Sepanjang perjalanan pulang Mikhayla hanya diam, pikirannya sangat kalut sekarang. Beruntungnya sang majikan tidak mengajaknya untuk berbicara sebab Mikhayla sangat tidak berselera untuk berbicara apapun saat ini.
Sampai di rumah saat sopir sudah memarkirkan mobilnya, Mikhayla tidak langsung masuk ke dalam rumah melainkan memastikan dulu keadaan majikannya baik-baik saja.
Setelah majikannya masuk barulah Mikhayla pergi ke kamar dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil berpikir keras.
"Ya Tuhan bantu aku pilihkan. Apakah aku harus keluar dari pekerjaan ini ataukah harus bertahan?"
Mikhayla memijit pelipisnya. "Tapi aku tidak mungkin bukan bertahan dengan pekerjaan ini sementara perutku akan semakin membesar. Kasihan anak ini selalu kena tendang. Aku akan memastikan keselamatannya meskipun tanpa seorang suami." Mikhayla mengusap lembut perutnya.
"Sepertinya aku memang harus mengundurkan diri dari pekerjaan ini." Mikhayla mengambil keputusan lalu bangkit dari berbaring dan berjalan keluar kamar untuk menemui majikannya.
"Kau yakin akan berhenti bekerja padaku?"
"Iya Nyonya, maaf tidak bisa melindungi Nyonya lebih lama lagi."
"Apa alasanmu? Apa gajinya kurang besar?"
Mikhayla menggeleng.
"Jadi mengapa berhenti mendadak seperti ini?"
"Demi kebaikan bayiku, kalau saya terus-terusan melindungi Nyonya, yang ada bayi dalam kandunganku yang akan menjadi taruhannya."
"Baiklah kalau itu keputusanmu, tapi kumohon jangan pergi dulu sebelum suamiku datang."
Mikhayla mengangguk sedangkan majikan perempuannya itu langsung menelpon suaminya.
Setengah jam Tuannya itu datang, Mikhayla langsung pamit dan meminta maaf sebab terpaksa berhenti mendadak. Lelaki itu tak masalah, dia berkata akan mencari bodyguard lain untuk istrinya.
Mikhayla menghembuskan nafas lega sebab Tuhan seolah selalu meringankan langkahnya. Saat hendak keluar dari rumah majikannya tiba-tiba hujan mengguyur lebat bumi. Mikhayla memilih menunggu hujan reda di pos satpam sebelum akhirnya meninggalkan rumah tersebut.
Dua jam berlalu akhirnya hujan reda juga. Mikhayla melangkahkan kakinya di jalanan yang basah, menyetop ojek dan kembali ke tempat kosannya dulu.
Saat turun dari motor, Mikhayla melihat seorang perempuan yang hampir jatuh dari motornya akibat jalanan yang licik. Mikhayla langsung berlari mendekat seolah melupakan keselamatan dirinya sendiri dan juga bayi dalam kandungannya hanya demi menyelamatkan perempuan yang dilihatnya.
Brak.
Terlambat, motor perempuan yang hendak ditolongnya sudah miring di aspalan dan perempuan itu meringis sambil meniup-niup kakinya yang terluka dengan air mata yang hampir keluar dari bola matanya.
"Sakit sekali ya Mbak? Ayo Mbak saya antar ke rumah sakit." Mikhayla menawarkan bantuan sambil tangannya meraih beberapa buket bunga yang berjatuhan di jalanan.
Perempuan yang diajak bicara menggeleng, menatap seluruh tubuh Mikhayla lalu berhenti pada wajahnya. Perempuan itu terlihat ingin berbicara, tetapi ditahannya.
"Kalau ada yang bisa saya bantu, katakan saja!" Mikhayla paham dengan ekspresi perempuan tersebut.
"Boleh aku minta tolong untuk mengantarkan buket bunga ini? Rasanya kakiku sudah tidak kuat untuk melakukan perjalanan menggunakan motor saat ini sedangkan waktunya sudah mepet, kalau terlambat sedikit aku bisa kehilangan pelanggan dan bisa kehilangan pekerjaan juga," mohon perempuan itu dengan tatapan memelas.
"Baiklah, mana list alamatnya?"
Perempuan itu tersenyum, mencoba bangkit berdiri, meski dengan langkah tertatih mendekat ke arah Mikhayla dan mengulurkan tangan.
"Kinar." Perempuan itu memperkenalkan diri.
Mikhayla menerima jabatan tangan perempuan itu. "Mikhayla."
"Nama yang bagus, ini list alamat pelanggan yang memesan buket bunga di toko kami."
Tanpa pikir panjang Mikhayla meraih daftar tersebut dan naik ke atas motor lalu langsung bergegas mengantarkan buket-buket bunga kepada pemiliknya.
"Aku akan menunggumu di sini!" teriak Kinar.
Mikhayla menoleh dan menunjukkan ibu jarinya.
"Terima kasih," teriak Kinar lalu berjalan tertatih, mencari apotik terdekat untuk membeli povidone iondine serta kain kasa dan plester, sedangkan Mikhayla sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya.
Siang hari, barulah Mikhayla kembali dari mengantarkan pesanan. Dia memarkirkan motor di depan sebuah toko dimana ada Kinar duduk bersandar.
"Terima kasih banyak atas pertolonganmu, aku tidak tahu akan seperti apa nasib pekerjaanku kalau tidak ada dirimu."
Kinar mengulurkan selembar uang seratus ribuan. "Ini untukmu."
"Tidak perlu saya ikhlas menolong," tolak Mikhayla halus. Dia memang membutuhkan uang saat ini, tetapi dia tidak enak jika harus menerima imbalan dari orang yang ditolongnya.
"Rumahmu dimana?" tanya Kinar kemudian.
"Masih mau ngekos, dulu aku ngekos di belakang rumah itu mungkin sekarang masih ada kamar yang kosong," sahut Mikhayla.
"Bekerja dimana?" tanya Kinar lebih lanjut.
"Masih dalam proses mencari."
"Bagaimana kalau ikut aku bekerja di toko bunga saja? Kalau kamu mau, kamu tidak perlu mencari kosan lagi karena di sana sudah disediakan tempat tinggal."
"Benarkah?" tanya Mikhayla sumringah.
"Mau tidak?"
"Mau."
"Oke kalau begitu ayo ikut aku kembali ke toko!"
Mikhayla mengangguk.
"Kau yang nyetir motornya ya!" pinta Kinar.
"Oke siap."
Dengan susah payah mereka berboncengan sebab di belakang Kinar duduk ada tempat untuk meletakkan buket-buket bunga.
Mereka berdua langsung menuju toko yang tempatnya jauh berada di luar kota dari kota asal Mikhayla.
Sampai di toko setelah dikenalkan pada pemilik toko dan diterima bekerja, Mikhayla langsung diajari bagaimana caranya merangkai bunga menjadi buket bunga, bloom box, papan ucapan selamat dan semua tentang merangkai bunga agar Mikhayla tidak hanya bekerja sebagai pengantar bunga saja, melainkan berperan double, sebagai pengantar bunga maupun sebagai perangkai bunga (Florist).
"Wow kau cukup pandai untuk mengkreasikan bunga-bunga ini menjadi terlihat lebih cantik," puji pemilik toko.
"Terima kasih, ini berkat Bapak yang telaten mengajari."
Sejak saat itu Mikhayla berubah profesi dari bodyguard menjadi florist dan pengantar bunga.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sita Sit
suka bgt semangat mikhayla
2023-01-28
2
Suhaetieteetie
semangat mikayla awal baik
2022-11-22
0
Aulia Finza
semangat mikha
2022-11-16
1