncat keluar, dia melihat tangan mungil yang muncul dari jendela. 

Pemuda itu kaget dan mundur dengan perlahan-lahan ke belakang. 

"Huphh.." Sekejap, gadis kecil polos itu pun berhasil muncul dengan memanjat dari jendela tersebut. Dia terlihat sempurna mengerikan dengan pisau dapur yang diterangi oleh sinar rembulan di belakangnya. 

"Aku menemukanmu.. Kakak.." Ucapnya sambil tersenyum lebar. 

"Ti-tidak.." laki-laki itu mundur secara perlahan dan berusaha menggedor-gedor pintu kamar. 

"Brak-brak-brak!!"

"Ahhahahaha.. Paniklah!! Paniklah!! ahahahahaha!!" Perempuan itu tertawa menikmati ekspresi pemuda yang sangat ketakutan itu. Perempuan itu kemudian mendekatinya secara perlahan.

"Toloongg!! toloongg!! Bukakan pintu ini!! Tolongg!!" Ucap Lelaki itu, namun tidak ada yang menjawab. 

"Hehehehe, kamu sudah tidak bisa kabur lagi, Kakak.." Perempuan itu sudah sangat dekat sekali, hingga pandangan mereka berdua saling bertemu satu sama lain.

"Jlebb.. Aku menemukanmu, Kak." Perempuan itu menusukkan pisau dapur yang dibawanya tepat ke arah perut lelaki tersebut. Dan entah mengapa masih saja terlukiskan senyuman yang menghiasi wajah gadis itu. 

"Arghh.. Adikku.. Kenapa harus terjadi seperti ini." Terlihat ekspresi penyesalan yang terukir di wajah lelaki tersebut. 

"Iyaa.. kakak kalah yaaa.. jadi sekarang Kakak yang harus traktir aku jajan di besok paginya."

"Iya, iya.." Balas Lelaki itu dengan malas. Kemudian, gadis kecil itu melepas pisaunya yang ternyata hanyalah pisau mainan, dan perut dari lelaki yang ditusuk tadi sama sekali tidak mengeluarkan darah. 

"Yayy, aku sayang Kakak!!" Kata Thea yang merupakan adik dari lelaki tersebut, sambil memeluk kakaknya rapat-rapat. 

"Halah, terserah kamu lah.." Balas Dias yang tidak lain adalah kakak dari Thea. 

"Theaaaa, Diaaaaaas, waktunya tidur!!" Teriak seorang perempuan berambut biru dan bermata biru berumur 36 tahun yang bernama Neia Floryn.

"Gawat, itu suara ibu!!" Kata Dias yang was-was setelah mendengarnya. 

"Jangan sampai ketahuan, ayo kita sembunyi." Lanjut Dias mengajak Thea keluar istana.

"Baaa!!" Tiba-tiba muncul Neia dari balik pintu keluar. 

"Huwaaa!!" Keduanya berteriak serempak. 

"Kamu mau kemana malam-malam gini, hah?" Ucap Neia sambil menjewer telinga Dias. 

"Awww, aww.. sakit Maaa," derita Dias. 

"Maa, ampuni Kakak, aku mohon." Pinta Althea kepada ibunya. 

"Nggak ada ampun-ampunan.. sekarang sudah jam 12 malam, harusnya kalian pergi tidurr!!" Jeweran itu bertambah di telinga kanan Dias juga, sehingga terdapat dua telinga yang dijewer oleh ibunya. 

"Awww, iya iya, aku nggak bakal keluar lagi, sungguh.."

"Janji nggak main-main lagi di luar?" Ucap Neia mendekatkan wajahnya pada anaknya. 

"Iya janji, tapi lepasin dulu dong telingakuu!!" Mendengar permintaan anaknya, Neia langsung melepaskan jewerannya dari anaknya. Telinga Dias langsung memerah setelah dijewer tadi.

"Aish, kenapa aku doang yang kena jewer, kenapa Thea nggak kena jewer juga?" Keluh Dias sambil berjalan bersama dengan adik dan ibunya kembali ke kamar.

Adias Floryn, merupakan putra dari Raja Vyros Floryn. Dia memiliki rambut kemerahan, sama seperti Ayahnya dengan bola mata berwarna biru. Saat ini dia menginjak usia 10 tahun. Meskipun dia masih berumur 10 tahun, kecerdasannya sudah setara dengan siswa SMP karena bakat genetis yang diturunkan oleh ibunya. 

Dias memiliki adik yang bernama Althea Floryn, biasa di panggil Thea. Dia hanya selisih 1 tahun umurnya dengan Dias, dan lebih aktif. Adiknya lebih mirip dengan ibunya ketimbang Ayahnya. Dia memiliki rambut kebiruan dengan mata yang juga bewarna biru.

Mereka berempat, hidup di dalam Kerajaan Farnesse yang saat ini dikuasai oleh keluarga bermarga Floryn. Keluarga Kerajaan ini telah membawakan kemakmuran selama beberapa tahun lamanya.

Namun, meskipun keadaan di dalam Kerajaan terlihat begitu damai, bukan berarti diluar kerajaan juga mengalami kedamaian. Kerajaan Farnesse masih harus melawan Kerajaan Gurdun yang mencoba memperluas wilayahnya lebih luas lagi. Selain itu, karena wilayah kerajaan yang terlalu luas, terkadang masih banyak beberapa wilayah yang tidak diperhatikan kesejahteraannya sehingga terjadi banyak konflik.

Konflik itu tidak muncul begitu saja, melainkan terdapat sekelompok orang yang berusaha merencanakan pemberontakan dengan cara menghasut para penduduk agar membenci kerajaan dan menjanjikan hal-hal yang tidak pasti bisa mereka tepati. 

*Esoknya..

"Tuan Putri, Tuan Pangeran, waktunya bangun.." Ucap salah satu pelayan yang mengurus mereka berdua yang bernama Maine.

Maine mencoba menggerakkan tubuh yang ada dibalik selimut tersebut. Namun anehnya, tidak ada reaksi dari kedua tubuh setelah digerak-gerakkan. Maine langsung membuka selimut tersebut.

“Sreet–” di atas kasur hanya terdapat guling dan bantal yang tersusun rapi.

“Kemana mereka berdua?” Ucap Maine dalam hati.

“Boaaaahhh!!” Tiba-tiba dari belakang, Adias melompat ke arah punggung Maine.

“Thea!! tangkap kakinya!” Thea menuruti kakaknya dan keluar dari balik kolong kasur. Dia memegangi kaki si pelayan tersebut dengan kuat.

Dias kemudian mengguncang-guncang tubuh Maine hingga membuatnya terjatuh di atas kasur.

“Pangeran? apa yang Anda lakukan?” Tanya Maine yang sudah terbaring di kasur.

kemudian Dias mengeluarkan beberapa spidol dari sakunya, “Hohoho.. Aku ingin mendandanimu agar lebih cantik lagi.” Ucap Dias yang sudah berpindah menindih Maine dengan menahan kedua tangannya menggunakan kakinya. 

“Tidaakk!!” Teriak Maine, namun tidak ada yang mendengarkan teriakkannya. Karena terdesak, akhirnya Maine terpaksa mengeluarkan kemampuan sihirnya.

“teleportation..” Tiba-tiba Maine menghilang dan berpindah ke belakang Thea. 

“Anjirt!” Dias sangat terkejut dengan kemampuan Maine yang tiba-tiba saja main hilang-menghilang. 

“Maaf saja Tuan, Anda masih membutuhkan 100 tahun lagi berlatih sihir untuk bisa menangkapku, Hahahaha,” ucap Maine. Setelah itu, Maine meminta kepada Thea dan Dias untuk segera mandi dan bersiap-siap, kemudian makan pagi bersama dengan kedua orang tuanya. 

 

“Ahh, kedua anak-anakku yang lucu dan imutt! Mari makan sini..”  sambut Ayah dari kedua anak tersebut yang bernama Vyros Floryn dengan ramah.

Keduanya langsung duduk di depan meja makan yang tersedia banyak makanan mewah dan lezat disana. 

“Ayah, Ayah!! sekarang hari minggu kan? jadi Ayah libur dari pekerjaan Ayah bukan?” tanya Thea dengan semangat. 

“Woiyadong.” Balas Vyros sambil menunjukkan jempolnya.

“Yayy!” Ucap Thea dengan senang. Dias juga terlihat kegirangan mendengar ucapan Ayahnya itu.

“Jadi, sekarang kita akan pergi kemana? Ayah?”

“Hmm.. bagaimana kalau kita pergi ke tempat pengembangan sihir milik kerajaan? Disana banyak sihir-sihir yang sangaat keren banget loh! Disana juga sekalian kalian bisa mempelajari sihir bersama-sama,” Ajak Ayahnya yang masih belum pernah mengajak anak-anaknya kesana. 

“Okayy..” Balas Thea dan Dias bersamaan. 

“Oh iya, nanti ki–”

“Ehm.. ngobrol terus, kapan kita makannya?” celetuk Neia yang dari tadi menunggu untuk mulai makan bersama.

“Ah, iya iya..” Balas Vyros sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Akhirnya mereka berdo’a bersama dan makan makanan yang ada di atas meja dengan hikmat.

Barulah setelah itu, mereka semua pergi ke tempat Pengembangan Sihir dengan sihir teleportasi milik Maine. Mereka semua terlihat menikmatinya dan bercanda ria sambil belajar hal-hal baru. Mulai dari sihir elemen dasar (api, air, angin, tanah) hingga sihir turunannya (es, lava, racun, petir, dll).

Setelah puas berjalan-jalan, mereka semua kembali ke Istana Kerajaan.

***

"Tobias, apa yang sebenarnya terjadi?"

Tanya Vyros kepada Tobias yang heran karena situasi istana yang aneh. Banyak sekali pengawal Kerajaan yang harusnya berjaga di luar istana malah berjaga di dalam Kerajaan.

"Ampun Paduka Raja. Hari ini saya mendapat laporan jika terdapat beberapa penyusup yang menyamar di dalam Istana ini. Untuk memastikan keselamatan Paduka, Saya menyuruh seluruh penjaga Kerajaan untuk berjaga di dalam Istana." Kata Tobias menjelaskan. 

"Penyusup ya? Hmm.. " Vyros kembali berfikir panjang. Setelah itu, dia meminta istri dan kedua anaknya untuk segera kembali ke kamar terlebih dahulu untuk membersihkan diri.

Setelah sampai dikamar, Dias dan Thea mandi dan ganti baju. Barulah beberapa saat kemudian, mereka berdua segera menuju ke tempat makan untuk makan malam.

Vyros, Neia, Thea, dan Dias makan malam bersama dengan hidangan yang cukup mewah. Mereka berempat dapat makan makanannya dengan lahap, kecuali Vyros. Dia merasa ada keganjilan di istana ini. 

"Mamaa, Mamaaa.. Aku yang masak ini lohh." Ucap Thea yang menunjukkan telur gulung yang disusun dengan sangat rapi di atas piring. 

"Wahh, kelihatan sangat enak sekali.. Kamu pintar sekali membuatnya, sayangkuu." Ucap Neia dengan bangga sambil mengusap-usap kepala anaknya. 

Di belakang mereka, terdapat beberapa penjaga yang ikut mengawasi mereka makan. Vyros memperhatikan beberapa penjaga yang sedang berbisik-bisik. Memang sudah biasa jika pada saat makan, mereka dijaga oleh beberapa pengawal untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan, namun pengawal yang sekarang tidaklah sama dengan pengawal yang kemarin. 

Selesai makan, mereka semua segera kembali ke kamar mereka masing-masing. 

Dias dan Thea diantarkan oleh Maine sampai ke kamar mereka, kemudian membacakan dongeng sebelum tidur. Hingga mereka tidak sadar jika tragedi yang mengerikan akan segera terjadi. 

*Di tempat lain..

"Hahahahaha, dengan rencana sematang ini, sudah dipastikan Kerajaan ini akan jatuh di tanganku! Hahahahaha," ucap seorang Lelaki kekar yang sedang duduk di atas atap rumah yang tidak jauh dari Istana Kerajaan.

***

Terpopuler

Comments

Rudi R

Rudi R

Hei hei.. yang tenang.. wkwkwkw

2023-04-09

0

dearlyra

dearlyra

astagfirullah 3x
sabar.. puasa🙂🔪

2023-04-09

2

dearlyra

dearlyra

matamu bermain, main kok bunuh-bunuhan🙂

2023-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Dias dan Thea
2 Bagian 2 : Pengkhianatan
3 Bagian 3 : Eksekusi Publik
4 Bagian 4 : Dendam Sampai Mati
5 Bagian 5 : Janji
6 Bagian 6 : Dendam
7 Bagian 7 : Dungeon Pertama Adias
8 Bagian 8 : Memasuki Menara Dungeon
9 Bagian 9 : Membunuh Goblin
10 Bagian 10 : ClairVoyant
11 Bagian 11 : Bos Terakhir
12 Bagian 12 : Bos Terakhir 2
13 Bagian 13 : Kemenangan
14 Bagian 14 : Aku Pulang
15 Bagian 15 : Mencari Pelaku
16 Bagian 16 : Keanehan di Ruang Seni
17 Bagian 17 : Menemukan Pelaku
18 Bagian 18 : Penculikan Thea
19 Bagian 19 : Misi Penyelamatan 1
20 Bagian 20 : Misi Penyelamatan 2
21 Bagian 21 : Misi Penyelamatan 3
22 Bagian 22 : Pemulihan
23 Bagian 23 : Pergi Menjenguk
24 Bagian 24 : Kembali ke Sekolah
25 Bagian 25 : Terror di Sekolah
26 Bagian 26 : Undangan Kerajaan Rifendel
27 Bagian 27 : Kemampuan Baru
28 Bagian 28 : Awal dari Kekacauan
29 Bagian 29: Hancurnya Akademi Raftel
30 Bagian 30 : Hancurnya Akademi Raftel 2
31 Bagian 31 : Hancurnya Akademi Raftel 3
32 Bagian 32 : Hancurnya Akademi Raftel 4
33 Bagian 33 : Tetangga, Blaire dan Azka
34 Bagian 34 : Masa Lalu Blaire dan Azka
35 Bagian 35 : Kerusuhan di Kerajaan Rifendel
36 Bagian 36 : Memasuki Dungeon bersama dengan Blaire
37 Bagian 37 : Bos Monster Lantai 1
38 Bagian 38 : Bos Monster Lantai 1 bag. 2
39 Bagian 39 : Bos Monster Semua Lantai
40 Bagian 40 : Pengusiran Iblis
41 Bagian 41 : Pengusiran Iblis 2
42 Bagian 42 : Mengapa Kau Tidak Mau Mengerti?
43 Bagian 43 : Kekacauan di Kerajaan Rifendell
44 Bagian 44 : Lily di tawan
45 Bagian 45 : Penyelamatan Lily
46 Bagian 46 : Penyelamatan Lily 2
47 Bagian 47 : Agresi Kerajaan Farnesse
48 Bagian 48 : Papa Mama Belum Mati
49 Bagian 49 : Serangan Balik
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bagian 1 : Dias dan Thea
2
Bagian 2 : Pengkhianatan
3
Bagian 3 : Eksekusi Publik
4
Bagian 4 : Dendam Sampai Mati
5
Bagian 5 : Janji
6
Bagian 6 : Dendam
7
Bagian 7 : Dungeon Pertama Adias
8
Bagian 8 : Memasuki Menara Dungeon
9
Bagian 9 : Membunuh Goblin
10
Bagian 10 : ClairVoyant
11
Bagian 11 : Bos Terakhir
12
Bagian 12 : Bos Terakhir 2
13
Bagian 13 : Kemenangan
14
Bagian 14 : Aku Pulang
15
Bagian 15 : Mencari Pelaku
16
Bagian 16 : Keanehan di Ruang Seni
17
Bagian 17 : Menemukan Pelaku
18
Bagian 18 : Penculikan Thea
19
Bagian 19 : Misi Penyelamatan 1
20
Bagian 20 : Misi Penyelamatan 2
21
Bagian 21 : Misi Penyelamatan 3
22
Bagian 22 : Pemulihan
23
Bagian 23 : Pergi Menjenguk
24
Bagian 24 : Kembali ke Sekolah
25
Bagian 25 : Terror di Sekolah
26
Bagian 26 : Undangan Kerajaan Rifendel
27
Bagian 27 : Kemampuan Baru
28
Bagian 28 : Awal dari Kekacauan
29
Bagian 29: Hancurnya Akademi Raftel
30
Bagian 30 : Hancurnya Akademi Raftel 2
31
Bagian 31 : Hancurnya Akademi Raftel 3
32
Bagian 32 : Hancurnya Akademi Raftel 4
33
Bagian 33 : Tetangga, Blaire dan Azka
34
Bagian 34 : Masa Lalu Blaire dan Azka
35
Bagian 35 : Kerusuhan di Kerajaan Rifendel
36
Bagian 36 : Memasuki Dungeon bersama dengan Blaire
37
Bagian 37 : Bos Monster Lantai 1
38
Bagian 38 : Bos Monster Lantai 1 bag. 2
39
Bagian 39 : Bos Monster Semua Lantai
40
Bagian 40 : Pengusiran Iblis
41
Bagian 41 : Pengusiran Iblis 2
42
Bagian 42 : Mengapa Kau Tidak Mau Mengerti?
43
Bagian 43 : Kekacauan di Kerajaan Rifendell
44
Bagian 44 : Lily di tawan
45
Bagian 45 : Penyelamatan Lily
46
Bagian 46 : Penyelamatan Lily 2
47
Bagian 47 : Agresi Kerajaan Farnesse
48
Bagian 48 : Papa Mama Belum Mati
49
Bagian 49 : Serangan Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!