Hasan menyeringai dengan lebarnya saat mengertahui kalau putri tirinya mulai meneguk sedikit demi sedikit sirup dalam gelas yang tadi sudah dia bubuhi obat tidur di dalamnya.
Pria tua itu sengaja masuk kembali ke ruang tamu rumahnya untuk memeriksa keadaan Chery dan memastikankalau obatnya sudah bereaksi pada gadis yang sangat di inginkannya itu.
Sudah terbayang bagaimana nikmatnya menyetubuhi anak tirinya itu, selama ini artis muda mana pun tak pernah ada yang berani menolak ajakan untuk menemaninya tidur, bahkan beberapa dari mereka menawarkan diri hanya untuk bisa menjadi teman tidur sang pejabat itu demi uang dan kemewahan tentu saja.
Namun artis muda bernama Chery Arleta menjadi yang pertama dan satu-satunya artis yang menolak ajakan kencannya mentah-mentah saat Hasan mengemukakan keinginannya itu melalui orang suruhannya, sehingga membuat seorang Hasan Basri harus menunda hasratnya untuk memiliki gadis itu, bahkan demi mendapatkan sang artis pujaan yang kini telah menjadi obsesi besarnya itu, dia sampai harus menikahi Siska, ibu sang artis yang di ketahuinya gila uang dan kemewahan itu, tak apalah dia berkorban sebanyak itu, anggap saja menikahi ibunya dan mendapat bonus anak perempuannya, pikir Hasan, dan sepertinya setelah menunggu hampir satu tahun lamanya, kesempatan itu akhirnya datang juga, karena kesibukan Chery sungguh jarang sekali gadis itu bisa datang berkunjung ke rumahnya.
"Kenapa Cher?" tanya Hasan pura-pura tak tahu apa yang terjadi saat Chery terlihat memegangi kepalanya seperti sedang menahan kesakitan.
"Ah aku agak sedikit tak enak badan, kepala ku tiba-tiba pusing, sampaikan pada ibu kalau aku pulang om, besok aku kesini lagi." Ujar Chery mencoba bangkit dari sofa empuk dan mewah di ruang tamu luas itu.
"Kalau sakit sebaiknya kamu istirahat saja dulu di kamar, sambil menunggu ibu mu pulang, berbahaya jika menyetir dalam keadaan sakit begini," bujuk Hasan memperlihatkan wajah khawatir yang penuh dengan kepura-puraan, padahal jauh di lubuk hatinya dia sedang bersorak sorai dan tak sabar ingin segera menerkam gadis cantik di hadapannya itu.
"Tidak terimakasih, besok pagi sekali masih ada syuting, selesai syuting aku akan menemui ibu." Tolak Chery.
Jelaslah dia tak akan pernah mau menginap di rumah itu, hanya untuk berkunjung saja rasanya sangat berat baginya, entahlah,,, alarm di hatinya selalu mengisyaratkan kalau ayah tirinya itu sebuah bahaya besar baginya, jadi sebisa mungkin dia harus selalu menghindar dan membuat jarak sejauh mungkin dengannya.
Benar saja, sungguh kata hatinya tak pernah salah dalam menilai ayah tirinya itu, karena baru saja Chery berjalan beberapa langkah, Hasan menarik pinggang ramping gadis itu dan merapatkannya ke tubuhnya, beruntung kesadaran Chery saat itu masih di katakan belum hilang sepenuhnya, karena dia masih bisa berontak dan berusaha melepaskan diri dari dekapan pria tua tak tahu diri itu.
"Lepaskan, lepaskan aku om, aku akan berteriak jika om tak melepaskan ku!" ancam Chery.
"Berteriak saja saja sayang, taka akan ada yang berani menolong mu, apa kamu lupa kalau saat ini kau berada di rumah ku? Sebaiknya kau simpan tenaga dan teriakan mu untuk nanti saat pergumulan kita, cantik!" Wajah Hasan mendekat ke wajah Chery yang terus meronta, dengan sisa tenaga dan kesadaran yang di milikinya, Chery menghantamkan lutut kanannya sekuat tenaga tepat ke arah selang kangan Hasan, sehingga pria tua itu meringis kesakitan dan melepaskan dekapannya pada tubuh Chery.
Sungguh tak sia-sia Chery sering bermain film laga, sedikit banyak ilmu beladirinya bisa dia praktekan di saat berada dalam posisi kepepet seperti ini.
Tentu saja kesempatan emas itu tak Chery sia-siakan, dia langsung berlari ke luar rumah dan menuju mobilnya bergegas meninggalkan rumah mewah kediaman ayah tirinya yang mungkin kini masih menikmati kesakitan dan ngilu yang luar biasa pada juniornya.
Namun tak selang berapa lama, pandangan mata Chery semakin kabur, dia tak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di hadapannya, semua seperti berbayang, matanya semakin terasa berat dan kepalanya semakin pusing, hingga saat dirinya berniat menepikan kendaraannya karena merasa sudah tak mampu lagi untuk berkendara, sesuatu yang tak di inginkan semua orang terjaadi,
Buggghhhh,,,,!
Saat itu Chery samar-samar masih sadar, dia yakin kalau dirinya menabrak sesuatu, untuk itu Chery segera turun dan keluar dari mobilnya.
Berapa terkejutnya Chery saat melihat seorang wanita tergeletak di aspal jalan tepat di depan mobilnya, darah keluar dari mulut, hidung dan beberapa tempat lain sehingga hampir menutupi wajahnya.
"Tolong!" teriak Chery panik, sayangnya karena jalanan yang sepi di tambah hujan yang mengguyur dengan lumayan deras, membuat tak ada seorang pun yang mendengar jeritannya, selain seseorang di ujung telepon yang kini memanggil-manggil nama seseorang.
"Luna,,,,Luna,,, apa yang terjadi, katakan pada ku, Luna tolong jawab aku!" suara pria terdengar dari sebuah ponsel yang masih menyala di dekat si perempuan yang tergeletak di jalanan itu, sepertinya wanita itu sedang bertelpon saat sebelum kejadian nahas itu, namun wanita bersimbah darah itu tak bergeming, tak ada reaksi sedikit pun dari nya, dia tetap diam dengan mata yang sudah menutup.
Chery berusaha meraih ponsel itu untuk meminta bantuan pada orang di ujung telepon sana, namun baru saja tangannya terulur, kesadarannya sudah hilang sepenuhnya, jadilah dua wanita itu tergeletak saling bersisian tak sadarkan diri di aspal jalanan yang basah terkena air hujan.
Seorang polisi yang masih berseragam lengkap berlari menembus hujan dari parkiran rumah sakit menuju ke ruang IGD di ikuti oleh salah seorang bawahannya yang ikut berlari mengekor di belakangnya.
Namun saat dirinya baru saja sampai di ruangan yang di tujunya, seorang wanita paruh baya memeluknya dengan sangat erat dan menangis sejadinya di dada bidang sang kapten polisi itu.
"Luna,,,Luna Jun, dia-dia sudah---" wanita paruh baya itu tak kuasa melanjutkan ucapannya, hanya suara isak tangis yang kini terdengar tanpa henti.
"Kenapa dengan Luna Bun?" Suara pria itu tercekat seperti menahan sesuatu dalam dadanya, sungguh dia tak siap menerima berita buruk malam ini, dan untuk malam manapun jika itu datang dari Luna sanga pujaan hatinya yang besok akan di nikahinya itu.
"Luna,,,Luna,,,"
Wanita paruh baya itu kehilangan kesadarannya berbarengan dengan perawat yang mendorong jenazah yang keluar dari ruang IGD, sepertinya wanita itu benar-benar tak kuat menerima kenyataan jika putri kesayangannya sudah di panggil yang maha kuasa.
Sang ajudan dengan sigap mengambil alih tubuh renta wanita yang rambutnya hampir memutih semuanya itu, dia melihat kalau tubuh tegap atasannya tiba-tiba limbung dan mundur beberapa langkah saat melihat brankar dengan tubuh yang tertutup kain putih dari ujung rambut sampai ke ujung kaki di atasnya sedang di dorong dua orang perawat.
"Tidak,,tidak,,Luna,,, ini tidak mungkin, itu bukan Luna, itu bukan Luna ku," pekik pria itu.
"Maaf pak, kami harus membawanya ke ruang pemulasaraan jenazah," ujar perawat itu.
"Biarkan, dia melihatnya sebentar." seorang dokter mendekati pria yang menahan laju brankar itu.
"Arjuna, kamu harus sabar dan kuat, ini semua sudah takdir Tuhan!" ucap dokter muda itu.
Pria yang di panggil dengan nama Arjuna oleh dokter itu menoleh dan langsung bereaksi,
"Bela, ini tidak benar, ini tidak adil, kenapa kau tak selamatkan Luna? Kenapa kau biarkan Luna menjadi seperti ini, selamatkan dia Bel, aku mohon!" pria itu melipat kedua tangannya di dada.
"Jun, aku hanya dokter, bukan Tuhan, maaf aku sudah berusaha sebisa ku." Lirih dokter bernama Bela itu mengusap punggung Arjuna, sang perwira polisi yang kini sekarang seakan kehilangan wibawa dan kekuatannya karena kekasih tercintanya harus meninggal dengan tragis tepat di malam pernikahan mereka.
"Kenapa? Kenapa Tuhan mengambil mu dari ku, padahal besok adalah hari pernikahan kita, kenapa kamu pergi Lun?"
Tubuh Arjuna luruh bertumpu pada kedua lututnya dan memeluk jasad calon istrinya yang kini terbujur kaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
queen
lanjut thorrrr😇😊
2023-03-06
2
Lita
pulau bayangan,
terjebak cinta hot duda,
bukan cinta segitiga,
maaf jika ku mendua,
sahabat i love you,
bodyguard penjaga hati,
tapi bukan aku
aku memang pelakor,
aku dan bintang,
Itu sudah tamat semua kak,,,
coba di cek lagi 🙏🙂
2022-11-16
1
Pipit Bawon
judul yg mana ini kak yg di lanjutin...kayak nya bny yg blm end ya...? lanjut semua atau fokus ke salah satu judul aja ?
2022-11-15
0