Go Party

“Gue nggak mau dengar lagi alasan lu, Shell! Pokoknya lu harus datang malam ini juga ke penthouse gue!”

“Sorry, Ras. Gue sibuk!” tolak Anshell tegas.

Tengah patah hati seperti ini, dia tidak ingin mendatangi tempat sesat seperti penthouse Andreas sahabat sekaligus saudaranya sendiri. Anshell lebih senang menghabiskan waktunya di rumah sakit dengan hal positif di sini.

“Ck! Belagu banget lho!”

Anshell menghela nafas sejenak. “Gue sibuk dan beneran gue nggak bisa datang,” ujar Anshell. Bila tidak mengingat Aunty Mariana dan Uncle Damian, dia sudi berbaik dan sopan pada putranya yang minus dengan sikap kedua orang tuanya yang punya sikap baik.

Andreas mendengus jengah di seberang sana. “Gue mau denger penolakan lagi, Shell. Lu harus datang ke penthouse gue, kalau tidak—"

Andreas menahan kata-katanya di panggilan telepon tersambung dengan Anshell. “Gue akan ledakin rumah sakit kebanggan Stone,” acam Andreas pada Anshell diringin tawa kecil.

Anshell memijat keningnya yang terasa pusing melayani pembicaraan saudaranya itu.

Namun, disini Andreas hanya bercanda. Dia tidak bersungguh-sungguh dengan perkataanya tadi. Mana mungkin dia meledakan rumah sakit kebanggan Keluarga Stone, bisa-bisa pria berusia dua puluh empat tahun ini di gorok langsung secara live oleh Mr Arron Damarion Stone tepat di depan Damian Lukman dan juga Mariana Luman bila hal itu terjadi.

“Gue lagi banyak kerjaan, Ras. Bukan rumah sakit saja yang gue harus bekerja. Tapi, perusahan gue pun harus gue urus juga.”

“Sumpahnya gue nggak peduli, Shell. Mangkir semalam ini nggak akan buat rumah sakit dan juga perusahan lu bangkrut! Kekayaan Keluarga Stone itu tidak akan pernah habis sampai sepuluh turunan bila mereka hidupnya berpoya-poya sekalipun. Gue nggak mau tau dan nggak mau lagi dengerin alasan klasik lu itu. Sudahlah, lu datang ke party gue karena gue tau lu itu lagi patah hati karena lamaran lu ditolak lagi bukan?”

Terdengar suara tawa yang meremehkan pada seorang pewaris itu membuat Anshell geram. “Lima kali Anshell. Lu ditolak. Bak dunia hanya ada Lalisa seorang! Hempaskan Lalisa dan come to my house to party. Sumpahnya nggak akan buat lu kecewa yang ada beban lu terlepas, Shell. Persetan dengan cinta, Shell. Love is bullshit!” tekan Andreas.

“Lu tau dari mana gue melamar Lisa lagi hah?” tanya Anshell dengan kerutan kening.

Perasaan sahabat-sahabat dekatnya tidak tahu perihal lamaran ini kecuali Kevin dan pria itu pun tidak begitu dekat dengan kelima temannya.

Lalu dari mana Andreas sampai bisa tahu perihal lamarannya kembali ditolak?

“Lu suruh anak buah lu ngikutin kemana gue pergi hah?”

“Ck! Nggak ada untungnya juga buat gue minta anak buah ngikutin lu, Shell!”

“Terus lu tau dari mana?” tanya Anshell penasaran. Sampai si Kevin membuka mulut, tak segan dia akan memberikan perhitungan.

Seperti ini potret seorang Anshell ketika berbicara dengan salah satu sahabatnya. Bila dengan orang terdekat dan hal yang penting Anshell akan menjawab selebihnya dia memilih diam bila tidak penting. Tetapi, bocah ingusan satu inilah yang berani mengancam seorang Anshell Damarion Stone.

Bahkan dengan terang-terangan seorang Andreas Lukman ketua gangster mengibarkan bendera perang dengan sebuah ancaman akan meledakan rumah sakitnya. Sebelum itu terjadi, Anshell akan lebih dulu meledakan markas besar dan juga mengantarkan Andreas ke pemakaman bila hal itu terjadi.

“Haish. Lu lupa sama gue, Shell? Padahal ya, lu itu punya IQ tinggi bahkan gelar lu saja profesor. Tapi kenapa mendadak amnesia saking otak lu kini kebanyakan cinta dan cinta sama si Lalisa itu,” ledek Andreas keras.

Lagi lagi Anshell membuang napas. “Café D’Rose itu milik temen gue. Jelaslah, temen gue kasih tau informasi perihal lu yang tadi siang boking tuh tempat untuk melamar si super model,” imbuh Andreas dengan kekehahan.

“Sialan lu, Ras!”

 “Gue nggak butuh umpatan lu, Shell. Gue butuh lu datang ke penthouse gue sekarang. Anak-anak juga lagi on the way ke sini.”

“Tapi gue bener-bener—”

Bunyi panggilan telepon diputuskan secara sepihak oleh Andreas sendiri. Dia menerawang jauh dengan tawa yang menggema ketika melihat bagaimana wajah Anshell Stone tengah murka di ujung sana akan sikapnya.

“Brengsek Andreas!” umpat Anshell geram sendiri pada bocah ingusan satu itu.

Di dalam kamar sana suara teriakan itu pun terdengar oleh Andreas sendiri. Tetapi, pria itu lebih mengabaikan dan kembali berjalan menuju ruangan kerjanya untuk membaca data pribadi tentang wanita yang baru saja dibelinya itu.

Aretha berguling ke sana kemari dan sesekali berteriak keras. “Haaaahh…. Mang Udin brengsek,” jerit Aretha sekeras-kerasnya di dalam kamar yang cukup luas itu dengan air mata yang berderai.

Hari hampir menjelang malam, sudah sejak tadi Aretha di dalam sana, gadis itu masih menangis dan merutuki kebodohannya. Dia terlalu percaya karena didesak hutang 5 milyar, mendadak Aretha tak bisa berpikir jernih akan orang-orang yang jelas punya niat jahat mengambil keuntungan di sini.

“Ya Tuhan, kenapa nasib aku menyedihkan seperti ini. Sudah diancam oleh Juragan Karto jadi istri ke-15 kini aku di jual oleh tetanggaku sendiri di Ibu Kota,” seru Aretha keras. Tak peduli dengan gedoran pintu seolah memintanya untuk diam.

Bagaimana tidak menangis sejadi-jadinya seperti ini hingga rasanya Aretha ingin bunuh diri saja bila dia tidak ingat dengan Nenek dan juga adiknya di kampung.

Sesaknya di sini, majikannya Mang Udin membayar kesuciannya dengan harga fantastis mahal 5 miliar dengan uang Dp awal yang tadi diberikan pria bertubuh besar itu sebagai jaminan kalau Aretha masih bersegel.

“Astaga sudah kayak barang dagangan aku ini. Dicoba dulu baru di transfer sisa uangnya sama majikannya si Mang Udin! Aku yang kerja pria tua itu menerima uangnya. Hah, sial!” umpat Aretha lagi dan lagi.

Hal itulah yang Aretha ketahui dari pria bertubuh tiga kali lipat besar dari tubuhnya yang memberitahukan kalau dirinya memang sudah dijual dengan harga tinggi.

“Ngomong gitu kalau mau jual aku. Setidaknya aku dapat bagian menjual diri sedangkan ini—”

Aretha menggeram frustasi di dalam kamar tersebut. Sialnya memang seperti itu, Aretha tidak menerima sesen pun dari menjual tubuhnya dan dia harus menerima seumur hidupnya menjadi wanita penghangat ranjang majikan Mang Udin.

Mau Aretha berteriak keras bak di hutan amazon, menangis di pojokan dan guling-guling tidak jelas meratapi nasibnya yang sial. Tetapi, tidak akan merubah kalau beberapa jam kedepan gelar Aretha si gadis polos nan udik akan berganti dengan wanita penghangat ranjang.

Ceklek…

Suara pintu terdengar terbuka, Aretha yang tidak rela menjadi wanita penghangat ranjang pun lekas bersembunyi di balik tirai panjang yang menutupi tubuhnya.

“Hai, keluarlah….”

Terpopuler

Comments

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

semoga Aretha selamat

2023-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 5 Milliar
2 Ditipu
3 Ditolak!
4 Go Party
5 Nasib Malang!
6 Keraguan!
7 Ada Apa Dengannya?
8 Lembah Terlarang
9 Luluh!
10 Gembel!
11 Tolong Aku, Beb!
12 Penolakan!
13 Putus Asa!
14 Pengaman!
15 12 Digit!
16 Cinderella Semalam!
17 Saya Tidak Pantas!
18 Curiga!
19 Terulang Lagi!
20 Tak Sadar Diri
21 Wanita Bayaran!
22 Tidak Setuju!
23 Sekretaris Baru!
24 Rencana Apa?
25 Tuduhan Anshell!
26 Tolong Jangan Sakiti!
27 Rencana Andita!
28 Penghianatan Lalisa!
29 Persekongkolan!
30 Tolong Aku, Aretha!
31 Menjauhlah!
32 Kabar Duka!
33 Dugaan!
34 Satu Syarat!
35 Konsekuensi
36 Tikus dan Kucing
37 Maukah Jadi Kekasihku?
38 Gossip
39 Omelan Aretha!
40 Hanya Pelampiasaan!
41 Settingan
42 Sudah Seharusnya!
43 Aku Baik-Baik Saja!
44 Menikah Yuk!
45 Tetap Sama!
46 Hal Penting!
47 Kita Berakhir!
48 Maaf!
49 Rencana Berhasil
50 Lima Kandidat
51 Pendonor
52 Serangan Jantung!
53 Ditagih Hutang!
54 Pasrah
55 Harga Yang Pantas!
56 Ancaman Anshell!
57 Balas Dendam!
58 Maukah Berjanji Padaku?
59 Istri Kontrak!
60 Nggak Punya Harga Diri!
61 Hak!
62 Honeymoon!
63 Apa Kamu Hamil?
64 Jangan Permainkanku!
65 Istri Selembar Kertas!
66 Penolakan!
67 Pelampiasaan!
68 Nasehat Ken!
69 Menawarkan Kebaikan!
70 Bukan Manusia!
71 Motivasi!
72 Aku Terpaksa!
73 Ancaman!
74 Kegusaran Aaron!
75 Berkatmu!
76 Kekecewaan Anditha
77 Enyahlah Dari Hidupku!
78 Arogansi!
79 Secuil Rahasia!
80 Pelaku!
81 Hamil?
82 Hanya Memangfaatkan!
83 Kepingan Puzzel
Episodes

Updated 83 Episodes

1
5 Milliar
2
Ditipu
3
Ditolak!
4
Go Party
5
Nasib Malang!
6
Keraguan!
7
Ada Apa Dengannya?
8
Lembah Terlarang
9
Luluh!
10
Gembel!
11
Tolong Aku, Beb!
12
Penolakan!
13
Putus Asa!
14
Pengaman!
15
12 Digit!
16
Cinderella Semalam!
17
Saya Tidak Pantas!
18
Curiga!
19
Terulang Lagi!
20
Tak Sadar Diri
21
Wanita Bayaran!
22
Tidak Setuju!
23
Sekretaris Baru!
24
Rencana Apa?
25
Tuduhan Anshell!
26
Tolong Jangan Sakiti!
27
Rencana Andita!
28
Penghianatan Lalisa!
29
Persekongkolan!
30
Tolong Aku, Aretha!
31
Menjauhlah!
32
Kabar Duka!
33
Dugaan!
34
Satu Syarat!
35
Konsekuensi
36
Tikus dan Kucing
37
Maukah Jadi Kekasihku?
38
Gossip
39
Omelan Aretha!
40
Hanya Pelampiasaan!
41
Settingan
42
Sudah Seharusnya!
43
Aku Baik-Baik Saja!
44
Menikah Yuk!
45
Tetap Sama!
46
Hal Penting!
47
Kita Berakhir!
48
Maaf!
49
Rencana Berhasil
50
Lima Kandidat
51
Pendonor
52
Serangan Jantung!
53
Ditagih Hutang!
54
Pasrah
55
Harga Yang Pantas!
56
Ancaman Anshell!
57
Balas Dendam!
58
Maukah Berjanji Padaku?
59
Istri Kontrak!
60
Nggak Punya Harga Diri!
61
Hak!
62
Honeymoon!
63
Apa Kamu Hamil?
64
Jangan Permainkanku!
65
Istri Selembar Kertas!
66
Penolakan!
67
Pelampiasaan!
68
Nasehat Ken!
69
Menawarkan Kebaikan!
70
Bukan Manusia!
71
Motivasi!
72
Aku Terpaksa!
73
Ancaman!
74
Kegusaran Aaron!
75
Berkatmu!
76
Kekecewaan Anditha
77
Enyahlah Dari Hidupku!
78
Arogansi!
79
Secuil Rahasia!
80
Pelaku!
81
Hamil?
82
Hanya Memangfaatkan!
83
Kepingan Puzzel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!