“Tidak!! Kau ingin membawaku kemana?!!”
Wanita itu melihat Evelyne terus menaiki tangan tanpa henti. Ia sudah sangat lelah, merasa punggungnya sudah mati rasa dan kepalanya juga terasa sangat sakit karna benturan pada pinggiran tangga. Wanita yang berada dibawah sangatlah pasrah saat Evelyne terus menyeretnya naik dari tangga ke tangga.
Setelah menaiki tangga cukup lama, Evelyne pun berhenti secara tiba-tiba tepat di lantai 10. Ia terdiam menatap kosong ke arah jendela besar didepannya. Jendela itu terbuka, menampakan air yang turun begitu deras dari atas serta petir yang masih saling menyambar membuat Evelyne kembali melirikkan matanya kearah wanita yang berada dibawah, kini setengah sadar ia membalas tatapan dinginnya.
“Aku mohon hentikan ini... Evelyne! Aku bisa mati, jika kau terus menyeretku seperti ini”
Mendengar hal itu, Evelyne tentu saja tidak meresponnya. Hanya terdiam dan menatap wanita itu dari atas. Memang dilihat dari penampilannya, wanita itu sudah Sangatlah kelelahan. Namun ia baru saja melakukan hal seperti itu dengannya hanya sebentar, kenapa sudah lelah? Apakah wanita ini selemah dari yang ia kira?
“Kita baru saja memulai permainannya, kenapa kau begitu terburu-buru untuk menghentikan ini?” Natasya melepaskan cengkraman tangan dari kaki wanita itu. Lalu menurunkan tubuh dan menyejajarkan posisi tinggi pada wanita itu.
Melihat manik mata berwarna merasa terang seperti darah dan wajah dingin yang mengerikan membuat wanita itu bergidik merinding. Tubuhnya juga secara spontan gemetar hingga membuat raut wajahnya menjadi jelek. “Sebenarnya siapa kau ini?” wanita itu bertanya dengan suara yang gemetaran.
“Aku Evelyne Hyung, putri besar dari keluarga yang kau hancurkan!...dan malam ini aku...dan kamu....akan memainkan sebuah permainan yang menyenangkan”
Evelyne berkata dengan nada yang datar dan disambung oleh cahaya kilatan petir yang ganas. “Tidak, tidak, tidak!! Aku mohon hentikan ini... Evelyne. Aku benar-benar sudah lelah, aku mohon Evelyne...hentikan ini” wanita itu mencoba meraih tangan Evelyne namun Evelyne sendiri yang menepisnya dengan kasar.
Evelyne beranjak bangun, menatap wanita itu dengan tatapan yang menjijikan. “Berani kau menyentuhku, maka aku akan membuatmu lebih menderita dari ini!”
Setelah menyelesaikan perkataannya, Evelyne kembali menarik wanita itu, yang awalnya menarik kakinya kini beralih ke kerah bajunya. Wanita itu sangat kaget dengan tindakan Evelyne tanpa aba-aba, ingin berontak dari cengkeraman tangannya, tapi ia sadar bahwa tangan dari Evelyne dekat sekali dengan lehernya.
Bisa saja, jika ia membuat Evelyne tidak suka maka ia akan terbunuh.
Evelyne pun menyeret wanita itu masuk kedalam ruangan yang jaraknya tidak jauh dari mereka. Ruangan itu sangat gelap, sunyi dan kotor. Wanita itu tidak tahu dimana ia sekarang.
Malam hari terus berjalan hingga tengah malam, suasana diluar juga masih dihujani dengan deras. Kilatan petir Dan geluduk juga masih terdengar ganas. Ditambah dengan suara tangisan serta jeritan dari bangunan tua. Suara itu sangat kencang hingga membuat malam benar-benar terasa mengerikan.
“Aakkhh!!...T-tolong hentikan i-in...aakkhh!!!”
Tangisan dan suara jeritan wanita itu terdengar di tengah malam yang semakin menjadi-jadi. Bagaimana tidak? Wanita itu sangat ketakutan saat Evelyne tengah mengikatnya dikursi, sementara Evelyne tengah terdiam memandang kedua tangan wanita itu diatas meja. Tubuhnya memang terikat, tetapi Evelyne membiarkan tangannya diatas meja, agar ia lebih mudah melakukan sesuatu yang ia suka.
“Kau tahu, dulu kau pernah melakukan hal seperti ini dengan ibuku. Mencabutnya hingga tak tersisah, dan kau juga bilang, bahwa jari tanpa kuku itu sangatlah indah.” Mendengar perkataan Evelyne membuat wanita itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Jadi biarkan aku melakukan hal yang sama, seperti yang kau lakukan pada ibuku”
Wanita itu memberontak, membuat banyak sekali pergerakan hingga memancing rasa ketidaksukaan Evelyne. “Kau ingin diam sendiri, tapi pisau ini yang membuatmu patuh?!!” Evelyne menunjukan sebuah pisau yang mengkilap tajam tepat didepan wajah wanita itu yang kini terlihat membeku ditempat.
Melihat wanita itu sudah tidak mengacaunya, Evelyne meletakkan kembali pisau tersebut diatas meja lalu beralih mengambil pliers yang ada di didalam kotak. Manik mata wanita itu mengecil saat melihat sebuah pliers yang tajam tengah berada di tangan Evelyne membuat dirinya membayangkan sesuatu yang buruk akan terjadi lagi padanya.
“Evelyne...apa yang kamu mau lakukan??...Tidak!!...aku mohon....jangan!!” wanita itu terus menatap Natasya dengan tatapan horornya. Ia takutan saat Evelyne mulai menahan tangannya, lalu tak lama dari itu, terasa sebuah benda keras tengah menjepit salah satu kuku di jarinya yang panjang. “Aku harap kau bisa menahannya, karna dulu ibuku juga menahannya”
“AAAKKKHHH!!!!!” jerit wanita itu saat merasakan sakit yang luar biasa dari jari tangannya. Saat dilihat, salah satu jarinya kini sudah tidak terdapat kuku yang indah disana, melainkan hanya segumpal darah merah yang membuat ketakutan didalam diri wanita itu semakin menjadi.
Gila, ini sangat gila. Wanita yang dulu ia kenal pendiam kini tengah bertindak sadis dan tidak berperasaan adanya.
Evelyne tersenyum saat melihat raut wajah wanita itu semakin ketakutan saat melihat kukunya terlepas utuh dari jari lentiknya. Wanita itu menangis, dan merasa bahwa dirinya sudah tidak bisa bertahan lagi, ingin sekali menutup matanya namun ia tidak ingin mati. Jadi hanya bisa membuka matanya dan terus melihat tindakan kejam yang dilakukan oleh Evelyne.
Selang beberapa menit, semua kuku dari jari-jari tangan wanita itu sudah terlepas tak tersisah. Wanita itu tidak bisa menggerakkan tubuhnya kembali, semua mati rasa. Berteriak atau menangis pun sudah tidak bisa. Rasa sakit itu terus membungkam wanita ini untuk mengeluarkan suaranya. ‘Wanita ini benar-benar seperti iblis!!’
Evelyne yang melihat wajah wanita itu tanpa tenaga, membuat hatinya terasa sedikit terhibur namun rasa terhibur dihatinya tidak bertahan lama. Hal itu membuat Evelyne ingin melakukan tindakan hukuman pada wanita ini selanjutnya. Namun saat Evelyne hendak berjalan menghampiri wanita itu lebih dekat, tiba-tiba rasa sakit, pergi terasa pada bagian pinggang belakang.
Seperti tertusuk benda tajam yang terus menekannya hingga dalam. Tepat saat Evelyne ingin menolehkan kepalanya kebelakang, suara serak seorang lelaki terdengar persis dibelakang telinganya. “Maafkan aku... Evelyne! Kau sudah mencapai batasan, sekarang waktunya mau berisitirahat dan lupakan semuanya!”
Evelyne tertegun mendengar suara yang tidak asing baginya. Bahkan manik matanya seketika mengecil saat matanya tertuju pada seorang lelaki yang berdiri tepat dibelakang. ‘Tidak mungkin!! Darimana ia datang?’ batin Evelyne sembari melihat sekeliling.
Aahh...pintu itu lupa ia kunci, pantas saja lelaki ini bisa masuk dan menusuknya pada sepengetahuannya. Sangat pintar! Tapi kenapa harus dia yang melakukannya? Apakah tidak ada orang lain yang mengkhianatinya selain dia? Apakah ia harus hidup dengan penuh penghianatan? Aah..rasanya tidak adil sekali!!
Evelyne yang merasa kesadarannya mulai memudar pun seketika tubuhnya terjatuh kelantai dengan darah yang mengalir keluar dari perutnya. Sebelum mata itu tertutup, Evelyne bisa melihat bahwa lelaki itu tengah membantu wanita yang berada dikursi dan membiarkannya ia mati tergeletak disana.
“Aku ingin membunuh semuanya! Semuanya hingga tak tersisah!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments