Setelah selesai berberes, kedua wanita itu pun keluar dari kamar nginap dengan tas besar ditangan wanita yang bersama Evelyne. Mereka berdua terdiam selama perjalanan yang entah Evelyne tidak mengetahuinya. Saat menaiki taksi pun, Evelyne masih saja terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun untuk wanita itu.
Ia hanya terus memandangi jalanan dari jendela taksi, berniat memahami dan mengenal daerah mana yang kini ia berada. Saat Evelyne teringat dengan tubuh yang kini ia tempatkan juga membuatnya sekilas melirik kearah wanita itu. ‘Sebenarnya ada apa ini? Bukankah harusnya aku sudah mati, dan bertemu dengan keluargaku di sana?’ Batin Evelyne sembari menatap kearah langit yang terang.
“Nyonya, apakah kau ingin membeli sesuatu untuk di bawa pulang?” Tanya wanita itu disela-sela keheningan mereka. Evelyne menolehkan kepalanya kesamping tepat dimana wanita itu duduk, “Tidak perlu, lain kali saja kita membelinya. Aku ingin cepat pulang...aku ingin beristirahat” wanita itu mengangguk tanpa menjawab perkataan Evelyne.
Keduanya pun kembali terdiam hingga mobil taksi berhenti di semua kediaman tua yang cukup besar namun terlihat sedikit sepi. Walaupun bangunan itu disebut kediaman tua, namun fasilitas dan sarana disana cukup megah. Disana terdapat taman yang tidak terlalu besar, tapi sangat rindang dengan pepohonan yang tubuh tak jauh dari kediaman tersebut.
Evelyne dan wanita itu pun segara keluar dari mobil dan melihat pemandangan di kediaman tersebut, “Mari nyonya kita masuk, barang-barangnya biarkan pelayan lain yang membawanya” ajak wanita itu sembari menuntun Evelyne dengan perlahan. Sementara Evelyne hanya terdiam lalu berjalan mengikuti wanita itu dengan matanya yang melihat beberapa orang wanita tengah berjalan mengarah ke mobil dengan wajah yang dingin.
Evelyne sedikit dengan tempat ini, namun ia hanya terdiam dengan raut wajah yang datar. Evelyne sangat kesal karena tubuhnya yang sekarang sangatlah kaku, tidak bisa membuatnya bergerak bebas seperti dulu. Jalan pun kini perlu dipapah oleh wanita yang tak ia kenali.
Saat mereka masuk kedalam, Evelyne langsung dibawa oleh wanita itu menuju ruang istirahat di lantai 2. “Sampai di kamar, nyonya beristirahatlah! Maaf jika aku hanya bisa mengantarmu sampai didepan pintu saja, karna masih banyak hal yang harus aku kerjakan.” Wanita itu berkata saat mereka sedang menaiki tangga dan hampir tiba di kamar pemilik tubuh ini.
Evelyne mengangguk, “Baiklah”
Sesampainya didepan pintu kamar, wanita itu pun segera meminta izin Evelyne untuk pergi dan Evelyne hanya menjawabnya dengan anggukan kepala. Wanita itu pergi menurun tangga, sementara Evelyne masih terdiam ditempat dengan wajah datarnya. ‘Awalnya mungkin belum terbiasa, tapi aku akan membuat semua orang disini menganggapku sebagai pemilik tubuh asli ini!!’
Evelyne berbalik badan, lalu meraih gagang pintu tersebut. Membukanya lalu melangkah maju masuk kedalam dan tak lupa ia kembali menutup pintunya. ‘Waah..’ pemandangan yang cukup menakjubkan, didalam kamar tersebut sangatlah luas dan fasilitasnya juga tidak dianggap remeh. Evelyne dapat melihat sebuah ranjang yang cukup besar.
Kira-kira banyaknya 3-4 meter, tak jauh dari sana, terdapat sepasang meja dan kursi serta tumpukan buku dan kertas berada disana. Evelyne menolehkan kepalanya kearah samping kanannya, disana ada sebuah yang menunjukkan bahwa didalam kamar tersebut terdapat ruangan lagi.
Sedang asik berkeliling di kamar tersebut, seketika manik mata Edward tertuju pada bingkai foto yang terpajang di dinding. Foto itu sangat besar dan menampilkan sebuah keluarga yang tengah foto bersama. Didalam foto itu semua orang tersenyum bahagia namun tidak dengan seorang Wanita dan lelaki yang tengah berdiri bersebelahan.
Mereka menggunakan pakaian pengantin dengan warna ungu dan hitam. Sepasang wanita dan lelaki itu membuat Evelyne seketika mengerutkan keningnya. “Ini kan...” Evelyne meletakkan tangannya di posisi pengantin wanita yang berada di dalam foto, ia baru sadar. Bahwa wanita yang berada di foto tersebut adalah tubuh yang kini ia tempatkan.
Dan pasangan dari wanita itu adalah....lelaki yang pertama kali ia lihat di rumah sakit?!!!
Evelyne terkejut setengah melihat kenyataan bahwa ia sekarang ada didalam tubuh wanita bernama Yoona Jiang dan lelaki kasar itu kini menjadi suaminya. Evelyne yang terpaku di tempat pun secara sontak menolehkan kepalanya kebelakang. Melihat seorang lelaki tengah keluar dari kamar dengan tubuh yang hanya di tutupi oleh baju handuk berwarna hitam.
Bagian handuk itu tidak menutup seluruh tubuh lelaki itu, hingga menampilkan dada bidangnya yang gagah serta kaki jenjangnya. “Kamu?!! Ngapain kamu disini?!!” Evelyne berteriak sembari menutup wajahnya dengan salah satu tangannya, sementara tangan yang lain menunjukkan kearah lelaki itu. Lelaki yang diteriaki seperti orang asing yang salah masuk kamar pun mengerutkan keningnya saat melihat tingkah aneh dari Evelyne.
“Ngapain?” lelaki itu mengulang perkataan Evelyne dengan nada dinginnya “Ini adalah kamarku, kenapa kau bertanya seakan-akan kau adalah pemilik kamar ini?”
Mendengar hal itu Evelyne tertegun, kamar ini adalah milik dari lelaki kejam itu. Lalu kenapa Dessy malah mengantarnya kesini? Evelyne yang merasa malu pun hanya bisa memalingkan wajahnya kearah lain dengan salah satu tangan yang menggaruk kepalanya. “Hehehe... sepertinya aku yang salah kamar.... maafkan ketidaksopananku” kata Evelyne dengan senyuman konyolnya.
Lelaki itu terdiam tak merespon apapun dari perkataan Evelyne, lalu tanpa mengucapkan apapun lelaki itu berjalan masuk kedalam ruangan yang letaknya di pojok kamar. Evelyne yang melihat rasa ketidakadilan lelaki itu pun hanya mengangkat bahunya, lalu berjalan keluar dari kamar.
Baru saja Evelyne menutup pintu, ia sudah dikagetkan oleh Dessy yang tengah berdiri dibelakangnya sambil membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan obat. “Aahhh...Dessy!! Sejak kapan kau disini?!” tanya Evelyne dengan tangan yang mengelus dadanya. “Saya kesini bawakan bubur buat nyonya, tadi saya hampir lupa kalau nyonya belum makan dari kemarin” jawab Dessy sembari mengangkat nampan untuk memperlihatkannya pada Evelyne.
Evelyne menurunkan pandangannya, melihat isi dari nampan tersebut. “A-ahh.. terimakasih sudah membawakan makanan untuk. Aku juga sudah sangat lapar”
Dessy mengangguk dengan senyuman diwajahnya, lalu kakinya hendak berjalan masuk kedalam kamar. Namun Evelyne dengan cepat menghentikan Dessy hingga membuatnya hampir menjatuhkan nampan tersebut. “Nyonya!! Kau mengagetkanku saja. Ada apa?” tanya Dessy dengan wajah yang terheran.
Evelyne tertawa kecil, tangannya masih menahan tangan Dessy agar tidak masuk kedalam kamar. “Kau tidak salah mengantarkukan?” tanya Evelyne dengan ragu. Membuat Dessy yang disana semakin di buat bingung, “Tidak kok nyonya, memangnya ada apa?”
Evelyne menggigit bibir bawahnya, hatinya ragu bertanya pada Dessy karna malu takut salah masuk kedalam kamar. “Ada apa nyonya? Kau memiliki masalah?” tanya Dessy yang mengkhawatirkan Evelyne.
“Eum...kamar ini milik lelaki kejam itu, dan bukan milikku”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
endro
❤❤💪
2023-03-07
0