MSM BAB 3. Menjadi Pengantar Bunga

Sepanjang perjalanan pulang Mikhayla hanya diam, pikirannya sangat kalut sekarang. Beruntungnya sang majikan tidak mengajaknya untuk berbicara sebab Mikhayla sangat tidak berselera untuk berbicara apapun saat ini.

Sampai di rumah saat sopir sudah memarkirkan mobilnya, Mikhayla tidak langsung masuk ke dalam rumah melainkan memastikan dulu keadaan majikannya baik-baik saja.

Setelah majikannya masuk barulah Mikhayla pergi ke kamar dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil berpikir keras.

"Ya Tuhan bantu aku pilihkan. Apakah aku harus keluar dari pekerjaan ini ataukah harus bertahan?"

Mikhayla memijit pelipisnya. "Tapi aku tidak mungkin bukan bertahan dengan pekerjaan ini sementara perutku akan semakin membesar. Kasihan anak ini selalu kena tendang. Aku akan memastikan keselamatannya meskipun tanpa seorang suami." Mikhayla mengusap lembut perutnya.

"Sepertinya aku memang harus mengundurkan diri dari pekerjaan ini." Mikhayla mengambil keputusan lalu bangkit dari berbaring dan berjalan keluar kamar untuk menemui majikannya.

"Kau yakin akan berhenti bekerja padaku?"

"Iya Nyonya, maaf tidak bisa melindungi Nyonya lebih lama lagi."

"Apa alasanmu? Apa gajinya kurang besar?"

Mikhayla menggeleng.

"Jadi mengapa berhenti mendadak seperti ini?"

"Demi kebaikan bayiku, kalau saya terus-terusan melindungi Nyonya, yang ada bayi dalam kandunganku yang akan menjadi taruhannya."

"Baiklah kalau itu keputusanmu, tapi kumohon jangan pergi dulu sebelum suamiku datang."

Mikhayla mengangguk sedangkan majikan perempuannya itu langsung menelpon suaminya.

Setengah jam Tuannya itu datang, Mikhayla langsung pamit dan meminta maaf sebab terpaksa berhenti mendadak. Lelaki itu tak masalah, dia berkata akan mencari bodyguard lain untuk istrinya.

Mikhayla menghembuskan nafas lega sebab Tuhan seolah selalu meringankan langkahnya. Saat hendak keluar dari rumah majikannya tiba-tiba hujan mengguyur lebat bumi. Mikhayla memilih menunggu hujan reda di pos satpam sebelum akhirnya meninggalkan rumah tersebut.

Dua jam berlalu akhirnya hujan reda juga. Mikhayla melangkahkan kakinya di jalanan yang basah, menyetop ojek dan kembali ke tempat kosannya dulu.

Saat turun dari motor, Mikhayla melihat seorang perempuan yang hampir jatuh dari motornya akibat jalanan yang licik. Mikhayla langsung berlari mendekat seolah melupakan keselamatan dirinya sendiri dan juga bayi dalam kandungannya hanya demi menyelamatkan perempuan yang dilihatnya.

Brak.

Terlambat, motor perempuan yang hendak ditolongnya sudah miring di aspalan dan perempuan itu meringis sambil meniup-niup kakinya yang terluka dengan air mata yang hampir keluar dari bola matanya.

"Sakit sekali ya Mbak? Ayo Mbak saya antar ke rumah sakit." Mikhayla menawarkan bantuan sambil tangannya meraih beberapa buket bunga yang berjatuhan di jalanan.

Perempuan yang diajak bicara menggeleng, menatap seluruh tubuh Mikhayla lalu berhenti pada wajahnya. Perempuan itu terlihat ingin berbicara, tetapi ditahannya.

"Kalau ada yang bisa saya bantu, katakan saja!" Mikhayla paham dengan ekspresi perempuan tersebut.

"Boleh aku minta tolong untuk mengantarkan buket bunga ini? Rasanya kakiku sudah tidak kuat untuk melakukan perjalanan menggunakan motor saat ini sedangkan waktunya sudah mepet, kalau terlambat sedikit aku bisa kehilangan pelanggan dan bisa kehilangan pekerjaan juga," mohon perempuan itu dengan tatapan memelas.

"Baiklah, mana list alamatnya?"

Perempuan itu tersenyum, mencoba bangkit berdiri, meski dengan langkah tertatih mendekat ke arah Mikhayla dan mengulurkan tangan.

"Kinar." Perempuan itu memperkenalkan diri.

Mikhayla menerima jabatan tangan perempuan itu. "Mikhayla."

"Nama yang bagus, ini list alamat pelanggan yang memesan buket bunga di toko kami."

Tanpa pikir panjang Mikhayla meraih daftar tersebut dan naik ke atas motor lalu langsung bergegas mengantarkan buket-buket bunga kepada pemiliknya.

"Aku akan menunggumu di sini!" teriak Kinar.

Mikhayla menoleh dan menunjukkan ibu jarinya.

"Terima kasih," teriak Kinar lalu berjalan tertatih, mencari apotik terdekat untuk membeli povidone iondine serta kain kasa dan plester, sedangkan Mikhayla sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya.

Siang hari, barulah Mikhayla kembali dari mengantarkan pesanan. Dia memarkirkan motor di depan sebuah toko dimana ada Kinar duduk bersandar.

"Terima kasih banyak atas pertolonganmu, aku tidak tahu akan seperti apa nasib pekerjaanku kalau tidak ada dirimu."

Kinar mengulurkan selembar uang seratus ribuan. "Ini untukmu."

"Tidak perlu saya ikhlas menolong," tolak Mikhayla halus. Dia memang membutuhkan uang saat ini, tetapi dia tidak enak jika harus menerima imbalan dari orang yang ditolongnya.

"Rumahmu dimana?" tanya Kinar kemudian.

"Masih mau ngekos, dulu aku ngekos di belakang rumah itu mungkin sekarang masih ada kamar yang kosong," sahut Mikhayla.

"Bekerja dimana?" tanya Kinar lebih lanjut.

"Masih dalam proses mencari."

"Bagaimana kalau ikut aku bekerja di toko bunga saja? Kalau kamu mau, kamu tidak perlu mencari kosan lagi karena di sana sudah disediakan tempat tinggal."

"Benarkah?" tanya Mikhayla sumringah.

"Mau tidak?"

"Mau."

"Oke kalau begitu ayo ikut aku kembali ke toko!"

Mikhayla mengangguk.

"Kau yang nyetir motornya ya!" pinta Kinar.

"Oke siap."

Dengan susah payah mereka berboncengan sebab di belakang Kinar duduk ada tempat untuk meletakkan buket-buket bunga.

Mereka berdua langsung menuju toko yang tempatnya jauh berada di luar kota dari kota asal Mikhayla.

Sampai di toko setelah dikenalkan pada pemilik toko dan diterima bekerja, Mikhayla langsung diajari bagaimana caranya merangkai bunga menjadi buket bunga, bloom box, papan ucapan selamat dan semua tentang merangkai bunga agar Mikhayla tidak hanya bekerja sebagai pengantar bunga saja, melainkan berperan double, sebagai pengantar bunga maupun sebagai perangkai bunga (Florist).

"Wow kau cukup pandai untuk mengkreasikan bunga-bunga ini menjadi terlihat lebih cantik," puji pemilik toko.

"Terima kasih, ini berkat Bapak yang telaten mengajari."

Sejak saat itu Mikhayla berubah profesi dari bodyguard menjadi florist dan pengantar bunga.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

suka bgt semangat mikhayla

2023-01-28

2

Suhaetieteetie

Suhaetieteetie

semangat mikayla awal baik

2022-11-22

0

Aulia Finza

Aulia Finza

semangat mikha

2022-11-16

1

lihat semua
Episodes
1 MSM BAB 1. Lelaki Pengecut
2 MSM BAB 2. Berjuang Sendirian
3 MSM BAB 3. Menjadi Pengantar Bunga
4 MSM BAB 4. Sembunyi dan Melahirkan
5 MSM BAB 5. Masuk Rumah Sakit
6 MSM BAB 6. Mengambil Alih
7 MSM BAB 7. Cobaan, Pengkhianatan, Dan Tantangan
8 MSM BAB 8. Cantika Diculik
9 MSM BAB 9. Tidak Bisa Move On Dan Bertemu Bima.
10 MSM BAB 10. Dia Bukan Anakmu
11 MSM BAB 11. Hasutan
12 MSM BAB 12. Panik
13 MSM BAB 13. Wanita Pembawa Sial.
14 MSM BAB 14. Mencari Mailena
15 MSM BAB 15. Pingsan
16 MSM BAB 16. Hipotensi
17 MSM BAB 17. Jauhi Anakku!
18 MSM BAB 18. Penjelasan Mikhayla
19 MSM BAB 19. Wanita Lemah
20 MSM BAB 20. Permintaan Mikhayla
21 MSM BAB 21. Perpisahan
22 MSM Bab 22. Cantika Merajuk
23 MSM BAB 23. Mimpi
24 MSM BAB 24. Penawaran
25 MSM BAB 25. Kenyataan Pahit
26 MSM BAB 26. Kecurigaan Fergi
27 MSM BAB 27. Buku Harian Mailena
28 MSM BAB 28. Ceroboh Dan Terkena Masalah
29 MSM BAB 29. Berembug
30 MSM BAB 30. Siasat
31 MSM BAB 31. Ketahuan Berbohong
32 Bab 32. Meminta Penjelasan Kembali
33 Bab 33. Pembicaraan Bima dan Cantika
34 Bab 34. Kekonyolan Fergi
35 Bab 35. Tidak Mau Kalah
36 Bab 36. Aneh
37 Bab 37. Dijebak
38 Bab 38. Merasa Dijebak (1)
39 Bab 39. Merasa Dijebak (2)
40 Bab 40. Pernikahan Tanpa Cinta
41 Bab 41. Permintaan Cantika
42 Bab 42. Reynold Tak Berkutik
43 Bab 43. Pengakuan
44 Bab 44. Tragedi
45 Bab 45. Tidak Semua Harus Pakai Logika
46 Bab 46. Berbohong
47 Bab 47. Hadapi Bersama
48 Bab 48. Terenyuh
49 Bab 49. Sadar
50 Bab 50. Oma
51 Bab 51. Air Mata Bima
52 Bab 52. Masa Lalu
53 Bab 53. Harapan
54 Bab 54. Akhir Segalanya
Episodes

Updated 54 Episodes

1
MSM BAB 1. Lelaki Pengecut
2
MSM BAB 2. Berjuang Sendirian
3
MSM BAB 3. Menjadi Pengantar Bunga
4
MSM BAB 4. Sembunyi dan Melahirkan
5
MSM BAB 5. Masuk Rumah Sakit
6
MSM BAB 6. Mengambil Alih
7
MSM BAB 7. Cobaan, Pengkhianatan, Dan Tantangan
8
MSM BAB 8. Cantika Diculik
9
MSM BAB 9. Tidak Bisa Move On Dan Bertemu Bima.
10
MSM BAB 10. Dia Bukan Anakmu
11
MSM BAB 11. Hasutan
12
MSM BAB 12. Panik
13
MSM BAB 13. Wanita Pembawa Sial.
14
MSM BAB 14. Mencari Mailena
15
MSM BAB 15. Pingsan
16
MSM BAB 16. Hipotensi
17
MSM BAB 17. Jauhi Anakku!
18
MSM BAB 18. Penjelasan Mikhayla
19
MSM BAB 19. Wanita Lemah
20
MSM BAB 20. Permintaan Mikhayla
21
MSM BAB 21. Perpisahan
22
MSM Bab 22. Cantika Merajuk
23
MSM BAB 23. Mimpi
24
MSM BAB 24. Penawaran
25
MSM BAB 25. Kenyataan Pahit
26
MSM BAB 26. Kecurigaan Fergi
27
MSM BAB 27. Buku Harian Mailena
28
MSM BAB 28. Ceroboh Dan Terkena Masalah
29
MSM BAB 29. Berembug
30
MSM BAB 30. Siasat
31
MSM BAB 31. Ketahuan Berbohong
32
Bab 32. Meminta Penjelasan Kembali
33
Bab 33. Pembicaraan Bima dan Cantika
34
Bab 34. Kekonyolan Fergi
35
Bab 35. Tidak Mau Kalah
36
Bab 36. Aneh
37
Bab 37. Dijebak
38
Bab 38. Merasa Dijebak (1)
39
Bab 39. Merasa Dijebak (2)
40
Bab 40. Pernikahan Tanpa Cinta
41
Bab 41. Permintaan Cantika
42
Bab 42. Reynold Tak Berkutik
43
Bab 43. Pengakuan
44
Bab 44. Tragedi
45
Bab 45. Tidak Semua Harus Pakai Logika
46
Bab 46. Berbohong
47
Bab 47. Hadapi Bersama
48
Bab 48. Terenyuh
49
Bab 49. Sadar
50
Bab 50. Oma
51
Bab 51. Air Mata Bima
52
Bab 52. Masa Lalu
53
Bab 53. Harapan
54
Bab 54. Akhir Segalanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!