Mendadak Menikahi Paman Mantanku
Cuaca hari ini terlihat sangat cerah, secerah hati seorang wanita yang sebentar lagi akan menjadi seorang pengantin.
Zada Clofer Fortuna, seorang asisten desainer di salah satu anak perusahaan barang mewah terbesar di kota ini. Dikarenakan ia pandai dalam merancang hingga membuat pakaian sendiri, Zada pun memilih untuk membuat pakaian pengantinnya sendiri. Dan hari ini, baju pengantin itu telah selesai di buat, dan ia mencobanya.
" Astaga, cantik banget Za ...," puji Shreya atau Reya sahabatnya tatkala melihat Zada keluar dari kamarnya.
" Beneran, cantik?" tanya Zada yang masih belum percaya akan pujian dari sahabatnya.
Reya mengangguk dengan wajah penuh rasa bangga pada sahabatnya itu. Meski dia bukanlah desainer pakaian pengantin, tapi nyatanya ia berhasil membuat baju pengantin yang sangat indah seperti ini.
"Gue foto, ya." Reya segera mengambil ponselnya lalu mengambil beberapa potret Zada yang begitu cantik saat memakai gaun pengantin. Padahal, hari ini Zada belum di make up layaknya pengantin sungguhan. Namun, aura kecantikan calon pengantin sudah terpancar darinya.
Seusai memotret, Reya segera berjalan menghampiri Zada untuk memperlihatkan hasil potretannya.Seulas senyum manis terbit dari bibir mungil dan indah itu.
" Cantik, sepertinya Rald harus lihat ini!" ungkap Zada semangat untuk memperlihatkan gaun rancangannya pada sang kekasih.
Setelahnya, Zada semangat untuk meminta foto itu pada Reya agar bisa mengirimkannya pada Rald. Namun, siapa sangka jika Reya justru melarangnya.
" Rey, tolong kirim foto itu ke gue, ya," pinta Zada memohon.
" No! Katanya pamali tau, kasih lihat gaun pengantin ke pacar," terang Reya yang masih menolak.
" Ini sudah zaman modern Reya, lagipula aku hanya ingin memperlihatkan pada Rald kalau aku telah berhasil membuat gaun pernikahan sendiri!" papar Zada yang masih kekeh untuk memberitahukan pada kekasihnya. Pasalnya, sebelumnya Rald selalu saja mengatakan pada Zada untuk tidak usah repot-repot membuat gaun pernikahan sendiri.
Pasalnya, pembuatan gaun pernikahan itu cukup sulit dan penuh akan detai-detail halus. Intinya, Rald tidak terlalu percaya akan bakat yang di miliki sang kekasih hingga bisa membuat gaun pernikahan sendiri, melihat pekerjaannya hanyalah sebagai seorang asisten desainer yang belum mempunyai jabatan tinggi di perusahaan keluarganya.
"Za ... Kalian itu masih belum bertunangan secara resmi. Masak iya, sudah ingin memperlihatkan gaun pengantin?" Reya masih saja tak setuju dengan keinginan Zada. Entah kenapa, dia seakan memiliki firasat buruk, hanya saja tak berani mengungkapkannya karena takut membuat sahabatnya itu sedih dan ikut berpikiran yang tidak-tidak.
Di tambah lagi sampai saat ini belum ada pembicaraan soal pertunangan secara resmi dari keluarga Emerald. Hanya lamaran romantis yang Emerald lakukan saat merayakan anniversary kelima hubungan mereka.
" Ya apa salahnya mempersiapkan dari jauh-jauh hari, toh baju pertunangan juga sudah sslesai aku buat. Tinggal menunggu hari dimana aku akan resmi bertunangan dengan Emerald Kaslimin Alliston saja. " Zada terlihat begitu bahagia dan sangat antusias sejak Rald melamarnya satu bulan lalu. Bahkan, saking antusiasnya sampai sudah membuat baju lamaran dan pengantin sendiri walau belum melakukan pertunangan secara resmi.
Reya hanya bisa geleng-geleng kepala ketika melihat betapa bucinnnya sahabatnya ini pada kekasihnya. Dengan berat hati, Reya pun akhirnya memberikan foto itu pada Zada.
Setelah mendapatkan foto dari Reya, Zada segera mengirim foto itu pada Rald. Ia berharap bahwa Rald akan sangat menyukainya, namun pesan yang ia kirim sejak tiga puluh menit lalu belum juga di baca oleh Rald.
" Kemana, Rald? Tidak biasanya dia lama saat membalas chat dariku, kecuali kalau ada meeting. Tapi hari ini kan___" Entah kenapa tiba-tiba ada sebuah perasaan tak nyaman menghampiri hati Zada.
Zada pun mencoba untuk menghubungi Rald, tetapi nomornya sudah tidak aktif. Dan tak lama kemudian, muncul sebuah notifikasi pesan masuk dalam ponselnya. Alih-alih mendapatkan sebuah balasan pesan dari kekasihnya, Zada justru mendapatkan sebuah kiriman foto dari teman kuliahnya dulu yang melihat Rald memasuki sebuah lobi hotel bersama seorang wanita. Walau foto itu hanya terlihat dari belakang, tapi Zada dapat memastikan bahwa pria dalam foto itu adalah kekasihnya.
Tanpa berpikir lama, Zada segera menyabet tas slempangnya yang ada di meja lalu pergi keluar dari rumah sewanya.
" Za, mau kemana?" panggil Reya dengan suara sedikit berteriak yang baru saja keluar dari kamar mandi. Namun, panggilannya tak di hiraukan oleh Zada yang terus pergi meninggalkan apartemen.
" Mau kemana anak itu, kenapa seperti orang yang sedang terburu-buru!" gumam Reya yang semakin tak mengerti dengan sikap dan tingkah sahabatnya itu.
Seturunnya dari ojek online, Zada segera berjalan memasuki lobi hotel mewah itu.
" Selamat datang Kakak, ada yang bisa di bantu?" sapa sang resepsionis ramah.
" Tolong kasih tahu saya dimana kamar hotel atas nama Emerald Kaslimin Alliston," pinta Zada dengan dada yang terus bergemuruh.
" Mohon Maaf, tapi kami tidak bisa memberikan informasi pelanggan secara cuma-cuma pada orang asing,"terang sang resepsionis.
" Saya bukan orang asing, tapi calon istrinya !" Tukas Zada yang tak terima dikatakan orang asing.
" Kalau begitu, anda bisa menelponnya sendiri."
skak
Jika sudah seperti ini, bagaimana caranya agar dia bisa mengetahui dimana kamar hotel kekasihnya itu.
Zada terlihat sedang memikirkan sebuah cara agar dia bisa mendapatkan informasi tentang dimana kamar hotel Rald. Zada menarik sudut bibirnya tatkala mendapatkan sebuah ide.
Tak Lama kemudian ia berpura -pura menangis histeris dan mengatakan kalau ia ingin mencari sebuah kebenaran apakah benar jika calon suaminya itu berselingkuh.
" Mbak, saya mohon tolong bantu saya. Saya ini hanya ingin memastikan kalau calon suami saya itu selingkuh apa tidak. Apalagi kita sebentar lagi mau menikah, di tambah lagi saya sedang___" Zada menggantung ucapannya dan semakin menangis sambil mengusap-usap perutnya layaknya sedang mengisyaratkan kalau ia sedang hamil.
Melihat Zada yang menangis histeris seperti itu, membuat sang resepsionis menjadi tak tega. Apalagi mereka sama-sama perempuan, bagaimana kalau hal itu menimpa mereka? Namun, sudah menjadi peraturan hotel untuk tidak memberitahukan informasi tentang pelanggan secara cuma-cuma.
" Tapi___"
Zada langsung menarik tangan sang resepsionis." Mbak, saya mohon tolong bantu saya. Mbak gak kasihan apa sama saya? Saya janji untuk tidak akan mengatakan pada siapapun kalau kalian yang memberikan sebuah bocoran."
Menatap wajah memelas dari wanita itu serta tak menyukai laki-laki yang sedang berselingkuh, sang resepsionis lainnya segera memberitahu Zada dimana kamar Emerald.
Zada langsung mengucapkan terimakasih yang banyak kepada mereka.
Langkah lebar Zada terus berjalan menuju kamar hotel Emerald, tanpa mengetuk terlebih dahulu. Zada langsung menempelkan sebuah kartu akses hingga pintu kamar hotel itu terbuka.
Dan betapa terkejutnya Zada saat melihat apa yang ada di hadapannya saat ini.
...****************...
Halo Guys,ini adalah karya baru Author. semoga suka dengan alur ceritanya. jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ya. kalau kalian suka,klik tombol favorit agar tahu jika novel ini sudah up.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Sandisalbiah
wow.. baru part awal sambutannya langsung grenggg.. izin baca thor..
2023-08-04
0
Lisa Icha
Aku mampir thor
2023-03-09
0
Ana Ekawati
deg2an ueyyy
2022-12-18
1