Evelyne yang sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk bertahan pun memejamkan matanya seraya air mata yang menetes di pipi mulus Evelyne. Sungguh malam yang tidak diinginkan! Padahal dirinya hanya mati karna tertusuk, tapi kenapa rasa sakitnya seperti dihancurkan berkeping-keping.
“Aahh...andai saja waktu bisa diulang, aku sangat ingin mengubah takdir yang menyedihkan ini.”
Evelyne yang kini sudah tidak sadarkan diri ditempat kematian, perlahan ingatan dari wanita itu membuat sebuah pusaran angin yang membuat kepala Evelyne terasa sangat pusing. Tidak hanya itu, Evelyne juga merasa bahwa kepala terasa sangat sakit seperti tengah di lempar oleh batu yang sangat besar.
Rasa sakit itu berlangsung tidak begitu lama, namun bisa membuat Evelyne Terengah-engah saat menahan rasa sakit tersebut. ‘Ini memang sangat menyakitkan, tapi rasa sakit ini tidak bisa dibandingkan dengan rasa sakit yang telah aku alami sebelumnya’ batin Evelyne saat ingin membuka matanya.
Berharap bisa melihat keluarganya lagi di alam yang berbeda, namun saat Evelyne membuka matanya, ada sebuah sinar yang terang membuat ia kembali memejamkan matanya. Apakah itu cahaya dari surga? Entahlah, ia tidak tahu. Evelyne mencoba kembali membuka matanya secara perlahan, dan benar saja. Cahaya itu kembali menyerang penglihatannya, tapi kali ini Evelyne tidak menutup matanya dan terus membukanya untuk melihat cahaya apa yang terus menerangi penglihatannya ini.
Tepat saat Evelyne sepenuhnya tersadar dan matanya juga terbuka, ia melihat sepasang Lampu di depan pandangannya. Jaraknya tidak jauh namun itu membuat Evelyne sedikit kebingungan. “Dimana ini?” gumam Evelyne sembari memiringkan kepalanya kesamping.
Mata Evelyne terbelalak terkejut saat melihat seorang lelaki tengah duduk di sofa dengan kaki yang saling bertumpu. Lelaki itu tampak berpakaian rapih seperti orang kantoran, namun wajah yang dimiliki oleh lelaki itu sangat dingin. Bahkan Evelyne dapat merasakan aura yang begitu mengerikan pada tubuh lelaki itu.
“Ohh...sudah bangun”
Lelaki itu menurunkan kaki yang bertumpu pada salah satu kakinya, serta mengangkat pandangannya kearah Evelyne yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit. Evelyne yang tidak mengenali siapa lelaki itu pun hanya terdiam sembari melihat lelaki itu dengan tatapan yang kebingungan. “K-kau...siapa?”
“Sudah membuat masalah, sekarang pura-pura lupa ingatan?” lelaki itu bertanya dengan nada yang meremehkan. Evelyne yang tidak mengerti maksud dari perkataan lelaki itu pun hanya mengerutkan keningnya, “Membuat masalah? Memang apa yang aku perbuat? Aku saja tidak mengenalmu!” lelaki itu beranjak dari duduknya, lalu berjalan menuju kearah Evelyne.
Setelah dekat dengan ranjang rumah RS, lelaki itu pun langsung mencengkram erat pinggang dari ranjang tersebut. Membuat ranjang itu sedikit mengeluarkan suara yang berdengit. Evelyne yang terkejut dengan itu pun hanya bisa tertegun ditempat dengan mata yang dibuat terpaku oleh mata hitam gelap dari lelaki itu.
Mata yang dingin dan tajam terus mengisyaratkan padanya, bahwa lelaki ini sangat membencinya. “Berhenti bermain-main, jika kau menyayangi nyawamu sendiri!” acam lelaki itu seraya melepaskan cengkeramannya pada pinggiran ranjang. Kemudian berjalan pergi keluar dari ruangan tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata selain mengancam.
Evelyne yang mendengar hal itu tentu saja tidak bisa tidak terbingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa lelaki itu? Kenapa ia berada disini? Dan kenapa mata itu tampak melihatnya seperti benda yang menjijikan?
Evelyne yang tengah terdiam di ranjang rumah RS tanpa melakukan pergerakan sedikitpun, melihat pintu ruangannya terbuka. Menunjukan seorang wanita tengah berjalan menghampirinya dengan membawa tas hitam yang besar. “Nyonya, anda sudah sadar?” tanya wanita itu saat berhenti tepat disamping ranjang yang tengah di tiduri oleh Evelyne.
“Siapa kamu?” pekik Evelyne sembari bangun dari tidurannya. Memundurkan tubuhnya agar sedikit menjauh dari wanita itu. “Nyonya, tolong jangan banyak bergerak terlebih dulu. Kata dokter, tubuh anda masih belum sepenuhnya sembuh” wanita itu mencoba menenangkan Evelyne, namun saat ini Evelyne lah yang trus dibuat bingung oleh dirinya sendiri.
“Nyonya?” gumam Evelyne sembari melihat sekeliling “Apa kau sedang berbicara denganku?
Wanita itu tertegun, tidak mengerti kenapa Evelyne bertanya dengan pertanyaan yang aneh. “Tentu saja nyonya” wanita itu menunjukkan sopan kearah Evelyne “Apakah nyonya tidak mengingatnya?”
Evelyne menggelengkan kepalanya, lalu memeriksa sekelilingnya. Matanya tertuju pada hp yang berada di atas meja yang letaknya tepat di samping ranjang kasurnya. Segeralah Evelyne mengambil hp tersebut lalu membukanya, mengetuk beberapa tombol dilayar hpnya lalu terdiam sejenak. Sementara wanita yang berada di dekatnya hanya terdiam saat melihat tingkah aneh Evelyne bagi wanita itu.
Evelyne yang melihat tempat sekarang ia berada adalah kota Seoul, membuat dirinya semakin mengerutkan keningnya. Apakah ia sedang bermimpi? Atau, jiwanya masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya telah mati? Kenapa dia berada di Seoul, bukankah tempat ia lahir dan tempat kematiannya berada di kota Jeju?
Evelyne yang tengah serius menatap layar hpnya, seketika ia tersadar oleh bayangan wajahnya yang terpantul di layar hp tersebut. Perlahan ia mematikan layarnya, lalu melihat bentuk wajah yang cantik namun sedikit kurus. Matanya tajam namun sangat indah, dan bibir yang kecil berwarna merah apel. Evelyne juga melihat bekas luka goresan pada keningnya sendiri membuat dirinya perlahan meraba luka tersebut.
Hal itu tentu saja membuat Evelyne sedikit berdesis kecil, luka nya masih terasa sakit. Evelyne yang fokusnya kembali pada wajahnya pun seketika langsung terkejut. Manik matanya menatap layar hitam hpnya dengan terbelalak. ‘siapa dia? Kenapa wajahnya sangat mirip dengan wajahnya yang dulu?’
“Apa ada yang salah, nyonya?” tanya wanita itu dengan wajah yang cemas.
Evelyne menggelengkan kepalanya namun pandangannya masih tertuju pada layar hitam di hpnya tersebut. Tak lama, pintu dari ruangan tersebut pun terbuka keras. Membuat kedua orang yang berada di dalam langsung dengan sontak menolehkan kepalanya kearah pintu yang terbuka itu.
“Masih mau berapa lagi kau disini?!!”
Evelyne melihat lelaki yang tengah berjalan menghampirinya, adalah lelaki yang sebelumnya ia lihat saat pertama kali ia membuka matanya. “Maaf tuan, nyonya akan segera berberes. Maaf telah membuat tuan menunggu” wanita itu dengan cepat beranjak dari duduknya ( berdiri ) untuk menengahi lelaki yang hendak mendekati Evelyne.
Lelaki itu melirik matanya dengan tajam, serta langkah kaki yang terhenti karna wanita itu telah memotong jalannya. “Hn...cepatlah!” kata lelaki itu sembari membalikan tubuhnya lalu pergi.
Sementara Evelyne hanya terdiam menatap sikap keras dari lelaki itu. ‘Dia lelaki yang berbahaya!’ batin Evelyne yang memperingati dirinya untuk berhati-hati pada lelaki itu.
“Nyonya, mari kita berganti pakaian. Tuan sudah menunggu”
Kata wanita itu yang memecahkan lamunan Evelyne seraya membantunya baranjak dari ranjang. “Pelan-pelan nyonya, luka mu Masih belum kering!” Wanita itu berkata dengan tegas namun pelan. Evelyne yang tidak tahu luka apa yang dimaksud oleh wanita ini hanya mengangguk dan terus mengikuti apa yang dilakukan wanita padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Irma Nainggolan
bukannya tadi udah ingatannya kembali
2022-12-04
0