Mandi

Sepulangnya dari warung aku membantu bunda menata belanjaan di dapur. Bunda merasa senang sekali punya teman yang bisa di ajak ngobrol sambil berbelanja, kata Bunda Nabila tidak pernah mau diajak pergi ke warung katanya yang panas lah, yang sesak lah itu sebabnya Bunda sangat senang ketika aku mengatakan mau ikut ke warung.

Setelah selesai membantu Bunda menata belanjaan aku pun segera pergi ke kamar, aku melihat Nabila masih setia dengan bantal dan gulingnya. Aku pun mengagetkannya dengan melompat ke tempat tidur tiba tiba. Nabila yang kaget pun segera membuka matanya dan melemparkan guling yang sejak tadi dia peluk ke arahku.

"Sialan kamu Sa ganggu orang tidur saja!" omel Nabila.

"Eh Na tahu tidak tadi aku ketemu calon suami loh di warung," ucapku bercerita.

"Hmmm," sahut Nabila dan melangkah pergi meninggalkan aku dengan muka bantalnya karena dia terpaksa terbangun dari tidurnya.

"Kok cuma hmmm...sih Na! kamu tidak tanya gitu dia sedang apa di warung? bagaimana keadaannya?" ucapku sambil berdecak sebal.

"Ah bodo amat Sa! yang mau nikah kan kamu bukan aku," ucap Nabila sambil hendak membuka pintu kamar mandi.

"Apa kata kamu tadi Na? maksudnya gimana?" teriakku sambil mata melotot.

Mendengar teriakanku Nabila pun mengurungkan niatnya untuk membuka pintu kamar mandi dia kembali menghampiriku yang saat ini sedang duduk di atas tempat tidur.

"Jangan teriak teriak dodol! ini bukan hutan," katanya sambil menoyor dahiku.

Aku pun cengengesan karena mendapat omelan dari anak jin satu ini.

"Habisnya kamu bikin kesal kok Na! maksudmu itu gimana enak saja kamu bilang kalau aku yang mau nikah," ucapku tidak kalah sewot.

"Hehehe maaf! maksudku kamu yang menggantikan aku berada di pernikahan itu," jawab Nabila dan kembali berjalan menuju kamar mandi.

"Iya tapi ingat pernikahan itu harus di gagalkan," ucapku sambil berbaring di tempat tidur. Aku ambil guling yang tadi di lemparkan Nabila dan memeluknya dengan erat.

Nabila pun menoleh ke arahku sebelum masuk kamar mandi.

"Sa jangan tidur! mandi dulu!" ucapnya.

"Malas! nanti saja jam sepuluh malam mandi," sahutku.

"Ih jorok! cewek kok wangi cuman modal parfum, malas mandi," ucap Nabila lagi.

"Ah bodo amat! toh Ayam saja yang tidak pernah mandi mahal harganya apalagi aku yang cantik semlohoy begini," ucapku.

"Oh begitu ya! bagus kalau begitu sebentar la lagi siap siap aku sembelih buat opor ,"sahut Nabila dan segera masuk ke kamar mandi.

Aku pun segera ingin memejamkan mata tapi tiba-tiba terdengar kembali pintu kamar mandi di buka, terlihat kepala Nabila yang menyembul keluar.

"Jangan tidur Sa! ingat nanti pukul lima kita ke butik melihat baju pengantin," teriaknya.

"Hmmm," jawabku dan berusaha memejamkan mata.

Pintu kamar mandi pun tertutup kembali dan aku dengar suara air yang bergemricik itu tandanya si Nabila sedang menjalankan ritual mandinya.

Aku tidak bisa tidur mata ini sulit sekali terpejam, aku pun memutuskan untuk menelepon Faisal entah kenapa sejak kejadian kemarin dia tidak pernah menghubungiku bahkan pesan yang aku kirim dua hari yang lalu masih belum di bacanya.

Aku cari nomor telepon Faisal dan mencoba menghubunginya tapi yang terdengar hanya nomor operator yang mengatakan bahwa nomor yang sedang di tuju berada di luar jangkauan.

"Ckkk... kemana makhluk luar angkasa ini kenapa tidak bisa di hubungi," ucapku sambil berdecak sebal.

Tumben sekali Faisal nomornya tidak aktif dan pesanku pun tidak di baca mungkin dia masih marah karena kemarin aku menolaknya yang mengajak pergi. Aku pun tidak mau ambil pusing akhirnya aku pun berusaha untuk kembali memejamkan mata, akhirnya rasa nyaman pun datang dan aku hampir saja terseret ke dalam alam mimpi tapi tiba-tiba ada sesuatu yang membasahi wajahku aku pun kaget dan kembali membuka mata.

Aku melihat Nabila yang sedang cengengesan sambil menyiratkan air ke wajahku berkali kali, di tangan kirinya ada sebuah gayung berisi penuh air.

Aku pun melotot ke arah Nabila kesal juga rasanya punya teman anak jin seperti Nabila saat kita ingin menikmati mimpi dia malah menyeret kita keluar dari indahnya alam fatamorgana itu.

"Ada apa lagi sih Na!" ucapku kesal.

"Ayo bangun Sa! cepetan mandi ini sudah sore ayo kita pergi ke butik," ucap Nabila dan menyeretku agar aku segera bangun.

"Iya Na ... iya ! tapi gak gini juga memangnya aku anak kambing apa main tarik saja!" ucapku sebal.

"Cepetan Sa sebelum Bunda mengamuk, aku tunggu di bawah lima belas menit lagi pokonya sudah siap," ucap Nabila yang berjalan meninggalkanku di kamar seorang diri.

Mana mungkin aku bisa bersiap secepat itu, kalau mandi okelah paling hanya memakan waktu lima menit sudah beres karena aku paling malas berlama lama di kamar mandi bahkan aku sering tidak mandi untuk menghilangkan bau badan aku gunakan parfum solusinya hitung hitung hemat air, tapi kalau untuk make up aku tidak bisa cepat karena saat aku memutuskan untuk keluar rumah make harus sempurna mulai dari alis sampai lipstik tidak ada yang terlewatkan.

Aku pun segera pergi ke kamar mandi mengguyur tubuhku dengan air enam gayung dan taraaaaa selesai waktunya lanjut make up.

Nabila pun kembali ke kamar sambil berdecak sebal karena dia sudah menungguku selama hampir satu jam di bawa tapi aku tidak kunjung datang.

"Salsabila kita hanya mau pergi ke butik untuk melihat gaun pengantin bukan untuk menghadiri pesta ini kenapa lama banget make up-nya," ucap Nabila kesal.

"Sudahlah Na kamu kan tahu sendiri aku paling tidak bisa kalau di suruh cepat cepat saat make up kalau mandi its oke aku bisa," ucapku sambil memulaskan lipstik ke bibirku.

"Memangnya tadi kamu mandi berapa gayung Sa?" tanya Nabila sambil menatapku dari pantulan kaca.

"Banyak tadi sekitar enam gayung," ucapku sambil memasang softlens.

Aku dengar Nabila berdecak sebal.

"Itu Mandi apa cuci muka Sa! dasar kamu jorok Sa," ucapnya.

"Eh badanku basah semuanya ya! itu tandanya aku mandi bukan cuci muka!" jawabku sambil memakai eyeliner.

"Ckkk mandi kilat, sudah ayo cepat Sa keburu malam ini," ucap Nabila sambil menarik tanganku agar segera cepat pergi.

"Eh tunggu... tunggu aku pakai sepatu dulu Na," ucapku sambil memakai platshoes milikku.

Setelah melalui drama teriak meneriaki, tarik menarik akhirnya kami pun berangkat ke butik, tadinya Bunda mau ikut ke butik bersama kami tapi tiba-tiba ada telepon dan mengatakan kalau salah satu saudaranya akan datang ke rumah untuk mengantarkan keperluan persiapan pernikahan itu akhirnya cuma kami berdua yang berangkat, aku nyalakan mesin mobil dan mengarahkan ke jalanan dan segera melaju agar cepat sampai ke butik karena pegawai butik sudah menunggu kami sejak tadi.

Terpopuler

Comments

QQ

QQ

Mandi cuman 6 gayung dibilang banyak 🤔🤔🤔🤔🤔 bocah ku saja sebelum ritual pake sabun mesti diguyur paling dikit 6 gayung 😁😁😁😁😁 itupun dia mewek pengen diguyur lg 😊😊😊😊😊

2022-12-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!