MSM BAB 4. Sembunyi dan Melahirkan

6 Bulan kemudian.

"Mbak pesan buket bunga hidup, bisa?" tanya seorang pembeli saat Mikhayla sedang sibuk merangkai buket bunga imitasi pesanan seseorang.

"Boleh Mas, mau pilih bunga apa?"

"Hmm, yang cocok untuk mengungkapkan perasaan cinta kira-kira bunga apa ya Mbak?" tanya balik pria tersebut.

"Apa ya Mas? Ada beberapa yang bagus dan cocok sih, mawar, merah atau anyelir merah kayaknya cocok. Itu untuk pacar atau istri?"

"Istri sih, ini untuk anniversary kami yang pertama."

Mikhayla tampak mengangguk.

"Oh kalau menurut saya bunga Anyelir merah bagus tuh Mas. Bunga itu melambangkan cinta, pesona dan kekaguman. Anggap saja setelah satu tahun pernikahan, Mas nya semakin cinta, kagum, dan terpesona dengan istri Mas."

"Ah Mbak ini ada-ada saja," ujar pria tersebut lalu terkekeh.

"Loh itu benar loh Mas, selain bisa digunakan untuk perayaan anniversary pernikahan yang pertama, bunga tersebut bisa juga dipakai untuk menembak pacar dan mengungkapkan perasaan cinta atau untuk melamar seseorang."

"Kalau mawar merah Mbak?"

"Kalau mawar merah itu juga mengungkapkan perasaan cinta dan romantisme, biasanya itu ada perhitungannya dan orang sering memilih 12 tangkai untuk melambangkan perasaan cinta yang utuh. Cintaku hanya untukmu gitu loh Mas." Setelah mengatakan itu Mikhayla langsung terkekeh.

"Wah Mbaknya hebat ya dalam pengetahuan tentang bunga."

"Nggak juga Mas, cuma karena pekerjaan saya di bidang perbungaan sekarang, ya harus belajar tentang bunga termasuk bunga-bunga itu melambangkan atau menyimbolkan apa. Tahu sedikit-sedikit saja sih Mas. Jadi keputusannya Mas mau pilih bunga yang mana dari keduanya tadi? Atau mau pilih bunga yang lain lagi boleh, terserah Masnya." Mikhayla meletakkan buket bunga yang selesai dirangkainya di atas meja.

"Wow Mbaknya sambil mengobrol sudah menyelesaikan satu buket ya, benar-benar keren," puji pria itu lagi.

"Ya mau gimana lagi Mas, kalau saya ngobrol ya ngobrol saja nggak kelar dong pekerjaan saya secara kan saya bekerja sama orang. Bisa dipecat kalau tidak sigap."

Pria itu mengangguk. "Ya sudah anyelir merahnya saja."

"Baik Mas."

Dengan cekatan Mikhayla meraih beberapa tangkai bunga anyelir merah dan merangkainya. Kemudian dia meraih kertas cellophane sebagai pembungkus bunga dan jadilah buket bunga yang indah.

"Sudah Mas apa ada yang kurang?" Mikhayla menunjukkan hasil kreasinya. Dia memang sering meminta pendapat pada orang yang datang langsung ke toko tersebut untuk memesan bunga siapa tahu kurang puas dan Mikhayla akan memperbaikinya agar pelanggannya bisa merasakan kepuasan berbelanja di toko tersebut.

Terbukti dengan bersikap seperti itu, sejak Mikhayla bekerja di toko tersebut banyak pelanggan yang memilih datang langsung ketimbang memesan melalui jalur online.

"Wow terima kasih banyak Mbak, ini cantik sekali seperti wajah dan hati istri saya."

"Wah Mas nya romantis banget nih. Pasti istrinya merasa beruntung memiliki suami seperti Mas."

"Mbaknya juga, pasti suami Mbak merasa beruntung memiliki istri yang pintar dan cekatan seperti Mbak." Pria itu berkata sambil melihat ke arah perut Mikhayla yang buncit.

"Ah Mas nya bisa aja," ucap Mikhayla mencoba tersenyum padahal dalam hati terasa sakit sekali kala mengingat dirinya tidak mempunyai suami. Bukan cuma itu saja, Bima pun tidak mengakui bahwa yang dikandung oleh Mikhayla adalah anaknya.

Mungkin dia kira bayi ini anak pria lain. Ya, siapa laki-laki yang akan percaya pada wanita murahan yang dengan mudah mau diajak tidur olehnya. Pasti dia pikir saya tidak hanya tidur dengannya saja.

Tak terasa air mata menetes di pipi Mikhayla.

"Mbak!" seru pria tersebut melihat Mikhayla malah terlihat bersedih.

"Ah iya Mas?" Segera Mikhayla mengusap pipinya yang basah.

"Mbak melamun? Mbak bersedih? Apakah ucapan saya menyinggung Mbak?" Pria tersebut merasa bersalah.

"Ah tidak, saya hanya ingat pada suami saya yang sudah meninggal." Mikhayla menganggap Bima sudah mati dan harus mati di hatinya.

"Maaf Mbak saya membuat Mbak bersedih. Berapa harga buket bunganya?"

"Tidak masalah Mas nya tidak perlu meminta maaf hanya saja hati saya sedang melow sekarang. Oh ya, harganya 500 ribu."

Pria itu mengangguk dan menyodorkan uang ke tangan Mikhayla lalu pamit pergi.

"Kinar apakah kau yang akan mengantarkan papan ucapan berbela sungkawa ini ke rumah Pak Wijaya?"

"Kamu aja deh Mik, biar aku yang gantikan merangkai buket bunganya," ujar Kinar yang meletakkan bunga-bunga hidup yang baru dibelinya dari penyuplai bunga bersama beberapa karyawan lainnya.

"Baiklah kalau begitu, setelah mengantar papan bunga ini saya akan langsung ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan, rasanya perutku sejak semalam tidak nyaman."

"Sudah izin sama Bos?"

"Sudah semalam."

"Ya sudah baiklah kalau begitu silahkan," sahut Kinar.

"Bang Johan yuk antar ke rumah Pak Wijaya dan beberapa rumah lainnnya!" perintah Mikhayla pada karyawan yang bisanya bertugas menyetir mobil pickup milik toko.

"Oke siap Mik, yang mana saja yang harus dibawa? Biar aku bantu."

"Yang ini, papan karangan bunga duka dan yang itu papan ucapan selamat pernikahan, selamat ulang tahun dan semua pokoknya yang sudah siap harus selesai diantar sekarang juga."

"Oke siap."

Mikhayla pun mengangkut barang papan bunga ke atas mobil pick up dibantu oleh Johan dan teman-teman yang lainnya.

Seharian itu Mikhayla berkeliling untuk mengantarkan papan ucapan selamat di berbagai rumah dan perusahaan.

"Sudah Mik kamu tunggu di mobil saja, biar saya yang akan menurunkan papannya," cegah Johan saat melihat Mikhayla meringis menahan sakit.

Mikhayla mengangguk dan kembali ke dalam mobil sedangkan Johan meyelesaikan pekerjaan mereka.

"Kamu kenapa Mik?" tanya Johan saat kembali ke dalam mobil menyaksikan Mikhayla masih meringis dengan memegang perutnya.

"Perutku sakit Bang Jo, tolong antar aku ke rumah sakit."

Dengan sigap, Johan langsung mengantarkan Mikhayla ke rumah sakit terdekat.

"Aku ke dalam dulu Bang Jo."

"Aku ikut ya? Aku khawatir terjadi sesuatu padamu."

"Tadi usah, Bang Jo tunggu di parkiran saja!"

Mikhayla terus melangkah masuk ke dalam bangunan rumah sakit. Sampai di ruangan pendaftaran dia melihat Mailena berbicara dengan seorang dokter.

"Kak Mailena?" Rasa rindu menyergap, Mikhayla berjalan cepat ke arah kakaknya

Namun, langkahnya tiba-tiba berhenti tatkala melihat Mailena tidak seorang diri.

"Om Tian, Tante Fera?"

Langkah Mikhayla undur ke belakang dan langsung pergi meninggalkan tempat.

"Mika?" gumam Fera dan langsung meninggalkan anak dan menantunya untuk mengejar Mikhayla.

Sadar dikuti, Mikhayla langsung berlari dan bersembunyi di sebuah ruangan yang tidak terkunci.

"Maaf Bu, ada yang bisa saya bantu?" Beruntungnya dokter yang ada di dalam ruangan tersebut tidak marah dan malah menyapanya dengan ramah. Beruntungnya lagi, ruangan tersebut adalah ruangan dokter kandungan.

"Saya ingin memeriksakan kandungan saya Dok."

"Baiklah silahkan berbaring!"

Mikhayla mengangguk dan menurut, membiarkan dokter memeriksa bayi dalam kandungannya.

"Ya sudah silahkan duduk!"

Setelah menyelesaikan serangkaian pemeriksaan akhirnya Mikhayla duduk berhadapan pada sebuah kursi.

"Sebenarnya sudah saatnya dirimu melahirkan, sudah sakit perut, kan?"

Mikhayla mengangguk. "Sudah sejak semalam Dok."

Dokter tersebut mengangguk. "Hanya saja Anda tidak bisa melahirkan dengan normal sebab setelah saya USG tadi bayinya terlilit tali pusat. Jadi sangat beresiko untuk melahirkan normal."

"Jadi maksud Dokter saya harus melakukan operasi sesar begitu?"

"Tepat sekali."

"Biayanya berapa Dok?"

"Kira-kira sebesar 15 juta."

Nyali Mikhayla ciut mendengar angka yang disebutkan oleh dokter tersebut. Tabungannya selama bekerja di toko bunga tidak ada sebanyak itu sebab toko tidak menanggung biaya makan sehari-hari pegawainya meskipun menyediakan tempat tinggal di sana. Apalagi kondisi Mikhayla yang hamil selalu mengidam ini dan itu dan Mikhayla pun tidak mau anaknya ileran nanti kalau keinginan saat ngidam tidak dituruti.

"Saya akan memberitahukan pada keluarga saya dulu Dok."

"Baiklah silahkan, setelah konfirmasi kepada pihak keluarga disarankan secepatnya kembali ke sini sebab jika telat anak Anda mungkin saja tidak bisa diselamatkan sebab posisi tali pusarnya mencekik leher bayi ibu."

"Baik Dok, kalau begitu saya pamit dulu."

"Silahkan."

Mikhayla kembali ke mobil dan langsung menyuruh Johan untuk menyetir mobil kembali ke toko sebab pesanan pelanggan sudah diantar semua.

"Bayimu tidak apa-apa?" tanya Johan sambil menyetir mobilnya di jalanan yang mulai lengang.

Mikhayla mengangguk dan terlihat menyadarkan bahunya pada sandaran kursi dengan muka yang tampak ditekuk.

"Kamu kenapa? Perutnya masih sakit?"

Mikhayla menggeleng dan langsung mengalihkan pandangan, menatap jalanan dengan tatapan kosong. Sebenarnya sakit diperutnya semakin bertambah sakit. Namun, perasaan sedih, kacau, dan bingung lebih mendominasi.

Sampai di toko, Mikhayla mengutarakan keluh kesahnya pada Kinar dan Kinar langsung mengumpulkan semua karyawan yang ada di sana.

"Guys, ada yang bisa meminjamkan uang nggak kepada Mika, dia sudah waktunya lahiran dan harus disecar karena ada kelainan pada kondisi bayinya."

"Waduh maaf sekali ya Mik, gajiku kemarin aja masih kurang untuk bayar kasbonan di warung."

"Aku juga, udah terlanjur dikirim ke orang tua di kampung, sorry ya Mik."

"Kalau aku mah masih ada sisanya, tapi tidak banyak. Aku pinjamin 1 juta aja ya Mik."

"Makasih Bang Johan."

"Berarti masih kurang banyak ya, uang Mika sendiri ada 5 juta, Bang Johan 1 juta dan aku ada 2 juta sedangkan biaya yang diperlukan sekitar 15 jutaan. Dimana kita akan meminjam kekurangannya?" Kinar tampak berpikir sejenak.

"Ah, bagaimana kalau kita pinjam pada Pak Iwan?"

Pak Iwan adalah pemilik toko bunga tempat Mikhayla dan teman-temannya bernaung.

"Sepertinya sangat susah sih, tapi apa salahnya dicoba saja soalnya putra Pak Iwan katanya saat ini sedang kritis."

"Apa?"

"Kalau begitu tidak perlu, biarkan saya berjuang melahirkan sendiri," ujar Mikhayla pasrah.

"Kau gila Mik, resiko berat tahu dan aku tidak mau terjadi sesuatu padamu."

"Ya harus gimana lagi dong Kin, ke bidan pun pasti akan sama dengan dokter kandungan tadi, dia akan merujuk ke rumah sakit dan menyarankan operasi. Huh, huh, huh." Mikhayla sepertinya sudah tidak bisa menahan sakit perutnya lagi. Keringat sudah bercucuran di dahinya. Sepertinya sebentar lagi bayi dalam kandungannya akan keluar.

"Tidak ada jalan lain, aku harus membawamu pada seorang dukun beranak. Ayo Bang Jo, antar kami!"

"Baik." Johan segera bergegas. Mengeluarkan mobil pickup yang sudah sempat dia masukkan dalam garasi.

Mikhayla semakin kesakitan, dia sampai berjalan dengan posisi berjongkok sebab menahan rasa sakit di perutnya yang sangat.

Semua orang panik, Kinar menuntun Mikhayla. Salah satu karyawati tampak berlari masuk ke dalam kamar dan membawa beberapa perlengkapan melahirkan yang sebelumnya memang Mhikayla sediakan.

Johan membuka pintu mobil dan membantu Mikhayla naik dan duduk. Kinar ikut masuk dan Johan segera menyetir mobil menuju alamat yang kinar berikan.

***

"Kalau belum mau keluar jangan mengejan dulu Neng!"

"Bagaimana saya tahu Nek ini bayi mau keluar apa belum? Huft, huft. Yang saya tahu hanya sakit perut sedari tadi."

Memang susah buat ibu yang akan melahirkan menentukan kapan akan mengenyan sebab jika melahirkan dibantu dengan dukun tidak ada yang namanya VT ataupun pembukaan. Apalagi bagi seorang ibu yang baru ingin melahirkan anak pertamanya.

"Anak pertama ya Neng?"

Mikhayla mengangguk.

"Kalau Eneng sudah merasakan ingin buang air besar yang sangat itulah saatnya Eneng harus mengejan."

"Baik Nek dan sepertinya saya sedang merasakan hal itu sekarang."

"Berbaringlah!"

Mikhayla melakukan apa yang diperintahkan oleh dukun beranak.

"Tarik nafas hembuskan! Tarik nafas hembuskan! Lalu kumpulkan tenaga sebentar dan mengejan sekuatnya!"

Mikhayla langsung menarik nafas panjang dan menghembuskan untuk beberapa kali.

Diam sesaat untuk mengunjungi tenaga.

"Aaaaaa!"

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

kasian bgt mika,semoga nanti setelah bayinya lahir kehidupannya lebih baik lagi,buat si pengecut Bima kena karmanya

2023-01-28

2

Suhaetieteetie

Suhaetieteetie

harus kuat mikayla

2022-11-22

1

Aulia Finza

Aulia Finza

masih ada suku beranak ya....selamat kan???

2022-11-17

1

lihat semua
Episodes
1 MSM BAB 1. Lelaki Pengecut
2 MSM BAB 2. Berjuang Sendirian
3 MSM BAB 3. Menjadi Pengantar Bunga
4 MSM BAB 4. Sembunyi dan Melahirkan
5 MSM BAB 5. Masuk Rumah Sakit
6 MSM BAB 6. Mengambil Alih
7 MSM BAB 7. Cobaan, Pengkhianatan, Dan Tantangan
8 MSM BAB 8. Cantika Diculik
9 MSM BAB 9. Tidak Bisa Move On Dan Bertemu Bima.
10 MSM BAB 10. Dia Bukan Anakmu
11 MSM BAB 11. Hasutan
12 MSM BAB 12. Panik
13 MSM BAB 13. Wanita Pembawa Sial.
14 MSM BAB 14. Mencari Mailena
15 MSM BAB 15. Pingsan
16 MSM BAB 16. Hipotensi
17 MSM BAB 17. Jauhi Anakku!
18 MSM BAB 18. Penjelasan Mikhayla
19 MSM BAB 19. Wanita Lemah
20 MSM BAB 20. Permintaan Mikhayla
21 MSM BAB 21. Perpisahan
22 MSM Bab 22. Cantika Merajuk
23 MSM BAB 23. Mimpi
24 MSM BAB 24. Penawaran
25 MSM BAB 25. Kenyataan Pahit
26 MSM BAB 26. Kecurigaan Fergi
27 MSM BAB 27. Buku Harian Mailena
28 MSM BAB 28. Ceroboh Dan Terkena Masalah
29 MSM BAB 29. Berembug
30 MSM BAB 30. Siasat
31 MSM BAB 31. Ketahuan Berbohong
32 Bab 32. Meminta Penjelasan Kembali
33 Bab 33. Pembicaraan Bima dan Cantika
34 Bab 34. Kekonyolan Fergi
35 Bab 35. Tidak Mau Kalah
36 Bab 36. Aneh
37 Bab 37. Dijebak
38 Bab 38. Merasa Dijebak (1)
39 Bab 39. Merasa Dijebak (2)
40 Bab 40. Pernikahan Tanpa Cinta
41 Bab 41. Permintaan Cantika
42 Bab 42. Reynold Tak Berkutik
43 Bab 43. Pengakuan
44 Bab 44. Tragedi
45 Bab 45. Tidak Semua Harus Pakai Logika
46 Bab 46. Berbohong
47 Bab 47. Hadapi Bersama
48 Bab 48. Terenyuh
49 Bab 49. Sadar
50 Bab 50. Oma
51 Bab 51. Air Mata Bima
52 Bab 52. Masa Lalu
53 Bab 53. Harapan
54 Bab 54. Akhir Segalanya
Episodes

Updated 54 Episodes

1
MSM BAB 1. Lelaki Pengecut
2
MSM BAB 2. Berjuang Sendirian
3
MSM BAB 3. Menjadi Pengantar Bunga
4
MSM BAB 4. Sembunyi dan Melahirkan
5
MSM BAB 5. Masuk Rumah Sakit
6
MSM BAB 6. Mengambil Alih
7
MSM BAB 7. Cobaan, Pengkhianatan, Dan Tantangan
8
MSM BAB 8. Cantika Diculik
9
MSM BAB 9. Tidak Bisa Move On Dan Bertemu Bima.
10
MSM BAB 10. Dia Bukan Anakmu
11
MSM BAB 11. Hasutan
12
MSM BAB 12. Panik
13
MSM BAB 13. Wanita Pembawa Sial.
14
MSM BAB 14. Mencari Mailena
15
MSM BAB 15. Pingsan
16
MSM BAB 16. Hipotensi
17
MSM BAB 17. Jauhi Anakku!
18
MSM BAB 18. Penjelasan Mikhayla
19
MSM BAB 19. Wanita Lemah
20
MSM BAB 20. Permintaan Mikhayla
21
MSM BAB 21. Perpisahan
22
MSM Bab 22. Cantika Merajuk
23
MSM BAB 23. Mimpi
24
MSM BAB 24. Penawaran
25
MSM BAB 25. Kenyataan Pahit
26
MSM BAB 26. Kecurigaan Fergi
27
MSM BAB 27. Buku Harian Mailena
28
MSM BAB 28. Ceroboh Dan Terkena Masalah
29
MSM BAB 29. Berembug
30
MSM BAB 30. Siasat
31
MSM BAB 31. Ketahuan Berbohong
32
Bab 32. Meminta Penjelasan Kembali
33
Bab 33. Pembicaraan Bima dan Cantika
34
Bab 34. Kekonyolan Fergi
35
Bab 35. Tidak Mau Kalah
36
Bab 36. Aneh
37
Bab 37. Dijebak
38
Bab 38. Merasa Dijebak (1)
39
Bab 39. Merasa Dijebak (2)
40
Bab 40. Pernikahan Tanpa Cinta
41
Bab 41. Permintaan Cantika
42
Bab 42. Reynold Tak Berkutik
43
Bab 43. Pengakuan
44
Bab 44. Tragedi
45
Bab 45. Tidak Semua Harus Pakai Logika
46
Bab 46. Berbohong
47
Bab 47. Hadapi Bersama
48
Bab 48. Terenyuh
49
Bab 49. Sadar
50
Bab 50. Oma
51
Bab 51. Air Mata Bima
52
Bab 52. Masa Lalu
53
Bab 53. Harapan
54
Bab 54. Akhir Segalanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!