Setelah, waktu menunjukkan pukul sembilan malam. aku sudah tiba di tempat ku bekerja.
Kali ini, aku menggunakan kostum terbaru yang aku usulkan pada bos tempat ku bekerja aku kini menggunakan lingerie berjubah meskipun tarian yang aku tampilkan tidak pernah bisa menyembunyikan lekuk tubuh ku dan hanya bagian sensitif ku yang tertutupi.
kali ini, aku menari bersama penari yang sudah profesional dan bahkan profesi mereka jauh lebih dulu mereka lakoni.
Tapi yang membuat ku kaget adalah mereka semua adalah bagian dari para pekerja **** komersial.
Entah siapa? yang meminta itu tapi yang pasti itu terjadi karena permintaan seseorang yang lebih berkuasa.
Hingga, tarian baru berjalan setengah nya beberapa orang pria yang juga penari bugil datang mereka saling berpasangan hanya aku yang menolak itu karena sesuai perjanjian yang aku tandatangani dalam kontrak tersebut adalah.c
Aku, tidak akan melakukan hal lebih gila lagi jika itu tidak sesuai dengan yang aku mau.
Hingga tarian usai semua tidak ada henti-hentinya, mereka pun berhenti melakukan acara tebar uang atau sawer, dan Doni langsung membalut tubuh ku dengan jubah kebesaran ku.
Tapi ada satu yang tidak aku mengerti Doni berbisik cepat tinggalkan tempat ini karena akan ada polisi yang melakukan Rajia pada para pekerja dibawah umur.
"Ikut aku sekarang cepat jangan lama-lama nanti mereka keburu datang"ucap Doni.
Aku pun berlari mengikuti langkah Doni yang sudah membawa ku ke pintu belakang dan meminta ku untuk berlari tapi saat aku lari tiba-tiba aku menabrak seseorang.
"AW.... "ucap ku sambil mengusap keningku yang kini menabrak sesuatu di hadapan ku sangat keras tapi bukan batu apalagi besi.
"Heummm kamu mau kabur rupanya."ucap seseorang yang kini terlihat tengah menatap ku, dengan tatapan mata yang sulit untuk diartikan.
"Aku bukan mau kabur tapi jam kerja ku sudah berakhir."pada seorang pria dengan stelan jas rapih.
"Heumm benarkah? tapi kenapa? harus pulang dengan pakaian seperti itu apa kamu tidak akan mendapatkan masalah."ucap pria itu lagi.
"Tuan... di dalam sana sedang berlangsung razia."ucap anak buah pria itu.
"Begitu rupanya... menarik juga bagaimana? apa? masih mau bersikap sombong jika kamu tidak selamat dari Rajia psk kali ini secara tidak ada alasan yang akan bisa membuat mu menyangkal semua ini lihat baju yang kau kenakan"ucap pria itu yang terlihat tengah mengejek ku.
Aku langsung kembali berlari tapi lagi-lagi tangan kekar itu menahan tubuh ku.
"Tempat ini sudah dikepung, kamu tidak akan pernah bisa keluar kamu hanya punya satu pilihan tetap bersama ku atau pergi tapi tertangkap tapi semua itu tidak gratis"ucap pria itu lagi sambil berbisik.
Aku terdiam hingga seorang inspektur polisi mendatangi kami yang tengah bernegosiasi saat ini.
"Owh ini ternyata wanita yang kita cari"ucap inspektur polisi tersebut.
"Siapa? yang kamu maksud"ucap pria tampan yang memiliki tubuh tegap dengan rahang kokoh terbuat.
"Wanita yang sedang berada di samping mu"ucap inspektur tersebut.
"Kau tidak melihat kami sedang mengobrol, apa? kau tidak melihat itu jika dia psk mungkin dia sudah lari terbirit-birit, tapi sayang kamu salah dia wanita ku"ucap pria itu.
"Apa? kau tidak melihat baju kenakan kami sedang mencari suasana baru."ucap nya, sambil melepaskan jas nya, dan memakai kan itu padaku.
Wangi maskulin yang benar-benar khas tidak pernah aku temui wangi parfum semacam ini di manapun, mungkin dia membelinya dengan harga yang teramat mahal.
"Sayang kamu tunggu di mobil biar aku selesaikan semua urusan ini"ucap nya yang meminta dua orang pengawal nya mengawal ku pergi menuju ke basement club elite tersebut.
Hingga beberapa waktu aku masih terdiam dan mengikuti mereka pergi tapi satu hal yang mereka tidak sadari adalah.
Aku menyerang mereka dengan jurus bela diri yang aku punya, setidaknya aku bisa melumpuhkan mereka dan saat itu juga aku bisa lari dari tempat tersebut dengan motor ku, beruntung Doni tadi sempat memberikan tasku yang berisi barang-barang ku.
Aku pulang menuju rumah ku, rumah yang nyaman yang aku tempati bersama dengan mami bahkan sedari aku lahir karena hanya itu satu-satunya warisan peninggalan papi yang diberikan oleh mereka, semua ludes tak bersisa diambil oleh saudara papi.
Sesampainya di rumah aku buru-buru masuk dan mengunci pintu pagar aku tau orang itu bukan lah pria sembarangan hingga untuk menemukan keberadaan ku adalah hal yang sangat mudah, tapi ada satu hal yang aku takutkan aku takut mami terkena serangan jantung.
Saat aku masuk suasana rumah begitu sepi kali ini karena pekerjaan ku baru separuh waktu, akhirnya aku bisa mandi dan bersih-bersih sebelum tidur setelah menggunakan pakaian dalam ku,aku langsung menggunakan kimono tidur dan bergegas menemui Mami tercinta ku.
Pintu kamar Mami kebetulan tidak pernah dikunci selama ini semenjak papi pulang ke pangkuan illahi aku meminta Mami agar tidak perlu mengunci pintu karena aku takut Mami kambuh penyakit nya sesaat sebelum di operasi.
"Mam... sudah bobo ya"ucap ku sambil berjalan masuk.
"Asalamualaikum"ucap ku lagi, tapi Mami tidak menjawab dan aku pun langsung masuk begitu saja kuliah mami sudah terlelap dalam tidur nya.
Aku mendekat dan ku daratan kecupan penuh kelembutan di kening Mami dan ku ucapkan selamat malam pada wanita yang sangat berjasa dalam hidup ku itu, lalu aku membetulkan selimut nya dan aku kembali mengecup punggung tangan nya lalu pamit pergi untuk ke kamar ku karena aku sudah sangat mengantuk.
Aku pun memejamkan mata ku setibanya di kamar tempat di atas ranjang empuk milikku yang dulu papi desain khusus seperti kamar seorang putri raja dengan bernuansa putih .
Hingga saat ini kamar itu tidak pernah ku ubah aku tidak ingin mengganti semua itu, karena semua adalah kasih sayang dari papi ku.
Hingga pagi menjelang, aku dikagetkan oleh suara seseorang yang pernah aku temui semalam aku pikir itu hanyalah mimpi dan ya betapa terkejutnya aku saat melihat pria itu tengah duduk di sofa singgel milikku.
Selamat pagi, tuan putri, apa? tidur mu nyenyak"ucap pria itu.
"Ahhhhhh! kenapa? ini nyata dan siapa yang mengijinkan mu masuk kedalam"ucap ku yang langsung bangkit dan menggulung tubuh ku dengan selimut.
"Sayang kamu sudah bangun tadi bos mu bilang ada sesuatu yang benar-benar urgent"ucap mami.
"Aku memang benar-benar membutuhkan sesuatu Nyona tapi aku tidak tega untuk membangunkan putri anda"ucap nya ber basa-basi.
"Mami aku belum sholat gimana ini"ucap ku sambil menatap mami yang masih berdiri.
"Sholat lah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali dan karena tidak sengaja dan bukan sengaja dibuat telat"ucap mami.
"Aku sholat dulu, dan anda bisa menunggu ku di ruang tamu"ucap ku, sambil berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
...🌸................🌸...
Tapi hingga aku selesai sholat pria itu masih tetap berada di dalam kamar pribadi ku.
Aku sangat berharap Mami tidak mendengar pembicaraan kami saat ini jika tidak mungkin ibuku sudah terkena serangan jantung.
"Kau melakukan dosa setiap malam dan saat di rumah kau menjalankan kewajiban mu pada Tuhan mu apa? tidak ada rasa takut pada Tuhan mu jika suatu saat dia memberikan siksa nyata"ucap pria itu.
"Sudah pasti semua manusia juga takut dengan sang pencipta, tapi aku belum bisa berhenti dari kubangan lumpur tersebut karena aku masih terikat kontrak kerja sama yang masih lumayan lama"ucap ku sambil duduk di kursi meja rias.
"Tuan minuman nya"tiba-tiba saja mbok Darmi datang membawakan minuman untuk tamu tak diundang tersebut.
"Aku datang untuk menagih hutang janji semalam"ucap nya lugas.
"Aku tidak punya janji apapun dan bahkan tidak berhutang kepada mu"ucap ku tak kalah tegas.
"Apa? kau lupa semalam jika saja aku tidak menolong mu mungkin saat ini kau masih berada di dalam sel tahanan karena ada yang mengaku membeli narkoba dari dirimu"ucap nya.
"Jangan main-main aku bahkan tidak pernah menyentuh barang terlarang seperti itu aku hanya menyentuh minuman agar aku bisa leluasa untuk mengekspresikan bakat yang aku punya tapi bukan berarti aku tidak tau apa-apa tentang semua barang haram tersebut"ucap ku.
"Aku tidak tau bisa jadi ia atau tidak karena tempat seperti itu yang pasti aku sudah rugi banyak"ucap nya.
"Siapa? yang meminta mu melakukan hal yang tidak berguna kenapa? kau tidak biarkan saja mereka memeriksa ku saat itu dan tidak perlu repot-repot untuk membuat pembelaan yang bahkan hanya akan merugikan diri sendiri"ucap Ariana rose.
"Aku, melakukan itu karena aku tidak ingin wanita ku masuk bui karena dunia itu lebih kejam dari yang kamu bayangkan,barang bukti itu akan ada kapan saja"ucap nya.
"Aku lebih baik dipenjara dari pada haru menjadi wanita mu bahkan jika itu terjadi sekalipun"ucap nya.
"Pikirkan tentang ibu mu Ari"ucap pria itu.
Seketika aku tersadar bahwa disini bukan hanya diriku yang aku harus aku pikirkan dan benar kata pria itu bahwa dunia malam itu cukup berbahaya dan kejam.
"Aku tidak mungkin menjadi wanita mu aku bukan wanita penghibur yang bisa menghangatkan ranjang mu aku masih dibawah umur, dan tidak mengerti dengan semua itu"ujar ku, sambil memilih buku yang harus aku siapkan karena hari ini aku kuliah.
"Tuan aku harus segera bersiap aku mau pergi kuliah sebentar lagi kita sudah selesai tidak ada yang harus dibicarakan lagi"ucap ku.
"Tidak ada yang bisa mengatur ku, aku Marvin Alexander... Aku tidak akan pernah patuh pada siapapun kecuali pada ibu dan istri ku"ucap nya, sambil menatap lekat wajah ku
Aku sendiri heran dengan kata-kata nya itu, bagaimana bisa ada orang seperti itu.
"Kalau begitu tuan Marvin aku akan meminta istri anda untuk meminta anda pulang"ucap ku.
"Coba saja jika bisa"ucap nya.
"Heummm kamu menantang ku"ucap ku.
"Silahkan"ucap nya sambil memberikan ponsel nya, yang sudah ia nyalakan.
Akupun mengambil itu dan saat aku mencari kontak ibu dan istri nya, sampai berulang kali aku mencari-cari kontak tersebut tidak kunjung aku temukan.
"Sudah"ucap Marvin.
"Kamu sudah menipuku"ucap ku.
"Aku tidak punya kedua nya, maka aku tidak akan pernah patuh pada siapapun"ucap Marvin Alexander.
Owh ya ampun, aku seperti terjebak di ruang waktu.
Hingga aku bersiap untuk pergi kuliah mami meminta ku untuk segera sarapan dan Marvin juga terlihat melunak dengan, ku semua ucapan yang ibu katakan, aku pun sengaja pamit pamit pada mami karena harus segera kuliah.
Di rumah tempat ku tinggal sedari aku kecil hingga sekarang baru kali ini kembali ada laki-laki selain Papi yang makan satu meja bersama dengan ku.
Marvin duduk di samping ku dia bahkan makan nasi goreng yang mami sajikan untuk nya, nasi goreng daging buatan mami memang tidak ada duanya untuk ku.
Hingga selesai sarapan Marvin, langsung pamit akan mengantar ku pergi kuliah, tapi mami bilang aku punya kendaraan sendiri jadi tidak perlu diantar hingga Marvin mengangguk aku pun begitu senang aku sengaja pergi lebih dulu, dengan motor ku.
Hingga tepat di tengah jalan Marvin langsung menghentikan motor ku dia meminta ku untuk naik mobil nya, tapi aku tidak mau hingga Marvin naik ke atas motor ku dan dan mengambil alih motor dia bahkan membuat posisi ku jadi memeluk nya erat karena pria itu lebih jago menyalip kendaraan lain, hingga hampir membuat lutut ku tercium aspal jalanan yang hitam legam itu.
Aku hanya diam terus menatap punggung pria itu, pria yang mungkin jauh lebih tua dari ku, dan saat dia menghentikan laju motor ku di parkiran kampus aku membulatkan mata ku saat dekan kampus tempat ku kuliah membungkuk hormat pada pria yang ada di hadapanku.
Aku pun turun dari motor ku"Aku mengijinkan mu kuliah tapi ingat jangan berbuat macam-macam atau aku ratakan kampus ini dengan tanah"ujarnya sambil menatap serius kearah ku.
"Heummm aku tidak jamin"ucap ku tapi tiba-tiba satu kecupan dari bibir yang hangat itu mendarat di pipi ku.
Aku berteriak pada pria itu karena itu adalah kecupan pertama ku dari seorang pria yang aku harapkan itu adalah kekasih atau calon suami ku.
"Dasar kurang ajar... kau sudah mencuri kecupan yang akan menjadi milik suamiku dan membuat pipi ku tak perawan lagi"ucap ku yang di jawab dengan senyum maskulin nya itu.
"Itu untuk cicilan hutang semalam"ucap nya dengan mode datar nya.
"Owh ya ampun siapa juga yang berhutang pada mu dasar tukang tipu"ucap ku sambil pergi setelah merebut kembali kunci motor ku.
Saat aku berjalan Doni, langsung menghentikan langkah ku"Gila Lo kenal penguasa di seluruh kota itu dari mana, semalam gue dibuat , saat seorang polisi bertekuk lutut di hadapan nya entah apa? yang menjadi kesepakatan diantara mereka berdua."ucap Doni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments