Ariana, berhenti bekerja di club malam itu, sudah lebih dari satu bulan, wanita yang kini menjadi guru tari, ditempat yang Doni sediakan Doni, tidak ingin kehilangan mata uang nya, dan juga sekaligus memenuhi permohonan dari mami Ariana, yang saat itu menemuinya secara pribadi dan diam-diam tanpa sepengetahuan Ariana.
sang mami ingin putri nya tetap terlindungi meskipun dia kini bekerja di tempat yang tak seharusnya, Doni yang mendapatkan permohonan, dari seorang ibu yang tidak pernah dia dapat kan, meskipun kedua orang tua nya, masih ada, tapi Doni adalah korban dari broken home, kedua orang tua nya bahkan tidak pernah memberikan perhatian pada nya.
sehingga pria itu tidak tega untuk menolaknya, awal nya pria itu akan menjual Ariana, pada penguasa kota tersebut yang tidak lain adalah Marvin, tapi setelah bertemu dengan mami dari sahabat masa kecilnya, dia pun akhirnya menolong Ariana, saat itu juga.
dan saat wanita itu menyatakan untuk keluar dari club malam tersebut, tapi kemudian dia pun memberikan pekerjaan yang lumayan menjanjikan karena Doni, tidak ingin kehilangan mata uang nya, tapi ada sedikit kelegaan setidaknya dia juga bisa melindungi Ariana, secara tidak langsung.
sementara Marvin, yang kini tengah berada di luar kota, tidak terasa satu bulan sudah berlalu, Ariana pun, sudah mendapatkan uang dari hasil kerja keras nya, sementara , karena Ariana berencana akan pergi meninggalkan kenangan yang tak dapat ia lupakan saat berada di rumah yang penuh kenangan itu, rasa bersalah nya terhadap sang mami, karena telah memberikan uang haram untuk sang mami berobat dan karena itu maminya itu bukan nya sembuh tapi makin memperparah keadaan nya.
pikirkan itu, terus terngiang di pikiran nya, Ariana, merasa sangat bersalah untuk hal itu, tapi kali ini bukan hanya dirinya yang membutuhkan biyaya hidup, tapi juga ada adiknya, yang papinya tinggalkan untuk ia jaga sekaligus sebagai teman hidupnya saat ini.
hingga Ariana, memutuskan untuk pindah jurusan, dia akan mengambil jurusan kedokteran yang akan membuat dia tidak perlu lagi melakukan pekerjaan itu, setidaknya setelah dia lulus, pekerjaan itu sudah pasti menunggu nya, tidak seperti jurusan yang ia ambil sekarang.
Ariana pun mengurus semua persyaratan tersebut, dan menggunakan uang yang mommy nya tinggal kan, sesuai amanah sang Mami, saat akan menghembuskan nafas terakhir nya.
Ariana pun pergi bersama dengan Liliana, saat Doni, kebetulan tidak ada di rumah nya, karena tengah berlibur.
Ariana membawa Liliana yang sudah benar-benar ditinggalkan oleh sang ibu karena ibunya tidak ingin Liliana menjadi beban dalam pernikahan baru nya itu.
Liliana, kini sudah kelas empat SD, dan saat ini dia pindah ke sebuah kota, dan Ariana, memasukkan Liliana, sekolah di internasional school.
Ariana ingin yang terbaik meskipun nantinya dia akan bekerja lebih keras untuk itu semua, Ariana, sudah berjanji pada maminya akan hidup lebih baik dengan Liliana.
Ariana bahkan membeli rumah yang cukup sederhana dari tabungan yang mami nya tinggal kan.
rumah seharga satu miliar itu, sangat nyaman untuk ditempati oleh mereka berdua.
rumah dua lantai itu terlihat sangat nyaman, apalagi, Ariana membawa pindah bunga-bunga yang maminya tanam meskipun dia membayar mobil pindahan yang lumayan besar, karena dia tidak ingin bunga itu mati, hasil kerja keras sang Mami, rumah itu Ariana hibahkan pada sebuah panti asuhan yang terancam digusur, untuk dijadikan rumah singgah bagi mereka, setidaknya Ariana, bisa datang sesekali jika rindu dengan kenangan masalalu nya, bukan dia tidak sayang dengan rumah yang meninggalkan kenangan terindah bersama sang mami tapi dia ingin hidup baru agar mereka tidak terus terpuruk dalam kenangan.
uang yang ibunya tinggal kan sejumlah tiga miliar itu, sudah dia habiskan sebesar setengah dari jumlah tersebut untuk membayar kuliahnya dan juga sekolah Liliana.
hari pertama di rumah itu, Ariana dibantu oleh Liliana, untuk membereskan semua barang-barang nya, disana ada satu koper baju Papi dan mami mereka, Ariana sengaja membawa itu satu koper besar, untuk kenang-kenangan hingga dia bisa mengobati rindu nya dengan kedua nya.
tidak hanya itu dia menyimpan banyak foto keluarga di dalam ruangan satu ruangan penuh tepat dimana mereka nanti akan bersantai dan mereka akan merasa kedua orang tua nya, ada di sekitar mereka.
"Lili kakak minta tolong ambilkan air di kulkas mungkin sudah dingin sekarang"ucap Ariana, yang merasa kehausan.
"Iya kak,lili juga haus"ucap gadis itu yang langsung pergi dari lantai atas.
rumah itu memiliki empat kamar dengan empat kamar mandi di dalam nya, dua di lantai bawah dua lagi di lantai atas.
dua kamar di lantai atas keduanya dihuni oleh Ariana dan Liliana.
sementara dua yang berada di lantai bawah, digunakan oleh Liliana sebagai kamar tamu dan kamar yang berisi barang-barang kedua almarhum orang tuanya, dan kamar itu sudah selesai di tata rapih seakan keduanya berada di sana.
dapur juga, perabotan rumah tangga yang ia bawa dari rumah besar itu, kini sudah memenuhi dapur baru mereka, Ariana tidak mengisi perabotan rumah itu dengan yang baru tapi dia isi dengan yang lama, sebagai tanda sayang pada maminya yang selalu mengurus semua itu dengan sangat baik.
Ariana memberikan sebagian isi rumah tersebut pada orang yang lebih membutuhkan termasuk baju-baju kedua orang tua nya, dan sebagian barang nya.
kebetulan mobil peninggalan sang ayah kini dia bawa ke rumah baru untuk dia gunakan disaat hujan dan berpergian jauh, sementara motor nya, hanya akan dia gunakan, saat dia harus ke kampus dan juga pergi mengantar adiknya sekolah kebetulan searah dengan kampus nya, jadi dia bisa mengantar adiknya sekolah.
setelah dua hari mereka berada di rumah tersebut, selama ini dia delivery order makan siang dan malam, saat ini mereka hendak pergi ke sebuah pusat perbelanjaan untuk mengisi kebutuhan dapur dan lainnya, yang mereka butuhkan.
Ariana, sudah memanaskan mobil nya, yang akan mereka gunakan saat ini.
sekalian dia ingin mengajak adiknya jalan-jalan ke mall tersebut.
"De dah siap belum!"panggil Mariana.
"Sudah kak, sebentar"ucap Lili.
"Ariana pun menunggu adiknya itu di depan pintu keluar, agar saat Liliana keluar dia bisa mengunci pintu.
tidak lama adiknya pun keluar dengan berpenampilan rapi, saat ini karena dia tidak ingin membuat kakak nya, malu dengan membawanya kemanapun.
"Rapih amat De"ucap Ariana sambil tersenyum.
Dia langsung tersenyum manis,lalu berkata Ade tidak ingin buat kakak malu"ucap nya, sambil nyelonong pergi.
Ariana pun tersenyum, melihat tingkah adiknya itu, dia saja hanya menggunakan celana jeans panjang berwarna hitam dan t-shirt kedodoran, yang karena sudah menggunakan tangtop sebelum itu, tidak lupa topi yang berwarna putih senada dengan t-shirt yang ia gunakan juga sepatu.
itu semua sudah menunjang penampilan nya, Ariana sudah menjadi pusat perhatian di sana beruntung, dia menggunakan masker, jadi bila ada pria yang pernah bertemu dengan nya,di club malam tersebut tidak akan pernah mengenali wajah nya, kecuali seseorang yang kini tengah berada di sebuah ruangan dengan dinding kaca yang tengah menunggui tunangan nya berbelanja, dia bisa tau hanya dengan sekali lihat.
pria itu langsung mengirimi dia pesan pada Ariana rose.
💌"Katakan dimana kamu menginap di kota ini"Marvin.
sementara Ariana, yang tidak menghidupkan ponsel nya, terus saja asik membeli barang-barang yang dia butuhkan untuk dia dan adiknya, keperluan mereka, saat ini, setelah itu mereka berdua turun menuju tempat kebutuhan bahan pangan.
mereka berbelanja bersama hingga akhirnya troli, belanja mereka pun penuh dan Ariana langsung bergegas menuju kasir, dia membayar semua belanjaan tersebut, Ariana langsung mengajak adiknya ke basement untuk menyimpan seluruh belanjaan nya, kedalam bagasi mobil nya.
sesampainya di dalam mobil, akhirnya Ariana membuka pintu mobil tersebut dan membuka bagasi mobil nya.
"De, kakak masukkan dulu belanjaan nya, nanti kita pergi makan siang ok"ucap Ariana.
"Iya kak, kakak lanjut saja"ucap Liliana yang langsung hening seketika hanya suara bising dari area basement mall tersebut yang terdengar.
hingga saat Ariana, akan memasukkan barang terakhir nya, dia terbengong saat melihat, sosok pria yang kini berdiri di di hadapan nya.
"Ariana, dimana kalian tinggal"ucap pria itu.
"Maaf saya tidak kenal anda"ucap Ariana dengan sengaja.
Marvin langsung menatap tajam kearah nya.
"Tidak ada yang bisa mengelabuhi ku, Ariana, jika kamu lupa itu"ucap pria itu.
"Heummm baik'lah tuan penguasa, aku dan adikku sudah pindah ke kota ini"ucap Ariana.
"Kirim alamat rumah mu honey"ucap pria itu berubah menjadi lembut.
"Tolong jangan ganggu hidup ku lagi, aku ingin memulai hidup baru"ucap wanita itu memohon.
"Apa? kau yakin bisa memulai itu tanpa campur tangan ku"ucap Marvin, seakan ingin menunjukkan kekuasaan nya.
"Aku hanya ingin hidup sederhana dan nyaman juga damai dengan adikku, itu saja apa? itu menyulitkan mu"tanya nya balik.
"Heummm, begitu kah, baik'lah tanpa kamu beritahu pun, aku akan tetap datang kerumah mu, kamu hanya perlu bersiap untuk menyambut ku"ucap Marvin, yang diam-diam menempelkan alat pelacak pada mobil tersebut, tidak lama setelah itu, asisten Marvin, memanggil.
sementara Ariana memasukkan barang-barang nya dan kembali mengunci mobil tersebut, lalu kembali ke dalam pusat perbelanjaan tersebut, dia dan Liliana, duduk di restoran cepat saji sambil menikmati eskrim yang mereka beli tadi terlihat Mariana membenarkan letak topi nya, seakan ingin menutupi wajahnya.
Ariana sudah membuka maskernya sedari tadi, dan itu menjadi pusat perhatian sebagian orang disana yang mengira dirinya adalah seorang selebriti yang tengah menyamar hingga pesanan mereka datang mereka langsung menyantap makanan tersebut dengan santai, agar semua orang tidak terus memperhatikan mereka, Ariana bahkan berbicara menggunakan bahasa Inggris, dengan sang adik agar, mereka nyaman setidaknya tidak semua orang yang ada di sana mendengar perkataan mereka yang sedikit berbisik tersebut.
setelah selesai dengan itu, dia mengajak adiknya bermain game Timezone, hingga saat satu permainan di selesaikan oleh Mariana dengan bakat yang ia miliki, tanpa sadar setiap orang tengah menatap ke arah nya dengan tatapan kagum hingga Ariana tersadar dan menghentikan permainan tersebut, dia langsung mengajak adiknya pergi.
"Wah sayang sekali pertunjukan nya, selesai kalau aku jadi dia aku memilih untuk menjadi selebriti saja"ucap beberapa wanita muda yang seumuran dengan nya, Ariana langsung mengajak adiknya itu pergi, saat di jalan raya tepat di lampu merah Ariana menghentikan mobilnya bersamaan dengan sebuah mobil yang melintas di samping nya, dia melihat seorang pria yang tadi menemui nya, tengah bercumbu mesra dengan wanita yang ada di sampingnya, kebetulan kaca mobil nya sedikit terbuka.
Ariana sempat mematung sejenak, hingga suara klakson mobil membuyarkan lamunannya, Ariana langsung menjalankan mobilnya, menuju jalan pulang ke rumah milik mereka.
sesampainya di depan pintu pagar rumah yang tinggi itu, Ariana turun untuk membuka pagar dan memasukkan mobil nya kedalam garasi mobil tersebut.
rumah itu tidak memiliki halaman yang luas seperti rumah nya dulu, hanya ada ada taman kecil dengan pot bunga yang tersusun rapi dan ada kolam kecil juga yang hanya berukuran lebar 150 cm yang mengitari air mancur dengan jajaran pot bunga yang semakin menambah kesan asri sementara halaman belakang, hanya ada terasa kecil dengan dua kursi dan satu meja bulat di tengah, selebihnya tempat jemuran, karena itu tidak terlalu berpungsi hanya untuk istirahat sejenak setelah menjemur pakaian.
hingga selesai menata stok makanan yang mereka beli, akhirnya keduanya memutuskan untuk mandi dan bersantai, Ariana ingin menikmati waktu nya, sendiri begitu juga dengan adiknya yang harus siap untuk belajar di sekolahnya yang baru.
hingga malam pun tiba, tiba-tiba, tepat jam makan malam usai, seseorang memencet bel pintu yang terdengar nyaring.
Ariana tidak segera membuka pintu, karena di lingkungan tersebut, tidak mungkin ada tetangga yang bertamu, karena semua yang menghuni komplek perumahan tersebut terlihat masing-masing kecuali pak RT, yang sudah pasti harus beramah-tamah dengan para warga sekitar.
Ariana mengintip dari gorden kamar nya, dia melihat sebuah mobil yang tadi dia lihat di jalan tersebut, dan dia langsung membulat kan mata nya karena melihat Marvin, keluar dari mobil tersebut.
sementara yang berbunyi ternyata bel pintu pagar.
Ariana, langsung keluar, karena takut Marvin, berbuat gaduh, bisa-bisa dia di depak sebagai warga baru yang tidak mengikuti peraturan, dengan mengganggu kenyamanan penduduk sekitar.
hingga Ariana berjalan keluar dan membuka sedikit pun pagar.
"Tuan ini sudah malam, dan dari mana kamu tau rumah ini"ucap Ariana dengan nada datar.
"Tidak penting untuk itu"ucap Marvin yang langsung meminta sopir nya untuk membawa masuk mobil nya setelah itu mengunci pintu pagar dia bahkan meminta sopir untuk tinggal di sana di rumah itu tepat di belakang seperti yang Marvin tau tentang rumah ini lewat kamera kecil yang dia selipkan di baju adiknya tadi tanpa mereka sadari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments