Aku membuat kan minum untuk, Marvin, yang kini tengah duduk di ruang tengah.
pria itu tidak akan pernah bisa dilawan karena percuma saja, Aku tidak akan pernah menang.
"Ariana, kenapa? kamu mengembalikan kartu itu"ucap Marvin, yang tiba-tiba memeluk ku dari belakang.
"Marvin, please jangan seperti ini,aku bukan wanita yang bisa kamu perlukan sesuka hati mu"ucap Ariana.
"Tapi aku bisa, siapa? wanita yang aku mau dia akan menjadi milikku"ucap Marvin.
"Tidak dengan ku, tuan Marvin"ucap gadis itu yang langsung melepaskan tangan tapi tidak pernah berhasil, Marvin malah mencumbu bibir Ariana yang kini dipaksa melirik ke samping oleh Marvin.
ciuman itu membuat Ariana mengepalkan tangannya.
Aku tidak sedikit pun membalas ciuman itu hingga Marvin, mendorong ku ke dinding tangan pria itu menekan leher ku, hingga aku hampir kehabisan nafas, barulah Marvin, melepaskan nya, sambil berkata"Jangan pernah mengabaikan ku, jika kamu masih sayang dengan nyawa mu"ucap nya, sambil berlalu pergi.
"Hiks hiks hiks hiks, kenapa? ada orang seperti itu tuhan"aku tidak kuasa menahan tangis ku
"Kakak"ucap Liliana yang baru saja turun ingin mengambil minum tapi dia kaget saat melihat ku terduduk di lantai sambil menangis.
Aku, langsung menghapus, air mata ku lalu tersenyum pada adikku itu, lalu menghampiri adik ku kakak hanya rindu mami"ucap ku.
Aku kemudian membawa minuman tersebut keruang keluarga saat ini Marvin, tengah duduk sambil menatap kearah ku.
Aku tidak sedikit pun menoleh pada pria itu Aku berjalan menuju tangga.
"Siapa? yang meminta mu pergi"ucap Marvin yang kini hendak berdiri.
"Aku sedang buru-buru untuk ke kamar mandi"ucap ku.
"Ariana"ucap Marvin yang langsung membuat ku berhenti,ditempat.
Aku kembali berjalan menghampiri Marvin.
Marvin langsung mencengkeram erat tangan ku, tanpa perasaan pria itu menarik ku kedalam dekapannya, aku tidak bisa melawan hukum yang dia berikan.
Aku tidak mungkin mungkin pergi, karena perangai pria itu saat ini begitu mengerikan, Aku tidak punya tempat untuk berlindung di dunia ini kecuali Tuhan yang maha kuasa.
dalam hatiku, aku berdoa, agar kami berdua terlindung dari kejahatan dan malapetaka.
"Tuan, aku belum sholat, aku mohon lepaskan aku"ucap ku.
akhirnya pria itu pun melepaskan ku,aku langsung pergi menuju kamar ku, sesampainya di sana, aku langsung menutup pintu kamar ku, setelah meminta Liliana, untuk mengunci pintu kamar nya, aku takut Marvin, akan menyakiti adikku.
aku langsung masuk ke dalam kamar mandi, dan berwudhu hingga beberapa menit, berada di dalam kamar mandi, aku menangis sesenggukan sambil menyalakan Air keran, jujur aku tak suka dengan sikap nya, tapi anehnya aku juga tidak ingin dia menghilang dari hadapan ku, seperti satu bulan yang lalu, saat mami meninggal dia bersikap lembut pada ku, tapi saat ini aku tidak tau ada apa? dengan dirinya, mungkinkah karena aku tidak memberitahukan alamat rumah ku, atau karena aku tidak mengikuti keinginan nya.
setelah sedikit merasa tenang aku langsung keluar dari dalam kamar mandi, dan berjalan menuju tempat ku biasa menjalankan ibadah ku beberapa hari ini.
tanpa aku sadari, bahwa ternyata pria itu sudah berada di dalam kamar ku dengan posisi duduk di sofa kamar ku, terlihat sangat angkuh.
aku mengucapkan salam, sambil menengok ke kanan dan kiri, setelah itu aku berdoa untuk Mami dan Papi.
setelah selesai tanpa melepaskan mukena ku,aku mendekat ke arah nya ku ulurkan tangan ku, untuk menyalami orang yang lebih dewasa dari ku, setelah itu aku langsung berbalik tapi kemudian.
"Aku ingin kau memakai pakaian tertutup, saat di luar, dan saat dihadapan ku kamu tetap seperti biasanya, karena aku tidak ingin mereka melihat milikku"ucap nya padaku.
Aku mematung karena merasa tidak percaya, kenapa? ada laki-laki segois ini, di dunia nyata, aku pikir itu hanya ada dalam cerita novel, tapi ternyata itu nyata dan ada di hadapanku.
Aku hanya mengangguk kan kepala ku, mungkin dengan begitu dia bisa kembali membaik, tapi tidak berubah sama sekali, dia malah mencengkeram tangan ku.
"Jawab aku"ucap nya.
"Iya, tuan"ucap ku.
dia pun langsung melepaskan tangan ku, dan meminta ku untuk menemani nya, tidur Jujur aku takut dengan semua ini, keringat dingin membasahi tubuh ku, badan ku sedikit gemetar.
"Tidurlah, aku tidak akan melakukan nya, jika kamu belum siap, karena aku tidak suka memaksa wanita untuk yang satu itu, beda jika dirimu yang menginginkan itu"ucap Marvin.
Aku pun langsung memejamkan mata ku, sedikit terpaksa, tapi pria itu benar-benar menepati janji nya, hingga pagi tiba dia hanya tidur sambil memeluk ku, tubuh kekar nya menghangatkan tubuh ku dari dinginnya cuaca saat ini.
"Aku mau sholat subuh dulu, tolong lepaskan pelukan nya"ucap ku lembut.
"Morning kiss dulu"ucap nya datar.
Aku memberanikan diri mendekat lalu ku kecup pipinya tapi dia ingin bibir nya, akhirnya aku pun mengalah tapi kemudian dia pun melepaskan ku, dan berkata"ciuman mu sangat buruk, apa? kau tidak pernah melakukan itu"ucap pria itu.
Aku pun menjawab" meskipun aku selalu terlihat liar tapi aku tidak pernah melakukan itu dengan siapapun, aku selalu menjaga semua nya, dari siapapun, jika kamu ingin puas kamu bisa temui wanita mu itu"ucap ku sambil berlalu pergi saat melihat dia terdiam aku yakin dia sedang sangat kesal saat ini.
aku tidak ingin ini, benar-benar batinku menangis, saat aku harus terpaksa mengikuti semua keinginan nya.
aku pun membersihkan tubuh ku, mandi sebelum salat subuh itu sering aku lakukan agar tubuh ku terlepas dari seluruh kotoran yang menempel di tubuh ku ini.
setelah selesai aku pikir dia sedang tertidur, dan tidak melihat ku yang hanya menggunakan bathrobe, sebelum masuk ke dalam ruangan ganti dan tanpa kusadari, bathrobe ku lebih terbuka di bagian dada dan itu membuat dia langsung berdehem.
"Jangan memancing ku, jika kamu tidak ingin aku terkam"ucap Marvin.
"Siapa? yang menggoda mu, aku baru selesai mandi"ucap ku gelagapan, karena pria itu langsung mendekat hingga aku hampir berteriak karena tidak ingin wudhu ku batal.
"Stop aku mohon, aku sudah berwudhu"ucap ku, dia langsung mengepalkan tangannya, dan berbalik menuju kamar mandi, pria itu entah Sedang apa? di dalam sana karena sampai aku selesai memakai pakaian dia baru keluar, dengan wajah yang fresh, hanya menggunakan handuk dengan tetesan air yang turun dari rambut nya, hingga akhirnya dia berkata.
"Tolong ambilkan koper ku di mobil"ucap nya.
"Aku hanya mengangguk"
🌹💖💖💖🌹
Hingga aku berusaha membuat sarapan, yang berbeda dari biasanya karena aku tidak tau apa? sarapan pagi nya Marvin, Liliana yang baru turun ke bawah dan sudah rapi dengan pakaian sekolahnya menghampiri ku, untuk membantu, tapi aku larang karena kali ini dia harus berangkat pagi.
"Duduk lah Li, biar kakak saja yang membuat sarapan pagi"ucap ku sambil terus memperhatikan buku resep yang mami tulis sendiri, mungkin Mami, telah mempersiapkan semua ini, sebelum dia pergi.
aku selesai membuat nasi goreng siput, lalu aku buatkan satu gelas kopi untuk nya, ya meskipun dirumah kami hanya ada kami berdua tapi, aku suka membuat kopi, dan menikmati itu, sejak Ayah pergi, aku minum kopi untuk mengobati rasa rindu ku pada Papi.
setelah semuanya terhidang aku naik ke kamar ku, dan aku melihat Marvin, sudah rapih dan tengah memangku laptop nya.
"Aku tidak tau sarapan pagi apa? yang bisa kamu makan, tapi aku hanya bisa menyediakan seadanya, aku akan mengantar adikku sekolah, tuan bisa tolong kunci kan rumah ku, karena aku juga akan kuliah siang dan tidak akan kembali lagi ke rumah"ucap ku.
"Siapa? yang mengijinkan mu keluar rumah"ucap Marvin, sontak aku membulatkan mata ku.
"Aku harus kuliah dan adikku juga"ucap ku tegas.
"Adikmu akan diantarkan oleh supir ku, dan kamu hanya boleh pergi dengan ku"ucap Marvin tegas.
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Kak, dah selesai belum ayo sarapan aku sudah telat"ucap Liliana memanggil ku,aku hanya bisa menatap ke arah nya, dan dia langsung bangkit tapi bukan pergi melainkan malah mencium bibir ku, dan menahan tengkuk ku.
sementara Liliana, sarapan bareng sopir tersebut dan aku tidak diperbolehkan turun, hingga dia selesai dengan aktifitas nya, yang terus menerus mencium bibir ku.
setelah beberapa detik kemudian ciuman itu berakhir dan aku, pun berusaha mengambil nafas yang hampir habis.
"Jangan pernah berpikir untuk pergi dari ku, sekalipun aku tidak ada, ada mata yang terus mengawasi mu,satu kali dua puluh empat jam, setiap hari nya dan kamu tidak bisa pergi sendiri tanpa supir pribadi, motor mu sementara waktu akan aku bawa"ucap Marvin padaku.
"Jangan tuan, aku butuh motor, untuk bepergian, tolong jangan batasi pergerakan ku, aku ingin hidup normal, itulah kenapa? aku pindah dari kota lama yang penuh dengan kesenangan, setidaknya aku bisa kuliah dan menikmati kesendirian ku, bersama dengan adikku, aku mohon please aku mohon"ucap ku.
"Tidak, sekali aku katakan tidak tetap tidak, sekalipun kamu harus menangis darah aku tidak perduli, dan ingat jika kamu melanggar nya, akan aku hukum seberat-beratnya hingga kau menyesali semua itu dan tidak akan pernah mengulangi nya lagi"ucap nya.
"Aku mohon tuan jangan seperti ini, biarkan aku pergi dengan motor ku, saat kamu tidak ada, dan saat kamu disini, aku janji akan mengikuti semua yang kamu katakan"ucap ku, tapi bukan nya disetujui, dia malah mencengkeram rahang yang terasa sangat menyakitkan.
aku tidak bisa berkutik lagi, hanya linangan air mata, yang akhirnya membuat dia melepaskan ku, jika kamu tidak ingin berakhir menyedihkan, jangan pernah coba-coba untuk membantah karena, kata-kata ku, adalah mutlak"ucap nya, padaku.
dia langsung menarik ku turun ke bawah, sesampainya di meja makan, dia langsung meminta dibuatkan kopi yang baru tanpa gula kopi yang benar-benar kopi doang sudah bisa dibayangkan kopi itu terlalu pahit.
setelah selesai membuat nya, aku langsung memberikan cangkir kopi tersebut pada nya dia langsung menatap ku.
"Minum kopi nya, bukan tidak mungkin kamu memasukkan racun kedalam nya, secara kamu sangat ingin lepas dari ku"ucap nya sambil terus menatap ku.
"Aku tidak sempat membeli racun tikus, untuk itu, jadi kopi ini aman, maafkan aku tidak bisa mencoba nya, karena aku sedang sakit mag"jawab ku.
"Kalau begitu kau harus membuat ulang, sampai stok kopi itu habis"ucap nya.
hingga akhirnya aku terpaksa meminum kopi panas itu sebagian, setelah itu barulah ia mau meminum kopi tersebut.
hingga setelah itu dia langsung menyantap hidangan tersebut, dia juga tidak lupa untuk meminta aku, untuk menyuap pi nya.
aku tidak punya hak untuk menolak karena kebebasan ku sudah dirampas oleh nya.
setelah selesai sarapan pagi, Marvin langsung membawa ku pergi, dengan mobilnya, sementara Liliana, aku bahkan tidak tau kendaraan apa? yang dia gunakan bersama sopir tersebut.
"Aku akan menempatkan beberapa orang ku, untuk berjaga di depan rumah mu"ucap Marvin tegas.
"Terserah kamu saja"ucap ku.
Marvin tidak bicara lagi hingga akhirnya, aku tiba di depan kampus, aku menyodorkan tangan untuk meraih tangan nya tapi pria itu lagi-lagi menarik tangan ku, dan tengkuk ku, lalu mencium bibir ku, sedikit kasar setelah itu aku langsung keluar sambil merapikan penampilan ku, yang sedikit berantakan.
Aku terus berjalan melewati anak tangga menuju ke kelas ku tapi kemudian aku berbalik karena ada Doni yang berteriak memanggil nama ku, pria itu bahkan tau dimana kampus baru ku.
"Hey gadis nakal, kenapa? pergi tanpa izin terlebih dahulu, Lo gak lihat bisnis gue yang baru sampai berantakan begitu"ucap Doni, sambil menjewer telinga ku.
"Aku kan sudah bilang, kalau kamu pindah kita akan pindah bersama dan kita akan kembali untuk bekerja sama"ucap nya.
"Aku sudah tidak mau bekerja seperti itu, untuk menjadi guru tari ok lah, tapi kamu harus sediakan tempat yang benar-benar dekat dengan rumah ku, karena keteledoran kamu, aku terkurung dalam sangkar emas milikku sendiri.
"Soal itu masih bisa diatur, aku bisa memberikan uang itu kembali pada nya"ucap Doni padaku.
"Coba saja jika bisa"tantang ku .
aku langsung pergi meninggalkan Doni, pria entah tinggal di mana saat ini yang pasti aku sedikit lega, setidaknya bisa melihat dia baik-baik saja saat ini.
sementara Marvin, saat ini dia tengah sibuk mengurus pekerjaan nya, pria itu terlihat begitu sibuk bahkan dia tidak sempat untuk makan.
aku sendiri setelah pulang dari luar rumah aku langsung mandi dan berganti pakaian.
setelah itu aku tidak melakukan kegiatan lainnya aku bahkan aku pun merebahkan diri seharian.
sementara Liliana, juga harus mengerjakan tugas sekolah nya hingga dia harus terus fokus pada laptop nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Siti Fatimah
Q tunggu lanjutannya..
2022-11-24
0
Anna Liana Anna
lanjut
2022-11-24
0
nelly ortio
Tolong di lanjutkan dong... ceritanya bagus banget ada sedih nya sampe sy nangis
2022-11-24
0