Aku mengikuti Cinta masuk ke ruangan humas. Seperti biasa dalam perjalanan, aku menjadi pusat perhatian lagi. Entahlah mereka melihatku karena apa. Apakah karena aku tampan? Hahaha. Aku memang tampan sih, atau mungkin mereka melihatku karena mereka tahu aku anak appa yang merupakan pemilik perusahaan? Ah entahlah untuk apa juga aku peduli. Tapi... Jujur saja aku peduli karena aku merasa kurang nyaman di perhatikan seperti ini.
Cinta berhenti mendadak di depanku dan aku hampir saja menabraknya. Aku menoleh menatapnya melihat apa yang akan dilakukannya dengan berhenti tiba-tiba di tengah perjalanan.
...Note : Pembicaraan dengan karyawan lain akan dalam bahasa korea, tapi jika berdua saja antara Cinta dengan Aidan, mereka akan menggunakan bahasa Indonesia. Semoga penjelasan Author tidak membuat bingung kalian. Selanjutnya Author tidak akan kasih note lagi ya. ...
" Rekan-rekan semua, saya minta perhatiannya."
Tiba-tiba Cinta meminta perhatian dari seluruh karyawan di lantai ini.
" Orang yang ada di samping saya ini adalah putra dari Kim Sajangnim namanya Aidan Kim. "
Ku dengar semua berbisik-bisik setelah sebelumnya menyapaku dengan hormat.
" Aidan-ssi ini akan bergabung dalam tim humas jadi tolong untuk tidak membuatnya menjadi kurang nyaman di kantor. Kurangi bergosip mengenai dia." Ujar Cinta yang membuatku tiba-tiba saja merasa takjub padanya.
Aku memandanginya seksama. Kesanku padanya agak berubah, dia bisa di bilang "SAVAGE GIRL". Perkataannya telak membungkam semua orang.
" Aidan-ssi?" Panggilnya yang membuatku kemudian tersadar.
" Ah ya?"
" Silakan jika ingin memperkenalkan diri!" Ujarnya.
" Ah.. Annyeonghasimnika. Aidan Kim imnida. Apeuro jal butak deurimnida (*mohon bantuan untuk ke depannya)."
Setelah memperkenalkan diri selanjutnya aku mengikutinya lagi turun ke bawah menuju ruangan humas.
Dia membuka ruangan tersendiri.
" Ini ruangan gue. Gue bukan kepala tim tapi posisi gue langsung di bawahnya. Kalau timjangnim engga ada, semua tim humas bisa langsung laporan sama gue dan ruangan timjangnim ada di seberang ruangan ini." Ujarnya.
" Terus kira-kira kerjaan gue ngapain?" Tanyaku.
" Selain musik loe bisa ngapain aja?"
" Mmm.. Gue bisa photography, editing foto, video, FYI suara gue juga bagus hehe." Ucapku memulai candaan agar suasana lebih hidup.
Tapi kenyataannya wanita di depanku ini hanya menganggukkan kepala tanpa menanggapi candaanku.
" Dih dingin banget kaya kulkas." Gumamku pelan hampir tidak terdengar.
" Loe bilang apa?" Ujarnya sambil mengotak atik komputernya.
" Engga." Jawabku kemudian berjalan ke arah sofa dan menghempaskan pantatku di sana.
Kulihat Cinta mulai sibuk mengangkat telepon yang masuk. Entah apa yang di bicarakannya, aku hanya mengedarkan pandanganku ke seluruh sudut ruangan ini dan sesekali memperhatiakn ekspresi wanita itu.
" Loe mau ikut gue engga?" Tanyanya setelah menutup telepon.
" Kemana? Gue baru juga duduk." Jawabku.
" Ketemu BTS." Jawabnya santai.
" Hah? BTS? Bangtan sonyeondan?" Tanyaku terkejut.
" Hemmm."
" Serius loe?" Tanyaku sekali lagi mencoba meyakinkan.
" Kalau loe engga mau ikut, gue jalan sendiri." Ujarnya mengambil tas kemudian meninggalkanku.
" Eh Cinta tunggu!" Ujarku kemudian berlari mengikutinya.
Ada yang salah tidak menurut kalian? Eh Cinta tunggu! Sumpah yah manggil dia cinta berasa aku ini pacarnya. Semacam panggil " sayang " dalam bahasa indonesia atau " Chagiya " dalam bahasa korea.
Aku mempercepat langkah membuntutinya. Dia pendek tapi jalannya cukup cepat sampai aku yang tinggi pun kadang setengah berlari menyusul langkahnya.
" Loe bisa bawa mobil?" Tanyanya.
" Bisa."
" Punya SIM?"
" Ada."
Cinta langsung melemparkan kunci mobilnya padaku. Waaah daebak cewe ini benar-benar berbeda dari cewe pada umumnya.
Kami masuk ke dalam mobil dan Cinta langsung menyetel navigasi ke tujuan.
" Ikutin aja arahnya. Kalau bisa pakai kecepatan tinggi. Gue pengen tidur sebentar."
Gila tidak si Cinta ini? Aku di suruh nyetir sementara dia tidur? Wah mesti di kerjain kayanya.
Sengaja aku membawa mobil agak ugal-ugalan. Ku bawa mobil dengan cepat kemudian mendadak mengerem. Begitu seterusnya ku ulangi sampai akhirnya kepala Cinta terhantuk ke pintu mobil.
" Aww. Loe bisa nyetir engga sih? Loe mau nyelakain gue?" Omelnya yang membuatku menoleh ke jalanan dengan mengulum senyum.
" Emangnya kenapa? Gue nyetir baik-baik gini kok." Jawabku dengan berusaha menahan tawa. Siapa suruh tidur setelah memberi perintah seenaknya.
" Udah, berhenti di depan! Biar gue aja yang nyetir." Ujarnya.
" Udah engga usah. Sebagai junior yang baik biar gue aja yang nyetir. Silakan di lanjut tidurnya seonbaenim." Jawabku sedikit menyindirnya.
Cinta akhirnya tidak jadi tidur setelah kukerjai. Mungkin mood tidurnya hilang seketika hahaha.
Aku melihatnya sekilas kemudian menahan senyum. Kurasa dia sedang menahan kantuk dengan sekuat tenaga.
" Sorry nih bisa engga gue engga manggil loe cinta?"
Dia langsung menoleh padaku.
" Emang kenapa?" Tanyanya.
" Ya... Ya.... Loe tahu lah gue lama di indo, cinta itu kan artinya.. yaa.. gitu." Jawabku yang hampir tidak bisa menjawab sebenarnya.
" Di sini bukan di Indo." Jawabnya singkat.
" Iya sih tapi gue kan..."
" Kalau engga suka panggil nama gue mendingan loe panggil gue seonbae aja." Potongnya.
Benar-benar yah ini cewe savage banget, aku sampai tidak bisa menjawabnya lagi.
" Belok kanan langsung masuk gedungnya yah? Jangan sampai kelewatan karena muternya bakal jauh!" Perintahnya tegas.
" Ne, CINTA." Jawabku menekankan namanya agar dia paham rasa tidak nyamannya memanggil nama 'cinta' dengan sesama orang Indonesia.
Sepertinya yang ku maksudkan tadi mengena sedikit ke hatinya, ku lihat wajahnya sedikit kurang nyaman saat kutekankan namanya tadi.
Cinta langsung membuka pintu mobil begitu aku berhasil memarkirkan mobil di basement gedung. Dia buru-buru berlari meninggalkanku yang bahkan belum keluar dari mobil.
" ****, ini cewe terlalu gesit apa emang gue yang lambat yah?"
Buru-buru aku menyusulnya sambil berlari, beruntung dia masih berdiri di depan lift. Coba kalau dia sudah meninggalkanku entah kemana? Mau cari kemana coba aku? Bahkan nomor ponselnya saja aku belum tahu.
" Loe buru-buru banget sih sampai engga inget ada anak baru yang belum tahu apa-apa di tinggalin gitu aja di mobil. Kalau gue nyasar gimana?" Omelku padanya.
Dia hanya melirikku sekilas kemudian memindahkan pandangan ke nomor lift yang menunjukkan angka 10.
" Ya elah gue di cuekin. Dasar cewe kulkas." Makiku pelan sambil membuang muka darinya.
Cinta langsung masuk begitu pintu lift terbuka dan bahkan aku belum menyadarinya karena asyik memperhatikan sekitar.
" Aidan-ssi? Loe mau ikut masuk engga?"
" Eh?" Begitu tersadar aku langsung masuk ke dalam lift.
Saat pintu lift sudah tertutup aku tidak berniat mengajaknya bicara lagi. Ngobrol dengan Cinta rasanya seperti ngobrol sama batu. Tidak ada sensasinya kecuali rasa emosi karena semua obrolanku tidak ada respon sama sekali.
" Kalau mau jadi tim humas apalagi langsung di bawah gue, loe harus jadi orang yang cekatan dan cepat tanggap. Loe engga di ijinin jadi orang lelet dan...."
" Hei hei hei gue engga lelet yah. Standar cepat orang tuh lain-lain. Kalau loe tadi termasuk kategori buru-buru bukan cepat tanggap." Potongku menimpali perkataannya yang kurasa agak menyinggungku.
" Loe tahu BTS artis yang sebesar apa kan? Star food udah beberapa bulan ini mencoba menghubungi manager BTS tapi kita engga pernah dapet kesempatan. Jadi sekalinya kami dapet slot jadwal BTS bukankah sudah seharusnya kita buru-buru?" Ucapnya lebih kepada pembelaan diri.
" Ne, SEONBAENIM." Jawabku agak menekan karena sudah malas ngobrol dengannya.
Aku heran, semua cewe yang ada di sekitarku selama ini selalu suka merespon apapun yang ku bicarakan dengan antusias. Bahkan kadang mereka mencari perhatianku. Tapi kenapa Cinta ini lain dari cewe kebanyakan? Dia cenderung tidak ada ekspresi, apalagi dia selalu ketus saat berbicara denganku, bukan hanya ketus tapi lebih kepada ngajak ribut sih bahkan sejak pertemuan pertama di kamar mandi tadi pagi.
Sebenarnya selain Cinta, Jessica adalah orang yang selalu ribut denganku saat bertemu, juga sama ketusnya tapi bedanya Jessica masih ada ekspresi dan memang dia wajarnya seperti itu menanggapi kejahilanku padanya. Tapi Cinta? Aku bahkan tidak jahil padanya tapi dia tetap memasang wajah juteknya padaku. Ah bukan padaku, pada semua orang sepertinya. Dan yang membuatku heran kenapa wajah yang tanpa ekspresi seperti ini bisa jadi staff humas? Bahkan appa bilang salah satu karyawan terbaik perusahaan. Ckckckck.
Ngomong-ngomong tentang Jessica, aku mulai merindukannya lagi. Ah aku bahkan seharusnya sudah tidak memanggilnya dengan Jessica tetapi noona.
Aku memejamkan mata sejenak mengontrol perasaanku yang mulai merindukan istri Jona hyung. Tak lama aku memegangi pelipis kemudian menyugar rambutku.
" Loe engga mau keluar?"
Suara Cinta mengejutkanku. Kemudian aku mengikutinya tanpa bicara apa-apa lagi.
" Loe harus perhatiin setiap apapun tindakan gue selama meeting sama BTS dan managernya. Catet di otak loe karena ini adalah pelajaran penting." Ucapnya tegas.
" Ne." Jawabku singkat.
" Dan tolong loe harus konsentrasi, singkirin apapun permasalahan loe hari ini dan fokus dengan orang yang berbicara dengan kita. Mengerti?"
Aku sempat memandanginya sejenak saat dia mengatakan untuk menyingkirkan permasalahan apapun. Kurasa dia memperhatikanku di lift tadi yang tiba-tiba tidak fokus karena memikirkan noona.
" Ne, seonbae." Jawabku tegas.
Akhirnya kami berdua menemui BTS untuk membicarakan kontrak iklan dengan Star Food. Dan melihat cara kerja Cinta yang terlihat sangat profesional, aku bahkan seperti tidak mengenalinya. Dia sangat berbeda. Benar-benar berbeda. Bahkan membuatku berpikir apakah Cinta yang kulihat sedang bekerja ini adalah Cinta yang sama dengan Cinta mentorku? Cinta yang beberapa menit tadi terlihat seperti kulkas berjalan? Cinta yang dingin tanpa ekspresi dan diam seperti batu?
Ah sepertinya aku tahu kenapa Cinta di akui appa sebagai salah satu karyawan terbaik perusahaan? Dia memang bisa menempatkan dirinya sebagai seorang humas profesional. Seketika aku melihat diri Cinta yang lain hari ini. Setelah Cinta si " SAVAGE GIRL", sekarang muncul Cinta si " PROFESIONAL GIRL ". Ah lama-lama aku malah jadi pemerhatinya.
...___ bersambung ___...
...Gimana? Masih semangat ngikutin ceritanya? Yuk follow authornya. Jangan lupa komentar yaa. Terima kasih 😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments