Baru saja masuk ke jalur area rumah gubuk pemburu vampir, Rabe mulai takut. Dia belum siap jika bertemu langsung dengan ayahnya Labeouff. Walaupun sudah menolong pemburu vampir melawan sekutu manusia kanibal, tetapi Rabe tetaplah manusia vampir yang bisa berubah menjadi kelelawar.
Labeouff menyembunyikan Rabe si kelelawar biru dalam saku bajunya, dia berjalan senang, tersenyum sumringah ke warga desa Terraxophia yang menyapa dirinya.
“Itu rumahku, ayo kita masuk!” tuding Labeouff ke arah rumah gubuk Howloff.
Atap rumah yang ditutupi gubuk rerumputan jerami, dinding rumah terbuat dari anyaman rotan, ada beberapa kayu jati sebagai penyangga agar rumah tetap berdiri kokoh. Ketika masuk rumah tampak sepi dan hening, tak ada siapapun dalam rumah selain mereka berdua.
Dirasa sudah aman, Labeouff bawa masuk Rabe ke dalam kamarnya. Karena di dalam kamar hanya ada 2 ranjang kasur, maka sementara ini Rabe istirahat dalam peti harta karun yang kosong. Labeouff mendorong peti itu ke samping ranjang kasurnya.
“Kamu sudah aman disini, sekarang mau makan apa?” tanya Labeouff sambil menggaruk kepalanya.
Rabe mengendus aroma makanan dalam rumah gubuk, tidak ada satupun bau makanan yang cocok bagi manusia vampir. “Aku mau daging sapi yang masih segar dan berlumuran darah.” kata Rabe.
Labeouff mengerutkan keningnya, dia berpikir kemana dia bisa mendapatkan daging sapi untuk Rabe.
“Labeouff,” seru Howloff dari luar rumah.
Mendengar panggilan dari sang ayah, Labeouff pun menutup pintu peti harta karun, menyuruh Rabe agar tetap didalam sana menunggu Labeouff mencari makan untuknya.
“Kamu mau kemana?” tanya Rabe membuka penutup peti harta karun.
“Rabe, tetaplah disini jangan kemana-mana, aku akan segera kembali membawa makanan untukmu.” jawab Labeouff sambil menutup penutup peti harta karun.
Labeouff menghampiri ayahnya dengan raut wajah tersenyum, Howloff membalas mengelus rambut anaknya.
“Ayo bantu ayah memotong daging sapi ke peternakan hewan,” ajak Howloff sambil menuntun tangan Labeouff.
Labeouff menganggukkan kepalanya, ketika berjalan menuju peternakan. Labeouff masih kepikiran sama Rabe, pasti anak itu menahan rasa lapar setelah hibernasi dalam goa. Kasihan banget, mungkin setelah bantu ayah, Labeouff ingin mengantarkan Rabe pulang ke tempat asalnya.
Sampai di peternakan hewan, Labeouff melihat ada 2 pemburu vampir memotong kulit sapi yang sudah disembelih. Dia dan ayahnya mendapatkan bagian potong daging dan jeroan sapi.
Menggunakan pisau pemotong daging, Howloff bisa mudah membelah daging sapi super besar menjadi 5 bagian. Sedangkan Labeouff belum bisa memotong satupun. Dia kesulitan memotong daging sapi, memang seharusnya pekerjaan ini kurang cocok bagi anak yang baru beranjak remaja.
“Aku menyerah, aku menunggu ayah saja sampai selesai,” kata Labeouff pasrah menjatuhkan pisau pemotong daging.
Howloff menghela nafas dalam, dia kira anaknya ini kuat dalam pekerjaan memotong daging sapi ini. Usia Labeouff baru masuk awal remaja. Dia harus banyak latihan fisik agar kuat seperti ayahnya.
Labeouff melihat kinerja pemburu vampir yang sudah mengangkut kulit sapi dalam keranjang. Mereka diberi upah berupa daging sapi. Labeouff mengambil satu daging sapi yang sudah dipotong ayahnya, dia lihat tekstur daging yang masih berlumuran darah dan belum direndam ke air.
“Ayah, bolehkah aku ajak Rabe bermain ke rumah?” tanya Labeouff to the point.
Howloff berhenti sejenak, dia menatap tajam ke arah anaknya. “Jangan bawa manusia vampir ke desa Terraxophia, paham!”
“Iya,” jawab singkat Labeouff sambil menundukkan kepalanya. Howloff melanjutkan memotong daging sapi,
Mendengar jawaban ayahnya barusan membuat Labeouff takut dan khawatir dicampur aduk. Dia takut bakal dimarahi Howloff karena sudah terlanjur membawa Rabe yang kelaparan ke dalam rumah. Labeouff khawatir Rabe keluar dari peti harta karun lalu kabur dari rumah.
Selesai memotong daging sapi, Howloff dibuat terkejut ketika mendapati seorang warga yang pulang kampung ke Terraxophia, mereka panik karena telah diserang oleh manusia kanibal ketika menyusuri hutan hujan.
Mendengar masih ada manusia kanibal di hutan hujan, para pemburu vampir turun tangan.
“Kami serahkan manusia kanibal di hutan hujan kepadamu Howloff,” kata salah satu pemburu vampir.
“Hah! jadi kalian lebih memilih menyerah begitu saja?” gerutu Howloff dengan mata melotot.
Howloff tidak terima, dia justru malah merendahkan rekan pemburu vampir yang angkat tangan tak kuasa pergi melawan manusia vampir ke hutan hujan, seenaknya menyerahkan ini pada Howloff yang mana dia sendiri hampir kewalahan melawan manusia kanibal di hutan hujan sebelumnya.
Labeouff punya ide, dia ambil sepotong daging sapi yang masih berlumuran darah. Bukannya dicuci terlebih dahulu, Labeouff memasukkan daging itu ke kantong plastik sebagai tanda upah telah membantu pekerjaan sang ayah.
“Ayah, kau harus pergi ke hutan hujan lagi sekarang juga. Kasihan warga Terraxophia yang resah diserang, aku yakin ayah pasti bisa melawan manusia kanibal.” jelas Labeouff sambil meletakkan kepalan tangan kanan di dada.
Howloff pun mengernyitkan alisnya, dia angkat senjata senapan dan kapak yang terbuat dari bahan perak. “Baiklah, serahkan saja padaku!” kata Howloff pelan tapi tajam.
Howloff sudah pergi duluan, Labeouff berterima kasih ke pemilik peternak untuk daging sapinya, dia bergegas kembali ke rumah untuk memberi makan Rabe agar stamina, dan kekuatannya pulih.
Labeouff berjalan cepat ke dalam kamar membuka penutup peti harta karun, Rabe masih ada di dalam sana, akan tetapi dia nampaknya menahan rasa sakit perutnya yang kosong.
“Rabe ayo bangun, makanlah daging ini!” kata Labeouff sambil menyuapi daging sapi masuk ke dalam mulut Rabe.
Rabe pasrah disuapi makan daging sapi yang mentah, mengunyah lahap daging sapi dengan gigi tajamnya sampai darah merah kental muncrat ke wajah Labeouff. Cahaya merah dalam perutnya kembali bersinar terang. menandakan Rabe sudah kembali normal.
“Hehehe maaf wajahmu jadi berdarah,” tawa kecil Rabe sambil keluar dari peti harta karun.
“Berubah menjadi kelelawar, kita harus membantu ayahku melawan manusia kanibal ke hutan hujan,” kata Labeouff dengan menarik tangan kanan Rabe.
Labeouff pergi keluar rumah berlari melewati jalur area desa Terraxophia menuju hutan hujan. Rabe yang menjadi kelelawar dibebaskan terbang, dia bersembunyi dibalik semak belukar, merubah wujudnya menjadi manusia vampir. Rabe menatap kedua telapak tangannya, dia berasa jauh lebih baik sekarang.
“Terima kasih Labeouff,” ucap Rabe dengan senyuman manis.
Labeouff menganggukkan kepalanya, menjadi teman baik sudah sebaiknya harus saling menolong. Rabe pun mengendus bau aroma manusia kanibal yang tak jauh dari posisi mereka berdua. Dia memegang pundak kanan Labeouff, lalu menghilang seketika berteleportasi ke sumber penciuman manusia kanibal.
Dan benar saja sumber penciuman Rabe mengarah ke Howloff yang sedang melawan 3 manusia kanibal sekaligus, selain itu terlihat Howloff yang kesulitan bertarung karena menggendong seorang bocah kecil di pangkuannya.
Rabe bersiul kencang membuat pandangan manusia kanibal beralih kepadanya. Labeouff hanya mengekor dibelakang Rabe, dia hanya ingin ambil kesempatan untuk menolong ayahnya.
Lagi dan lagi Rabe meremas perut Labeouff, kali ini dia menyerap cahaya merah sampai menyelimuti seluruh tubuhnya. Rasa sakit yang begitu dalam, perut Labeouff seperti disedot, ditekan paksa dan rasanya seperti terbakar api yang begitu panas.
“Stop!” kata Labeouff tercengang kesakitan menyipitkan matanya.
Setelah itu Rabe merasa sangat lega, dia senang sekali melihat anggota badannya diselimuti cahaya merah, seakan-akan dia telah mendapatkan kekuatan tambahan yang dia inginkan.
Rabe maju membantu menyerang manusia kanibal yang mengeroyok Howloff. Manusia kanibal bermunculan dibawah tanah, Howloff hanya terkejut melihat rupawan Rabe dengan kepala matanya sendiri tampak mirip seperti Labeouff. Dia berjalan mundur menggendong bocah kecil ke semak belukar. Melihat aksi Rabe yang mematahkan tangan, kaki dan kepala manusia kanibal satu persatu.
Di sisi lain Labeouff bersorak menirukan gerakan Rabe yang menyerang musuhnya. Namun dari belakang Labeouff diterkam oleh manusia kanibal yang berbadan tinggi, berotot dan berambut coklat panjang.
Howloff kaget melihat anaknya tertangkap manusia kanibal yang mengeluarkan cairan darah hitam dari mulut bergigi tajam.
“LABEOUFF!!” teriak Howloff matanya mendelik meneteskan air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments