BUKAN CINTA IMPIAN
...Note : Berhubung authornya tidak bisa bahasa korea maka percakapan yang seharusnya menggunakan bahasa korea akan author tulis dalam bahasa indonesia. Pura-pura saja mereka berbicara dalam bahasa korea ya readers 😁. Harap maklum yah....
...***...
Pagi ini di hari pertama bulan Juni, matahari bersinar cukup terik. Cuaca di sini tidak berbeda jauh dengan di Indonesia ternyata. Ah mungkin karena sedang musim panas sekarang.
Sudah lama aku tidak kembali ke negara tempat kelahiranku, Korea Selatan. Kupikir aku akan selamanya berada di Indonesia karena aku merasa sudah mencintai negara asal eomma ku itu. Dan pada akhirnya aku kembali ke sini demi menghindari Jessica, wanita yang masih kucintai yang saat ini sudah menjadi kakak iparku. Pengecut memang, tapi bagiku ini lebih baik daripada aku terus-terusan di sampingnya. Aku takut perasaanku akan semakin besar jika terus berada di sekitarnya sedangkan dia sekarang sudah menjadi istri dari hyungku, Jonathan Kim.
" Aidan Kim? Kamu jadi ikut appa ke kantor?"
Appa tiba-tiba saja menghampiriku yang sedang menikmati pagi di teras belakang.
" Ah ya appa, jadi dong. Aidan udah sekeren ini emangnya engga kelihatan apa?"
" Hahaha. Ya sudah ayo!"
Akhirnya aku mengikuti appa bergegas masuk ke dalam mobil dan segera menuju kantor Star Food.
Di depan pintu masuk Lobby gedung, security membukakan pintu mobil dan kami pun segera keluar kemudian berjalan masuk ke dalam gedung. Kulihat Appa berjalan dengan sangat berwibawa, jadi bukankah seharusnya aku mengikuti cara appa? Aku melangkahkan kaki dengan penuh kewibawaan ke dalam kantor Star food.
Beberapa karyawan terutama karyawan wanita terlihat memandangiku. Ah ternyata aku di sini juga jadi pusat perhatian. Aku berjalan mendekati appa dan membisikkan sesuatu.
" Appa, Aidan ke toilet sebentar." Pamitku yang kemudian melipir pergi setelah appa mengijinkan.
Sesampainya di toilet, aku berdiri di depan cermin sambil menghembuskan napas lega.
" Huh? Engga di Indo engga di Korea gue engga nyaman banget jadi pusat perhatian kaya gini. Mereka kenapa sih...."
Belum selesai kata-kataku, ada seseorang yang keluar dari bilik kamar mandi kemudian berteriak.
" Aaaaaaaa.... Nuguseyo? (* Siapa kamu?)" Teriaknya sambil mundur ke belakang.
" Ah Kamcagiya." Aku terkejut melihat seorang wanita yang baru saja berteriak itu.
Hah? Wanita?
Note : Dari sini seharusnya percakapan menggunakan bahasa korea yah. Anggap saja seperti itu. 😁
" Hei... Kamu kenapa ada di toilet pria?" Tanyaku padanya.
" Toilet pria? Kamu engga lihat tulisan di depan apa?" Ujarnya kemudian berjalan melewatiku dan membuka pintu depan.
" Lihat pakai mata!" Ujarnya dengan bahasa yang cukup kasar sambil menunjukkan ikon wanita yang tertempel di pintu.
" Iya maaf saya yang salah. Tapi bahasanya engga perlu kasar kaya gitu lah." Jawabku menegurnya.
" Sorry." Ucapnya minta maaf namun terdengar ketus.
" Terus kamu engga berniat mau keluar dari sini? Atau jangan-jangan kamu berniat ngintip di toilet wanita dengan alasan salah masuk toilet?" Sambungnya yang membuatku kesal.
" Tolong yah jaga kata-katamu nona. Saya memang salah masuk toilet tapi saya bukan pria mesum seperti yang kamu tuduhkan."
" Kalau begitu silakan keluar atau saya akan kembali teriak supaya security yang menarik paksa kamu keluar."
" Iya iya." Ucapku yang kemudian berjalan melewatinya dengan kesal.
" Galak banget sih." Ucapku saat berada persis di depannya. Dia tidak menjawabku hanya menatapku dengan pandangan sinis.
Aku langsung pergi ke ruangan appa setelah bertengkar kecil dengan wanita jutek tadi di toilet.
Dalam perjalanan semua mata terlihat mengamatiku, aku langsung menyapa hormat pada mereka yang langsung di balas dengan senyum dan anggukan hormat pula dari mereka. Aku mempercepat langkah sambil menundukkan kepala. Jujur saja meski sudah pernah merasakan menjadi terkenal saat di Indonesia, tapi aku memang pada dasarnya tidak suka menjadi pusat perhatian. Aku selalu canggung dalam situasi seperti ini. Beruntung Ahn biseo menghampiriku dan menyelamatkanku dari situasi canggung ini.
" Aidan-ssi?"
" Eoh Ahn Biseo nim (*sekretaris Ahn). Appa di mana?"
" Kim Sajangnim di ruangannya. Mari ikuti saya!" Ujarnya kemudian berjalan di depanku dan akupun mengikutinya.
Sampailah kami di ruangan appa dan Ahn biseo membukakan pintu.
" Sajangnim? Putra anda sudah ada di sini."
Ahn biseo memberitahukan kedatanganku kemudian menyuruhku untuk masuk.
Akupun masuk ke dalam ruangan appa yang sudah sangat lama aku tidak lagi memasukinya. Mungkin sudah lima tahun, ah mungkin malah lebih. Jika pun aku sedang ke Korea, aku tidak pernah datang ke kantor appa. Gedung ini bahkan terasa sangat asing untukku.
" Aidan duduklah sebelah Cinta!" Ucap appa menunjuk tempat kosong di sofa seberang beliau. Ada seorang wanita yang sedang duduk di situ.
Wanita itu berdiri kemudian menoleh kepadaku. Aku terkejut melihatnya.
" Kamu?"
" Pria mesum di toilet?" Ucapnya.
" Hah? Pria mesum di toilet?" Tanya appa setelah mendengar panggilannya untukku.
" Aaa.. Maaf sajangnim, pria itu salah masuk toilet tadi, entahlah bertujuan untuk apa, semoga saja bukan seorang pria mesum." Ucapnya pada appa.
" Hei kamu sembarangan sekali. Saya kan udah bilang saya bukan pria mesum yah." Jawabku sengit.
" Tapi dia putra saya Cinta. Orang yang saya ceritakan tadi." Jawab appa.
Wanita itu terkejut, melongo kemudian menutup mulutnya dan segera meminta maaf pada appa.
" Haaahhh? Ups... Maafkan saya sajangnim." Ucapnya sambil membungkuk pada appa.
" Kamu juga harusnya minta maaf sama saya." Ucapku kemudian berjalan mendekatinya.
" Ah iya maaf tuan muda." Ujarnya kemudian membungkuk juga kepadaku.
" Aidan. Nama saya Aidan bukan tuan muda."
" Ah nee. Maafkan saya Aidan-ssi." Ulangnya.
" Jadi kalian udah kenal yah sedikit?" Tanya appa dalam bahasa indonesia.
Note : Selanjutnya percakapan akan dalam bahasa Indonesia ya, semoga pembaca tidak pusing dengan note dari Author. 😁
" Ne, sajangnim. Tadi tidak sengaja bertemu di toilet." Ujarnya.
" Dia bisa bahasa Indo appa?" Tanyaku pada appa.
" Iya. Dia satu-satunya staff yang asli Indonesia. Selebihnya ada sih tapi mereka di tempat produksi bukan di kantor." Balas appa.
" Ne, annyeonghaseyo. Cinta imnida." Ucapnya memperkenalkan diri padaku.
" Nama loe cinta?" Tanyaku dengan bahasa lebih akrab.
" Ne."
" Umur loe?"
" 28." Jawabnya singkat namun tegas.
" Aaa.. Donggapiya (*seumuran). Ga usah terlalu formal. Panggil gue Aidan aja."
" Ne." Jawabnya lagi dengan tegas.
" Engga usah kaku gitu sih."
Dia menunjukkan senyum tipis dan kaku nya.
" Ah sudah sudah. Duduk duduk!" Ucap appa memotong ketegangan Cinta.
" Jadi gini Aidan, karena Cinta adalah satu-satunya WNI di kantor ini jadi appa suruh dia jadi mentor kamu. Dan melihat basicmu itu appa rasa kamu cocok memulai pekerjaan di bidang humas bersama dengan Cinta. Cinta ini salah satu karyawan terbaik appa loh. Jadi Cinta? Saya minta tolong bantuannya untuk anak saya mempelajari apa saja yang harus dia kerjakan di perusahaan ini."
" Ne sajangnim. Saya akan mengajarinya dengan baik."
" Kenapa Aidan ngerasa agak takut ya appa sama dia." Ucapku pada appa sambil menunjuk Cinta.
" Emang kenapa?" Tanya appa padaku dan Cinta pun menoleh tak terima kepadaku.
Aku tersenyum padanya. Memang sepertinya firasatku kurang enak dengan wanita ini.
" Ah sudahlah lupakan." Jawabku asal.
Dan terhitung mulai hari Cinta dan aku akan menjalani hari-hari bersama. Dalam pekerjaan loh ya, bukan dalam percintaan. Dan semoga saja firasat kurang enakku padanya tidak berarti serius.
...___ bersambung ___...
...Gimana perkenalannya? Seru engga ya kira-kira hari-hari Aidan dan Cinta ke depannya?...
...Jangan lupa untuk selalu vote yah biar Authornya makin semangat....
...Dan untuk pembaca yang baru baca " Bukan Cinta Impian ", Author saranin untuk baca " Menikah dengan Idola " juga ya, karena Aidan adalah tokoh sekuel dari Aidan Kim di cerita " Menikah dengan Idola "...
...Happy reading yaaaa 😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments