Aku menunggu Cinta di dalam mobil di parkiran basement. Katanya dia ingin ke toilet sebentar. Kulihat tadi Cinta tersenyum saat keluar dari ruang rapat. Entah ini karena berhasil teken kontrak iklan dengan BTS atau ada sebab lain. Mungkinkah dia seorang army? Ah untuk apa juga aku memikirkan cewe kulkas itu.
Saat tengah menunggu Cinta, tiba-tiba saja ponselku berdering. Ada panggilan video dari Jessica. Ragu-ragu aku untuk mengangkatnya tapi akhirnya tetap kuputuskan juga menerima panggilan itu karena beberapa hari kemarin aku selalu melewatkan panggilannya, ada saja alasan yang ku buat karena sejujurnya aku memang menghindari berhubungan lagi dengan wanita yang sudah resmi menjadi noonaku ini.
Kutekan tombol hijau kemudian muncullah Jessica di layar.
" HEI AIDAN? "
Baru saja tersambung, Jessica sudah membentakku. Aku tahu dia pasti kesal karena aku tidak pernah merespon panggilannya ataupun Jona hyung.
Aku langsung menarik senyumku sealami mungkin.
" Annyeong noona?"
" Jangan senyum-senyum gitu loe, gue marah sama loe nih. Kenapa loe engga pernah respon panggilan gue sama Kim? Jangan beralasan sibuk." Omelnya dengan wajah yang menggemaskan. Ah aku jadi mulai merindukannya lagi.
" Jangan ngomel-ngomel mulu noona nanti cepet tua. Gue emang sibuk karena baru gabung di perusahaan appa. Kenapa emangnya? Noona udah kangen sama gue?" Jawabku senatural mungkin. Aku tidak ingin Jessica tahu bahwa aku cukup kesulitan melupakannya.
" Yak. Loe nih. Bukan gue doang yang kangen sama loe, noh dia juga kangen." Ucapnya sambil menunjukkan Jona hyung yang baru saja keluar dari kamar mandi.
" Sayang kamu apa-apaan sih nunjukkin aku yang setengah bugil gini?" Protes Jona hyung yang cukup jelas terdengar olehku.
" Ya ampun maaf sayang. Ini Aidan akhirnya angkat telepon kita."
" Aidan?" Katanya.
" Eoh hyung jal jinae? (*apa kabar?)" Ucapku menyapa Jona hyung.
" Yak Aidan? Loe ngehindarin gue yah sampai engga mau angkat telepon? Noh noona loe sampai nangis saking pengen banget denger suara loe." Ucap Jona hyung.
Ada dua rasa yang kurasakan setelah mendengar pernyataan Jona hyung. Di satu sisi aku senang mendengar Jessica dan Jona hyung terlihat bahagia tapi di sisi lain aku merasa sedih saat mendengar Jessica menangis karena merindukan suaraku. Aku tahu rindunya hanya sebatas kepada adik bukan sepertiku yang merindukannya sebagai laki-laki yang merindukan kekasihnya yg sudah tidak bisa di gapainya lagi. Tapi boleh kan kalau aku senang mendengar Jessica juga merindukanku?
" Ah hyung kenapa ngomong gitu? Engga kok gue engga ngehindar, gue emang beneran sibuk. Ini aja gue baru abis ketemu sama BTS buat kontrak iklan."
" BTS? Bangtan Sonyeondan?" Tanya Jessica antusias.
" Iya."
" Yang bener?"
" Bener noona."
" Dan gue juga sibuk nyari gebetan baru hahahaha." Candaku.
" Ah bohong loe Aidan."
" Eh serius."
Tiba-tiba Cinta masuk ke dalam mobil dan aku terkejut.
" Ah kamcagiya (*ah kaget )"
" Loe kenapa kaget?" Tanya Cinta padaku.
" Jelas lah gue kaget, loe tiba-tiba masuk gitu." Jawabku.
" Eh dia gebetannya?" Tanya Jessica di ujung telepon sana.
Tiba-tiba aku teringat bahwa aku sedang VC dengan Jessica. Aku langsung menutupi ponsel dengan wajahku dari Cinta.
" Bukan, bukan, dia seonbae gue noona." Ujarku setengah berbisik.
" Ah yang bener?" Goda Jessica.
" Loe ngapain sih ngumpet- ngumpet gitu Aidan?" Tanya Cinta padaku.
Kenapa aku saat ini merasa seperti sedang di tanyai pacar karena menelpon selingkuhan diam-diam? Ah analogi apa sih ini?
Aku langsung saja menutup teleponku dengan Jessica.
" Ya udah noona, gue sekarang sibuk banget, nanti lagi ya telponnya. Bye."
Aku langsung menutup panggilan video Jessica tanpa menunggu lagi jawaban darinya.
" Loe lagi vc sama pacar?" Tanya Cinta padaku begitu aku menutup telepon.
" Bukan. Dia kakak ipar gue." Jawabku jujur.
Dan seperti biasa, Cinta tidak merespon lagi perkataanku.
" Kita balik ke kantor." Perintahnya.
" Bukannya sebentar lagi jam pulang kantor? Loe mau langsung gue anter pulang aja?"
Dia langsung menoleh cepat padaku.
" Sorry gue bukan tipikal karyawan yang nyolong-nyolong waktu pulang." Ucapnya yang secara tidak langsung menyindir ucapanku barusan.
" Woaaa daebak. Pantesan appa gue bilang loe karyawan teladan." Sindirku secara halus.
" Dan loe sebagai orang yang langsung gue mentorin, jangan pernah berpikir untuk pulang lebih cepet dari mentor loe ini." Sambungnya.
" Whoahh.." Aku membuang napas kasar sambil geleng-geleng kepala. Sepertinya hari-hariku ke depannya akan sulit di bawah pelatihan Cinta.
...***...
Sesampainya di kantor hampir seluruh karyawan menyambut kedatangan kami berdua dengan bertepuk tangan.
" Waaaahhh Cinta-ssi daebak. Big applause for you."
Beberapa di antara mereka bahkan melempari kami dengan potongan-potongan kertas. Dan Cinta tersenyum sambil membungkukkan badan ke arah mereka.
" Aidan-ssi kamu juga hebat." Beberapa karyawan perempuan juga turut mengacungi jempolnya padaku.
Aku bingung dan langsung menyejajari langkah Cinta. Aku pun bertanya padanya menggunakan bahasa Indonesia.
" Mereka ngapain?"
" Say thank's karena kita berhasil teken kontrak sama BTS. " Jawabnya datar.
Kenapa yah dia cenderung dingin padaku tapi bisa tersenyum pada orang lain? Ya meski juga terbilang jarang sih. Ah apa sih aku sok-sokan paling mengenalnya padahal kenalnya 24 jam saja belum.
Aku mengikuti Cinta kembali ke ruangannya. Memang sementara ini dan untuk beberapa hari ke depan aku akan terlihat seperti asisten pribadi Cinta karena aku memang belum paham dengan apa yang akan ku lakukan di Star Food ini. Dan semoga saja si Cinta ini tidak banyak membuatku kesal.
" Gue mau pesen kopi ke bawah, loe mau sekalian engga?" Tanya Cinta padaku begitu kami sampai di ruangannya. Dia bahkan belum duduk tapi sudah mau beranjak lagi. Sepertinya anak ini adalah orang yang tidak bisa diam.
" Boleh. " Jawabku.
" Americano? Espresso? Capucino?" Tanyanya memberi pilihan.
" Caramel machiato." Jawabku.
Cinta hanya menganggukkan kepalanya kemudian ngeloyor pergi. Aku mengamati pergerakannya sampai dia menghilang di balik pintu.
Tak berapa lama, aku kembali mengeluarkan ponselku. Kulihat ada beberapa chat dari Jessica.
* YA AIDAN? Bisa-bisanya loe langsung tutup vc gue gitu aja?
* Itu tadi gebetan baru loe ya? Bukan pacar atau istri orang kan?
Aku tak sadar langsung menarik senyumku membaca pesan Jessica yang ke dua.
" Ah Jessica jinjja." Gumamku yang kemudian melanjutkan membaca pesan yang masih belum terbuka.
Tidak tanggung-tanggung memang noona ku yang satu ini. 15 pesan masuk hanya karena aku menutup telepon tanpa persetujuannya. Semuanya berisi omelan dan pertanyaan-pertanyaan kepo.
* Aidan? Jawab lah. Loe beneran sibuk atau gimana?
* Loe tadi bilang abis ketemu BTS kan? Cerita dong sama noona loe ini. Gue juga kan suka sama BTS.
* Hei, loe bukan ngehindar dari gue sama Kim kan?
" Sejujurnya iya, gue menghindar dari kalian karena gue cukup kesulitan ngelupain loe Jess. Tapi gue bahagia ngeliat kalian juga bahagia."
Pesan kelimanya ku jawab secara langsung, bukan mengiriminya balasan chat.
" Loe ngomong sama siapa Aidan?" Tiba-tiba Cinta masuk dengan membawa dua gelas kopi di tangannya.
" Ah kamcagiya." Aku terkejut sampai mengangkat kedua kakiku ke atas sofa.
" Loe tuh setan atau apa sih? Suara langkah loe engga pernah kedengeran tahu-tahu loe udah nongol aja depan muka gue." Omelku padanya.
Cinta dengan santainya memberikanku satu gelas kopi kemudian duduk manis di sebelahku.
" Engga usah lebay." Katanya datar kemudian menyeruput kopinya.
Aku langsung menoleh padanya sambil melongo kemudian menghela napas kasar.
" Woahh jajeungna jinjja. (*menyebalkan sekali)."
" Sebenernya bukan gue yang kaya setan tapi loe yang selalu engga fokus sama keadaan sekitar." Katanya tanpa menoleh ke arahku.
" Loe lagi ada masalah?" Tanyanya yang kemudian meneguk lagi kopi di tangannya.
Dari sekian jam aku bersama Cinta seharian ini, pertanyaan care seperti yang barusan di tanyakannya adalah yang pertama kalinya. Ku pikir dia tidak suka membicarakan selain masalah pekerjaan.
" Loe boleh cerita sama gue kalau loe mau." Sambungnya.
Cinta menoleh kepadaku sejenak, menatap mataku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan. Jujur saja tatapannya barusan sedikit membuatku tidak nyaman.
" Tapi loe jangan berpikir kalau gue selalu bisa loe curhatin. Gue cuma engga suka partner kerja gue engga bisa fokus sama pekerjaan." Ujarnya kemudian berdiri dan berjalan menuju ke kursi kerjanya.
Seketika aku mencebik mendengar kalimat Cinta yang terakhir.
" Gue juga bukan tipikal orang yang curhatan sama orang baru." Jawabku sengit.
Jujur saja aku tadi sempat terpesona dengan kepeduliannya padaku, tapi seketika keterpanaanku menguap begitu saja mendengar alasan di balik pertanyaan care nya padaku tadi.
" Oh oke kalau gitu." Jawabnya sambil mengetik-ngetik sesuatu di keyboard komputernya.
Aku mencebik padanya kemudian menyeruput kopiku yang kurasa sudah mulai dingin.
" Oh iya. Loe bilang loe bisa editing kan?" Tanyanya padaku.
" Eoh. Wae?"
" Loe bisa buatin beberapa contoh desain untuk cover cemilan terbaru yang akan kita pakai buat collab sama BTS?"
" Bisa gue coba."
" Ok. Buat setidaknya tiga desain untuk hari besok, bisa?"
" Jadi ini tugas pertama gue di Star Food? "
Cinta menganggukkan kepalanya.
" Oke. Gue bisa minta desain awalnya dulu buat cari inspirasi?" Tanyaku.
" Nanti gue kirim ke email loe. Oh iya save nomor gue nih. Nanti kirimin alamat email loe ke gue." Ujarnya memberikan kartu namanya padaku.
Aku langsung melaksanakan perintahnya.
" Udah gue kirim desain awalnya. Gue cuma mau kasih tahu kalau tim gue jarang bikin kesalahan, jadi loe harus bisa melakukan semua tugas dengan sempurna termasuk mengirimkan hasil kerja loe sesuai jadwal yang udah loe sanggupin." Ujarnya.
" Ne. Cinta seonbaenim. Gue akan kasih hasilnya besok sebelum jam makan siang." Jawabku mengerti.
" Ini udah jam pulang, loe bisa pulang duluan." Ujarnya.
" Emang loe engga pulang?" Tanyaku.
" Gue masih harus kasih laporan kerjaan hari ini."
" Kalau gitu gue tunggu, loe kan bilang sebagai junior loe, gue di larang pulang duluan sebelum seniornya pulang."
" Engga perlu."
" Tapi kalau gue mau nunggu gimana?" Tanyaku tak mau kalah.
" Terserah loe aja lah." Jawabnya yang kemudian langsung berkonsentrasi pada pekerjaanya.
Sebenarnya aku bisa saja pulang tapi karena aku belum punya teman di korea, aku pasti hanya akan terdampar di kamarku sendirian. Dan aku trauma sendirian, karena aku pasti akan kembali memikirkan Jessica. Apalagi hari ini aku melihat wajah dan mendengar suaranya. Ah aku bahkan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika aku pulang nanti. Bukankah lebih baik di sini bersama Cinta? Meskipun menyebalkan setidaknya aku ada teman yang membuatku bisa mengontrol untuk tidak memikirkan Jessica lagi.
Aku langsung membuka laptopku dan mulai saja mengerjakan tugas pertamaku untuk Star Food.
Tak terasa satu jam sudah berlalu, aku hampir menyelesaikan satu desain. Aku masih berkonsentrasi penuh mengerjakannya sambil sesekali menyeruput caramel machiato ku yang sudah tinggal setengah.
Aku memang tipikal orang yang jika sedang mengerjakan sesuatu akan fokus pada yang ku kerjakan saja, bahkan sering tidak memperhatikan sekitar. Dan tanpa ku sadari, aku terkejut saat tiba-tiba saja Cinta sudah duduk di sebelahku memperhatikan apa yang sedang ku kerjakan.
" Ah kamcak nollajana." Pekikku terkejut karena keberadaan Cinta yang tiba-tiba ini.
" Loe kenapa sih suka banget bikin gue kaget. Kalau gue jantungan gimana?" Omelku pada Cinta.
Cinta hanya melihatku dengan tatapan datar.
" Loe nya aja yang kagetan tapi nyalahin orang. Coba loe tanya Kim Sajangnim, loe waktu bayi di gebrak engga?" Ucapnya tanpa ada rasa bersalah.
" Apaan? Di gebrak?"
Dia menganggukkan kepala kecil kemudian berdiri tanpa memberikan penjelasan apapun padaku yang sudah terlihat kebingungan.
" Loe masih mau di sini atau gimana? Gue udah mau pulang." Ucapnya kemudian bersiap pergi.
" Tunggu Cinta." Ucapku yang tidak di hiraukannya. Cinta langsung saja pergi meninggalkanku.
" Ah dasar cewe kejam, gue udah nungguin dia malah dia ninggalin gue." Omelku sendiri karena Cinta sudah menghilang di balik pintu.
Saat aku sedang merapikan pekerjaanku tiba-tiba pintu kembali terbuka.
" Desain loe lumayan keren." Ucap Cinta kemudian pergi lagi.
Aku bingung dengan kelakuannya tapi tak lama aku menarik senyum salah tingkah karena pujiannya yang tiba -tiba itu.
...___ bersambung__...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments