Di hina miskin tak berharta

Aini memang tidak punya banyak teman dekat yah paling kenal di hp saja. Aini bukan wanita yang suka pilih pilih teman tetapi prinsip itu harus punya. Buat apa punya banyak teman sementara cuma bikin kepala runyam.

Contohnya itu hari ada teman yang baru kenal eh...malah bikin pening kepala. Banyak maunya sok ngatur dan mentang mentang pernah memberi sesuatu malah merendahkan Aini. Ini sesama wni loh. Mungkin temannya itu merasa hidupnya lebih baik dari Aini.

Tetapi ada juga kok yang baik malah sering bantu tanpa pamrih. Begitulah kehidupan di mana mana sama.

"Mbak aku mau kerumah mbak boleh nggak?" Teman Aini baru kenal mau main ke rumah Aini.

"Serius?"tanya Aini antara percaya dan tidak.

"Iya mbak suami sekalian mau ketemu pamannya, jadi sekalianlah aku mampir ke rumah mbak?" jawab teman Aini.

"Dengan senang hati kutunggu ke hadiran mu Mbak."

Ternyata teman Aini ini baru saja menikah dengan pria Pakistan dan belum di karuniai anak. Dia senang ke temu Aini dan anak anak Aini.

"Mbak gimana tadi di jalan?"

"Alhamdulillah menyenangkan mbak kalau pun sempat bersitegang dengan adek suami karena dia mau ikut juga."

"Oh...trus"?

"Ya marah dia karena tidak di ajak suamiku mau pergi kalau aku ikut."

"Hehehe ada ada saja yah, yang penting akhirnya mbak sampai juga aku jadi tersanjung dengan kedatangan mbak."

"Mbak aku heran loh mbak, kok mereka suka ikut campur yah, yang namanya orang sudah menikahkan harus punya ruang pribadi eh suka suka nyelonong masuk nggak ketuk pintu kalau aku lagi nggak pakai baju gimana?"

"Yah memang begitu rata rata nggak punya etika sekalipun datang ke rumah saudaranya, kalau kita bertamu cukup sampai ruang tamu eh kalau mereka rumah di acak acak."

"Mbak sudah berapa lama di sini ?"

"Aku mah udah karatan di sini sudah lama belum pernah pulang lagi, yah di tambah anak anak sudah tiga jadi urusan pulang tambah rumit."

"Wah mbak aku baru mahu 2 tahun aja sudah nggak betah."

"Siapa sih yang betah mbak, cuma ya itu problemnya beda beda, kalau aku sih urusan anak anak sekolah tempat tinggal masih di beri kelebihan. Yah normal lah rumah sendiri anak anak sekolah di tempat yang baik pendidikannya alhamdulillah nggak kurang dari yang lain. Malah anak anak dari saudara suami nggak sekolah, bahkan ada yang dari play group sudah di sekolah negri biaya murah. Kalau swasta mahal nah suamiku, mana mahu masukkan anak anak ke sekolah negri mahunya swasta. Karena kalau di swasta bayar mahal gurunya ngajarinnya serius. Kalau di sekolah negri gurunya keras dan nggak terlalu peduli, biasanya anak anak yang masuk sekolah negri tidak terlalu paham bahasa inggris."

"Shukur lah mbak kalau begitu yang penting anak anak bisa sekolah dengan baik."

"Iya kalau soal ini aku sangat bershukur tetapi urusan adat keluarga aduhhh mumet aku hehehe."

"Hahaha sama ohya mbak aku pamit dulu sudah kelamaan makasih sudah menerima kedatanganku."

"Hati hati yah mbak di jalan kabari aku kalau sudah sampai."

"Baik mbak."

Aini teringat kembali temannya yang tempo hari datang ke rumahnya. Namun hari ini Aini dapat sms kalau dia mahu pulang.

Kringg......

"Mbak aku mahu pulang."

"Oh ya."

"Iya mbak aku di hina mbak miskin nggak punya harta."

"Kurang ajar sama siapa?"

"Sama orang pakistan mbak dia malah aparat pemerintah."

"Emang dia bilang apa sih mbak?"

"Dibilangnya sama suami ku, emang istri mu punya apa?"

"Aduhhhhh, trus apa jawaban suami mu."

"Yah di jawabnya dia punya apa yang kamu tidak punya."

"Kenapa mbak nggak jawab itu orang?"

"Aku jawab mbak, aku bilang memang aku di sini nggak punya apa apa karena ini bukan negaraku, ku bilang kau seorang aparat punya apa? Gaji mu aja untuk dirimu sendiri tidak cukup dan satu kamar pun untukmu nggak ada."

"Pintarrrr wah tepat kali itu."

"Iya kesel aku mbak , lepas itu ku bilang aku di negara ku rumah sendiri punya bukan rumah bersama sedangkan diri mu di negara sendiri nggak punya rumah atas nama sendiri."

"Trus tadi mbak bilang mahu pulang, memang mbak ada biaya?"

"Ada mbak, keluargaku yang ngirim untuk segala urusan."

"Wah kalau gitu urus langsung mbak jangan di tunda nanti berubah pikiran uang habis dan keluarga kalau nggak ada bukti mbak pulang nanti nggak bakalan bantuin lagi, memang saudara tetapi nggak akan terus terusan bantuin, ada kesempatan pulang aja lagian mbak sendiri kalau anak rame kayak aku repot."

"Iya mbak aku akan urus semua."

"Tapi ingat nggak usah cerita sama temen yang lain nanti kena Ain loh nggak jadi pulang, urus aja diam diam trus pulang."

"Iya mbak saran mbak aku terima ,tadinya aku minta saran juga ama senior lain katanya buat apa pulang jangan dulu bla...bla...."

"Hahaha itukan sebenarnya saran yang di kasih nggak ikhlas, kamu pulang ya iya lah dia sendiri sampai sekarang nggak pulang pulang, jadi lain di mulut lain di hati, aku mikir gini kalau aku di posisi mbak aku nggak pikir dua kali untuk pulang uang ada apa lagi."

Setelah semua urusan selesai akhirnya baru teman Aini bilang ke keluarga suaminya pamit pulang terkejutlah keluarga suaminya di ingatnya dia nggak bisa pulang ternyata sudah persiapkan semua tinggal berangkat.

Di kabarinya Aini kalau besok dia sudah berangkat ke tanah air. Lama cerita dengan Aini dan tidak lupa saling berpesan bila nanti sudah di sana jangan lupa sms.

"Mbak aku sudah sampai di hotel."

"Oh ya senangnya hatiku kamu baik baik saja, kan mbak?"

"Iya mbak ."

"Ya sudah istirahat dulu tetap kabari nanti biar aku nggak kehilangan kontak ."

"Baik mbak."

Teman Aini itu sekarang sudah sampai di rumahnya dan berencana memanggil suaminya ke indonesia kisah cinta mereka sangat sederhana bahkan terbilang si wanita sudah mapan. Punya rumah dan beberapa kontrakan sementara suaminya di Pakistan justru kamarpun nggak punya. Namun karena suaminya baik sangat sayang sama dia dan dia ikhlas menerimanya. Dan aparat yang menghinanya dulu akhirnya minta maaf pada suaminya karena pernah menghina istri temannya.

Setelah di kirim foto foto rumah dan beberapa kontrakannya ke suaminya , lalu foto itu di tunjukkan ke aparat tadi semakin malu dia. Begitu pula adek adek suaminya malah nggak malu malu terang terangan minta duit.

Yah begitu lah di sini mereka memandang dari segi apa barang yang di bawa dan seberapa mahal perhiasan yang di pakai.

Kalau Aini bukan orang lain yang menghina justru adek adek suaminya. Bawa apa ke sini memang keluarga mu ngasih apa? Yah Aini main jawab aja ngapain juga bawa bawa negara keluarga di tinggal trus masih bawa barang ke sini barang rongsokan.

Aini sejak awal datang memang tidak tinggal bareng dengan kluarga suami tetapi justru keluarga suaminya sering sering datang. Dengan gaji suami yang pas pasan bagaimana mungkin sanggup terus terusan menerima kekuarga suaminya. Cuma itu yang sering bikin bertengkar. Bahkan suaminya justru menyalahkan Aini bukannya malu.

Terakhir bertengkar karena Aini sudah tidak tahan lagi. Ata untuk buat roti dari gandum sudah habis. Demi anak Aini minjam tetangga ada tetangga yang baik hati sama Aini bahkan bilang kalau ada perlu apa apa datang saja. Yah nggak mungkin jugakan kalau makanan habis trus demi tamu tak di undang harus minjam sana sini.

Seharusnya yang mau bertamu tau diri juga sudah lah merepotkan tuan rumah eh malah suka cari gara gara.

Yang ada di otak mereka ,mereka bebas datang dan pergi tanpa peduli suami Aini juga punya tanggungan sekalipun itu saudaranya.

Aku harus bisa usaha sendiri punya penghasilan sendiri. Pikir Aini. Tapi bagai mana caranya. Jangan kan orang asing orang asli sini pun perempuan susah dapat pekerjaan.

*********

Tapi itulah tantangannya keluar rumah nggak mungkin kerja. Siapa yang ngurus anak anaknya sudah pasti suaminya nggak setuju.

Ada sepupu suami ke dua duanya punya pekerjaan dan punya anak dua. Tetapi mereka sibuk kerja . Dan suami Aini mengatakan apa kamu mahu anak anak kita begitu kamu kerja saya kerja saya dan kamu tidak ada dekat anak anak. Seharusnya anak anak ada depan mata kita sekarang mereka butuh perhatian kita saya sibuk kamu lah yang urus mereka.

Sebenarnya hubungan Aini dan suami dari awal tidak ada masalah karena komitmen mereka jelas demi anak anak biar hidup sederhana tetapi anak anak hidup normal sekolah dan di rawat ibunya sendiri.

Kurang apa lagi tidak semua wanita bisa memiliki nasib seperti Aini. Wanita itu sadar dia bershukur dengan nasibnya berumah tangga dan menetap di negara suami. Tetapi yang jadi masalah sifat sifat parasit hidup dari adek adek suaminya itu yang dia tidak tahan. Sementara dia dan anak anak hidup pas pasan.

Suatu hari iparnya menasehati Aini. Dengan alasan mantu tertua seperti anak tertua.

"Aini kamu mantu yang tua kamu harus menjaga anak anak dari saudara suami mu yang lain juga."

"Hei kalau aku juga yang jaga trus kalian ngapain beranak ? Beranak aja mau jaga nggak mau oiiiii masih punya malu nggaak?" bentak Aini.

iya ini nih yang sering mereka lakukan mentang mentang Aini nggak punya saudara. Gara gara ini pun suami Aini sering marah sama Aini. Dibilang Aini nanti semua benci anak kita gara gara kita. Malah di jawab Aini aku belum pernah lihat anakmu di sayang sama mereka di pukul sering di suruh suruh juga.

*******

Dulu punya cerita

"Hei dengar tidak kau di panggil?"

"Iya ada apa ?"

"Pergi ke warung belanja."

Setelah anak Aini pergi dan pulang telat ternyata di luar ada anak anak yang ganggu anak Aini jadi tanpa mendengar penjelasan langsung di omelin di hardik di pukul.

Aini sering ngadu ke suami eh lagi lagi suaminya bilang nggak apa apa yang nyuruhkan orang yang lebih tua.

Pernah suatu kali anak Aini main di luar biasa anak anak main trus ada yang ngadu ke cacu suami kalau anak Aini ngomong jorok. Eh bukannya di teliti siapa sebenarnya ngomong jorok. Cacu suami langsung komplain dengan Aini. Kata mereka ajarin anak mu. Eh giliran di suruh suruh mereka nyuruh Anak Aini tetapi kalau ada masalah di luar mereka bukan bantuin tetapi malah nyalahin anak Aini.

Siapa yang tahan anaknya di perlakukan begitu. Yang memperlakukan keluarga suaminya.

Sampai Aini dan suami trus bertengkar hanya gara gara fitnah caci nand nya Aini. Suami Aini sebenarnya tau istrinya nggak salah tapi dia mahu istrinya tetap mengalah jangan ribut dengan mereka.

Yah enak di mereka lah yang salah mereka yang di hukum Aini

Pernah suatu hari

" Bini mu kurang ajar sekali ajarin dia."

"Emang dia kenapa?"

"Tadi aku suruh anak mu ke warung di larang ama bini mu."

Eh bukannya bela istrinya tapi suami Aini malah bilang ke anaknya kenapa kamu tidak patuh sama orang tua. Lah maksud ucapan suaminya siapa saja orang yang lebih tua kalau nyuruh harus patuh. Ini lah yang menyusahkan Aini. Itu pun suaminya tidak mikir malah suaminya yang ngasih lampu hijau ke semua orang semakin bikin Aini susah.

Kadang Aini tak habis pikir kalau memang maksud ngajarin anaknya patuh taat kok dengan ibunya sendiri nggak boleh ngatur anaknya.

Masih terngiang ucapan cacu suami nya kalau Aini pakai bahasa indonesia cacunya marah pakai urdu katanya. Waktu itu Aini sangat tertekan dengan sikap cacu suaminya. Dan bila di laporkan ke suaminya yang ada di bilang dia tidak hormat sama orang tua.

"Jangan pakai bahasa kamu, pakai bahasa urdu." Larang cacunya waktu itu, namanya waktu itu numpang di rumah cacunya Aini untuk bicara dengan anak nya takut takut pakai bahasa Indonesia.

Dengan susah payah Aini belajar memahami bahasa negara suaminya akhirnya sekarang dia lancar ngomong nya. Bisa menjawab fitnah yang di tujukan untuknya atau anaknya.

"Anakmu mencuri uang orang", lapor cacunya itu hari.

"Uang siapa ?" tanya Aini.

"Uang ibu saya anti," jawab anak tetangga.

"Baik lah antar saya ketemu ibumu." Anak itu ketakutan sekali karena uang itu di dapat anak Aini waktu main. Yah namanya orang menemukan duit di jalan sudah pastilah di ambil. Nah anak yang lapor tadi iri sebenarnya di fitnah lah kalau itu uang ibunya.

Dulu anaknya dengan dirinya seperti orang asing dia tidak faham urdu dan anaknya tidak faham bahasa ibunya. Tujuan mereka sebenarnya biar mereka bisa mengatur Aini seenaknya dan benar apa apa aja harus ijin dulu sama mereka.

Padahal mereka bukan orang tua kandung suami tetapi sifatnya setali tiga uang dengan bapak mertua.

Aini berpikir keras bagaimana caranya bisa menghasilkan uang sendiri dengan segala keterbatasan ini. Biar dia juga bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa meminta uang sama suami. Dan itu harus.

Terpopuler

Comments

Rini Antika

Rini Antika

Bagus Aini, org gitu harus d kasih pelajaran

2022-11-30

1

Rini Antika

Rini Antika

bagus deh kalau gitu

2022-11-30

1

Refnida Fitri

Refnida Fitri

ngeri ngeri sedap kalau jadi istri pakistani

2022-11-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!